Anda di halaman 1dari 32

BENTUK DAN MASSA BANGUNAN MENURUT HAMID SHIRVANI PADA

JALAN TIMOR MERAUKE

Disusun oleh

1. ABIL DITYATRIS SAPUTRA [201623201007]

2. FURQAN EASTYANTO [201623201014]

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIERSITAS MUSAMUS
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang tentang bentuk dan
massa bangunan. Semoga dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Merauke , 23 juli 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................1


1.2 IDENTIFIKASI LAPANGAN .....................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................19
2.1 PENGERTIAN PERANCANGAN KOTA {URBAN DESAIN} ................19
2.2 DEFINISI BENTUK DAN MASSA BANGUNAN ....................................20
2.3 ASPEK – ASPEK BENTUK DAN MASSA BANGUNAN ........................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................24
3.1 Pendekatan Penelitian……………………………………….24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 24


3.3 Metode Penelitian ........................................................................ 24
3.4 Metode Analisis Data................................................................... 24
3.5 Populasi dan Sampel .................................................................... 25
3.6 Penelitian di Lapangan ..................................................................25
BAB IV SOLUSI DESAIN ...................................................................................26
4.1 KONDISI AWAL ........................................................................................26
4.2 DESAIN .......................................................................................................30

BAB V PENUTUP..........................................................................................31
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................32
5.2 SARAN .......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan kota tergantung pada lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan


dengan masa lalu atau sejarah terbentuknya kota serba berkaitan dengan masa yang
akan datang. Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan kemajuan
teknologi, perkembangan kota juga berjalan sesuai dengan kebutuhannya yang
makin berkembang. Menjamurnya pembangunan tempat-tempat komersial juga
merupakan dampak dari perkembangannya kehidupan ekonomi yang berlangsung
di masyarakat. Bangunan komersial seperti pusat petokoan, toko serba ada, ruko,
dan perkantoran biasanya diikuti oleh kehadiran sector informal pedagang kaki
lima.
kawasan jalan timor merupakan kawasan perdagangan barang dan jasa, di jalan
timor terdapat penjual kerajinan kulit buaya di setiap sisi jalan, adanya pengrajin
kulit buaya sebagai pembangkit aktivitas perdagangan dan jasa di tempat tersebut,
merangsang tumbuhnya pembangunan tempat-tempat komersial seperti kios-kios,
koperasi, ruko dan lain-lain. wilayah jalan timor juga merupakan bagian dari
wilayah kota yaitu terbentuk dari konfigurasi massa bangunan-bangunan di
lingkungan perkotaan tersebut.

Elemen perancangan kota bentuk dan massa bangunan menurut hamid shirani
merupakan salah satu alat paling bermanfaat untuk mebangun lingkungan kota,
bentuk dan massa bangunan membahas mengenai bentuk dan massa-massa
bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar
massa yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar massa
seperti ketinggian bangunan, jarak antar bangunan, bentuk bangunan, fasad
bangunan, dan sebagaimana diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi
teratur.

1.2 IDENTIFIKASI LAPANGAN

Dari hasil identifikasi lapangan yang di teliti adalah sebagai berikut.

