A. Pendahuluan
Kegiatan belajar ini akan mengajak peserta untuk menganalisis frekuensi
gelombang radio pada aplikasi sistem telekomunikasi. Peserta diharapkan dapat
menguraikan karakteristik propagasi gelombang radio. Pemahaman tersebut
diharapkan menjadi bekal dalam mengklasifikasikan spektrum gelombang radio pada
aplikasi sistem telekomunikasi.
B. Capaian Pembelajaran
Menganalisis frekuensi gelombang radio pada aplikasi sistem telekomunikasi.
Sub capaian pembelajaran :
1. Menguraikan karakteristik propagasi gelombang radio
2. Mengklasifikasikan spektrum gelombang radio pada aplikasi sistem
telekomunikasi
C. Materi
1. Karakteristik Propagasi Gelombang Radio
a. Pengertian Propagasi Gelombang Radio
Propagasi gelombang adalah perambatan gelombang dari antena pemancar
ke antena penerima. Sedangkan gelombang radio adalah suatu gelombang
yang terdiri dari garis-garis gaya listrik (E) dan garis-garis gaya magnet (H)
yang merambat di ruang bebas (free space) dan mempunyai kecepatan sebesar
kecepatan cahaya (3 x 108 meter/detik). Jadi propagasi gelombang radio
adalah proses perambatan gelombang radio mulai dari dipancarkan oleh
pemancar sampai ke penerima.
Susunan dari garis-garis gaya listrik dan garis-garis gaya magnet yang
terdapat dalam gelombang radio disebut Transverse Electromagnetics (TEM),
Susunan garis gaya tersebut adalah :
1) Garis gaya listrik (E) tegak lurus garis gaya magnet (H)
2) Garis gaya listrik (E) tegak lurus arah rambatan
3) Kumpulan garis-garis gaya yang terbanyak merupakan harga kuat medan
maksimum.
Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa gelombang radio selalu
mempunyai :
1) Kuat medan listrik (E) dan kuat medan magnet (H)
2) Arah rambatan
3) Frekuensi (f)
4) Panjang gelombang ( )
5) Polarisasi
Gambaran dari suatu gelombang elektromagnetik bidang XYZ dapat
dilihat sebagai berikut :
Polarisasi gelombang radio adalah arah dari garis gaya listrik (E).
yang perlu diperhatikan adalah konduktivitas dan dielektrik .
Gelombang akan mendapat redaman bumi sepanjang penjalarannya.
Tabel 1. Konduktivitas dan dielektrikum permukaan bumi
Tipe permukaan Konduktivitas Dielektrikum
s/m-1
Air laut 4 80
Air Murni (200C) 3 x 10-3 80
Tanah lembab 10-2 30
Tanah sedang 10-1 15
Tanah kering 10-4 4
Tanah sangat kering 10-5 4
d. Gelombang Angkasa
Gelombang angkasa adalah gelombang radio yang merambat langsung
keatas bumi, ke dalam atmosphere, dan dalam kondisi-kondisi tertentu dapat
dipantulkan kembali ke bumi oleh lapisan ionosphere, yang termasuk dalam
gelombang angkasa adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi
diantara 2 s/d 30 MHz.
Penggunaan gelombang angkasa adalah untuk sistem komunikasi jarak
jauh dan jangkauan yang dapat dicapai oleh sistem komunikasi ini tergantung
dari tinggi rendahnya lapisan Ionosphere sebagai lapisan pemantul.
Lapisan Ionosphere ini terletak di lapisan atmosphere bumi dan berada
pada ketinggian 50 – 400 km diatas permukaan bumi.
Gambar 4. Propagasi Gelombang Angkasa
e. Gelombang Ruang
Gelombang ruang adalah gelombang radio yang dalam perambatannya
dari antena pemancar ke antena penerima melalui ruang bebas. Gelombang
ruang merupakan gelombang radio yang mempunyai frekuensi yang lebih
besar dari 30 MHz (VHF keatas).
Jika kita menggunakan gelombang ruang dan menginginkan gelombang
tersebut bebas dari redaman tanah, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Untuk gelombang ruang yang berpolarisasi vertikal, tinggi antena
2 h 2
pemancar harus lebih besar dari
0,1 h 0,1
pemancar harus lebih besar dari
Dimana :
Pt = Daya pancar di antena pemancar
Pr = Daya terima di antena penerima
Jika diketahui bahwa daya terima per satuan luas = Pr’, maka :
Pr = Pr’. Aiso
Pt 2
Pr' AISO
4d 2 4
dan
Sehingga :
Pr = Pr’. Aiso
Pt 2
.
