Anda di halaman 1dari 42

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, sering didatangi
oleh para group band/musisi besar tanah air, bahkan ada juga musisi luar negeri yang
datang untuk menggelar konser/pertunjukan. Berbagai jenis aliran musik tentunya mewarnai
pertunjukan seperti musik pop, rock, jazz, blues, tradisional, dll.

Akan tetapi konser/pertunjukan seringkali di adakan diruang-ruang pertemuan biasa seperti


di stadion, di kampus-kampus, di diskotik ataupun di tempat lainnya yang tidak di khususkan
untuk kegiatan semacam ini, sehingga gelombang suara yang dihasilkan oleh sumber suara
kurang maksimal dipendengaran. Gedung Pertunjukan musik bisa dikatakan baik apabila
memiliki distribusi suara yang baik, difusi suara alami yang baik, kesan intim dan kesatuan
baik bagi penonton maupun pemain, bebas dari cacat akustik, bebas dari gangguan
kebisingan, serta memiliki waktu dengung yang sesuai untuk semua jenis pertunjukan musik.
Dari potensi-potensi dan kendala-kendala yang ada, maka Gedung Pertunjukan Musik harus
dapat menanggulangi cacatakustik,sehingga dapat memfasilitasi kenyamanan pendengaran
dalam mengapresiasikan pertunjukan musik. Gedung Pertunjukan Musik juga diharapkan
bisa menjadi jembatan untuk memajukan musik Indonesia pada umumnya dan di Malang
pada khususnya sehingga dapat menumbuhkan apresiasi masyarakat akan seni.

1.2. TUJUAN PERANCANGAN


 Mendesain Pertunjukan Musik di Malang untuk mengakomodasi kebutuhan
pertunjukan musik dan menarik perhatian kaum muda untuk terus bermusik,
sehingga tercipta suatu karya yang hebat.
 Sebagai tempat bagi penggemar musik untuk dapat berkumpul, menikmati musik
khususnya musik yang berjenis diatonis seperti seperti jazz, klasik dan pop yang
menghadirkan suasana modern, dinamis dan nyaman.
 Mengembangkan dunia musik khususnya di Malang.
 Menambah pendapatan daerah Kota Malang.
 Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap masik.
 Sebagai sebuah tempat untuk mempertunjukan dan menggelar apresiasi musik
dengan fasilitas yang layak kepada masyarakat, dan sebagai sarana untuk hiburan
yang dapat mengurangi stress dan kepenatan.
 Sebagai wadah untuk menunjukan kemampuan para musisi musik, baik pada taraf
nonprofesional maupun profesional.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 1


1.3. LOKASI
Lokasi yang dipilih berada di Kota Malang, tepatnya :

 Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru Malang Jawa


Timur.
Kecamatan Lowokwaru adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kota Malang.
Kecamatan ini merupakan daerah kawasan komersial.

Gambar 1.1: Peta Kota Malang

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang

SITE

Gambar 1.2 Peta Kota Malang

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 2


1.4. TEMA

Tema yang dipilih adalah Metafora. Metafora adalah ungkapan atau kiasan bentuk yang
diungkapkan dalam bangunan.

1.5. BATASAN
Tapak yang berada di Kecamatan Lowokwaru ini memiliki batas – batas antara lain :

 Sebelah Utara : Kecamatan Karangploso


 Sebelah Timur : Kecamatan Blimbing
 Sebelah Selatan : Kecamatan Klojen
 Sebelah Barat : Kecamatan Dau.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 3


BAB II. PEMAHAMAN OBYEK RANCANGAN

2.1. KAJIAN TAPAK DAN LINGKUNGAN

Jl. Semanggi Bar 2 3

SITE

Gambar 2.1 Eksisting


tapak dan lingkungan
Sumber : Analisis pribadi

Pemilihan tapak berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang tepatnya di


Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Jalan Soekarno-Hatta
merupakan jalan protokol di Kota Malang memiliki jalur dua arah. Lokasinya
berada di tengah kota dan disekitar site terdapat sekolah, perguruan tinggi, serta
fasilitas umum yang memadai.

Luas lahan yang direncanakan 10.000 m² (1Ha), berdasar peraturan dan standar SNI
yang digunakan, kondisi lahan dan bangunan dapat diterapkan sebagai berikut :

Luas lahan : 10.000m² (1Ha)

GSB : Sebelah utara 9 m

: Sebelah Timur 9 m

KDB : 90%

90% : Luas Lantai Dasar Bangunan


10.000 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 4


- Luas lantai dasar : 9.000 m²

KLB : Luas Total Bangunan


Luas Lahan

3,00 : Luas Total Bangunan


10.000 m²

- Luas Total Banunan : 6.400 m²


- Tinggi Lantai Bangunan 2 lantai

2.1.1. Sirkulasi Pejalan Kaki dan Kendaraan

Lokasi terletak di tepi jalan Raya Soekarno Hatta, dapat ditempuh dengan berjalan kaki
bagi masyarakat yang berada di sekitar 1 km, atau dijangkau dengan kendaraan pribadi
maupun kendaraan umum. Lalu lintas kendaraan rami, banyak pejalan kaki yang beraktifitas
seperti menuju site.

Gambar 2.2 Sirkulasi


Penjalan kaki & kendaraan

Sumber : Analisis Pribadi

Main Entrance pengunjung

Main EXit pengunjung

Area Kendaraan masuk dan keluar pengelola, karyawan dan artis.

Jalur pejalan kaki

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 5


Tanggapan

Untuk kelancaran lalu lintas di jalan raya dan lalu lintas yang masuk keluar gdung
pertunjukan musik, jalur masuk keluar gedung pertunjukan musik ini dipisah. Diberi beberapa
alternatif parkir. Jalur pejalan kaki dipisah dengan mobil, diberi peneduh pada jalur pejalan
kaki, diadakan tempat perhentian, fasilitas rambu mengarah untuk pejalan kaki
maupunkendaraan. Memberi penghalang pada akses-akses khusus sehingga mempermudah
pengunjung ke tampat tujuan.

