Anda di halaman 1dari 12

KEJADIAN TIDAK CIDERA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3

OLEH :
KELOMPOK KTC II

Diah Prastika
Dian Mayang P. A
Dina Purnama Sari
Dina Rizqiyana Dewi
Dinda Annisa Asmintari

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN SEMARANG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2


BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 5
A. Keselamatan Pasien / patient safety ................................................................. 5
B. Keselamatan pasien RS / Hospital Patient safety ........................................... 5
C. 6 Sasaran Patient Safety : .................................................................................. 5
BAB III CONTOH KASUS ....................................................................................... 7
A. CONTOH KASUS KTC ................................................................................. 7
B. SKENARIO KASUS ........................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................... 12

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini sering kali terjadi komplain yang berhubungan dengan
pelayanan/ perawatan pasien di rumah-sakit, baik yang meyangkut ketidak
puasan pelayanan RS atau masalah yang berkaitan dengan proses pengobatan
yang diterima pasien. Untuk yang terakhir ini seringkali rumah-sakit harus
mengeluarkan biaya yang besar sebagai kompensasi. Andaikata setiap tahun
kasus-kasus seperti ini terus terjadi, mampukah Rumah-sakit menanggung
kerugian finansial dan menurunnya akuntabilitas ? lalu siapa yang bersalah ,
dokter yang merawat ?, manajemen rumah-sakit ?
Belajar dari dunia aviasi, dimana keselamatan sudah menjadi prioritas
utamanya. Bisa dimaklumi kerena hal ini erat kaitannya dengan kelangsungan
bisnis perusahaan. Laporan insden penerbangan yang dilaporkan membawa
dampak pada penurunan insiden pada masa mendatang
Data dari Bristish Airways yang dikumpulkan sejak tahun 1994 –
1999 dapat disimpulkan , semakin banyak laporan insiden yang masuk
ternyata insiden yang terjadi justru menurun. Data statistik didapatkan insiden
keselamatan penerbangan adalah 1 : 3.000.000 (pada tiga juta aktivitas
penerbangan terjadi satu accident), untuk pelayanan kesehatan rumah-sakit
insiden keselamatan yang terjadi adalah 1 : 300 (dari 300 pasien yang dirawat
di rumah-sakit satu pasien mengalami accident). Hal ini menggambarkan
bahwasanya bepergian menggunakan pesawat terbang 10.000 kali lebih aman
dibandingkan dengan tinggal di rumah-sakit (WHO, 2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien/ patient safety ?
2. Bagaimana sistem keselamatan pasien di rumah sakit ?
3. Apa saja saasaran patient safety ?
4. Bagaimana contoh kejadian tidak cidera pada pasien?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan pasien/ patient safety ?
2. Untuk mengetahui sistem keselamatan pasien di rumah sakit ?
3. Untuk mengetahui saasaran patient safety ?
4. Untuk mengetahui contoh kejadian tidak cidera pada pasien?

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Keselamatan Pasien / patient safety


Pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi atau
bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik/ sosial/
psikologis, cacad, kematian), terkait dengan pelayanan kesehatan.

B. Keselamatan pasien RS / Hospital Patient safety


Suatu sistem dimana rumah-sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Hal ini termasuk : assesmen risiko, Identifikasi dan pengelolaan hal
yang nerhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden;
kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang diakibatkan melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

C. 6 Sasaran Patient Safety :


1. KTD ( Kejadihan Tidak Diharapkan )
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak
bertindak (omission), daripada karena penyakit dasarnya atau kondisi
pasien.
2. KNC ( Kejadian Nyaris Cedera )
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (omission),
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi. Sama
seperti Adverse Event namun cedera tersebut tidak terlalu serius
karena adanya faktor “keberuntungan” maupun “pencegahan”.
a. Keberuntungan, contoh : kesalahan pemberian makanan diit DM
kepada pasien DM yang mengakibatkan peningkatan Gula Darah

5
Sewaktu namun tidak berpengaruh secara langsung pada kondisi
fisik pasien
b. Pencegahan, contoh : salah pemberian obat pada pasien lain,
dideteksi secara dini serta dipantau perkembangannya sehingga
tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan.
c. Peringanan. contoh : suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
tetapi diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya.
3. KTC ( Kejadian Tidak Cedera )
Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden
yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
4. KPC ( Kejadian Potensi Cedera )
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden.
5. Kejadian sentinel / Sentinel Event
Salah satu KTD yang mengakibatkan suatu kematian atau cidera yang
serius. Contoh : salah mengoperasi bagian tubuh pasien yang tidak
sehatrusnya dipoerasi.

