AGUSRIN
NPM:11320046
KomisiPembimbing,
Ketua, Anggota,
Mengetahui:
KetuaProgramStudiAkuntansi,
Fakultas Ekonomi
Universitas Dayanu Iksanuddin,
FitriantiDaa, .E.,M.Si,Ak.,CA
NPP:178 31 195
3
SKRIPSI
Disusun Oleh:
AGUSRIN
NPM:11320046
KomisiPenguji
Ketua : R.Supalal Estihadi. (..)
S.E.,M.Si
Anggo 1 : FitriantiDaa, . (..)
ta E.,M.Si,Ak.,CA
2 : Afghani. S.E.,M.M (..)
Baubau,
Universitas Dayanu Iksanuddin,
Fakultas Ekonomi
Dekan,
4
PERNYAAN KEASLIAN PENELITIAN
Menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana,magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Dayanu
Ikhsanuddin maupun diperguruan tinggi lainnya.
3. Dalam skiripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naska dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Baubau ,
Mahasiswa,
Agusrin
NPM.11 320 046
5
ABSTAK
Kata kunci: Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak
6
KATA PENGANTAR
dankaruniayangtiadahenti-hentinyadilimpahkan kepadaHamba-nya,
sehinggapenulisdapatmenyelesaikan skripsiyangberjudulPengaruh
Skripsi ini merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi
serta bantuan dari berbagai pihak penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
yangtelahmemberikanrasacinta,perhatian,kasihsayang,semangat,dan
doayangtiadahenti-hentinyakepadapenulis
2. Bapak Ir.H.La Ode Sjamsul Qamar, MT,selaku Rektor Universitas
7
Universitas Dayanu lkhsanuddin Baubau.
4. Bapak R.Supalal Estihadi.S.E,.M.Si.sebagai Ketua pembimbing
5. Ibu Nuryati, S.E., M.SiselakuAnggota pembimbing
6. Ibu Fitrianti Da'a, S.E;M.Si.Ak.CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
7. Seluruh staf pengajar di lingkup Fakultas Ekonomi khususnya
terselesaikan.
Hanya do`a dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan semoga Allah
yang berkepentigan. Semoga Tuhan memberikan berkah dalam hidup kita semua.
Penulis,
ATAR ISI
8
Halaman
HALAMANJUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMANPENGESAHANiii
HALAMAN PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATAPENGANTARvi
DAFTAR ISIviii
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1 .......................................................................................PENDAHULUAN
2.1 Pajak 4
2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak
9
2.3 Penerimaan Pajak 13
2.4 Hubungan Antar Variabel
14
9
2.5 Alat Analisis Regresi
15
2.6 Kajian Empiris
17
21
22
Halaman
26
10
5.1 Sejarah Berdirinya KPP Pratama Baubau 27
5.2 Visi dan Misi 29
5.3 Niali-nilai kementrian keuangan
30
5.4 Tugas dan Fungsi KPP Pratama Baubau
31
5.5 Struktur Organisasi 32
5.6 Deskripsi Tugas 34
48
7.1 Kesimpulan 50
7.2 Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
3.1Kerangka Pikir 20
11
5.2 Strukur Organisasi .....
DAFTAR TABEL
12
4.1 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi 25
Koefisien Korelasi
DAFTAR LAMPIRAN
13
1 Data kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak 55
(X) dan Penerimaan Pajak (Y)
2. Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana 56
14
1
3
1
BAB 1
PENDAHULUAN
seperti Indonesia. Pajak secara sederhana merupakan iuran wajib yang diberikan
oleh rakyat kepada negara yang telah diatur oleh pemerintah dan disesuaikan
penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahunnya semakin meningkat hal itu
sumber pendapatan terbesar bagi negara maka Sesuai Surat Keputusan Ditjen
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Baubau dimana pembentukan ini dalam rangka
nomor pokok wajib pajak (NPWP) bagi setiap wajib pajak untuk meningkatkan
penerimaan pajak.
2
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau yang wilayah kerjanya meliputi
Kota Baubau, dan empat Kabupaten yaitu, Kabupaten Muna, Kabupaten Buton
Badan Pusat Statistik Republik Indonesiadapat dilihat pada tahun 2000 nomor
pokok wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau
terlihat bahwa jumlah Wajib Pajak setiap tahunnya terus meningkat. Tetapi
oleh berkurangnya jumlah Wajib Pajak potensial karena telah terdaftar seiring
20 ayat (1) tentang penerapan tarif 20% lebih tinggi terhadap Wajib Pajak yang
tidak memiliki NPWP. Serta pertambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar mencapai
titik jenuh, yaitu semakin sedikit jumlah Wajib Pajak potensial yang menjadi
sasaran Ekstensifikasi.