2.1.2. View

Gambar 2.3 View

Sumber : Analisis pribadi

2.1.2. Kebisingan

Gambar 2.4 Kebisingan

Sumber : Analisis pribadi

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 6


Tanggapan

Untuk mengatasi kebisingan dari jalan raya, dilakukan dengan menempatkan bangunan
lebih jauh dari sumber kebisingan. Sedangkan kebisingan di dalam site dapat diatasi
dengan memberikan vegetasi disisi lain berfungsi untuk area terbuka hijau, Yang dapat
mengurangi kebisingan dari luar site maupun dalam site (bangunan).

2.1.3. Vegetasi

Vegetasi alami yang sudah ada di site tidak teratur dapat dimamfaatkan dengan penataan
ulang, penataan taman dilakukan dengan tidak menghalangi Facade bangunan, Vegetasi
dikombinasi beberapa tanaman agar mendapatkan estetika taman yang menarik. mengurangi
tanaman yang memiliki musim rontok.

Gambar 2.5 Kombinasi Gambar 2.6 Penataan


vegetasi pengarah dan Vegetasi agar tidak
peneduh menutupi bangunan
Sumber : Analisis pribadi Sumber : Analisis pribadi

Tanggapan

Penataan vegetasi agar tidak menutupi facade bangunan, sedangka pada jalur
pejalang kaki diberi vegetasi dengan jarak ±3 m sebagai peneduh karena jarak dari
jalan raya ke dalam bangunan lebih dari 50 m. Pohon palem dapat digunakan sebagai
entetika lahan hijau , juga sebagai pengarah ke dalam bangunan karena

jarak akses yang cukup jauh lebih dari 50 m. Jenis vegetasi yang di prioritaskan
adalah vegetasi yang dapat menyerap polusi seperti bambu pagar, mahoni, beringin,
serta beberapa tanaman lain yang dapat dikombinasikan. Penataan vegetasi tidak
boleh menutupi wajah bangunan utama, dan bangunan dapat terlihat jelas dari jalan
raya, sehingga identitas yang akan diberikan sebagai ikon kota dapat di munculkan
dari bangunan.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 7


2.1.4. Arah Angin

Gambar 2.5 Arah Angin


Sumber : Analisis pribadi

Tanggapan

Untuk mendapatkan hawa yang sejuk dalam ruangan dan mengurangi kemungkinan
debu terbawa angin ke dalam ruangan, diberi vegetasi pada semua area seimbang, tetapi
tidak boleh menghalangi muka bangunan secara berlebihan.

Angin yang melewati daerah yang teduh oleh vegetasi akan menghasilkan angin yang
sejuk sehingga bermamfaat sebagai penghawaan alami yang segar dan nyaman di dalam
ruangan.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 8


2.1.5. Orientasi Matahari

Jalur lintasan matahari melintasi site, sehingga orientasi bangunan di prioritaskan utara
selatan, untuk menghindari panas matahari berlebihan masuk kedalam ruangan

Gambar 2.6 Orientasi matahari


Sumber : Analisis pribadi

Tanggapan

Untuk memamfaatkan cahaya matahari dan menghindari panas tidak ikut ke dalam
bangunan secara berlebihan, penataan vegetasi pada bukaan yang menghadap ke timur dan
barat di tata agar menghalandi panas matahari, memberi sung shading pada bangunan,
penghalang panas matahari tidak membuat suasana dalam ruangan menjadi gelap atau
berkurang cahayanya, ruangan harus tetap mendapatkan cahaya yang cukup sesuai dengan
kebutuhan aktivitas yang dilakukan.

Gambar 2.7 Penataan Vegetasi


Sumber : Analisis pribadi
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 9
2.2. KAJIAN FUNGSI

2.2.1. Pengertian Gedung pertunjukan Musik

Gedung Pertunjukan Musik adalah suatu bangunan yang diperuntukkan bagi


penyelenggaraan dan pegelaran konser musik. Sesuai dengan tujuannya maka hal-hal
teknis utama yang diperlukan adalah kondisi akustik di dalam gedung konser tersebut, baik
secara objektif maupun subjektif harus berada pada kondisi optimal sesuai dengan tuntutan
pemusik maupun penontonnya.

Gedung konser merupakan hasil inovasi arsitektur dari budaya barat yang secara
teknis memang ditujukan untuk menunjang budaya seni musik. Sejarahnya dimulai sejak
awal abad ke 19 dimulai dengan bangunan berupa amphitheater, colloseoum, gedung opera
baru kemudian gedung konser. Perkembangannya ini juga seiring dengan perkembangan
ilmu akustik dan juga arsitektur. Pada jaman modern ini, gedung konser sudah merupakan
hasil inovasi mutakhir dari berbagai teknologi, ilmu pengetahuan dan seni musik itu
sendiri,(Merthayasa, 2001).

2.2.2 Fungsi

Fungsi utama dari Gedung Pertunjukan Musik adalah sebagai tempat/ruangan yang
dapat menampung semua jenis pertunjukan musik seperti : musik klasik, orkestra, jazz, pop,
rock dan lain-lain secara profesional. Akan tetapi gedung ini juga bisa disewa masyarakat
untuk kegiatan yang lainnya (Appleton, 2008).

2.3. KAJIAN TEMA


2.3.1. Pengertian Tema

Bahasa merupakan salah satu cara manusia untuk saling dapat berkomunikasi antara
satu dengan yang lainnya. Dengan bahasa pula manusia mampu berfikir secara abstrak
terhadap obyek-obyek yang nyata dengan cara obyek-obyek tersebut ditransformasikan
dengan symbol-symbol abstrak. Kenyataannya manusia berfikir tentang obyek tersebut tidak
ada berada pada saat kegiatan berfikir tersebut dilakukan.

Metafora merupakan bagian dari bahasa yang digunakan oleh manusia untuk
menjelaskan sesuatu melalui perbandingan atau suatu persamaan/kemiripan. Dalam bukunya
The Language of Pos Modern Architecture ( awal tahun 1970-an ).

a. Charles Jenck menyoba mengaitkan antara bahasa dengan arsitektur, antara lain
dengan metafora.

Dalam Arsitektur metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan pada
bangunan sehingga akan menimbulkan berbagai persepsi dari yang melihatnya.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 10


Masyarakat dapat mempunyai pandangan tertentu terhadap bentuk bangunan yang dilihat dan
diamatinya, entah terhadap bentuk keseluruhan atau Cuma sebagian dari bentuk tersebut.

