PENELITIAN KUALITATIF
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul. Penelitiannya setelah
memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif
yang lebih baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang telah difikirkan
sebelumnya, dan selanjutnya marnpu melihat fenomena secara lebih luas dan
mendalam sesuai dengan apa Yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang
diteliti. KemUngkinan masalah sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut.
Fokus Penelitian
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa
gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dengan demikian
berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menentukan
variabelvariabel yang akan diteliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif,
gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan),
sehingga neliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitannya hanya
berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial Yang
diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian
kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih
variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut
batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut
dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
Batasan masalah dan fokus dapat digambarkan seperti gambar 10.1 a dan
10.1 b berikut.
Obyek penelitian
12 variabel
Dib
a
t
a
s
i
m
e
n
j
a
d
i
d
u
a
v
n
r
i
a
h
e
l
A
d
a
n
F
(masalah deskriptif)
Judul dan penelitian variabel kualitatif dalam yang situasi diteliti, tentu sosial saja
tetapi tidak secara lebih harus luas pada mencerminkanusaha untuk
permasalahan
mengungkapkan fenomena dan mendalam, serta menemukan hipotesis
dan teori. Berikut ini diberikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif.
l. Pengembangan Model Perencanaan yang efektif, di Era Otonomi Daerah.
2. Organisasi Pemerintah yang Efektif dan Efisien pada Era Otonomi
Daerah.
Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian kuantitatif,
karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu
menjadi "human instrumen" yang baik. Dalam hal ini Borg and Gall 1988
menyatakan bahwa "Qualitative research is tnuch more difficult to do well
than quantitative research because the data collected are usually subjective
and the main measuremnent tool for collecting data is the investigator
himself". Penelitian kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan penelitian
kualtitatif, karena data yang terkumpul bersifat subyektif dan instrumen
sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi
instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki
wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait
dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai, budaya, keyakinan,
hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial
tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan
sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahami apa yang
terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data
yang diperoleh. Sebagai contoh seorang peneliti bidang manajemen akan
merasa sulit untuk mendapatkan data tentang kesehatan, karena untuk
bertanya pada bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan. Demikian
juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan, akan sulit untuk bertanya
dan memahami bidang antropologi.