PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan katarak
juvenil.
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit mata khususnya katarak juvenil.
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata.
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Penglihatan mata kiri kabur
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD kanjuruhan dengan keluhan
penglihatan mata kiri kabur, muncul secara perlahan-lahan, makin lama
makin kabur seperti melihat kabut, kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu.
Pasien merasa mata kiri semakin kabur dengan membesarnya putih putih
bulat yang ada di mata dan mengganggu penglihatan, maka pasien
memutuskan untuk berobat ke dokter.
Selain itu pasien juga mengeluhkan mata kanan jika melihat jauh tidak
jelas, cepat merasa lelah, jika terkena cahaya silau, kadang melihat
bayangan bulat hitam yang jalan perlahan, dan kadang berair, selama
kurang lebih 3 minggu yang lalu. Pasien menyangkal pernah mengalami
trauma.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama pada mata kanan saat
usia 11 tahun tetapi sudah di operasi (dimasukkan lensa tanam) pada
usia 12 tahun. Setelah satu tahun mata kiri mulai timbul setitik putih
yang lama lama membesar.
Hipertensi (-), DM (-)
Riwayat trauma (-).
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.
Karena anak angkat, ibu pasien tidak mengetahui latar belakang
tumbuh kembang si pasien saat di kandungan.
Tidak ada keluarga yang buta
Hipertensi (-), DM (-)
Riwayat Pengobatan :
Pernah menjalani operasi lensa tanam pada mata kanan saat usia 12
tahun di RS lawang.
Riwayat Kebiasaan:
Mata kanan jika kelilipan sering dikucek.
Pemeriksaan
OD OS
Mata
5/15 Visus LP+
5/8.5 PH(-) Visus KM -
N/P TIO N/P
Ortophoria Kedudukan Ortophoria
Pergerakan
2.5 Diagnosis
OS Katarak Juvenil
OD Pseudofakia + Miop Astigmat compositus
2.6 Penatalaksanaan
OD Vitrolenta ( sodium iodide, kalium iodide) ED 6 dd gtt 1
OD C.Asthenof ED 6 dd gtt 1
Saran terapi Mata OSPhakoemulsifikasi + IOL
2.7 Edukasi
Menjelaskan kepada penderita dan keluarganya mengenai keadaan mata
penderita saat ini yang mengalami katarak, yaitu suatu kekeruhan pada lensa,
yang bisa mengakibatkan kebutaan.
Menjelaskan bahwa terapi yang diberikan sifatnya hanya memperlambat
progresivitas penyakit, tidak mengobati secara permanen.
Menjelaskan kemungkinan timbulnya komplikasi pada pasien seperti
glaukoma dan uveitis selama terapi konservatif berlangsung.
Menjelaskan pilihan terapi yang dilakukan selanjutnya adalah operasi.
Menjelaskan perlunya pemeriksaan lebih lanjut untuk rencana terapi
selanjutnya
2.8 Saran
Pemeriksaan funduskopi untuk mata OD
2.9 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
BAB III
TELAAH KASUS
3. Katarak traumatik
4. Katarak komplikata
- kelainan kongenital dan herediter (mikroftalmia , aniridia , dll)
- katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal)
- katarak anoksik
- toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal , ergot , dll)
- katarak radiasi
- lain-lain kelainan kongenital , sindrom tertentu , disertai kelainan kulit
, tulang , dan kromosom.
3.2.3 Etiologi
Penyebab sebenarnya dari katarak juvenil belum diketahui dan pada kasus-
kasus yang ditemukan biasanya bersifat familial, jadi sangat penting untuk
mengetahui riwayat keluarga pasien secara detil. Katarak dapat ditemukan tanpa
adanya kelainan mata atau sistemik ( katarak senilis, katarak juvenile, katarak
herediter ) atau kelainan kongenital mata. katarak disebabkan oleh berbagai
macam faktor seperti :
- Fisik
- Kimia
- Penyakit predisposisi
- Usia
Gambar 9. Fakoemulsifikasi
3.2.6 Intraokular Lens (IOL)
Setelah pembedahan, pasien akan mengalami hipermetropi karena
kahilangan kemampuan akomodasi. Maka dari itu dilakukan penggantian
dengan lensa buatan (berupa lensa yang ditanam dalam mata, lensa
kontak maupun kacamata). IOL dapat terbuat dari bahan plastik, silikon
maupun akrilik.
Untuk metode fakoemulsifikasi digunakan bahan yang elastis
sehingga dapat dilipat ketika akan dimasukan melalui lubang insisi yang
kecil.3,22
3.2.7 Komplikasi Katarak
Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat
terjadi karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik. 9,16
Fakolitik
- Pada lensa yang keruh terdapat lerusakan maka substansi lensa akan
keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama
bagian kapsul lensa.
- Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior
akan bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi
merabsorbsi substansi lensa tersebut.
- Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul
glaukoma.
Fakotopik
- Berdasarkan posisi lensa
- Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudut kamera
okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous tidak
lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnya tekanan
intraokuler akan meningkat dan timbul glaukoma
Fakotoksik
- Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi
mata sendiri (auto toksik)
- Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yang
kemudian akan menjadi glaukoma.
3.3 Pseudofakia
3.3.1 Definisi
Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra
okuler) yang diletakkan tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah
dikeluarkan.1 Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik. Lensa
intraokular ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana
untuk seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu
perawatan khusus dan tidak akan ditolak keluar oleh tubuh.4
Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam – macam, seperti :
1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki
penyokongnya bersandar pada sudut bilik mata.
2. Pada daerah pupil, dimana bagian optik lensa pada pupil dengan
fiksasi pupil.
3. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa
normal dibelakang iris. Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa
ekstra kapsular.
4. Pada kapsul lensa.