( People invariby see on building in tern of another, or intern of similar object, in short as a
metaphor ),

( keanekaragaman dalam melihat suatu bangunan sebagai sesuatu yang lain atau mirip
dengan suatu obyek. Disebut metafora ).

b. Menurut Paul–Alan Johnson ( Paul Alan Johnson, Th History of Architecture


hal 428 ) :

( Metaphor is technique of transferring or transporting a name or description to semething


as if it were that thing but clearly not )

( Metafora adalah tehnik memindahkan gambaran kepada sesuatu hal, seakan-akan benar
tetapi sebenarnya bukan ).

c. Menurut Geoffrey Broadbent :

( Transfring figure of speech in wich a name or descriptive term is transferred to some


object, diferen from but analogous to, that is properly applicable )

( Memindahkan gambaran kepada suatu obyek yang berada tetapi analog ).

d. Menurut Robert Ventury

Metafora yang menimbulkan persepsi yang semestinya merupkan tanda secara


arsitektural dari suatu bangunan secara komunikasi.

Metafora terdapat tiga kategori, yaitu :

1) Intangible Metaphors (Metafora tidak nyata)

Metafora yang dipakai berangkat dari ide, hakikat manusia atau dari nilai-nilai seperti
Individualisme, Naturalisme, Komunitas, Tradisi, dan Kebudayaan.

2) Tangible Metaphors (Metafora nyata)

Metafora yang berangkat dari hal-hal yang visual serta spesifikasi atau karakter
tertentu dari suatu benda seperti rumah sebagai puri.

3) Combined Metaphors (Gabungan Metafora)

Merupakan gabungan Intangible Metaphors dan Tangible Metaphors dengan


membandingkan obyek fisual dengan yang lain mempunyai persamaan nilai atau

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 11


konsep, dimana bentuk visualnya dapat dipakai sebagai acuan kreatifitas
perancangnya.

Keberhasilan penerapan Metafora pada Arsitektur dinilai dari tingkat


kesamaran dalam menggali sumber inspirasi suatau bangunan, semakin tersamar, dan
menimbulkan persepsi yang lain maka semakin tersamar dan menimbulkan persepsi
yang lain maka semakin berhasil metaforanya.

Kegunaan dari Penerapan Metafora yaitu :

a) Mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu obyek yang kemudian dianggap


belum atau suatu hal yang tidak dapat dimengerti.
b) Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang lain dari orang yang mengamatinya.
c) Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek dari karya arsitektural dari sudut
pandang yang lain.
d) Dapat menghasilkan karya arsitektur yang ekspresif.
Adapun Contoh bangunan metafora sebagai berikut :
1. Nagakin Capsule Building

Gambar 1.1 Bangunan Nagakin Capsule Building

Bangunan ini terdiri dari susunan unit rumah tinggal berbentuk kubus dengan jendela
berbentuk lingkaran. Unit-unit tersebut dipegang oleh inti bangunan sebagai konstruksi utama.
Bagi masyarakat jepang bentuk unit rumah tersebut serupa dengan bentuk sangkar burung
dan bukan seperti bentuk rumah tinggal. Tetapi bagi masyarakat eropa bentuk rumah tersebut
serupa dengan bentuk mesin cuci. Sehingga bagi mereka bangunan tersebut merupakan
tumpukan mesin cuci.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 12


2. Sidney Opera House oleh John Utzon

Gambar 1.2 Bangunan Nagakin Capsule Building

Bangunan ini menimbulkan banyak metafora baik dari kalangan profesional maupun
masyarakat umum. Seperti diantaranya dikatakan seperti : kura-kura bercinta, kepakan sayap
burung, kerang maupun kapal yang yang sedang berlayar. Jhon sendiri mengumpamakan
sebagai buah jeruk yang dipotong dan disusun berdiri.

3. Roncham Chapel oleh Lee Corbizier

Gambar 1.3 Bangunan Nagakin Capsule Building

Sebuah bangunan gereja dengan penampilan secara visual majemuk dan imajinatif
sehingga bentuknya dapat terlihat menyerupai kapal laut, atau seperti tangan yang sedang
berdoa.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 13


2.4. KEBUTUHAN FASILITAS

Pengguna bangunan pada gedung pertunjukan musik diantaranya adalah :

1. Pengelola dan Karyawan


Semua pihak yang bertanggung jawab, mengatur, mengontrol, dan
mengorganisasikan pagelaran, serta memberikan informasi yang dibutuhkan kepada
pengunjung.
2. Pemain Musik (Musisi)
Musikus atau musisi adalah orang yang memainkan alat musik seperti gitar atau
piano dan sebagainya atau orang yang menyanyi. Dari setiap musisi ini memiliki
karakter yang berbeda – beda tergantung dari latar belakang pendidikan,
pengalaman dan tingkat bermain musiknya. Mereka (musisi) berpendapat bahwa
keberhasilan bermain musik tidak hanya berdasarkan keahlian bermain musik dan
latihan saja, akan tetapi didukung oleh suasana dan kondisi di dalam ruang
auditorium, sehingga suara yang dihasilkan dapat maksiamal.
3. Pengunjung
Semua pihak baik itu perorangan atau kelompok yang datang untuk berkunjung dan
menikmati fasilitas yang ada di Gedung Konser Musik.

Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang Gedung Konser Musik


Kelompok Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
FASILITAS GEDUNG Pengunjung Datang
PERTUNJUKAN - Kendaraan umum Halte
- Jalan kegiatan Trotoar
- Mobil / motor Parkir
- Membeli tiket Rg. Penerima
Rg. Informasi
Loket Tiket
- Menunggu Rg. Penerima
Hall / Lobby
Cafe
Taman Terbuka
- Menonton pertunjukan Auditorium
- Buang air Toilet
Artis Datang
- Mobil / motor Parkir artis & crew
- Bis Parkir artis & crew
- Masuk Hall stage

