HUSADA
Laman
pengertian askeb ibu II persalinan
VIDEOKU
pemantauan kala IV
penjahitan episiotomy/laserasi
perinium
kandung kemih
lochea
Lencana Facebook
NoOrma KudrOtin
Mengenai Saya
Arsip Blog
► 2012 (1)
o ► Juni (1)
1 komentar:
1.
Gressy Valen20 Juni 2013 19.10
terimakasih
:)
Kritik : Kurang rapi tulisannya !!
perbaiki lagi ya mbak, hehe
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
http://drotinnorma.blogspot.com/p/tonus-uterus-dan-tinggi-fundus-uterus_09.html
kontraski
uterus
Beranda
About
dulqueeny
KONTRAKSI UTERUS
Uterus terdiri dari tiga lapisan otot polos, lapisan luar longitudinal, lapisan dalam sirkular dan
diantara dua lapisan ini terdapat lapisan dengan otot-otot yang berayaman “tikar”. Seluruh
lapisan otot ini bekerjasama dengan baik, sehingga terdapat pada waktu his yang sempurna
sifat-sifat :
a). Kontraksi yang simetris
b). Kontraksi paling kuat atau adanya dominasi difundus uteri, dan
c). Sesudah itu terjadi relaksasi
Pengetahuan fungsi uterus dalam masa kehamilan banyak dipelajari oleh Caldeyro-Barcia
dan hasil-hasilnya diajukan pada kongres kedua international Federation of Gynaecology and
Obstetrics di Montreal, Juni 1958. Ia memasukkan kateter polietilen halus kedalam ruang
amnion dan memasang mikrobalon dimiometrium di fundus uteri, ditengah-tengah korpus
uteri dan dibagian bawah uterus . Semuanya kemudian disambung dengann kateter polietilen
halus kealat pencatat ( electrometer ). Dengan demikian dapat diketahui bahwa otot-otot
uterus tidak mengadakan relaksasi sampai 0, akan tetapi masih mempunyai tonus, sehingga
tekanan didalam ruang amnion masih terukur antara 6-12 mm Hg. Pada tiap kontraksi
tekanan tersebut meningkat disebut amplitude atau intensitas his yang mempunyai dua bagian
:
a). Peningkatan tekanan yang agak cepat
b). Penurunan tekanan yang agak lambat
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar catatan tentang his pada status
wanita tersebut, diantaranya :
• Frekuensi adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per 10 menit.
• Amplitudo atau intensitas adalah kekuatan his diukur dalam mmHg. Dalam praktek,
kekuatan his hanya dapat diraba secara palpasi apakah sudah kuat atau masih lemah.
• Aktivitas his adalah frekuensi dan amplitudo diukur dengan unit Montevideo. Contoh :
frekuensi suatu his 3x per 10 menit dan amplitudonya 50 mmHg, maka aktivitas rahim =
3×50= 150 unit Montevideo.
• Durasi his adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik, misalnya selama 40
detik.
• Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur, atau tidak.
• Interval adalah masa relaksasi.
Penelitian tentang kekuatan his banyak dilaporkan oleh Caldeyro / Barciadaro Amerika latin
(1958). Dari penelitian ini diperoleh bahwa otot-otot uterus pada waktu relaksasi masih
mempunyai tonus dengan tekanan antara 6-12 mmHg. Sedangkan pada tiap kontraksi tekanan
tersebut meningkat.
Pace maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus disudut tuba dimana
gelombang his berasal. Dari sini gelombang his bergerak ke dalam dan ke bawah dengan
kecepatan 2 cm, tiap detik mencakup seluruh otot-otot uterus, di sebut fundus dominan. Oleh
karena serviks tidak mempunyai otot-otot yang banyak, maka pada setiap his terjadi
perubahan pada serviks :
• Tertarik dan mendatar (eyffacement)
• Membuka (Dilatasi)
2. Aktifitas Uterus (Miometrium)
Pada kehamilan menjelang 7 bulan, bila dilakukan pemeriksaan palpasi atau pemeriksaan
dalam dapat diraba adanya kontraksi-kontraksi kecil dari rahim (kontraksi Braxton / Hicks)
amplitudo 5 mmHg berlangsung sebentar sesudah kehamilan 30 minggu, aktifitas rahim akan
lebih kuat dan lebih sering.