3
(PTKP) yang terdapat dalam Pasal 7 UU No. 10Tahun 2000 dan berlaku efektif di
bersama dengan Menteri Dalam Negeri untuk pengalihan PBB P edesaan dan
sebelumnya wajib membayar pajak PBB pada KPP Pratama Baubau ,Sehingga
kebijakan tersebut, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pemerintah untuk
penerimaan pajak
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa pengaruh wajib pajak
penerimaan pajak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pajak
dapatditunjukdanyanggunanyaadalahuntukmembiayai pengeluaran-
kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib pajak
bertempattinggaldiwilayahnya, baikpenghasilanyang
dalam negeri.
2) Asas sumber
Negaraberhakmengenakanpajakataspenghasilanyang bersumberdi
sistem atau proses yang telah ditetapkan agar tata cara dan ketentuan perpajakan
yang ada dapat berjalan dengan teratur. Adapun sistem pemungutan pajak Waluyu
besarnya pajak yang harus dibayar (pajak terutang) oleh seseorang. Dengan
memberi wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya
pajak seseorang yang terutang. Dalam sistem ini, setiap awal tahun pajak Wajib
Pajak menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang untuk tahun berjalan
yang merupakan angsuran bagi Wajib Pajak yang harus disetor sendiri. Baru
kemudian pada akhir tahun pajak fiskus menentukan besarnya utang pajak
menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. Dalam sistem ini
Wajib Pajak yang aktif sedangkan fiskus tidak turut campur dalam penentuan
4) Withholding System
menyetor
dan melaporkannya.
Mardiasmo,(2011:1), yaitu :
8
1) Fungsi Budgetair
pengeluarannya.
yaitu:
Otonom Tingkat I dan Tingkat II. Pajak daerah dapat dibagi menjadi 2 (dua)
membedakan pajak langsung dengan pajak tidak langsung, dapat dilihat adanya 3
1) Penanggung jawab pajak (tax payer), adalah orang yang secara formil yuridis
2) Penanggung pajak adalah orang yang dalam faktanya dalam arti ekonomis
3) Pemikul beban pajak adalah orang yang menurut maksud pembuat Undang-
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan:Pasal 1 Ayat (6) menjelaskan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor
yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
usaha, tata cara pendaftaran dan penghapusan NPWP, serta pengukuhan dan
adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam
sistem self assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal
Pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan sekaligus untuk mendapatkan nomor
pokok wajib pajak (NPWP). Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek
pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau yang diwajibkan untuk
dan/atau Formulir Permohonan Pengukuhan PKP secara lengkap dan jelas serta
petugas pendaftaran wajib pajak. Jika permohonan ditandatangani oleh orang lain,
Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing.
pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta harus memilki NPWP
2.2.2 FungsiNPWP
yaitu:
a) Saranadalamadministrasiperpajakan.
kewajiban perpajakannya.
administrasiperpajakan.
13
2.2.3 FormatNPWP
kodeadministrasiperpajakan.
dalamprosesadministrasiperpajakan.
2.2.4 PenghapusanNPWPdanPersyaratannya
meninggalkan warisan.
2) Wajibpajakbadandalamrangkalikuidasiataupembubaran
3) WanitayangsebelumnyatelahmemilikiNPWPdanmenikah
14
usahanyadiIndonesia.
5) WarisanyangbelumterbagidalamkedudukansebagaiSubjek
Pajaksudahselesai dibagi.
6) DianggapperluolehDirekturJenderalPajakuntukmenghapus NPWP
perpajakan.
2.3 PenerimaanPajak
Peranpenerimaanpajaksangatpenting bagikemandirianpembangunan,
Berbagaikebijakanpemerintahuntukmeningkatkanpenerimaannegara
diperlukanpuladalammeningkatkanpenerimaanpajakdimasadepan(Gisijanto,2008:
30).
dipergunakansebagaitandapengenaldiriatauidentitas wajibpajak
dalammelaksanakanhakdankewajibanperpajakannya. Setyawan
meningkat.