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 14


• Persiapan Backstage
Lounge
Rg. Persiapan
Rg. Rias
Rg. Ganti
Rg. Latihan
Rg. Pemain
Toilet
Pimpinan Datang
dan Staff - Kendaraan umum Halte
- Jalan kaki Trotoar
- Mobil / motor Parkir
- Masuk Lobby pengelola
Kerja
- Tulis nama Rg. Pimpinan
- Pertemuan / rapat Rg. Rapat
- Menerima tamu Rg. Penerima Tamu
- Administrasi Rg. Pembantu Ketua
I, II
- Melakukan pekerjaan Rg. Kerja Pimpinan
- Menyelenggarakan Rg. Kabag
kegiatan pertunjukan pertunjukan
- Menerima & memberi Rg. Kabag Informasi
informasi Keuangan
- Istirahat Pantry, Toilet
FASILITAS SERVICE Karyawan - Menangani Rg. Kerja
(MAINTENANCE) Perawatan gedung Gudang
- Masalah gedung Rg. Kerja
- Tempat menyediakan Rg. Trafo
pengaturan, dan Rg. Genset
pengontrolan sumber Rg. Panel listrik
pengkondisian udara, Gudang umum
Listrik dan air Rg. Pompa
Rg. AHU
- Memarkir Kendaraan Rg. Parkir khusus
kendaraan service

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 15


Pengunjung - Mencari data dan Perpustakaan
& Pengelola informasi Foyer
Mading
Rg. Informasi
Rg Penitipan
Rg. Katalog
Rg. Koleksi
Rg. Referensi
Rg. Kantor Pengelola

- Membaca Rg. Baca


Rg. Audio Visual
Rg. Kurator
Gudang
Pengelola - Mengatur Pertunjukan Kantor pengelola
(Administrasi) - Mengatur Manajemen Rg. kerja staff
- Merencanakan Rg. kerja staff
Pembelian dan Rg. kerja pengelola
Perputaran uang
- Mengatur
perlengkapan
- Menyediakan Rg. Proyektor
Informasi
- Pelayanan Rg. Informasi loket
administrasi

Pengelola - Mengatur Rg. Crew


(Teknis) pementasan
- Mengatur lighting Rg. Kontrol
panggung pencahayaan
- Mengatur tata suara Rg. Sound system
panggung
- Menyiapkan Peralatan
Karyawan - Membersihkan Rg. Gudang
perlengkapan
- Menyiapkan makanan Rg. Gudang
kebersihan dapur

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 16


- Mengantar makanan Rg. Saji
- Merapihkan barang Gudang peralatan
FASILITAS - Menjaga barang Rg. penitipan
PENUNJANG Pengelola - Mengelola apa yang Rg. Kerja pengelola
diperdagangkan
- Merencanakan Rg. Staff
pemasukan barang
Karyawan - Memebrsihkan Gudang peralatan
- Menjaga stok barang Gudang barang
- Menunggu Rg. Kerja
Pengunjung
- Menunggu Kasir
Pengunjung membayar
Pengunjung - Melihat barang yang Rg. Display
dijual
- Membayar Kasir
- Rental Studio musik Studio musik
- Menunggu Rg. Tunggu
- Buang air Toilet
Pengunjung - Makan dan minum Cafe
pengelola - Berbincang / ngobrol Amphiteater
- Beribadah Musholla, T.Wudhu
dan mimbar
- Membaca data dan Perpustakaan
Informasi Foyer
Mading
Rg. Informasi
Rg. Penitipan
Rg. Katalog
Rg. Koleksi
Rg. Referensi
Rg. Kantor Pengelola

- Membaca Rg. Baca


Rg. Audio visual
Rg. Kurator
Gudang

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 17


- Buang air Toilet
Security - Menjaga Keamanan Pos Penjagaan

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 18


BAB III. PENYUSUNAN PROGRAM PERANCANGAN

3.1. DIAGRAM AKTIFITAS


3.1.1. Pengelola

Peng. Bangunan

Parkir
Peng. Pertujukan
Rg.
Staff
Rg. Peng.
Datang Entrance Perpustakaan
Staff
Rg.
Staff
Humas

Informasi

Gambar 1.4 Aktifitas Pengelola

3.1.2. Musisi

Datang Masuk Pemeriksaan Rg. Ganti

Rg.
Parkir Rg. Alat Musik Perform.
Tunggu

Pulang Istirahat

Gambar 1.5 Aktifitas Musisi

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 19


3.1.3. Pengunjung

Menonton konser musik

Daftar

Latihan musik (Band)


Datang Plaza
Kursus musik

Parkir
Perpustakaan

Cafe

Parkir

Gambar 1.6 Aktifitas Pengunjung

3.2. JENIS DAN BESARAN RUANG

Tabel 2.2 Program Ruang Gedung Pertunjukan Musik


ZONA PELAKU RUANG KAPASITA STANDAR SMB JUML LUAS
KEGIATAN S R AH
Gedung Penonton • Lobby 150 Orang 0,7 m² MHB 1 210 m²
Pertunjukan Utama berdiri
Musik 2 m² duduk
Lobby VIP 100 Orang 2 m² duduk MHB 1 200 m²
• Tempat 800 Orang 0,8 m²/Org MHB 768 m²
Duduk +
Sirkulasi
20%
Toilet 150 Pria 1 wc = 1,82 MHB 4 7,3 m²
Utama m²
10 10,5 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 20


1 Urinoir =
1,05 m² 10 13 m²
1 wastafel
=1,3 m²
150 Wanita 1 wc = 1,82 MHB 4 7,3 m²

1 wastafel = 10 13 m²
1,3 m²
Toilet VIP 100 Pria 1 wc = 1,82 MHB 2 3,6 m²

1 Urinoir = 3 3,2 m²
1,05 m²
1 wastafel 3 3,9 m²
=1,3 m²
100 Wanita 1 wc = 1,82 MHB 2 3,6 m²

1 wastafel = 3 3,9 m²
1,3 m²
Sirkulasi 20 % 249 m²
Subtotal 1.496 m²
Pemain Panggung - 15 Biola 1 1,25 m² DFA 15 18,7 m²
Orkestra - 15 Biola 2 1,25 m² DFA 15 18,7 m²
- 1 Piano 5 m² DA 1 5 m²
- 1 Drigen 2,2 m² SB 1 2,2 m²
-3 1,32 m² SB 3 4 m²
Terompet 1,32 m² SB 3 4 m²
- 3 Flute 5 m² DFA 15 75 m²
- 15 Cello
Alto 1,8 m² DFA 1 1,8 m²
- 1 Cello
Bass 4 m² SB 1 4 m²
- 1 Drum 3,2 m² SB 1 3,2 m²
- 1 Harpa 1,32 m² SB 2 2,6 m²
- 2 Gitar 0.5 m² DFA 1 7,5 m²
- 15 Paduan
suara
75 Orang + Sirkulasi 20 % 29 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 21