Pada kehamilan diatas 36 minggu dan pada permukaan kala 1, his timbul lebih sering dan
lebih kuat, permukaan serviks 2 cm. Pada akhir kala 1, kontraksi uterus lebih meningkat,
lebih sering dan teratur dengan amplitudo 60 mmHg.
• Pada kala pengeluaran, his menjadi lebih efektif, terkoordinasi, simetris dengan
fundadominan kuat, dan lebih lama (60-90 detik).
• Pada waktu relaksasi, kekuatan tonus uterus kurang dari 12 mmHg, karena dalam keadaan
istirahat.
Adakalanya pada waktu uterus beraktifitas dengan kontraksi maka akan menemukan rasa
nyeri dan sakit rasa his. Perasaan sakit ini mungkin dikarenakan askemia dalam corpus dan
tempat terdapat banyak serabut saraf. Peristiwa ini meneruskan perasaan sakit melalui saraf
sensorik di pleksus hipogastrikus ke sistem saraf pusat. Sakit pinggang sering terasa pada
kala pembukaan dan bila bagian bawah uterus berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut
sensorik turut terangsang, maka dari itu, jika His sempurna dan efisien dengan adanya
dominasi di fundus uteri serta relaksasi bagian bawah uterus dan serviks, perasaan sakit
pinggang dan sakit di bagian bawah ini akan berkurang.
B. Mekanisme His
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim lebih jelas
lagi. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya
bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang
peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang. Jadi segmen atas
berkontraksi menjadi tebal dan mendorong anak keluar sedangkan segmen bawah dan serviks
mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui
bayi. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas seperti :
• Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi
yang disebut retraksi. Sehingga rongga rahim mengecil dan anak berangsur didorong ke
bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah His hilang akibatnya segmen atas semakin
majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir.
• Tidak akan ada kemajuan dalam persalinan
Pada ligamentum rotundum dalam persalinan yang mengandung otot-otot polos apabila
uterus berkontraksi maka otot-otot ligamentum rotundumikut berkontraksi hingga
ligamentum rotundum menjadi pendek. Di ligamentum rotundum pada tiap kontraksi fundus
yang tadinya bersandar pada tulang punggung berpindah ke depan mendeesak dinding perut
ke depan.
Perubahan letak uterus waktu kontraksi penting karena sumbu rahim akan searah dengan
sumbu jalan lahir. Dengan adanya kontraksi dari ligamentum rotundum fundus uteri
terhambat pada ligamentum rotundum dalam persalinan yang mengandung otot-otot polos
apabila uterus berkontraksi maka otot-otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga
ligamentum rotundum menjadi pendek. Di ligamentum rotundum pada tiap kontraksi fundus
yang tadinya bersandar pada tulang punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut ke
depan.
Perubahan letak uterus waktu kontraksi penting karena sumbu rahim akan searah dengan
sumbu jalan lahir. Dengan adanya kontraksi dari ligamentum rotundum fundus uteri
terhambat sehingga waktu kontraksi fundus tidak dapat naik keatas. Apabila fundus naik
keatas waktu kontraksi maka kontraksi tersebut tidak dapat mendorong anak turun kebawah.
C. Perubahan-perubahan akibat His
Karena adanya kontraksi uterus ( his ) mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain :
• Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras/padat. Karena kontraksi. Tekanan hidrostatis
air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
( effacement) dan terbuka ( latasi )
• Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim juga ada kenaikan nadi dan
tekanan darah.