4d 2 4
=
Pt2
4d 2
=
Lbf
Pt
Pt
4d 2
Pr Pt 2
2
4d 2
kali
2
4d
Lbf
kali
Dimana :
Lbf = redaman transmisi dasar di ruang bebas (dB)
D = jarak antena Tx – Rx (Km)
f = frekuensi yang digunakan (GHz)
Contoh Soal :
Diketahui pemancar bekerja pada frekuensi 3 GHz dengan hubungan bebas
gangguan berjarak 40 Km. Hitunglah redaman ruang bebas untuk kasus
diatas!
Diket : f = 3 Ghz
D = 40 km
Ditanya : lbf =...?
Jawab :
Lbf = 92,45 + 20log f(GHz) + 20log D(Km)
= 92,45 + 20 log 3 + 20 log 40
= 134,04 dB
Gambar 10. Propagasi Gelombang Ruang
n. 1
2
melalui pantulan akan berselisih
Bila :
n. 1
2
a+b-d=
Dimana :
n = bilangan bulat positif (0, 1, 2, 3, ...)
d = Jarak lintasan gelombang langsung
a = jarak yang ditempuh gelombang datang (incident wave)
b = jarak yang ditempuh oleh gelombang pantul (reflected wave)
Maka daerah ellips tersebut disebut dengan daerah Fresnell
Sedangkan daerah Fresnell pertama adalah daerah Fresnell dimana selisih
1
2
jarak antara gelombang langsung dan gelombang pantul adalah sebesar
atau dengan kata lain daerah Fresnell yang n nya = 1
1
2
Jadi daerah Fresnell pertama : a+b-d= n n=1
Alasan dipilihnya daerah Fresnell pertama sebagai persyaratan dari sistem
komunikasi LOS radio relay terrestrial bahwa gelombang langsung dan
gelombang pantul merupakan 2 gelombang yang sephasa di antena penerima.
Hal ini dapat kita buktikan sebagai berikut :
1) Perbedaan phasa dari gelombang langsung dan gelombang pantul karena
1
2
selisih jarak yang ditempuh sebesar (1800)
2) Perbedaan phasa pada gelombang pantul di titik pantul adalah sebesar
(1800).
Jadi dari kedua hal diatas, maka perbedaan phasa antara gelombang
langsung dengan gelombang pantul adalah sebesar (180 0) + (1800) = 3600 atau
sephasa dan hal inilah yang menjadikan dasar dipilihnya daerah Fresnell
pertama sebagai persyaratan sistem komunikasi LOS radio relay terresterial.
Keterangan gambar :
h1 = tinggi antena pemancar sebenarnya
h1’= tinggi efektif antena pemancar (dalam perhitungan h1’ = h1)
h2 = tinggi antena penerima yang sebenarnya
h2’= tinggi efektif antena peberima (dalam perhitungan h2’ = h2)
hs = Height shielding, yaitu ketinggian obstacle yang dihitung dari
permukaan bumi
hc = Height clereance, yaitu jarak yang dihitung dari lintasan gelombang
langsung ke ujung obstacle
h1 d 2 h2 d1 dd
hc hs 1 2
d 2K a
Dimana :
P(Rx) = Daya terima di input penerima (dBm, dBW)
P(Tx) = Daya output pesawat pemancar (dBm, dBW)
Lbr(Tx) = Redaman pada branching circuit di pemancar (dB)
Lbr(Rx) = Redaman pada branching circuit di penerima (dB)
Lbf = Redaman transmisi dasar di ruang bebas (dB)
Lbr(total) = Lbr(Tx) + Lbr(Rx)
Lfee(Tx) = Redaman feeder antena di bagian pemancar (dB)
Lfee(Rx) = Redaman feeder antena di bagian penerima (dB)
Lfee(total) = Lfee(Tx) + Lfee(Rx)
G(Tx) = Gain antena pada arah pancaran (dB)
G(Rx) = Gain antena pada arah penerimaan (dB)
Contoh Soal :
Dua buah antena microwave identik beroperasi pada frekuensi 5 GHz,
dengan gain 22 dB, dipisahkan dengan jarak 112 km. Jika satu sebagai
pengirim dengan daya input 150 watt dan lainnya sebagai penerima.