Subtotal 176 m²
Panggung 2 Drum 4 m² SB 2 8 m²
Band 3 Gitar 1,32 m² SB 3 4 m²
Performan 2 Bass 1,8 m² SB 2 3,6 m²
ce 3 Sound 1,5 m² SB 3 4,5 m²
Gitar SB
3 Sound 1,5 m² SB 3 4,5 m²
Bass SB
2 mic vokal 1,5 m² SB 2 3 m²
+ Sirkulasi 20 % 5.5 m²
Subtotal 33 m²
Back Stages
• Hall 75 Orang 0,8 m²/ MHB 1 60 m²
Pemain Pemain
• Rg. Rias 75 Orang 1,5 m² / TSS 75 112, 5
Pemain m²
• Rg. 75 Orang 1 m² / TP 1 75 m²
Persiapan Pemain
• Rg. 5 Orang 4 m² / SB 5 20 m²
Latihan Orang
• Rg. 15 Orang 48 m² / SB 2 96 m²
Latihan Ruang
Bersama
Rg. Artis 2 Kelompok 24 m² / SB 2 48 m²
Ruang
Rg. 50 Orang 96 m² SB 1 96 m²
Konferensi
+ Sirkulasi 20% 101,5 m²
Subtotal 609 m²
Pengelola • Gudang 75 Alat Alat : 0,5 m² SB 1 37,5 m²
Peralatan Piano : 5 m²
Alat Pukul :
4 m²
• Rg. Tata 2 Orang 3 m² / SB 1 6 m²
Suara Orang
• Rg. Tata 2 Orang 3 m² / SB 1 6 m²
Cahaya Orang

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 22


• Rg - - SB 1 50 m²
Peliputan
+ Sirkulasi 20% 19,9 m²
Subtotal 119 m²

ZONA FASILITAS PENGELOLAAN


Pengelola Pimpinan • R. Kerja 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
Gedung Pimpinan Orang
Pertunjukan • Rg. 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
Musik Waka.Pim Orang
pinan
• Rg 1 Orang 9 m² / SB 1 9 m²
Sekertaris Orang
• Rg. 6 Orang 1,5 m² / TSS 1 9 m²
Tamu Orang
• Rg. Ka. 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
Subag. Orang
Umum
• Rg. Ka. 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
Subag. Orang
Keuangan
• Rg. Ka. 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
Bag. Orang
Pertunjuka
n
• Rg 25 Orang 1,5 m² / MHB 1 37,5 m²
Rapat Orang
• Toilet 4 Pria 1 wc = 1,82 MHB 1 1,82 m²

1 urinoir = 1 1,05 m²
1,05 m²
1 wastafel = 1 1,3 m²
1,3 m²
4 Wanita 1 wc = 1,82 MHB 1 1,82 m²

1 wastafel = 1 1,3 m²
1,3 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 23


• Pantry 3 Orang 6 m² ISD 1 6 m²
• Gudang 1 Orang 2 m² SB 1 2 m²
• Rg. 1 Orang 4,2 m² SB 1 4,2 m²
Informasi
(Security)
• Rg. 4 Orang 1,5 m² / TSS 1 6 m²
Tunggu Orang
+ Sirkulasi 24 m²
Subtotal 145 m
Bagian Ka. Bak • Rg. Kerja 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
Administrasi Ka Orang
Keuangan Waka. • Rg. 1 Orang 10 m² / EN 1 10 m²
BAK Waka. Orang
Administra
si
Keuangan
Staff • Rg. Staff 4 Orang 5,8 m² / MHB 4 23,2 m²
Orang
• Rg. 1 Orang 3,4 m² / ISD 3 10,2 m²
Pelayanan Orang
Administra
si
Keuangan
• Rg. 7 Orang 1,8 m² / MHB 1 12,6 m²
Rapat Orang
• Rg. Arsip 3 Orang 12 m² / SB 1 36 m²
Orang
• Rg. 4 Orang 1,5 m² / TSS 1 6 m²
Tamu Orang
• Pantry 3 Orang 6 m² / ISD 1 18 m²
Orang
• Toilet 4 Pria 1 wc = 1,82 MHB 1 1,82 m²

1 urinoir = 1 1,05 m²
1,05 m²
1 wastafel = 1 1,3 m²
1,3 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 24


4 Wanita 1 wc = 1,82 MHB 1 1,82 m²

1 wastafel = 1 1,3 m²
1,3 m²
+ Sirkulasi 20% 26,6 m²
Subtotal 160 m²
ZONA FASILITAS SERVICE
Bagian Karyawan • Rg. 5 Orang 1,5 m² / TSS 1 7,5 m²
Ganti Orang
Bagian Service • Shaft 2 m² SB 1 2 m²
Service Sampah
• Parkir 1 Truk 21 m² MHB 1 21 m²
Service
Bagian M & Pengatura • Rg. Kerja 5 Orang 5,8 m² / MHB 5 29 m²
E n dan Orang
Pengontro • Rg. Trafo - 30 m² / UTB 1 30 m²
lan Orang
• Rg. - 72 m² / SB 1 72 m²
Genset Orang
• Rg. - 35 m² / UTB 1 35 m²
Panel Orang
Listrik
• Rg. -- 120 m² SB 1 120 m²
Pompa
• Rg. - 30 m² SB 1 30 m²
Reservoir
• Rg. - 36 m² SB 1 36 m²
Kontrol
Sistem
Bangunan
• Rg. AC - 80 m² SB 1 80 m²
• STP - 60 m² SB 1 60 m²
Control
+ Sirkulasi 20% 104,5 m²
Subtotal 627 m²
ZONA FASILITAS PENDUKUNG

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 25


Gedung Pengunjun • Lobby 50 Orang 0,7 m² MHB 1 70 m²
Pertunjukan g utama berdiri
Kecil 2 m² duduk
• Tempat 250 Orang 0,8 m² / MHB 200 m²
duduk + Orang
Sirkulasi
20%
Toilet 25 Pria 1 wc = 1,82 MHB 2 3,6 m²
utama m²
1 urinoir = 3 3,2 m²
1,05 m²
1 wastafel = 3 3,9 m²
1,3 m²
25 Wanita 1 wc = 1,82 MHB 2 3,6 m²