• Pada janin : Pertukaran oksigen pada sirkulasi uterus – plasenter berkurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya
iskemia fisiologis. Jika benar-benar terjadi hipoksia yang agak lama, misalnya pada kontraksi
tetanik, maka terjadi gawat janin aspeksia dengan denyut jantung janin diatas 160/menit,
tidak teratur.
D. Pembagian his dan sifat-sifatnya
a. His pendahuluan
His tidak kuat dan tidak teratur
Menyebabkab “show”
b. His pembukan
His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Mulai kuat teratur dan sakit.
1. Tahap-tahap persalinan
Tahap I :mulai dari awal his sampai pembukaan lengkap ( sekitar 10 cm )
Fase awal ( fase laten )
Kontraksi semakin kuat dan teratur
Rasa nyeri masih bersifat minimal
Serviks menipis dan membuka sampai mencapai sekitar 4 cm
jam pada kehamilan selanjutnya
Fase aktif
Serviks membuka sampai 10 cm
Bagian terendah bayi ( biasanya kepala ) mulai turun kedalam panggul ibu
Ibu mulai merasakan desakan untuk mengedan
Fase ini berlangsung sekitar 5 jam ( pada kehamilan pertama ) dan 2 jam ( pada kehamilan
berikutnya )
Tahap II : mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi keluar dari rahim ibu. Berlangsung
selama 60 menit ( pada kehamilan pertama ) dan 15-30 menit ( pada kehamilan berikutnya ).
Tahap III : mulai dari kelahiran bayi sampai pengeluaran plasenta ( ari-ari ). Biasanya
tahap ini hanya berlangsung selama beberapa menit daja setelah proses berlangsung.
Selama tahap I, ibu dilarang mengedan karena mengedan sebelum pembukaan lengkap akan
me3nghabiskan tenaga dan bisa menyebabkan robekan pada serviks. Denyut jantung ibu dan
bayi diperiksa setiap 15 menit. Jika denyut jantung bayi terlalu cepat atau terlalu lambat,
maka dipertimbangkan untuk melahirkan bayi melalui operasi Caesar atau dengan bantuan
forceps atau tindakan korektif lainnya ( misalnya ibu disuruh berbaring miring kekiri,
menambah jumlah cairan infus atau memberikan O2 melalui selang hidung ).
Selama tahap II, ibu diharuskan mengedan setiap merasakan kontraksi agar bayi terdorong
kevagina. Pemantauan denyut jantung bayi dilakukan setiap 3 menit.
2. Persalinan Spontan
Tehnik persalinan spontan yang paling terkenal adalah metode Lamaze. Tehnik lainnya
adalah metode leboyer, yang terdiri dari melahirkan diruang gelap dan merendam bayi dalam
air hangat segera setelah dilahirkan. Pada persalinan spontan, untuk mengontrol nyeri selama
persalinan digunakan tehnik relaksasi dan pernafasan.
Untuk mempelajari tehnik ini calon ibu dan suaminya bisa mengikuti latihan di rumah sakit
mauoun klinik bersalin. Pada tehnik relaksasi, ibu secara sadar menegangkan sebagian
tubuhnya kemudian mengendorkannya. Tehnik ini membantu ibu mengendorkan seluruh
tubuhnya ketika rahim berkontraksi dan ketika rahim tidak berkontraksi. Beberapa jenis
pernafasan bisa membantu ibyu da;lam menghadapi pefrsalinan tahap I ( sebelum
diperbolehkan mengedan ).
Menarik napas dalam ( untuk membantu ibu rileks ), dilakukan pada awal dan akhir
kontraksi
Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada saat konttraksi
mencapai puncaknya
Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nfas melalui mulut,
dilakukan untuk menahan keinginan untuk mengedan.