hubungan terkait antara variabel terikat terhadap variabel bebas. Erat tidaknya
hubungan tersebut tergantung dari data yang diperoleh, demikian pula apakah
hubungan positif dan negatif, selanjutnya apabila variabel bebas akan memberikan
Y =a+bX
Keterangan:
Y = Sabjek dalam variabel dependen yang
dipredikikan
X = Subjek dalam variabel independen yang
mempunyai nilai tentu
= Intersep (Nilai Y bila X=0
b = Koefisien,yangmenunjukan peningkatan atau
penurunan variabel X yang didasarkan pada
variabel Y. bila b (+) maka naik dan b (-) maka
terjadi penurunan
a = Penduga parameter X dan Y
dan b
Y =a+bX
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
= Titik potong terhadap variabel sumbu Y
b = Koefisien variabel X
a dan b = Penduga parameter X dan Y
r
X
Y
X
2
y
2 }
n y2
XY
n
hubungan yang terjadi antara varibel bebas ( X)terhadap varibel terikat (Y)
2
2.5.3 Koefisien Determinasi ( r )
cara membandingkan besarnya nilai dan t tabel secara individual antara variabel
r n2
t hitung
1r 2
t tabel t ,(n2)
Dimana :
2
r = Koefisien Determinasi
n = Banyaknya periode atau observasi
= Tingkat nyata diambil = 5% atau 0,05
a) Jika t hitung >t Tabel , berarti hipotesis nol ( H 0 ) ditolak atau hipotesis
alternatif ( H a ) diterima
alternatif ( H a ) ditolak
penagihan pajak dengan nilai beta yang paling besar diantara variabel independen
tujuanuntukmenganalisispengaruh
kewajibankepemilikanNPWP,pemeriksaanpajak,danpenagihanpajakterhadappener
penelitianmenunjukkanbahwavariabelkewajibankepemilikanNPWP(X1),
pemeriksaanpajak(X2),danpenagihanpajak(X3)mempunyaiFhitung
25,097dengantingkat
signifikan0,000,karenaprobabilitas0,000<0,05,makaHoditolakartinyabahwakewaji
mempengaruhi penerimaanpajak.
pemeriksaan pajak dan penagihan pajak atas penerimaan pajak pada KPP Pratama
BAB 3
membayar pajaknya terutama para wajib pajak badan maupun perorangan. Hal
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
ditingkatkan.
data sekunderyang diperoleh dari sumber yang telah ada,misalnya catatan atau
linear sederhana dimana dalam penelitian kepemilikan nomor pokok wajib pajak
merupakan variabel (X) dan penerimaan pajak sebagai variabel (Y). Untuk lebih
jelasnya penulis dapat menggunakan dalam bentuk skema gambar kerangka pikir
Penerimaan pajak
(Waluyo dan Wirawan,2003)
Alat Analisis:
Analisis Regresi Linear Sederhana
(Sugiono 2009:275)
Rekomendasi
Melakukan penyuluhan
terhadap,PNS,lemba/Badan,
Wiraswasta,Masyarakat dan sebagainya
mengenai pentingnya kepemilikan NPWP
3.2 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "terdapat pengaruh yang
23
BAB 4
METODE PENELITIAN
24
No.33-35 Kota Baubaudan yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah
kepemilikan nomor pokok wajib pajak dan penerimaan pajak dilakukan pada
data wajib pajak dan penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Baubau.
b) Data kualitatif, yaitu data yang sajikan dari kumpulan data non angka
Baubau
sekunder.Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
25
telah ada,misalnya data kepemilikan nomor pokok wajib pajak dan penerimaan
studi lapang. Dalam studi lapang ini penelitian dilakukan dengan dua cara adalah
sebagai berikut :
1) Wawancara (Interview)
padaKPPPratamaBaubau.
2) Dokumentasi
pokok wajib pajak (NPWP) terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan
Y =a+bX
Keterangan :
Y = Varibel penerimaan pajak
X = Variabel kepemilikanNPWP
a = Titik potong terhadap variabel sumbu Y
b = Koefisien variabel kepemilikan NPWP
r
X
Y
X
2
y
2 }
n y2
XY
n
2
4.6.3 Koefisien Determinasi (r )
2
KD atau KP = (r ) 100%
Keterangan :
2 = Koefisien korelasi sederhana
r
1) Nomorpokokwajibpajak(NPWP)adalahnomoryang diberikan
dalamadministrasiperpajakanyang dipergunakansebagaitanda
kewajiban perpajakannya.
oleh wajib pajak kepada Dirjen pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Baubau.