a.data pengukuran

NO KETINGGIAN KLB KDB GSB

1.1 7M 72 M2 290 M2 4.5 M

1.2 7.5 M 24 M2 580 M2 4.5 M

1.3 4M 72 M2 441 M2 4.5 M

1.4 3.5 M 150 M2 441 M2 4.5 M


1.5 4.0 M 170 M2 243 M2 4.5 M

1.6 4.5 M 144 M2 590 M2 4.5 M

1.7 2.5 M 36 M2 109 M2 4.1 M

1.8 4 .0M 156 M2 160 M2 3.7 M

1.9 2.5 M 28 M2 185 M2 4M

1.10 4.0 M 48 M2 50 M2 3.9 M

1.11 4.0 M 42 M2 612 M2 3.9 M

1.12 4.0 M 40 M2 620 M2 4M

1.13 4.0 M 192 M2 465 M2 4M

1.14 4.0 M 49 M2 429 M2 4.4 M

1.15 3.5 M 96 M2 143 M2 4.7 M

2.1 8.0 M 480 M2 1120 M2 1.4 M

2.2 5.0 M 60 M2 1160 M2 3.3 M

2.3 3.0 M 168 M2 380 M2 3.5 M

2.4 7.0 M 24 M2 300 M2 3.4 M

2.5 4.5 M 104 M2 160 M2 3.6M


2.6 5.0 M 240 M2 286 M2 3.5 M

2.7 6.0 M 56 M2 456 M2 3.3 M

2.8 5.0 M 80 M2 192 M2 3.9M

2.9 5.0 M 160 M2 675 M2 3.3 M

2.10 4.0 M 30 M2 57 M2 3.6 M

2.11 5.0 M 168 M2 640 M2 3.8 M

2.12 3.5 M 36 M2 448 M2 3.1 M

2.13 5.0 M 144 M2 289 M2 3.4 M

NO TEXTURE WARNA MATERIAL

1.1 HALUS KREM BATU

1.2 KASAR BIRU KAYU

1.3 HALUS KUNING BATU

1.4 HALUS HIJAU BATU


1.5 HALUS PUTIH BATU

1.6 HALUS ORANGE BATU

1.7 HALUS ORANGE BATU

1.8 HALUS HIJAU BATU

1.9 KASAR BIRU KAYU

1.10 HALUS HIJAU BATU

1.11 HALUS HIJAU BATU

1.12 HALUS BIRU BATU

1.13 HALUS HIJAU BATU

1.14 HALUS PUTIH BATU

1.15 KASAR ABU-ABU KAYU

2.1 HALUS HIJAU BATU

2.2 HALUS ABU-ABU BATU

2.3 HALUS ABU-ABU BATU


2.4 HALUS PUTIH BATU

2.5 HALUS PUTIH BATU

2.6 HALUS BIRU BATU

2.7 HALUS HIJAU BATU

2.8 HALUS ORANGE BATU

2.9 HALUS PUTIH BATU

2.10 HALUS HIJAU BATU

2.11 HALUS ORANGE BATU

2.12 HALUS PUTIH BATU

2.13 HALUS ABU-ABU BATU

a.data pengukuran
Gambar 1.1 Gambar 1.2

Gambar 1.3 Gambar 1.4

Gambar 1.5 Gambar 1.6


Gambar 1.7 Gambar 1.8

Gambar 1.9 Gambar 1.1

Gambar 1.11 Gambar 1.12


Gambar 1.13 Gambar 1.14

Gambar 1.15 Gambar 2.1

Gambar 2.2 Gambar2.3


Gambar 2. 4 Gambar 2. 5

Gambar 2. 6 Gambar 2. 7

Gambar 2. 8 Gambar 2. 9
Gambar 2.10

Gambar2.11 Gambar 2.12

Gambar 2.13
c. Gambar tampak depan dan samping bangunaan

untuk mempermudah penjelasan gambar ,maka dalam kasus kali ini di bagi menjadi
4 segmen
C.1 SEGMEN 1
C.2 SEGMEN 2
C.3 SEGMEN 3
C.4 SEGMEN 4
BAB III

METODOLOGI PENELITIA

3.1 Pendekatan Penelitian

prasetyo (2005;49) berpendapat bahwa penelitian survey umumnya dilakukan untuk


mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Jika sampel yang
diambil adalah representatif maka generalisasinya kuat. Contoh penelitian tentang
kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpinnya, penelitian pengaruh anggaran
pendidikan terhadap kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumem
dalam memilih suatu jenis produk.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun penelitian yang dilakukan di Jalan timor kecamatan seringu jaya,
Kabupaten merauke meliputi berbagai bangunaan ,yaitu bangunaan carzoray oke ,ruko
,warung makan kios perumahaan ,kulit buaya dan gudang , untuk waktu penelitian ada
empat kali peneilitan yaitu pada tanggal 20 juni 2018 5 juli 2018 , 12 juli 2018 dan 16
juli 2018 di jalan timor kecamatan seringgu jaya kabupaten merauke

3.3 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengukuran

3.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif karena
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kualitatif.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah bangunaan yang berada pada jalan timor
kecamatan seringgu jaya merauke, sedangkan sampelnya adalah tatanan bentuk dan
massa bangunaan pada jalan timor.

3.6 Penelitian di Lapangan


BAB IV

SOLUSI DESAIN

4.1 KONDISI AWAL

Dari identifikasi lapangan yang di teliti masih banyak kesalahan dalam


aspek-aspek bentuk dan massa bangunan seperti garis sempadan bangunan
{GSB},dan garis skyline.

Garis sempadan bangunan yang di tentukan untuk jalan lingkungan di


kabupaten merauke adalah 8 meter, sedangakan pada kondisi awal tidak sesuai
dengan gsb yang ada, sedangkan untuk garis skyline pada kondisi awal tidak
skalatis hal ini akan mempengaruhi kondisi bangunan yang rendah dan
bangunan tinggi,tetapi ada beberapa bangunan yang di pertahankan karena
merupakan banguanan sejarah,dan bangunan yang berpengaruh ditempat
tersebut seperti bangunan cazoaryoke yang merupakan bangunan penunjang,
dan ada bangunan rumah conservasi. Berikut adalah gambar tampak bangunan
dan tampak skyline bangunan.