Pada stadium II ibu mulai boleh mengedaan dan diselangi dengan menarik nafas cepat dan
pendek. Selama kehamilan ibu dan pasangannya sebaiuknya melakukan tehnik relaksasi dan
pernafasan secara rutin. Selama persalinan berlangsung, sang suami bisa memantiu calon ibu
dengan memngingatkan apa yang seharusnya dilakukan pada setiap tahap persalinan dan
menenangkannya jika terlihat tegang. Pemijatan bisa mengurangi ketegangan pada calon ibu.
b. Sycale cornutum
Asal, yaitu :
Ekstrak dari celaviceps purpurea ( kapang gandum )
Sintesis, misalnya medhergin ( Sandoz )
Isinya antara lain :
Ergotamin
Ergotoksin
Etgometrin
Kerjanya :
Memperkuat kontraksi rahim
Ada efek di luar his, efek kerjanya lama dan pengaruhnya cukup lama. Kemasan yang
tersedia berupa kemasan tincture, extractum, infusum, tablet, dll. Biasanya dipasaran kita
kenal : ergot, ergotrat, ergotamine, ginergen, dan secara injeksi.
Dalam obstetri praktis sering dipakai pada :
Postpartum
Kala nifas
Sub-involusio
Abortus Incompletus
Post-kuret,dll
Methergin merupakan kemasan sintesis dari pabrik Sandoz. Obat ini sering dipakai pada
perdarahan postpartum, multipara postpartum, section caesarea, dan pada kasus-kasus yang
disangka akan terjadi perdarahan postpartum. Cara pemberian melalui IV / IM, seperti pada
hidramnion, gemeli, anak besar, operasi obstetric, dan pernah mengalami perdarahan
postpartum. Cara pemberian bisa IV / IM intramural dan per infuse.
c. Chinine ( pil kina )
Kina berasal dari kulit kayu kina, banyak terdapat di Indonesia terutama dipakai untuk
pengobatan malaria. Kerja obat ini memperkuat kontraksi rahim yang sudah ada, kemasannya
yaitu sulfas chihine. Dulu dipakai pada khinine kuur dan steinse kuur.
d. Prostaglandin
Sekarang ini pemakaian PG dalam obstetric, terutama untuk pengeluaran isi rahim
( kehamilan ) kapan saja dalam masa kehamilan, telah banyak dipakai di luar negeri.
Dimedan telah mulai dipakai untuk riset.
e. Morfin
Digunakan sebagai antidotum his yang kuat terus-menerus (tetania uteri).
f. Sandopart
Dibuat sintesis oleh Sandoz dan digunakan untuk stimulasi / induksi partus.
g. Oxsytocin drips
Terdiri atas :
Syntocinon drips
Pitocin drips
Untuk induksi partus dengan indikasi obstetric, dipakai 5-10 UI dalam 500 cc glukosa
/dekstrosa 5 %. Pemberian drips ini harus diawasi setiap saat.Dosis awal 4 tetes per menit,
kemudian dinaikkan tiap 10-15 menit hingga dikehendaki his yang adekuat, maksimum 40
tetes per menit. Syarat pemakaian obat ini harus diawasi serta dicatat DJJ tensi dan kontraksi.
Bahaya pemakaian uterus tonika :
Tetania uteri
Ruptura uteri
Retensio plasentae
Share this:
Twitter1
Facebook
Sukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Manajemen Aktif Kala III Pemeriksaan Plasenta, Selaput Ketuban, Dan Tali Pusatdalam
"Persalinan"
Berikan Balasan
Tulis komentar di sini...
Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:
(wajib)(Alamat takkan pernah dipublikasikan)
(wajib)
Arsip
o Mei 2011 (15)
Pos-pos Terakhir
o PERAWATAN SELAMA PERSALINAN KALA II
o ASUHAN KALA II
o PATOGRAF
o Asuhan Kala IV
o RETENSIO PLASENTA
o ATONIA UTERI
o Manajemen Aktif Kala III Pemeriksaan Plasenta, Selaput Ketuban, Dan Tali Pusat
o KONTRAKSI UTERUS
Mei 2011
S S R K J S M
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Blog Stats
o 129,557 hits
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Greenery Theme.
Ikuti
Follow “dulqueeny”
Sign me up
https://dulque
eny.wordpress.
com/2011/05/
06/kontraksi-
uterus/