2, (2017) 69-79
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF ENVIRONMENTAL GEOLOGY IN SITE LOCATION OF NUCLEAR
INDUSTRY FACILITIES BNI-STP, PENAJAM PASER UTARA. In relation to the development
plan of BNI-STP (Buluminung Nuclear Industry-Science Technology Park), the site survey has
been conducted, especially the identification of environmental geological characteristics. The
research objectives are to obtain baseline data of environmental geological characteristics which
include identification of stratigraphic data (lithology, soil / rock layer), geological structure,
volcanology, topography, seismicity, and hydrogeology. Methodology includes literature study
and field observation such as identification of geological characteristics related to geological
structure, stratigraphy (lithology and soil / rock sequence), volcanology, topography, seismicity
and hydrogeology. Site evaluation methodologies were conducted with literature and field
geology studies. The results of field literature and field geology indicate that the data of
environmental geological characteristics in the BNI-STP nuclear facility area of relatively
southern south-trending direction and the northeast-southwest trending wing structure formed at
the Mio-Pliocene period. Composite lithology of BNI-STP area is sandstone, shale and coal
which is included in Balikpapan Formation. Some areas are covered by clay river deposits and
swamp deposits. moreover, there is no indication of active fault or active volcanism. The
topography is relatively flat, and its hydrogeological conditions with medium aquifers, and
seismic conditions are safe from the epicenter.
Keywords: geology environment, BNI-STP, site, nuclear facility
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) (Buluminung Nuclear Industry and Science
merupakan salah satu kabupaten yang terdapat Technology Park) untuk mendukung program
di Provinsi Kalimantan Timur bagian selatan, nuklir di Kalimantan Timur[1].
berada di bagian pesisir sebelah timur Pulau Kawasan Buluminung, Kecamatan
Kalimantan, berseberangan dengan Kota Penajam, Kabupaten PPU, Kalimantan Timur
Balikpapan. Selain akan dibangun kawasan telah ditetapkan sebagai kawasan industri
industri Buluminung, Pemerintah Daerah guna meningkatkan pertumbuhan sektor
Kalimantan Timur juga akan mengembangkan industri yang lebih terarah, terpadu dan
Pusat Nasional Techno Park (NSTP) optimal. Buluminung akan dikembangkan
Teknologi dan Industri Nuklir atau BNI-STP sebagai kawasan terpadu dengan berbagai
*Penulis korespondensi.
E-mail: heni_susiati@batan.go.id 69
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
fasilitas berbasis iptek nuklir, dalam satu lokasi merupakan aspek penting terkait tingkat
tatanan yang saling bersinergi[2]. Area BNI- kestabilan suatu konstruksi. Data geologi
STP ini direncanakan akan difungsikan sebagai dapat memberikan informasi kekuatan dan
pusat pendidikan, pelatihan, dan karakteristik lapisan tanah/ batuan yang
pengembangan SDM berkompetensi iptek berguna dalam perencanaan dan penataan
nuklir. Selain itu BNI-STP juga sebagai pusat ruang[5].
aplikasi iptek nuklir di berbagai bidang
industri, kesehatan, pangan, energi, air,
pertambangan dan lingkungan, dalam rangka 2. POKOK BAHASAN
industrialisasi berwawasan lingkungan.
Wilayah Buluminung dipilih karena kawasan ini 2.1. Kawasan Industri Buluminung
sangat strategis dan memiliki daya dukung
yang sangat mumpuni, seperti sarana jalan Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
penghubung antar wilayah dan sebagainya. (RTRW) Provinsi Kalimantan Timur tahun
Selain itu, pusat penelitian ini juga memiliki 2016-3026[2] dan Kabupaten PPU tahun 2011-
fungsi yang lebih beragam, mulai dari 2031, disebutkan bahwa akan dikembangkan
pertanian, perikanan, dan sebagainya[1]. kawasan industri di Kecamatan Penajam, PPU,
Proses pembangunan Fasilitas Nuklir Kaltim, salah satunya adalah kawasan industri
seperti PLTN, Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir, Buluminung (Gambar 1). Masterplan
Produksi Radioisotop, Iradiator dll. harus Pengembangan Kawasan Industri Buluminung
melalui beberapa tahapan, seperti penentuan ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan
tapak (survei tapak), konstruksi, komisioning, sektor industri, memberikan kemudahan bagi
operasi dan dekomisioning[3]. Kegiatan survei kegiatan industri, mendorong kegiatan industri
tapak fasilitas nuklir ini dilakukan guna untuk berlokasi pada kawasan yang telah
menindaklanjuti survei awal pemilihan lokasi direncanakan, dan menyediakan fasilitas-utilitas
rencana tapak BNI-STP di Kabupaten PPU, industri yang berwawasan lingkungan, serta
Provinsi Kalimantan Timur. Pelaksanaan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan
survei tapak mengacu pada peraturan, perluasan kesempatan kerja guna peningkatan
pedoman dan standar nasional Badan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten PPU. Di
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan dalam kawasan industri tersebut juga akan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dikembangkan kawasan fasilitas nuklir yang
(KLHK), maupun standar internasional dinamakan BNI-STP.
