Anda di halaman 1dari 7

X.

BEBERAPA PELUMAS PENTING

10.1. MINYAK SILINDER UAP

10.2. GEMUK

10.3. MINYAK POTONG (CUTTING OILS)

10.4. MINYAK SPINDEL

10.5. MINYAK PARAFIN

10.6. PETROLATIUM (MINERAL JELLY)


10.1. MINYAK SILINDER UAP

Untuk keperluan pelumasan mesin silinder uap, kita gunakan minyak yang mempunyai
kekentalan antara 4E-10E pada 100֯C. Hal ini disebabkan karena temperature kerja dapat
mencapai 350-400֯C. Uap banyak dipakai untuk proses destilasi uap (steam destilation) supaya
titik penguapan dicapai dengan temperature yang lebih rendah. oleh karena itu minyak silinder
uap harus mempunyai titik penguapan yang cukup tinggi supaya tidak menguap pada waktu
terdorong oleh uap air.

Jadi, yang paling cocok untuk dipakai tujuan ini ialah minyak pelumas residual yang
mempunyai berat molekul dan titik penguapan tinggi. Pada saat mesin uap ini berhenti bekerja,
maka udara akan dihisap ke dalam silinder dan aka ada kontak dengan minyak pelumas. Oleh
karena itu minyak pelumasnya harus tahan terhadap oksidasi dan emulsi. Minyak yang mudah
teroksidasi akan sangat cepat mengotori silinder dan membentuk kerak yang sangat
mengganggu.

Persyaratan dari minyak silinder uap menurut British Standard 489:

Titik nyala : 390 ֯C

Kekentalan pada 0 ֯c : 460

Kekentalan pada 37,8 ֯ C : 46

Berat Jenis : 0,870

10.2. GEMUK

Sifat Yang penting:

1. Harus mampu membuat lapisan tebal.

2. Melekat dan tahan lama supaya tidak terjadi gesekan langsung.

Lingkungannya sering lembab, banyak air dan kontaminasi zat lain yang merusak, seperti pasir,
serbu logam, bahan kimia dan temperature yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan sifat:

 Tahan korosi
 Tahan temperature tinggi
 Tahan air
 Tahan oksidasi

Seperti dijelaskan di atas gemuk termasuk pelmas setengah padatdengan jalan mencampurkan
pelumas cair dengan sabun hingga wjudnya berubah menjadi setengah padat.
Dengan menggunakan mikroskop 22.000 x, maka struktur gemuk akan dapat dilihat, seperti serat
dan bentuk serat dapat dilihat, seperti serat dan bentuk serat ini tergantung pada proses
pembuatan. Untuk lebih memadatkan gemuk dapat pula dicampur dengan benonit (pelumas
padatnya)
Inisialgemuk diberikan dalam bilangan penetrasi dan NLGI (National Lubricating Grease
Institut of America) telah memberikan tanda SBB.

No. NLGI Kelompok Bilangan Penetrasi (1/10 mm)


000 Lunak 445-475
00 400-430
0 355-385
1 Sedang 310-340
2 265-295
3 220-250
4 Keras 175-205
5 130-160
6 85-115

Sifat gemuk yang penting ialah titik tetesnya (Drop Point) ialah temperature dimana gemuk
dapat menetes akibat beratnya sendiri. Tujuannya ialah supaya jangan menetes pada waktu
dipakai dalam temperature krja, hingga dapat dipilih gemuk yang tepat.
Contoh:
Titik Tetes Temperatur Kerja Max
Gemuk Dasar Kalsium 100°C 60°C
Gemuk Dasar Litium 180°C 120°C

Seperti halnya pada pelumas cair, maka gemuk juga diberi zat pembubuh sesuai kebutuhannya.
Contoh:
 Tahan korosi diber zat pembubuh sulfona, amin, dsb
 Tahan oksidasi siberi zat pembubuh deoksi
 Tahan gesekan diberi zat pembubuh anti aus dsb