1 wastafel = 3 3,9 m²
1,3 m²
+ Sirkulasi 20% 57,6 m²
Subtotal 346 m²
Perpustakaa Pengunjun • Rg. Baca 100 Orang 2,56 m² / MHB 100 256 m²
n Musik g Orang
• Rg. Rak 1000 buku 0,05 m² MHB 2000 100 m²
Buku (Populer/No (20%)
vel) 0,06 m² MHB 5000 300 m²
(70%)
0,15 m² MHB 1000 150 m²
(10%)
+ Sirkulasi 20% 161 m²
Subtotal 806 m²
• Rg. Rak 750 Kaset 30 m² SB 1 30 m²
Kaset dan
partitur
750 Partitur 30 m² SB 1 30 m²
• Rg. 100 Loker 0,55 m² / DA 100 55 m²
Loker Loker
• Rg. 2 Karyawan 3,4 m² / ISD 1 6,8 m²
Peminjam Orang

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 26


an dan
pengemba
lian
• Katalog 2 Kabinet 0.65 m² SB 2 1,3 m²
• Lobby 50 Orang 0,7 m² / MHB 1 35 m²
Perpus Berdiri
• Toilet 30 Pria 1 wc = 1,82 MHB 2 3,6 m²
perpus + m²
pengelol 1 urinoir = 4 4,2 m²
1,05 m²
1 wastafel = 4 5,2 m²
1,3 m
30 Wanita 1 wc = 1,82 MHB 2 3,6 m²

1 wastafel = 4 5,2 m²
1,3 m²
Pengelola • Rg. Ka. 1 Orang 10 m² EN 1 10 m²
Perpus
• Rg. 1 Orang 9 m² EN 1 9 m²
Sekretaris
• Rg. 4 Orang 1,5 m² / TSS 1 6 m²
Tamu Orang
• Rg. 2 Orang 5,8 m² / MHB 2 11,6 m²
Administra Orang
si
• Rg. 10 Orang 2,4 m² / SB 10 24 m²
Gerak Orang
Karyawan
• Rg. 1 Orang 24 m² SB 1 24 m²
Fotocopy + Sirkulasi 20% 53 m²
Subtotal Perpustakaan 318 m²
Studio Pemain & • Rg. 10 Orang 57,2 m² / Hit 2 114 m²
Musik & Operator Studio Studio
Rekaman Musik
• Rg. 10 Orang 67,2 m² Hit 1 67 m²
Studio
Rekaman

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 27


+ Sirkulasi 20% 36 m²
Subtotal Studio & Rekaman 217 m²
Retail Karyawan • Retail - 50 m² SB 1 50 m²
Penyewa & CD, dan
Penjualan Kaset
• Retail - 50 m² SB 1 50 m²
Penjualan
Alat
Musik,
Aksesoris,
&
Penyewaa
n alat
musi
• Bengkel - 50 m² SB 1 50 m²
Reparasi + Sirkulasi 20% 30 m²
Alat Musik Subtotal 180 m²
Restoran / Pegawai • Rg. 200 Orang 1,7 m² / ISD 100 170 m²
Cafe Umum Makan Orang
• Dapur - 30% Luas ISD 1 51 m²
Rg. Makan
• Sirkulasi - 20% Total ISD - 44 m²
+ Sirkulasi 20% 19 m²
Subtotal Cafe 114 m²
ZONA FASILITAS PENDUKUNG
Musholla Pengelola • Rg. 400 orang 0.7 m² / MHB 1 280 m²
umum Sholat Orang
• Rg. 2 Orang 6 m² SB 1 6 m²
Mimbar
Imam
• Tempat 120 Orang 1 m² / SB 1 120 m²
Wudhu Orang
• Toilet 3 Toilet .1,82 m² / MHB 3 5,5 m²
Orang
+ Sirkulasi 20% 82 m²
Subtotal Mushola 494 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 28


Rg. Security Pengelola • Pos 10 Orang .1,5 m² / SB 1 15 m²
Pusat Orang
• Pos jaga 2 Orang .4 m² / Pos SB 5 20 m²
keamanan
+ Sirkulasi 20% 7 m²
Subtotal Security 42 m²

3.2.1. Program Rg. Makro

Zona Gedung Pertunjukan Musik 2,433 m²


Zona Fasilitas Penunjang (Gedung Pertunjukan Kecil, Perpustakaan, 1,981 m²
Studio Musik, Retail & Cafe Musik)
Zona Kantor Pengelola 305 m²
Zona Fasilitas Service 627 m²
Zona Fasilitas Pendukung (Mushola, Security) 536 m²
Zona Fasilitas Parkir 3.750,5 m²
Amphiteater (Ruang Luar) 450 m²
Total Luas Bangunan 10.082,5 m²

3.2.2. Tabel Keterangan Sumber

SB : Studi Banding
MHB : Metric Hanbook Planning and Design Data
ISD : Interior Space Design
TSS : Time Saver Standard for Building Type
HDPS : Human Dimention Public Space
UTB : Utilitas Bangunan
DFA : Detailing For acoustic

DL : Doelle L. Leslie (Akustik Lingkungan)


DA : Data Arsitek , Ernst Neufert
Hit : Hitungan (Lampiran)
EN : Ernst Noufert
A :Asumsi

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 29


BPA :Building for the Performing Arts

 Kebutuhan Ruang Luar

A. Parkir Pengunjung
1. Standar = 1 tempat parkir untuk mobil antara 4-6 orang penonton
= 1 tempat parkir mobil = 12 m² (DA)
= 1 tempat parkir motor max. 2 orang penonton
= 1 tempat parkir motor = 1,5 m² (DA)
= 1 tempat parkir untuk bus max. 60 orang penonton
= 1 tempat parkir bus = 60 m² (DA)

2. Parkir Mobil
Jumlah penonton = 1500 orang
Tidak semua pengunjung memerlukan tempat parkir mobil (asumsi 50%
pengunjung).
Jumlah pengunjung = 50% x 1600 orang = 800 orang
Jumlah parkir mobil = 800 / 4 = 200 mobil
Luas parkir mobil = 200 mobil x 12 m² = 2400 m²