(IAEA)[4].
Penentuan tapak merupakan kegiatan
pengumpulan data, konfirmasi lapangan,
seleksi, dan evaluasi di lokasi yang akan
digunakan untuk pembangunan. Dalam studi
evaluasi tapak, data geologi dapat memberikan
bobot tinggi untuk menentukan apakah daerah
tersebut layak digunakan sebagai lokasi
pembangunan atau tidak, walaupun tidak akan
mengabaikan data aspek penting lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi
geologi lingkungan dengan melakukan
identifikasi struktur geologi dan satuan batuan,
serta sistem sesar yang berkembang di daerah
penelitian. Manfaat penelitian adalah
memperoleh data baseline karakteristik aspek
geologi lingkungan, meliputi data stratigrafi Gambar 1. Peta Lokasi Rencana Kawasan Industri
(litologi, susunan perlapisan tanah/ batuan), Buluminung.
struktur geologi, vulkanologi, topografi,
kegempaan, dan hidrogeologi. Kondisi dan Kawasan BNI-STP merupakan area
karakteristik geologi lingkungan pada suatu terpadu berbagai fasilitas berbasis iptek
70
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
nuklir dalam satu tatanan yang saling menghasilkan pengalihan tempat batuan
bersinergi[6]. Kawasan ini diharapkan dapat ultrabasa oleh sesar naik. Proses itu diikuti
menjadi fasilitas dilaksanakannya kegiatan dengan kegiatan magma yang menghasilkan
sebagai berikut: terobosan granit, granodiorit dan diorit pada
• Kegiatan pendidikan, pelatihan dan Kapur Akhir[7]. Sejak Paleosen Awal sampai
pengembangan (DiklatBang) SDM Eosen Awal terjadi pengangkatan, erosi dan
berkompeternsi IPTEK nuklir. pedataran menghasilkan sedimen darat yang
• Kegiatan riset, pengembangan dan menyusun formasi Tanjung dan formasi Kuaro.
inovasi produk (barang dan jasa). Berdasarkan cekungan Tersier di Kalimantan
• Kegiatan aplikasi IPTEK nuklir di Tenggara di beberapa tempat terendapkan
berbagai bidang (industri, kesehatan, karbonat membentuk formasi Tanjung[7].
pangan, energi, air, pertambangan dan Pada kala Oligosen hingga Awal Miosen
lingkungan). terjadi penurunan terus menerus yang
• Kegiatan untuk mensinergikan IPTEK berlangsung sampai Miosen Awal. Bahan yang
nuklir dengan dunia usaha. terendapkan berasal dari bagian selatan, barat
• Kegiatan promosi dan wisata IPTEK dan utara cekungan. Fasies susut laut terbentuk
nuklir. di bagian terdalam cekungan tersebut. Di bagian
Untuk menunjang kegiatan tersebut, pada selatan cekungan endapan ini mempunyai
lokasi ini direncanakan dibangun kelompok hubungan dengan perkembangan fasies
fasilitas utama dan fasilitas umum. karbonat yang menyusun formasi Berai
bersamaan dengan perkembangan sedimen
2.2. Geologi Regional klastika ke arah tengah cekungan yang
menyusun formasi Pamaluan[7].
Parameter Geologi Lingkungan Pada Kala Miosen Tengah terjadi susut
merupakan salah satu parameter penting dalam laut yang mengakibatkan terbentuknya endapan
melakukan evaluasi tapak fasilitas nuklir. darat yang menyusun formasi Warukin, Pulau
Struktur Geologi daerah penelitian termasuk Balang dan Balikpapan. Pada kala Miosen Akhir
dalam geologi lembar Balikpapan. Batuan di terjadi lagi pengangkatan yang menyebabkan
daerah ini hampir semuanya mengalami terjadinya sesar bongkah dan munculnya
deformasi, mulai dari yang Pra-Tersier sampai kembali batuan tua termasuk batuan
Tersier Akhir. Akibat proses tersebut replacement sehingga terbentuk Tinggian
terbentuklah antiklin, sinklin dan sesar. Meratus. Akibatnya terbentuklah cekungan
Perlipatan pada batuan Tersier membentuk Barito, Kutai dan anak cekungan Pasir yang
kemiringan antara 10-60 derajat dan pada Pra- disertai pengendapan[7].
Tersier lebih besar dari 40 derajat. Bentuk Gerak tektonik kuat ini mengangkat tepi
lipatan umumnya tak setangkup dengan cekungan sebelah barat yang menghasilkan
kemiringan lapisan bagian dalam lebih terjal dari pengendapan sedimen klastik ke arah timur
pada bagian luar. Arah sumbu lipatannya mulai yang diikuti kegiatan vulkanik berupa
utara-selatan sampai timurlaut-baratdaya. penerobosan di Purukcahu dan pelelehan lava
Struktur sesar daerah ini terdiri atas sesar serta pengendapan tufa di daerah Lembak.
turun, sesar naik dan sesar geser jurus. Arah Pengendapan sedimen klastika di lembar
sesar-sesar hampir sama dengan arah sumbu- Balikpapan menghasilkan endapan delta dari
sumbu lipatan[7]. formasi Kampungbaru di cekungan Kutai[7,8].