29
BAB 5
Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh
pemerintah;
dan;
Ditjen Moneter ) yang bertugas melakukan pungutan pajak bumi dan pajak
atas tanah yang pada tahun 1963 menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi
Bangunan (PBB). Demikian juga untuk unit kantor di daerah yang semula
Bangunan dan kantor Dinas luar IPEDA diganti dengan kantor luar
pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB)
diantaranya KPP Kendari yang meliputi Kota Kendari,yang terdiri dari Kabupaten
Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Timur dan Kolaka
Utara serta KP PBB Baubau yang wilayah kerjanya meliputi Kota Baubau, dan
5.3.1 Integritas
Berpikir , berkata, berprilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta
5.3.2 Profesionalisme
33
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompeten kantor tanggung jawab dan
5.3.3 Sinergi
5.3.4 Pelayanan
aman
5.3.5 Kesempurnaan
perpajakan.
perpajakan.
pemerintah atau perusaan swasta. Struktur organisasi dalam suatu lembaga atau
perusaan merupakan salah satu aspek pokok dalam pembagian tugas atau
KEPALA KPP
PRATAMA BAUBAU
KEPALA SUB
BAGIAN UMUM
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Berdasarkan StandarProsedurOperasi(SOP)DJPKeputusan
berikut:
5.6.1 KepalaKantor
laporan.
c) Memintalaporanpertanggungjawabandaribagian-bagian di bawahnya.
umum;
Kepada Rekan.
PDI.
d) MembuatdanmenyampaikanSuratPerhitungan(SPH)keKPPlain.
g) MembuatlaporanpenerimaanPBBatauBPHTBserta menyelesaikan
pembagian hasilnya.
padatempattatacarapendaftaranNPWP, melakukan
penggunaan normapenghitungan.
f) Menyelesaikanpermohonanperpanjanganwaktupenyampaian
SPTTahunanPPh,cetaksalinan,danpembetulanSPPTatau SKPatau
STP.
sertaSKP.
h) MenelitihasilkeluaranberupaSPPTatauSTPatauDHKPatauDHR.
k) MenyelesaikanpermohonanpembukuandalambahasaInggris dan
matauangdollarAmerikaSerikat.
m) MenyampaikanpermintaanrevaluasiaktivatetapdariWPkeKantorWila
yah.
PembetulanatauKeberatanatauPutusanBanding atau
Penagihan.
c) Menyelesaikanpermohonanpenundaanpembayaranpajakdan usulan
e) Menghapus piutangpajak.
b) MenyelesaikanSuratPemberitahuan(SPT)tahunanPPhlebih
selain WPpatuh.
lapangan.
(SPMKP),SuratPerintahMembayarImbalanBunga (SPMIB),
SuratKetetapanPajakPBB,teguranpengembalianSPOP,surathimbauanp
diKPP.
g) MenyelesaikanpermohonanSuratKeteranganBebas(SKB) PPh
h) MenyelesaikanpermohonanSKB PPhataspengalihanhaktanah
danbangunanbagiWPrealestate,SKB PPNataspenyerahan
i) Melayanipermintaanperubahantahunbukupertama,pemusatanPPN,
komputerisasi.
l) Menyelesaikanpermohonanpengalihansaldobea materaibaik
darimesinteraanketeknologipercetakan, dariteknologi
percetakankemesinteraan,dariteknologipercetakanke system
Pasal25,pengembalianpendahuluanPPhuntukWPpatuh,perubahan
metodepenilaianpersediaan,pengembalianpendahuluanPPNuntukWPkr
SKBKBTataspermohonanWP,pembetulanSTB atauSKBKB
terutang.
43
r) MenatausahaSuratKeputusanPembetulan,mengurangiatau menghapus
BAB 6
Pajak Pratama Baubau melakukan kegiatan pemberian nomor pokok wajib pajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau Selama enam belas (16) tahun terakhir
Berdasarkan data pada tabel 6.2 terlihat bahwa total jumlah Wajib Pajak
pertumbuhan yaitu :
jumlah Wajib Pajak potensial karena telah terdaftar seiring dengan berjalannya
waktu. perkembangan jumlah Wajib Pajak terdaftar dapat dilihat pada Tabel
6.2perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2001 yakni mencapai 19,99%, hal
20 ayat (1) tentang penerapan tarif 20% lebih tinggi terhadap Wajib Pajak yang
mencapai 2,96%. Hal ini disebabkan karena pertambahan jumlah Wajib Pajak
terdaftar mencapai titik jenuh, yaitu semakin sedikit jumlah Wajib Pajak
wajib pajak kepada Dirjen pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak. Adapun realisasi
Tabel 6.3 Data Perkembangan Penerimaan Pajak Pratama Baubau tahun 2000
Sampai Dengan Tahun 2015
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terdapat dalam Pasal 7 UU No.
