Bab I
Bab I
DIABETES MELLITUS
A. PENGERTIAN
sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat
tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik
dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat
defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. (PERKENI
2011)
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
(Suyono, 2009)
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan
tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah .(American
ialah:
Beta
3) Gangguan sistem imun
4) Kelainan aktivitas insulin
5) Faktor-faktor harmonal, misal : Thyroid
(Price, 2005)
1) Makanan berlebihan
2) Kehamilan
3) Penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin
(Subekti, 2005)
c. Kelainan genetic
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
penurunan insulin
f. Infeksi
pankreas
3) PATOFISIOLOGI
yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau
Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangat
kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk
insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel
dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. keadaan inilah yang terjadi
Pada keadaan Diabetes Melitus tipe 2, jumlah sel insulin bisa normal,
bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor ( penangkap ) insulin dipermukaan sel
kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk
ke dalam sel. Pada keadaan Diabetes Mellitus tipe 2,jumlah lubang kuncinya
karena lubang kunci ( reseptor ) kurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel
sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar ( glukosa ) dan kadar glukosa dalam
darah meningkat. dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan Diabetes
Mellitus tipe 1, bedanya adalah pada Diabetes Mellitus tipe 2 disamping kadar
glukosa tinggi kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada Diabetes Mellitus tipe 2
juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitas kurang baik,
gangguan transport glukosa didalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan
tinggi,ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang keluar sehingga
dari pengeluaran cairan yang berlebih pasien akan terstimulasi oleh rasa haus
(polifagia).
( Imam Subekti,2009 )
PATHWAY
PANKREAS
Pulau Langerhans
Sel Beta
Insulin
Reseptor Insulin
SEL
(Jika tidak dihasilkan/ resistensi)
Menutup
4) MANIFESTASI KLINIS
pruritus genetalia.
(Tjokronegoro, 2002)
sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua umur. Kebanyakan
sindrom tertentu:
a. Penyakit Pankreas, seperti pankreatitis akan berdampak pada
masuk dalam sel . Peningkatan beban kerja ini akan berakibat pada
6) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Soegondo,2009,Tes diagnosis untuk Diabetes Mellitus harus
dilakukan bila terdapat gejala DM seperti : poliuri, polidipsi dan poliphagi atau
Melitus.
2. Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl puasa adalah tanpa intake
diagnostik.
Tabel 1. Pemeriksaan kadar gula darah
f. Periksa glukosa darah satu jam dan dua jam sesudah beban
glukosa
tidak merokok
7) PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Obat-obatan
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang
a) Sulfonilurea
badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien dengan berat badan
( Mansjoer,dkk 2001)
b) Biquanid
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini
Diabetes Mellitus.
b. Perencanaan makan
Pada Konsensus Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia (PERKENI)
a) Karbohidrat 60-70 %
b) Protein 10-15%
c) Lemak 20-25 %
akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah
kandungan kolesterol < 300 mg/hr. Jumlah kandungn serat ±29 gr/hr
Jumlah kalori yang diperhitungkan untuk menentukan diet maka kita harus
10 % kg
seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur –angsur dari sedikit
latihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu
selama 30 menit, olahraga sedang adalah jalan cepat selama 20 menit dan
memulai olahraga sebelum makan , memakai sepatu yang pas dan harus
nekrosis sel.
d. Penyuluhan
Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan
optimal dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih
baik.
Dengan berbagai macam usaha tersebut, diharapkan sasaran pengendalian
2) Insulin
Pengobatan dengan insulin, Insulin diberikan tiga kali sehari 15-30 menit
sebelum makan
jam
c. Insulin masa kerja panjang ( PZI: Protamin Zine Insulin) 18-24 jam
a) Ketoasidosis diabetik
b) Diabetes dengan berat badan kurang
c) Diabetes yang mengalami stress ( infeksi, operasional dan lain-lain)
d) Diabetes hamil (gestasional DM)
e) Diabetes tipe I
f) Kegagalan pemakaian obat hipoglikemi oral
(Soegondo, 2009)
8) KOMPLIKASI
Komplikasi akut pada diabetes mellitus antara lain Boedisantoso (2009)
adalah:
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan
Penyebab tersering lainnya antara lain : makan kurang dari aturan yang
lain-lain.
b. Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dasar itu terjadi pada endotel pembuluh darah, sel otot pembuluh darah
struktur lainnya akan menjadi rusak. Zat kompleks yang terdiri dari gula di
dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan
kebutaan.
b. Nefropati
Hal-hal yang dapat terjadi antara lain : peningkatan tekanan glomerular
hilangnya sensasi distal atau seperti kaki terasa terbakar dan bergetar
Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita DM.
diabetes dan ulkus diabetes merupakan hal yang paling sering pada
darah di kaki.
