Anda di halaman 1dari 2

Tradisi Pengantin Glepung

Pengantin Glepung terbuat dari tepung beras yang merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan
oleh pabrik gula sragi bersama petani teb di buat sebelum dilakukannya musim giling tebu.

Biasanya persiapan pembuatan dilaukan selama tiga hari,mulai dari persiapan bahan mentah sampai
proses pembuatan pengantin laki laki dan perempuan dari tepung beras. Proses pembuatan
pengantin glepung ini biasanya di lakukan oleh warga dukuh krandon,sijeruk,sragi yang telah
dipercaya oleh pihak pabrik.Proses pembuatan pengantin glepung ini juga dilakukan secara
tradisional dengan cara ditumbuk dengan alu alu atau lumpang,hal ini menurut informasi karena
akan lebih tahan lama dibandingkan bilamana berasnya di giling dengan mesin giling. Menurut
cerita,hasil tumbukannya juga akan lebih halus tepungnya.

Sebelum pengantin di masukan ke dalam mesin penggilingan yang ada di dalam pabrk gula
sragi,maka dilakukan acara kirab pengantin dengan diiringi arak arakan.

Tebu hasil petikan yang akan diujicobakan sudah menunggu di depan polsek sragi yang berjarak
kurang lebih 3 km dari pembuatan pengantin glepung. Tebu ini dibawa menuju lokasi pabrik gula
dengan kirab tebu didampingu oleh kesenian berupa tari-tarian gambyong dan gendruwo(ondel-
ondel).

Suasana sepanjang 3 km dipadati oleh ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan maupun
mengabadikan kirab tebu yang akan di pertemukan dengan pengantin glepung.Pertemuan dari jarak
3 km di dua tempat di pertemukan di pertigaan depan balai pertemuan pabrik gula sragi menuju
arah selatan sebelah tempat penimbangan tebu untuk diberi keselamatan dan doa bersama. Dengan
dikawal oleh mobil kepolisian dan pengamanan oleh satpam pabrik tersebut ,kirab erjalan dengan
meriah bersama ribuan masyarakat yang mngantar sampai ke gedung di sebelah tempat
penimbangan tebu. Sekitar pukul empat sore iring-iringan pengantin glepung dan kirab tebu selesai
sampai tempat tujuan. Satu persatu penonton ingin mengabadikan pengantin tersebut layaknya artis
terkenal.

Bersama rombongan solawat dan juga tari tarian jwa dan diiringi dengan alunan musik jawa yang
menjadikan suasana lebih meriah.

Banyak masyarakat yang berjubel memadati arena pabrik di depan pintu masuk depan satpam yang
dipagari oleh puluhan petugas pengaman dari kepolisian. Dan juga beberapa pewarta media cetak
maupun elektronik ikut masuk untuk meliput kegiatn pesta giling tahunan pabrik gula sragi yang
salah satunya adalah adio komunitas PPK fm Sragi. Perjalanan kurang lebih satu jam pengantin
memasuki area dalam pabrik gula Sragi untuk diadakan prosesi penggilingan pengantin
glepung(tumbal).

Sebelum sepasang pengantin glepung digiling,diadakan penyerahan tebu yang di bawa dari
petani kepada administratur pabrik gula dan juga instansi terkait maupun mitra kerja secara
simbolis. Setelah penyerahan tebu secara simbolis kemudian dimulai penggilingan tebu dari hasil
petikan tebu perdana yang dibawa bersama pengantin glepung. Kemudian ditutup dengan doa
bersama. Selanjutnya giliran sepasang pengantin glepung yang akan di giling menuju eskalator
penggilingan dengan tinggi kurang lebih empat meter.
Semua mata tertuju pada pengantin glepung yang sudah mulai berjalan pelan pelan dibawa oleh
eskalator menuju ke atas roda penggilingan. Pada saat prosesi penggilingan ini dikejutkan dengan
matinya mesin yang membawa pengantin glepung ini. Menurut salah satu karyawan bagian instalasi
menuturkan bahwa matinya eskalator disebabkan terbakarnya PCB eskalator,padahal sebelumnya
mesin ini diuji cobakan semalaman sampai beberapa jam sebelum penggilingan pengantin glepung
ini masuk dalam area pabrik. Akhirnya mesin ini bisa dijalankan dengan menggunakan tangan
manusia dengan menarik sabuk diesel oleh seluruh karyawan bagian penggilingan tersebut sampai
pengantin jatuh di mesin giling. Sekitar pukul setengah sepuluh pengantin glepung
dijatuhkan(dikorbankan) ke dalam mesin penggilingan dengan iringan sirine pabrik yang
melambangkan tangisan kedua pengantin tersebut. Menurut mitos yang diungkapkan
masyarakat,bahwa pengglingan pengantin glepung ini merupakan bentuk penggantian dari korban
yang berada di wilayah pabrik gula, sehingga dalam menjalankan produksi dalam satu taun bisa
berjalan dengan lancar tanpa adanya kecelakaan kerja maupun tidak merugikan masyarakat dan
juga kaum petani tebu. Pengantin glepung berakhir tragis dijepit di antara jeruji-jeruji tajam yang
tebuat dari besi.

Terlihat remukan tulang-tulang pengantin glepung yang terbuat dari bambu dan mengalrinya darah
segar dari tubuh pengantin glepung yang terbuat dari gula jawa. Seluruh tubuh dan tulang rusuk
pengantin glepung telah hancur diantara mesin penggiligan yang sudah diberi sesaji dan
pengorbanan dua kepala ekor kerbau yang terpisah di dua tempat.

Sekian

Anda mungkin juga menyukai