Kegiatan tektonik daerah ini diduga
berlangsung semenjak Jura. Akibatnya batuan
yang berumur pra-Jura, yaitu batuan ultrabasa 3. METODOLOGI
mengalami alih tempat, perlipatan dan
pensesaran. Proses ini diikuti oleh kegiatan 3.1. Bahan dan Peralatan
magma, kemudian terjadi pengendapan sedimen
klastik dan vulkanik yang menyusun formasi Pada penelitian ini digunakan bahan
Pitap dan formasi Haruyan sebagai batuan dan peralatan sebagai berikut:
tetap-asal pada Kapur Akhir[8]. Kegiatan - Peta geologi dan peta dasar rupa bumi/
tektonik pada Kapur Akhir bagian bawah topografi Kabupaten Penajam Paser
71
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
72
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
peta geologi, publikasi peneliti terdahulu dan Antiklinorium di bagian utara sesar yang
dari rekaman seismisitas atau kegempaan. berarah relatif selatan baratdaya-utara
Hasil penelitian regional ini dipakai sebagai timurlaut dengan Adang Antiklinorium yang
pembanding dalam melihat hasil penelitian relatif berarah baratdaya-timurlaut di bagian
lokal. selatannya.
Bukti adanya pergerakan tektonik Identifikasi seismisitas regional daerah
ditunjukkan dari rekaman kegempaan maupun BNI-STP yang terletak di timur Pulau
bukti lapangan, seperti keberadaan struktur Kalimantan didasarkan dari data Badan
patahan, lipatan, maupun kekar. Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Berdasarkan penelitian regional Wain & (BMKG)[14]. Getaran seismik atau gempa
Berod (1989)[9], Satyana (1996)[10] dan dapat berasal dari pergerakan lempeng
Moss & Chamber (1999)[11], bahwa sekitar tektonik atau adanya aktifitas volkanik.
70 km ke arah selatan daerah penelitian Berdasarkan data, sejarah seismisitas
diinterpretasikan terdapat struktur Sesar atau kegempaan di daerah ini, tidak banyak
Adang yang berarah barat laut–tenggara. dijumpai atau termasuk dalam area yang relatif
Sesar besar ini digambarkan memotong Pulau stabil. Letak Pulau Kalimantan tidak
Kalimantan yang membatasi Tinggian berbatasan langsung dengan zona penunjaman
Paternosfer di bagian lepas pantai hingga lempeng aktif, sehingga mendukung stabilnya
memisahkan Cekungan Kutai dan Barito di tektonik di daerah ini. Namun interpretasi
daratan Kalimantan (Gambar 3). seismik di lepas pantai Balikpapan
Pada umur saat Eosen-Oligosen, menunjukkan bahwa pada horison atas dekat
keberadaan Sesar Adang diperkirakan dengan (sea bed) atau pada stratigrafi yang
mengontrol pola sedimentasi di daerah muda telah mengalami proses pensesaran awal
sekitarnya. Mulai pada Miosen akhir, sesar ini (immature fault) yang berhubungan dengan
kembali mengalami pergerakan secara lateral Sesar Sepinggan, Bungur dan Tengah.
yang umumnya bergerak geser kiri Pendugaan keberadaan sesar pada studi awal
mengakomodasi gaya kompresional akibat ini, diperlukan kajian lebih lanjut terkait ada
kolisi Kontinen Australia dengan Busur Banda. tidaknya pergerakan sesar[13].
Hasil penelitian yang telah dilakukan Aktifitas vulkanisme terekam sekitar
oleh peneliti sebelumnya, memperlihatkan 100 km baratlaut dari daerah penelitian, yakni
bahwa Sesar Adang mengalami percabangan vulkanisme di daerah Kelian, Muara Teweh,
menjadi beberapa sesar (splay) di sekitar yang berumur mulai Oligosen Akhir hingga
lepas pantai selatan Balikpapan hingga ke Miosen Awal. Proses vulkanisme ini oleh
daratan, diantaranya adalah Sesar Sepinggan, peneliti sebelumnya telah dikorelasikan
Bungur dan Tengah (Gambar 4)[12,13]. dengan proses magmatisme terkait “rifting” di
Keberadaan sesar-sesar tersebut Kalimantan yang berarah baratlaut–
diinterpertasikan dari hasil analisis data tenggara[10,16]. Vulkanisme berumur Plio-
seismik di lepas pantai maupun di darat dan Pleistosen juga dijumpai di daerah Kelian[17].
ditunjukkan juga dengan adanya perubahan
orientasi sumbu lipatan antara Samarinda
73
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
74
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
75
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
76
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
A
B
B.
C
D
C. D.
77
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
5. KESIMPULAN
78
Heni Susiati, dkk. - Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2, (2017) 69-79
79