6
BAB III
CONTOH KASUS

A. Contoh kasus KTC


1. KASUS 1
Seorang klien Tn. A usia 49 tahun dengan masalah Gagal Ginjal Kronik,
edema pada kedua ekstermitas bawah. Klien di rawat dengan gangguan
cairan dan imobilisasi. Klien jatuh dari tempat tidur saat mengambil air
minum karena perawat lupa tidak memasang pengaman dan
mendekatkan barang kebutuhan klien, setelah dilakukan pemeriksaan
tidak terjadi masalah yang berarti sehingga memperparah penyakit klien.

2. KASUS 2
Seorang klien Ny. H usia 45 tahun dirawat diruang dahlia dengan demam
tipus, klien mengeluhkan kepada Perawat A yang jaga pagi untuk
memberikan obat penurun panas karena klien merasa demam semakin
parah dan setelah di periksa suhu tubuh Klien 38,7 0C. Karena sudah
memasuki jam pulang kerja Perawat A mengoperkan kepada Perawat B
yang baru datang untuk memberikan paracetamol kepada Klien H.
Karena tidak mengkonfirmasi identitas klien yang dioperkan Perawat A,
perawat B salah memberikan obat kepada Ny. HA. Klien HA yang tidak
menderita demam diberian obat Paracetamol tidak mengalami gangguan
medis yang berarti/tidak ada efek dari obat yang di berikan perawat B.

3. KASUS 3
Seorang klien Ny. A usia 35 tahun dirawat diruang dahlia dengan DBD.
Klien di pasang urine kateter yang seharusnya tidak perlu pemasangan
urine kateter, karena nama pasien yang seharusnya dipasang kateter
hampir sama dengan Ny. A dan perawat yang memasang merupakan
pegawai baru yang baru bekerja beberapa hari sehingga belum paham
dengan pasien diruangan tersebut. Setelah mengetahui kesalahannya

7
perawat melepas urine kateter dan tidak terjadi cidera atau masalah yang
berarti.

4. KASUS 4
Seorang klien An. A usia 7 tahun diruang diruang aster mengalami
konstipasi, dengan suhu tubuh pasien 36,70C. Pasien di programkan
mendapat obat supositoria. Namun karena kesalah pahaman perawat
dalam menerima operan dari perawat yang shif sebelumnya, perawat
akhirnya bukan obat pencahar melainkan obat paracetamol supositoria.
Setelah menyadari hal tersebut, perawat yang melakukan kesalahan
segera mengecek kondisi pasien. Setelah di cek pasien dalam keadaan
tidak mengalami masalah efek salah pemberian obat.

5. KASUS 5
Seorang klien Tn. T usia 52 tahun dirawat di ruang asoka dengan CKD.
Klien diprogramkan diberikan cairan RL 30 tpm. Beberapa saat setelah
infus dipasang dan cairan dimasukan keluarga pasien mengecek infus dan
melihat tanggal kadaluarsa ternyata sudah lewat 1 hari dari jatuh tempo
kadaluarsa. Keluarga pasien segera melapor ke petugas perawat dan
perawat segera mengecek keadaan pasien. Setelah di cek pasien dalam
keadaan tidak ada masalah yang timbul akibat pemberian cairan RL
tersebut.

8
B. Skenario Kasus 1

Disebuah rumah sakit di ruang mwar terdapat seorang pasien


bernama Tn. A usia 49 tahun dengan masalah Gagal Ginjal Kronik, edema
pada kedua ekstermitas bawah. Klien di rawat dengan gangguan cairan dan
imobilisasi.
(Di ruang pasien)
Perawat : “Selamat pagi pak saya perawat A yang bertugas pada
pagi hari ini. Bagaimana bapak bisa istirahat tadi malam?”
Pasien : “Selamat pagi suster A, lumayan bisa istirahat.”
Perawat : “Alhamdulillah kalau bisa istirat pak.. Lalu keluhan yang
dirasakan saat ini dirasakan apa pak?”
Pasien : “Ini sus kaki saya masih bengkak ya jadi susah
geraknya..”
Perawat : “Coba saya periksa kakinya pak..” perawat mengkaji kaki
pasien.
Perawat : “Kaki bapak masih bengkak karena salah satu dampak dari
gangguan ginjalnya bapak. Sekarang bapak sedang
mendapatkan terapi untuk mengatasi bengkak pada kaki
bapak. Sehingga bapak mengalami kesusahan ketika
bergerak. Jadi jika bapak membutuhkan sesuatu bisa
meminta bantuan keluarga kami perawat dengan
menggunakan bel pasien yang ada di samping bapak.”
Pasien : “Iyaa sus terimakasih..”
Perawat : “Oh iya keluarga bapak sedang dimana ?”
Pasien : “Ada sus anak saya sedang mencari makan di depan
rumah sakit.”
Perawat : “Baiklah pak kalau begitu ini saya memberikan terlebih
dahulu kepada bapak melalui selang infus. Bagaimana
pak?”
Pasien : “Iya sus silakan.”