Dengan adanya penurunan suplai darah di kaki akan terjadi infeksi,
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada penyakit Diabetes Melitus menurut Doengoes,
elektrolit
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi atau metabolik,
informasi.
8. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
pengaturan.
D. INTERVENSI
Rencana asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
normal )
Intervensi:
a. Kaji lama dan intensitas terjdinya muntah , poliuri, dan diare.
Rasional : mengetahui volume cairan yang hilang sehingga
tindakan selanjutnya
e. Pertahankan pemasukan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
Rasional : Mempertahankan hidrasi atau sirkulasi volume
f. Ciptakan lingkungan yang nyamn dan tenang
Rasional : Hindari kemarahan pasien yang mana dpat menambah
sodium, potassium.
Rasional : Monitor HCT untuk mengetahui tingkat yang meninggi,
dan penggunaannya)
b. Auskultasi peristaltik usus
Rasional : Hiperglikemi, gangguan cairan dan elektrolit dapat
pengobatan
d. Observasi tanda-tanda hipoglikemi (perubahan tingkat keadaan, kulit
purulen
Rasional : Infeksi merupakan faktor presipitasi terjadinya ketoasidisis
b. Anjurkan untuk mencuci tangan baik staf maupun pasien sebelum
melakukan tindakan
Rasional : Mengurangi resiko trjadinya infeksi silang
c. Pelihara tehnik aseptik dalam prosedur pemberian pengobatan secara
IV
Rasional : Keadaan glukosa yang tinggi dalam darah merupakan
aliran darah
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik secara tepat
Rasional : Pengobatan awal dapat mencegah terjadinya sepsis
4. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
singkat
Rasional : Mengurangi kebingungan pasien
c. Lakukan penjelasan perawatan secara rutin dan ikutsertakan pasien
kenyataan
d. Monitor adanya hyperesthesia, nyeri, dan penurunan sensori
Rasional : Mengetahui adanya perubahan persepsi sensori dan
kesadaran
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolik,
Intervensi :
yang melelahkan
Rasional : Meningkatkan motivasi pasien dalam melakukan aktivitas
b. Beri alternative aktivitas dengan adanya periode istirahat
Rasional : Mencegah kelelahan yang berlebihan
c. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional : Mengidentifikasikan tingkat toleransi fisik pasien
d. Diskusikan dengan pasien aktivitas yang dapat mengurangi energi
Rasional : Pasien akan lebih banyak menyelesaikan aktivitas yang
lebih kecil
e. Tingkatkan partisipasi pasien dalam ADL sesuai toleransi
Rasional : Meningkatkan kemandirian pasien secara bertahap
Intervensi
Diagnosa keperawatan pada penyakit Diabetes Melitus menurut NANDA
Kriteria hasil :
a. GDS : 80-109
b. GD2jamPP : 110-139
Intervensi :
penangannya
diabetes
personal
injuri
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
selanjutnya
dianjurkan
penyembuhan
pengaturan.
Kriteria hasil :
Intervensi
cairan
Rasional : mencukupi kebutuhan cairan
cairan
Kriteria hasil :
fungsiolesa)
Intervensi
nutrisi
mengurangi infeksi
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (Familiar)
Kriteria hasil :
Intervensi
dan keluarga
penyakit
komplikasi penyerta
Kriteria hasil :
a. Pasien menunjukkan peningkatan energy
Intervensi
mencegah kelelahan
tingkat kelelahan
pasien
meningkatkan aktivitas
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2005. Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care.
Doengoes, Marilyn. E. 2000. Nursing Care Plans Guidiens For Planning and
Documentation Patiens Care Edition. Philadelpia FA Davis Company
Sabella, Rifdah. 2010. Libas Diabetes Dengan Terapi Herbal, Buah Dan Sayuran.
Jakarta: Gramedia.