10Tahun 2000 dan berlaku efektif di tahun 2003, serta adanya praktek
47
potensi penerimaan pajak. Wajib Pajak yang sebelumnya wajib membayar pajak
PBB pada KPP Pratama Baubau, dengan adanya pengalihan maka kewajibannya
hilang hal ini menyebabkan penerimaan pajak pada KPP Pratama Baubau semakin
menurun.
pengaruh kepemilikan nomor pokok wajib pajak terhadap penerimaan pajak yaitu
sebagai berikut:
Y= a+bX Y= 1,334+2,249X
48
Persamaan Regresi Linear sederhana yang dapat diperoleh dari hasil analisis dapat
pajak (X) dengan variabel dependen (Y). Berdasarkan hasil perhitungan pada
artinya terdapat hubungan yang sedang antara kepemilikan nomor pokok wajib
pajak terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau,
hal ini sejalan dengan pendapat Sugiono ( 2009:250), halaman 25 yang mana
49
sedang
2
6.2.3 Koefisien Determinasi ( r )
2
Koefisien determinasi ( r digunakan sebagai alat analisis untuk
kepemilikan nomor pokok wajib pajak (X) terhadap variabel naik turunnya
r 2 sebesar 0,203 Hal ini berarti kontribusi sebesar 20,3% artinya wajib pajak
tidak memiliki kontribusi yang besar terhadap penerimaan pajak pada Kantor
(lampiran 2) tingkat signifikansi t hitung sebesar 0,03 lebih rendah dari tarafnyata
atau = 0,5% maka Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang
6.3 Pembahasan
antara kepemilikan nomor pokok wajib pajak dan penerimaan pajak, ditunjukan
dilihat nilai koefisien korelasi r = 0,451 artinya terdapat hubungan yang sedang
antara kepemilikan nomor pokok wajib pajak terhadap penerimaan pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau, hal ini sesuia dengan teori Sugiono
2
(lampiran 2) menunjukan koefisien determinasi ( r sebesar 0,203 Hal ini
berarti kontribusi sebesar 20,3% penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
dimasukan pada model persamaan di atas. Hal ini sependapat dengan toeri
penerimaanpajak.Semakinbanyakyang diisikewajiban
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak. NPWP
memiliki NPWP diharuskan membayar pajak terutang. Penelitian seperti ini perna
dkk (2015)
perhitungan uji t pada variabel X atau kepemilikan nomor pokok wajib pajak nilai
tarafnya nayata () = 5 % (0,05) maka tingkat signifikansi lebi kecil dari tarafnaya
5% atau 0,03 < 0,05 sehingga menerima hipotesis yang menyatakan bahwa
BAB 7
KESIMPULANDAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatanyang berhubungan dengan
pengaruh kepemilikan nomor pokok wajib pajak terhadap penerimaan pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau yang penulis lakukan dapat disimpulan
sebagai berikut:
1. Adanya hubungan searah antara kepemilikan nomor pokok wajib pajak dan
Pratama Baubau
7.2 Saran
secara berkala,
2. KPP Pratama Baubau diharapkan melakukan sosialisasi di berbagai media
DAFTAR PUSTAKA
Diana,danSetiawati,2009.PerpajakanIndonesia,EdisiKedua,Andi, Yogyakarta.
54
Resmi, 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Kelima, Salemba Empat,
Jakarta.
Richar Burton, dan Wirawan,2013. Hukum Pajak.Jakarta: Salemba Empat.
SadonoSukirno,2005.MikroEkonomiTeori PengantarEdisi ke3.Jakarta;
PT.RajaGrafindoPersada
SitiKurnia Rahayu,2010.PerpajakanIndonesia(KonsepdanAspekSosial),Cetakan
Pertama, GrahaIlmu, Yogyakarta.
Tansuria,2010.Pokok-pokokKetentuanUmumPerpajakan(KUP),Cetakan
Pertama, GrahaIlmu, Yogyakarta.
Regression
57
[DataSet0]
Variables Entered/Removeda
Model Variables Variables Method
Entered Removed
b
1 NPWP . Enter
a. Dependent Variable: Penerimaan
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate
Square
a
1 ,451 ,203 ,147 5,55
a. Predictors: (Constant), NPWP
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
FAKULTAS EKONOMI
Jalan : Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Baubau Website : www.fekonunidayan.com
Kepada
Yth. Pimpinan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baubau
di-
Tempat.
Nama : Agusrin
Nomor Pokok Mahasiswa : 11 320 046
Program Studi : Akuntansi
Demikian permohonan kami, atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.
Baubau,
Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Fakultas Ekonomi
Dekan,