9
(Perawat pun membuka pengaman tempat tidur dan memberikan injeksi
sesuai dengan program pasien)
Perawat : “Baik pak saya sudah memasukkan obat-obatnya.”
Pasien : “Iya sus terimakasih.”
Perawat : “Saya sudah selesai memberikan obat pak saya akan
melanjutkan tugas saya dan kembali ke ruangan perawat
dulu ya bapak. Nanti kalau bapak membutuhkan bantuan
bisa menekan tombol disamping bapak”
Pasien : “Iya sus terimakasih.”
Perawat : “Sama sama bapak. Selamat istirahat kembali.”
Pasien : “Baik sus.”
(Perawat meninggalkan ruang pasien dan lupa menutup kembali
pengaman tempat tidur pasien. Pasien merasa haus dan ingin mengambil
minum yang ada di meja pasien. Pasien mengambil minum sendiri dengan
kesultan gerak dikarenakan keluarga pasien yang belum kembali ke
ruangan. Pasien pun terjatuh dari tempat tidur)
Pasien : “Aduh sakit.. suster tolong suster..”
(Pasien teriak dan menahan sakit. Tidak lama datanglah perawat ke ruang
pasien Tn. X. Dan perawat dan dokter yang pada saat itu akan visit pada
Tn. X. Mereka pun terkejut dengan keadaan Tn. X yang sudah terjatuh
dilantai)
Perawat : “Bapak..bagaimana bapak bisa jatuh.. mari saya bantu naik
tempat tidur lagi..”
Pasien : “Pelan-pelan sus, dok..”
Dokter : “Saya periksa terebih dahulu ya pak. Adakah bagian yang
terasa sakit?
Pasien : “Pada kaki sih dok terasa cukup sakit” Dokter memriksa..
Dokter : “Baik pak sudah saya periksa tidak terjadi apa-apa
terutama pada kaki bapak. Rasa sakit pada kaki bapak
karena tadi menahan bapak pada saat jatuh. Nanti akan
segera menghilang dengan bapak banyak istirahat.”

10
Pasien : “Terimakasih dok.”
Perawat : “Bapak bagaiamana bisa terjatuh dari tempat tidur?”
Pasien : “Saya haus suster saya mau minum jadi saya ambil
sendiri. Kemudian saya terjatuh karena saya kesulitan
bergerak. Terus pengaman tempat tidur saya belum
terpasang sus saya mau memasangnya kesulitan tadi”
Perawat : “Sebelumnya kami meminta maaf karena belum
memasang kembali pengamannya bapak. Kemudian jika
bapak merasa kesulitan bisa meminta bantuan kami
menggunakan bel yang ada didekat bapak.”
Pasien : “Tidak apa-apa sus. Baiklah suster terimakasih.”
(Dokter dan perawat melakukan pengkajian dan pemeriksaan tentang
kondisi klien)
Perawat : “Baik pak kami sudah melakukan pemeriksaan pada
bapak. Kami akan melanjutkan tugas kami kembali. Dan
bapak bisa istirahat kembali.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Ini saya pasang pengaman tempat tidur nya yaa bapak
supaya mencegah terjadinya jatuh pak. Kalau bapak
mengalami kesulitan silakan tekan saja tombol pasien
disamping bapak. Kami akan membantu bapak. Selamat
beristirahat pak”
Pasien : “Iya sus terimakasih”
(Perawat dan dokter meninggalkan ruangan pasien)

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap
orang terutama dalam pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman. Peran
perawat dalam patient safety antara lain untuk mematuhi pelaksanaan
patient safety agar meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan, kejadian
tidak cedera, kejadian potential cedera, maupun sentinel.
KTC atau kejadian tidak cedera adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien, tetapi tidak timbul cedera, hal ini terjadi akibat dari kelalaian
petugas kesehatan terhadap keselamatan pasien akan tetapi pasien tersebut
tidak mengalami gangguan atau cedera yang berarti.

B. Saran
Adapun saran untuk para petugas kesehatan agar selalu
mengutamakan keselamatan pasien berdasarkan prosedur yang telah
ditentukan sehingga kualitas dan mutu pelayanan dapat meningkat.

12

Anda mungkin juga menyukai