3. Parkir Motor
Jumlah penonton = 1600 orang
Parkir motor (asumsi 50% pengunjung)
Jumlah pengunjung = 30% x 1600 orang = 800 orang
Jumlah parkir motor = 480 / 2 = 240 motor
Luas parkir motor = 240 motor x 1,5 m² = 360 m²

4. Parkir Bis
Parkir Bis (asumsi 2 bis)
Luas parkir bis = 2 x 60 m² = 120 m²

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 30


B. Parkir untuk Pengelola & Karyawan
1. Parkir Mobil
Jumlah pengelola dan karyawan = 100 orang
Jumlah parkir mobil = 100 / 4 = 25 mobil
Luas parkir mobil = 25 x 25 m² = 625 m²
2. Parkir Motor
Jumlah pengelola dan karyawan = 50% x 100 orang = 50 orang
Jumlah parkir motor = 50 / 2 = 25 motor
Luas parkir motor = 25 x 1,5 m² = 37,5 m²
Luas total parkir pengelola & karyawan = 625 m² + 37,5 m²
= 662,5 m²

C. Parkir Service
1. Mobil Box
Standar 1 mobil box = 28 m²
Jumlah mobil bo = 4 mobil box
Luas parkir mobil box = 28 m² x 4 mobil box
= 112 m²

2. Truk
Standar 1 truk = 48 m²
Jumlah truk = 2 truk
Luas parkir truk = 48 m² x 2 truk
= 96 m²
Luas total parkir service = 112 m² + 96 m²
= 208 m²

D. Luas Total Kebutuhan Parkir


Luas Parkir Mobil = 2.400 m²
Luas Parkir Motor = 360 m²
Luas Parkir Bis = 120 m²
Luas Total Parkir Pengelola & Karyawan = 662.5 m²
Luas Parkir Sevice = 208 m² +
Luas Total Parkir = 3.750,5 m

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 31


3.3. HUBUNGAN RUANG

MAIN
ENTRANCE

SECURITY ENTRANCE CAFE RETAIL ATM

HALL / LOBBY
TICKETING
UTAMA

HALL / LOBBY PEMERIKSAAN RG. TOILET


VIP TUNGGU

STUDIO
TOILET MUSIK
PERTUNJIKA
N MUSIK / RG.
KONSER TUNGGU
HALL
RG.
ADMINISTRASI REKAMAN

TOILET
RG.
RG. RG. TATA RG.
KONFERENSI PERSIAPAN SUARA PELIPUTAN

RG.
TATA

HALL RG. RG. CREW


ENTRANCE
PEMAIN LATIHAN

RG. RIAS GUDANG


SECURITY PERALATAN

TOILET

MUSHOLLA

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 32


3.4. PENGELOMPOKAN RUANG

 Tabel 2.4 Kelompok Kursus Musikdi Gedung Pertunjukan Musik

No. Kelompok Ruang


Ruang
1. Kelompok Kursus Musik Contemporary Piano
Gitar
Biola
Keyboard
Vokal
Drum
Saxophone
Cello
Flute
Electone
Runag Resital Panggung

Audience
Rg. Ngajar
Lobby
Km / Wc

 Tabel 2.5 Kelompok Ruang Publik

No. Kelompok Ruang


Ruang
2. Kelompok Ruang Publik Rg. Informasi
Wifi area
Hall
Main Lobby
Studio Musik
Km / Wc

 Tabel 2.6 Kelompok Ruang Pertunjukan Musik

No. Kelompok Ruang


Ruang
2. Kelompok Ruang Rg. Lobby
Pertunjukan Rg. Panggung
Rg. Auditorium
Rg. Latihan
Rg. Rias

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 33


Rg. Persiapan
Panitia
Rg. Pameran
Rg. Rekaman
Op. Lighting
Gudang
AHU
Rg. Genset
Km / Wc

 Tabel 2.7 Kelompok Ruang Pengelola Utama

No. Kelompok Ruang


Ruang
3. Kelompok Ruang Pengelola Rg. Ka.
Utama Pengelola
Rg. Sekretaris
Rg. Karyawan
Rg. Rapat
Rg. Arsip
Rg. Tamu
Rg. Photocopy
Gudang
Km/ Wc

 Tabel 2.8 Kelompok Ruang Perpustakaan

No. Kelompok Ruang


Ruang
4. Kelompok Ruang Pengelola Rg. Informasi
Utama Hall
Main Lobby
R. Admistrasi
R. kepala
perpustakaan
R. Sekretaris
Rg. Baca umum
R. Penitipan
Rg. Buku
R. Photocopy
Gudang

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 34


 Tabel 2.9 Kelompok Ruang Pelengkap

No. Kelompok Ruang


Ruang
5. Musholla Rg. Sholat

T. Wudhu

6. Cafetaria Rg. makan


Toilet
Rg. Cuci
Dapur
- Pria
- Wanita

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 35


BAB IV. ANALISIS BENTUK

4.1. ANALISA RUANG


Konsep Ide Bentuk

Bentuk bangunan ini terispirai dari note musik yang dituangkan ke dalam bangunan.

Contoh gambar ide bentuk


4.1.1. Fungsi komersial
Tabel 2.10 Persyaratan Teknis Fungsi Komersial
Nama Kegiatan / Persyaratan Teknis
Ruang Fungsi
Entrance Pengunjung - Mudah dilihat dan di capai baik dari tempat parkir
mendapat maupun sirkulasi pejalan kaki.
kesan dan - Sebaiknya memakai bukaan yang transparan agar
pengalaman memberikan kesan ramah dan terbuka.
pertama dari - keamanan harus terjaga sehingga sebaiknya ada
keseluruhan
satpam untuk pengawasi pengunjung yang keluar masuk
bangunan
bangunan.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 36


Retail Kegiatan jual
beli produk

- Ruangan dibuat sederhana sehingga fleksibel


bagi penyewa.
- Keamanan harus terjaga agar tidak terjadi tindak
kriminal.
Cafe Memasak
makanan dan
minuman
dengan menu
lokal dan
internasional

- nyaman dan bersih


- memiliki pemandangan yang menarik
-dekat dengan dapur.
Ruang - disediakan - bebas kolom
studio ruang latihan - Penghawaan dan pencahayaan bagus
musik untuk para - Ruang studio musik memiliki akustik untuk
musisi. menciptakan kondisi audio yang baik.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 37


Tabel 2.11 Persyaratan Teknis Fungsi Pengelola & Administrasi
Nama Kegiatan / Persyaratan Teknis
Ruang Funfsi
Loket Mengantri - memiliki alur antrian yang tidak rumit, sehingga
untuk membeli tidak terjadi antrian yang terlalu panjang
tiket - mudah terlihat dan mudah untuk di jangkau
pertunjukan
Kantor Mengelola - mudah terlihat oleh pengunjung, tidak
Pengelola gedung tersembunyi dan mudah di akses
dan auditorium dan - Nyaman, dan tidak bising, karena merupakan
Administrasi membuat pusat informasi
agenda - memiliki akses langsung dengan backstage, dan
pertunjukan daerah service lain.