Hitunglah :
a. daya terima
b. Jika antena penerima diganti dengan antenayang berpolarisasi
berbeda, namun gain tetap. Berapa daya terimanya (Asumsi Lpol = 5
dB)
Diket : f = 5 GHz
G(tx) = G(rx) = 22 dB
D = 112 km
P(tx) = 150 watt
Ditanya : a. P(rx) =?
b. Jika Lpol penerima =5 dB P(rx) = ?
Jawab :
a. P(tx) = 150 watt = 22 dBw
Lbf = 92,45 + 20 log D + 20 log f
= 92,45 + 20log5 + 20log112
= 92,45 + 13,98 + 40,98
= 147,41 dB
Ltotal = Lbf = 147,41 dB
Gtotal = GTx + TRx = 22 + 22 = 44 dB
P(Rx) = P(Tx) – Ltotal + Gtotal
= 22 - 147,41 + 44
=-81, 41 dBw = 10(-81,41/10) = 7,22 nWatt
b. Lpol = 5 dB
Ltotal = Lbf + Lpol = 147,41 + 5 = 152,41 dB
P(Rx) = P(Tx) – Ltotal + Gtotal
= 22– 152,41 + 44
= -86,41 dBW = 10(-86,41/10) = 2,28 nWatt
Salah satu pertanyaan klasik yang sering muncul adalah mana yang jangkauannya
lebih jauh, frekuensi tinggi atau frekuensi rendah? Perlu diingat lagi bahwa semakin
tinggi frekuensi, pancaran maupun tangkapannya memang semakin mudah diarahkan,
namun rugi (loss) daya persatuan panjang jarak tempuh juga semakin tinggi. Oleh karena
itu, pemilihan frekuensi terkait dengan jenis pemakaiannya perlu mempertimbangkan
kelayakan implementasinya.
D. Rangkuman
1. Propagasi gelombang radio adalah proses perambatan gelombang radio mulai dari
dipancarkan oleh pemancar sampai ke penerima.
2. Berdasarkan perambatan gelombang, lintasan propagasi gelombang radio dibagi
atas :
a. Gelombang tanah (ground wave)
1) Gelombang radio yang perambatannya selalu mengikuti bentuk
permukaan bumi / tanah.
2) Bekerja pada frekuensi < 2 MHz
3) Sifat perambatannya sangat dipengaruhi oleh karakteristik permukaan
bumi (konduktivitas dan dielektrik)
4) Redaman gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi
permukaan tanah.
b. Gelombang langit (sky wave)
1) Gelombang radio yang merambat langsung ke atas bumi, ke dalam
atmosphere, dan dalam kondisi-kondisi tertentu dapat dipantulkan
kembali ke bumi oleh lapisan ionosphere.
2) Bekerja pada frekuensi 2 – 30 MHz
3) Digunakan untuk sistem komunikasi jarak jauh
c. Gelombang ruang (space wave)
1) Gelombang radio yang perambatannya dari antena pemancar ke antena
penerima melalui ruang bebas
2) Bekerja pada frekuensi > 30 MHz
3) Dalam perambatannya, gelombang ruang mengalami 2 macam kehilangan
energi yaitu akibat penyebaran di antena pemancar dan redaman di
lapisan atmosfir
3. Spektrum frekuensi radio merupakan susunan pita frekuensi radio yang
mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran
gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara.
4. Penepatan spektrum frekuensi radio bertujuan untuk menghindari terjadinya
gangguan (interferensi) dan untuk menetapkan protokol demi keserasian antara
pemancar dan penerima.
5. semakin tinggi frekuensi, pancaran maupun tangkapanya memang semakin
mudah diarahkan, namun rugi (loss) daya persatuan panjang jarak tempuh juga
semakin tinggi. Oleh karena itu, pemilihan frekuensi terkait dengan jenis
pemakaiannya perlu mempertimbangkan kelayakan implementasinya.
E. Daftar Pustaka
Divlat PT. Telkom, 1996, “Dasar-Dasar transmisi”, Bandung