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14

{Gambar tampak bangunan a-a}


CAZOARY OKE

2.12 2.11 2.10 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1

{Gambar tampak bangunan b-b}


1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14

{Gambar skyline bangunan a-a}

CAZ OARY OKE

2.12 2.11 2.10 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1

{Gambar skyline bangunan b-b}


{Gambar tampak samping bangunan }

4.2 DESAIN

Dari identifikasi lapangan yang telah di teliti desain yang cocok untuk
memperbaiki kesalahan pada aspek-aspek bentuk dan massa bangunan adalah.

a. GSB
bangunan

800cm

Jalan 350cm

Untuk desain GSB mengikuti aturan pemerintah yaitu Garis sempadan bangunan yang di
tentukan untuk jalan lingkungan di kabupaten merauke adalah 8 meter.
b. Garis skyline
a.{ desain garis skyine a 400-650 meter }
900cm
650cm 650cm 550cm
400cm 450cm 450cm 500cm 500cm 450cm 400cm 500cm

2.12 2.11 2.10 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1

b.{ desain garis skyine b 400-650 meter }

untuk aturan garis skyline yang kami tentukan agar bangunan tampak sekalatis yaitu
ketinggian bangunan berkisar 400-650 meter.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan Dan paparan hasil penelitian tentang Bentuk tantaan massa
bangunaan bangunaan jalan timur dapat di simpulkan bahwa kekurangan masih
banyak pada kondisi bangunaan di jalan timor yang tidak sesuai teori dan tatanan
yang baik seperti garis sepadan bangunaan yang tidak sesuai peraturan pemerintah
kabupaten merauke ,serta bentuk bangunaan yang tidak teratur dari segi bentuk dan
masaa bangunaannya , maka dari itu kita memberikan solusi desain sesuai teori dan
peraturan pemerintah kabupaten merauke seperti perbaikan garis sepadan bagunaan
pada bangunaan yang ada di jalan timor ,serta penataan bentuk bangunaan agar
sesuai tatanaan massa bangunaa

B. Saran dan Masukan

Saran penulis adalah, sebagai manusia biasa kami sadar bahwa pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan kelemahan
adalah milik kita sebagai makhluk yang diciptakan-NYA. Maka dengan demikian demi
terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepannya, kami mohon sekiranya para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun tentang makalah tatanaan
bentuk massa bangunaan pada jalan timor serta sekiranya , makalah dan penelitian kami ini
dapat di lanjutkan pengkajiannya untuk kedepannya , karna pembagunaan dan perubahaan
pada bangunaan di jalan timor kedepannya akan lebih besar .

Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan mohon maaf bila ada salah dan sesuatu yang
tidak sesuai data pada makalah ini , dan terimakasih untuk pembaca, semoga Allah SWT
senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua
DAFTAR PUSTAKA

1. Ching, Francis.Dk. ; 1996 ; Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan ; Erlangga,


2. Shirvani, Hamid; 1985; The Urban Design Process; Van Nostrand Reinhold
Company,
3. Trancik, Roger ; 1986 ; Finding Lost Space : Theories Of Urban Design ; Van
Nostrand Reinhold Company,
4. Zahn, Markus, 1999, Perancangan Kota Secara Terpadu : Teori Perancangan Kota
dan Penerapannya, Yogyakarta, Kanisius.
5. Adnyana, I Ketut, Puspa (2003)."Perubahan Pemanfaatan Ruang dalam Perspektip
Masyarakat Adat Bali: Studi Kasus Padangsambian Denpasar", disertasi
dipertahankan di Universitas Gadjah Mada 15 Maret 2003, tidak dipublikasikan,
hal.271-291. Florida, Richard (2005). Cities and the Creative Class, Routledge, New
York. Friedmann, John (1992). Empowerment: The Politics of Alternative
Development, Blackwell Publishers, Cambridge.
6. KajianTransformasiBentukdanTatananMassaBangunan.pdf
7. Hertzberger, Herman. 1988 Lessons For Students In Architecture Rotterdam : Uitgevery
010 Publisher
8. Leupen, Bernard. Et. Al. 1997 Design and Analysis Van Nostrand Reinhold, NY.
9. Marshall, Stephen 2005 Streets and Patterns London, New York : Spon Press Taylor and
Francis Group
10. Moughtin, James Clifford. 1992 Urban Design : Street and Square Oxford Architectural
Press 11. Siregar, Sandi A. 1990 Bandung- The Architecture of a City in Development
Disertasi S3 Katholieke Universiteit Leuven

Anda mungkin juga menyukai