Anamnesisi
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis Banding
Drug eruption
Erupsi obat alegik adalah reaksi hipersensitivitas terhadap obat dengan
manifestasi pada kulit yang dapat disertai kelainan mukosa. Manifestasi klinis
berupa ringan hingga berat. Lesi dapat berupa utikari, erupsi makulopapular.
Manifestasi klinis berupa rasa terbakar, tersengat, sensasi nyeri beberapa menit
setelah terpajan, misalnya terhadap asam, kloroform, methanol. Rasa seperti
tersengat cukup lambat terjadi yaitu dalam 1-2 menit, puncaknya dalam 5-10
menit dan berkurang dalam 30 menit, yang disebabkan oleh aluminium klorid,
fenol, propilen glikol, dan lain-lain. Gejala pada dermatitis kontak iritan akut, kulit
terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema, edema,
bula, dan dapat ditemukan nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan
pada umumnya asimetris. Biasanya terjadi karena kecelakaan, dan reaksi segera
timbul. Gejala dermatitis kontak iritan kumulatif (kronis) merupakan gejala klasik
berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit menjadi tebal
(hiperkeratosis) dan likenifikasi, difus.
Impetigo Bulosa
Impetigo adalah salah satu contoh pioderma, yang menyerang lapisan
epidermis kulit. Impetigo biasanya juga mengikuti trauma superficial dengan
robekan kulit dan paling sering merupakan penyakit penyerta (secondary
infection) dari pediculosis, skabies, infeksi jamur dan pada insect bites.
Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus beta
hemolitikus grup A (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan
patogen primer pada impetigo bulosa dan ecthyma.
Attract patient early mencangkup pasien dan dokter. Pasien tanggap akan
timbulnya penyakit membuat pasien cepat mencari pengobatan ke dokter sebelum
72 jam setelah muncul lesi kulit. Kemampuan dokter mendiagnosis dengan cepat
melalui anamnesis, [emeriksaan fisik dan penunjang.
Asses patient fully
memperhatikan kondisi khusus pasien misalnya usia lanjut, risiko NPH, risiko
komplikasi mata, sindrom Ramsay Hunt, kemungkinan imunokompromais,
kemungkinanan defisit neurologis, dan terkenanya organ dalam.
Antiviral
Antivirus diberikan tanpa melihat waktu timbulnya lesi pada :
usia > 50 thn dengan risiko terjadinya NPH
HZO / sindrom Ramsay Hunt / HZ servikal / HZ sakral
imunokompromais, diseminata/ generalisata, dengan komplikasi
anak-anak, usia < 50 tahun dan perempuan hamil diberikan terapi antiviral bila
disertai: risiko terjadinya NPH, HZO/sindrom Ramsay Hunt,
imunokompromais, diseminata/generalisata, dengan komplikasi.
Dosis antiviral
Asiklovir dewasa : 5 x 800 mg/hari selama 7-10hari atau
Asiklovir iv 3x10 mg/kgBB/hari
Valasiklovir untuk dewasa 3x1 gram/hari selama 7 hari atau
Famsiklovir untuk dewasa: 3x250 mg/hari selama 7 hari.
CATATAN
Analgetik
o Nyeri ringan: parasetamol/NSAID
o Nyeri sedang sampai berat: kombinasi opioid ringan (tramadol, kodein)
Allay anxietas-counselling
o Edukasi mengenai penyakit herpes zoster untuk mengurangi kecemasan serta
ketidak pahaman pasien tentang penyakit dan komplikasinya
omempertahankan kondisi mental dan aktifitas fisik agar tetap optimal
o Memberikan perhatian dapat membantu pasien mengatasi penyakitnya.
Pengobatan topikal
Menjaga lesi kulit agar kering dan bersih
Hindari antibiotik topikal kecuali ada infeksi sekunder
Rasa tidak nyaman, kompres basah dingin steril/ losio kalamin
Asiklovir topikal tidak efektif
Terapi suportif
• Istirahat, makan cukup
• Jangan digaruk
• Pakaian longgar
• Tetap mandi
Indikasi rujukan
Indikasi rawat
Pencegahan
Pemakaian asiklovir jangka panjang dengan dosis supresi dan vaksinasi
dengan vaksin VZV hidup yang dilemahkan.
Komplikasi
Komplikasi kutaneus
Infeksi sekunder : dapat menghambat penyembuhan dan pembentukan
jaringan parut (selulitis ,impetigo dll).
Infeksi superfisial : menunjukkan HZ yang berat, mengakibatkan
hambatan penyembuhan dan pembentukan jaringan parut.
Komplikasi neurologis :
Neuralgia paska herpes (NPH) : nyeri yang menetap di dermatom yang
terkena 3 bulan setelah erupsi HZ menghilang. Insidensi PHN berkisar
sekitar 10-40% dari kasus HZ. Pasien dengan NPH akan mengalami nyeri
konstan (terbakar, nyeri, berdenyut), nyeri intermiten (tertusuk-tusuk), dan
nyeri yang dipicu stimulus seperti allodinia (nyeri yang dipicu stimulus
normal seperti sentuhan dll). Risiko NPH meningkat pada usia>50 tahun,
nyeri prodromal lebih lama atau lebih hebat;erupsi kulit lebih hebat (luas
dan berlangsung lama) atau intensitas nyerinya lebih berat. Risiko lain :
Distribusi di daerah oftalmik, ansietas, depresi, kurangnya kepuasan hidup,
wanita, diabetes.
Komplikasi mata
Keterlibatan saraf trigeminal cabang pertama menyebabkan HZ
Oftalmikus, terjadi pada 10-25% dari kasus HZ, yang dapat menyebabkan
hilangnya penglihatan, nyeri menetap lama, dan/atau luka parut. Keratitis
(2/3 dari pasien HZO), konjungtivitis, uveitis, episkleritis, skleritis,
koroiditis, neuritis optika, retinitis, retraksi kelopak, ptosis, dan glaukoma.
Komplikasi THT
Sindrom Ramsay Hunt sering disebut HZ Otikus merupakan pada THT
yang jarang terjadi namun dapat serius. Sindrom ini terjadi akibat
reaktivasi VZV di ganglion genikulata saraf fasialis. Tanda dan gejala
sindrom Ramsay Hunt meliputi HZ di liang telinga luar atau membrana
timpani, disertai paresis fasialis yang nyeri, gangguan lakrimasi, gangguan
pengecap 2/3 bagian depan lidah, tinitus, vertigo, dan tuli. Banyak pasien
yang tidak pulih sempurna
Prognosis