Kab Buton 6 2006
Kab Buton 6 2006
Pasal 16 (1) Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala
Daerah atau pejabat yang ditunjuk atau suatu :
(1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.
a. KSPD ;
(2) Pajak yang terutang dilunasi paling lama 1 ( satu ) bulan sejak
b. SKPDKBT ;
diterbitkanya SKPD, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan
c. SKPDLB.
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
alasan-alasan yang jelas.
(3) Kepala Daerah atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi
(3) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas ketetapan pajak
persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada
secara jabatan Wajib Pajak harus dapat membuktikan
Wajib Pajak untuk mengansur atau menunda pembayaran pajak
ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut.
dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) perbulan.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
(4) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran
bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau tanggal
dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Keputusan Kepala
pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali Wajib
Daerah.
Pajak dapat menunjukan bahwa waktu itu tidak dapat dipenuhi
karena keadaan diluar kekuasaannya.
13 14
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana Pasal 21
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai Surat Apabila pengajuan keberatan atau banding dikabulkan sebagian atau
Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak ditambahan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk
dan pelaksanaan penagihan pajak sesuai ketentuan yang berlaku. paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
(7) Penambahan jumlah pajak yang terutang sebagaimana dimaksud BAB XI
pada ayat (4) tidak dikenakan apabila Wajib Pajak melaporkan
PEMBETULAN, PENGURANGAN KETETAPAN, PEMBATALAN
sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.
DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN
Pasal 19 SANKSI ADMINISTRASI
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) Bagian Pertama
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi Pembetulan
keputusan atas keberatan yang diajukan. Pasal 22
(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima Kepala Daerah karena jabatan atau atas permohonan wajib Pajak dapat
seluruhnya atas sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak membetulkan SKPD atau SKPDKBT atau STPD yang dalam
yang terutang. penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau
kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang – undangan
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah perpajakan daerah.
lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu Keputusan,
Bagian Kedua
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pengurangan dan Pembatalan
Pasal 20 Pasal 23
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Kepala Daerah dapat mengurangi atau membatalkan ketetapan pajak
yang tidak benar.
Badan Penyelesaian Sengketa Pajak terhadap Keputusan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah. Bagian Ketiga
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi
tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam Pasal 24
jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri (1) Kepala Daerah dapat mengurangi atau menghapus sanksi
salinan dari surat keputusan tersebut. administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang
(3) Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban menurut peraturan perundang – undangan perpajakan daerah,
membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. dalam hal sanksi yang dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak
atau bukan karena kesalahannya.
15 16
(2) Tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan Pasal 26
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana (1) Pemohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diajukan
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan menyebutkan :
a. Masa Pajak ;
BAB XII
b. Besarnya kelebihan pembayaran pajak ;
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK c. Alasan yang jelas.
Pasal 25 (2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
(1) Atas kelebihan pembayaran pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada (3) Bukti penerimaan oleh Pejabat daerah atau bukti pengiriman pos
tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Kepala
Kepala Daerah secara tertulis. Daerah.
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) Pasal 27
bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan (1) Pengembalian kelebihan pajak dilakukan dengan menerbitkan Surat
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus Perintah Membayar Kelebihan Pajak.
memberikan Keputusan. (2) Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan utang
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pajak lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (4)
dilampaui Kepala Daerah tidak memberikan Keputusan, pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.
dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling BAB XIII
lama 1 (satu) bulan. KADALUWARSA PENAGIHAN
(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihan Pasal 28
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) langsung (1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, kadaluwarsa setelah
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat
dimaksud. terhutang pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindak
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat pidana dibidang perpajakan daerah.
waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB, Kepala daerah (2) Kadaluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
atau pejabat memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) tertangguh apabila :
sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak. a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau ; dan
b. Ada pengakuan utang pajak dari wajib baik pajak langsung
maupun tidak langsung.
17 18
BAB XIV BAB XVI
PEMERIKSAAN
PENYIDIKAN
Pasal 29
Pasal 32
(1) Kepala Daerah berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah
melaksanakan perundang – undang perpajakan daerah. Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk
(2) Wajib pajak yang diperiksa wajib : melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah.
a. Memperlihatkan dan meminjamkan buku atau catatan dan (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lainnya yang a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan
diperlukan ;
atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
perpajakan daerah agar keterangan atau laporan tersebut
yang dianggap perlu dan memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan ; menjadi lebih lengkap dan jelas ;
c. Memberikan keterangan yang diperlukan. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
(3) Tata cara pemeriksaan pajak ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang
berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri. dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan
BAB XV daerah ;
KETENTUAN PIDANA c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
Pasal 30 badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang perpajakan
(1) Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPOPR atau mengisi daerah ;
dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen
keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah
lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang perpajakan
dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang daerah ;
terutang. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta
pelanggaran. melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;
Pasal 31 f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 tidak dituntut penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah ;
setelah melampaui jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak.
19 20
g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan Pasal 35
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaaan sedang Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen
yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
perpajakan daerah ; Lembaran Daerah Kabupaten Buton.
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi ; Ditetapkan di Pasarwajo
j. Menghentikan penyidikan ; pada tanggal 20 Juni 2006
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
BUPATI BUTON,
penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah menurut
hukum yang dapat dipertangungjawabkan.
Cap/Ttd
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
Ir. H. LM. SJAFEI KAHAR
kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur
Diundangkan di Pasarwajo
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum pada tanggal 24 Juni 2006
Acara Pidana.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BUTON,
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Drs. MUH. RIDWAN ZAKARIAH, M.Si
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
Pembina Utama Madya, IV/d
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dan ditetapkan
NIP. 010110307
dengan Peraturan Kepala Daerah.
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON
Pasal 34
TAHUN 2006 NOMOR : 6
Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Buton Tingkat II Buton Nomor 11 Tahun 1998 tentang
Pajak Reklame dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
LAMPIRAN
DASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAK
6. Rekame Berjalan :
- Mobil -- 300.000 / Thn 500.000/Buah/Th
- Sepeda Motor dan sejenisnya -- 50.000 / Thn 200.000/Buah/Th
- Gerobak dan sejenisnya -- 25.000 / Thn 100.000/Buah/Th
7. Reklame Udara -- 500.000/Bh/Bl 75.000/Buah/Bth
8. Reklame Suara -- 50.000 / hr 100.000 / hr
9. Reklame Film / Slide -- 2.500 / Mnt 10.000 Mnt
10. Reklame Peragaan -- 150.000 1xPrg 600.000 1xPeragan