4.1.2. Persyaratan Teknis Ruang – Ruang Tertentu


1. Ruang latihan musisi.
 Kualitas ruang kedap suara yang baik dan tidak mengganggu antar
ruangan.
 Jauh dari pusat keramaian.
 Lantai datar.
 Pintu masuk selebar 2 meter untuk memungkinkan mobilisasi alat musik
yang berdimensi besar.
 Dekat dengan gudang instrumen.
 Perabotan yang dibutuhkan : stand musik, lampu musik, jam dinding.
 Penerangan dan ventilasi natural jika memungkinkan.
2. Ruang penyimpanan kotak alat musik
 Dekat dengan ruang praktek agar mudah dalam memobilisasi peralatan
musik sebelum dan sesudah latihan.
 Material untuk rak menggunakan metal.
 Dapat digunakan sebagai ruang antara untuk mengeliminasi suara antara
bunyi yang ditimbulkan ruang latihan musisi.
3. Gudang Instrumen
 Terletak dekat dengan ruang praktek musik. Mini theatre mempunyai
gudang penyimpanan instrumen tersendiri.
 Suhu dan kelembaban terjaga dengan baik, tidak boleh pada tingkat yang
tinggi.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 38


 Perabotan yang dibutuhkan adalah rak penyimpanan alat-alat musik yang
beraneka ragam ukurannya dengan tinggi 30 kaki dan lebar 3 kaki, seperti
biola, cello, Contrabass, alat tiup (ukurannya relatif sama, kecuali
trombone), gitar. Rak untuk penyimpanan dokumen – dokumen musik,
musik stand juga dibutuhkan. Material perabotan dapat menggunakan
kayu atau bahan yang beralaskan papan kayu, lembaran plastik, potongan
metal, gulungan kain kaca dan kertas.
 Dapat digunakan sebagai ruang antara untuk mengurangi dengung yang
ditimbulkan ruang praktek

Gambar 1.7 penyimpanan instrumen

4. Ruang Konser
 Row space yang nyaman

Gambar 1.8 penyimpanan instrumen

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 39


 Row length yang nyaman

Gambar 1.9 ukuran kursi ruang konser

 Pengaturan ruang secara umum

Gambar 1.10 pengturan secara umum

5. Perpustakaan Buku musik


 Pintu masuk dengan 2 pintu dengan ukuran 0.80x0.80 agar memudahkan
pengunjung perpustakaan saat berkunjung.
 Jumlah buku musik yang disediakan sekitar 1.000 buku musik.
 Ruang – ruang yang dibutuhkan : penitipan barang, ruang karyawan,
ruang baca, ruang buku dan gudang.
6. Loading dock
 Ketinggian lantai penerima barang selevel dengan ketinggian pintu bus
jika sedang dibuka, untuk memudahkan mobilisasi alat musik.
 Area penerima, area sirkulasi, area penyimpanan sementara.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 40


7. Ruang ME
 Terletak jauh dengan ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan.
8. Ruang Kontrol Panggung
 Mempunyai akses view langsung ke panggung.
9. Ruang minimum yang dibutuhkan untuk panggung
 Ukuran yang pasti dalam kebutuhan tiap pemain alat musik yang berbeda-
beda harus diketahui untuk merancang dimensi panggung dengan benar,
sehingga para pemain musik tidak kesulitan dalam beramin karena
kekurangan space.

4.1.3. Persyaratan Teknis Ruang – Ruang Tertentu


1. Ruang Konser
 Standar lebar minimum dan jumlah pintu keluar minimum disesuaikan dengan
daya tampung kursi.
 Pengaturan tempat duduk yang memberikan kenyamaan penglihatan dan
sudut pandang bagian manapun.

Gambar 1.11 sudut pandang kemiringan

Sudut A biasanya digunakan untuk auditorium, pertunjukan seni atu theatre. Ketinggian
maksimal bangku paling belakang diukur dari panggung adalah 3,66 m.

Jumlah baris kursi diantara 2 gang tidak boleh lebih dari 16 kursi. Jika baris kursi hanya
dapat diakses dari satu sisi, jumlah kursi tidak boleh lebih dari 8 kursi

Gang yang mengakses 60 kursi atau kurang minimal harus selebar 76 cm, dan 91 cm untuk
60 kursi atau lebih.

Lebar gang (cross aisle) yang menghubungkan antar gang minimal selebar gang yang
terbesar ditambah dengan 50% dari total lebar sisa seluruh gang yang lainnya.

Dimensi Pintu

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 41


 Dimensi pintu harus mempertimbangkan ukuran benda-benda yang akan
dimobilisasikan, seperti alat musik. Ukuran pintu harus lebar, pada ruang-ruang
tertentu seperti theatre dan ruang praktek harus berpintu ganda yang optimal.

4.1.4. Ruang Dalam

Suasan interior sangat penting diperhatikan karena ini termasuk pada bagian dari
relaksi. Untuk memberikan kesan nyaman dant tenang, maka digunakan warna-
warna hangat baik untuk warna dinding, lantai, maupun furnitur. Selain itu
pencahayaan juga penting untuk diperhatikan demikian juga pengaturannya.

Gambar 1.12 Contoh denah ruang konser

Kursi- kursi theatre disusun berdasarkan paengaturan ‘ Continental arrangement’,

dan mengikuti bentuk oval, namun agak melingkar dengan titik pusat adalah panggung, agar
seluruh penonton mendapatkan kualitas visual yang baik. Penggunaan elemen-elemenkayu
sebagiana unsur utama kulit luar dinding interior.

Gambar 1.13 Contoh gambar ruang dalam.

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR| 42

Anda mungkin juga menyukai