Melumas kembali dengan gemuk bila telah kurang gemuknya karena dipakai, maka S.K.F.
General Catalogue memberikan pelumasan sbb:
𝟏𝟒 . 𝟏𝟎𝟔
𝒕 = 𝒌( − 𝟒𝒅)
𝒏. 𝒅

Dimana: t = Lama dipakai

K = Konstanta untuk jenis bantalan

n = RPM

d = ukuran lubang bantalan (mm)

Dengan anggapan pada temperature normal dan lancar. Adapun jumlah yang diperlukan adalah:

G = 0,00018 DB

Dimana: G = Berat gemuk (ons)

D = Diameter luar dari bantalan (mm)

B = Tebal bantalan (mm)

10.3. MINYAK POTONG (CUTTING OILS)

Pada waku memotong, menggurinda, membubut, mengelas dsb, akan menimbulkan


panas yang sangat tinggi akibat gesekan. Untuk menghindarinya, maka diberi minyak potong
yang berfungsi sbb:

A. Menurunkan gesekan dan bunyi


B. Pendingin karena memindahkan panas dari logam yang bergesekan ke fluida
C. Untuk menyalurkan gram bekas potongan
D. Menahan korosi
E. Meningkatkan masa pakai dari perkakas potong
Sifat Minyak Potong:

A. Tidak merusak mata


B. Tidak merusak kulit
C. Tidak menimbulkan uap
D. Tidak berbau tajam
E. Harus stabil supaya tahan lama
Dilihat dari tipenya, maka minyak potong dapat dikelompokan sbb:
10.3.1 Dasar Minyak Hewani

Sebenarnya pendingin yang biak adalah air, tapi tidak punya sifat pelumasan, oleh karena
itu diberi minyak dasar hewani yang mampu bekerja berat (30 m/menit). Bila kecepatan lebih
dari ini perlu dibuat yang dicampur air.

Minyak hewani yang biasa dipakai ialah minyak babi yang dicamput dengan pelumas
minyak bumi, supaya tidak membeku terkena dingin.

Sekarang telah dibuat minyak sintetis hewani yang lebih ampuh, yang dengan
membubuhkan persenyawaan fosfor, belerang dan chlor jadi minyak potong jeni E.P(Extra
Preassure).

Dari tipe ini dikelompokan lagi sebagai berikut:

A. Untuk kecepatan rendah dengan zat pembubuh lemak ditambah persenyawaan chlor
hidrokarbon.
B. Untuk kecepatan sedang dengan pembubuh lemak yang disulfurisasikan.
C. Untuk kecepatan tinggi dengan pembubuh bunga belerang ditambah chlor hidrocarbon.

10.3.2 Minyak Potong Dicampur Air

Jenis ini menggunakan air untuk mendispersikan sampai menjadi emulsi. Emulsi akan
mengandung minyak pelumas, minyak yang mudah mengemulsi dan inhibitor korosi jenis ini
mempunyai pendingin yang lebih baik dari tipe minyak dasar hewani.

Untuk meningkatkan kemampuan, dapat juga diberi zat pembubuk E.P(Extra Preassure)
dan H.D (Heavy Dutty). Jenis emulsi ini hampir 70% dipakai pada proses pemotongan dan
penggerindaan.

Untuk mencapai hasil yang terbaik, maka tiap akan memotong jenis logam tertentu dapat dipilih
minyak yang paling sesuai.

a. EP Cutting Oil
Untuk beban sangat tinggi dengan sifat:
 Anti las
 Mengurangi gesekan
 Transparan
 Warna muda
b. Cutting oil
Untuk kunigan, perunggu dan sejenisnya dengan sifat :
 Sedikit tahan beban
 Tidak korosif

c. Cutting oil soluble

Untuk putaran tinggi dengan sifat :

 Tahan karat.
 Tahan oksidasi.
 Mudah menyalurkan panas.
 Mudah mengemulsi.
 Membersihkan.
 Tahan panas.

d. Cutting oil multi purpose.

Serba guna dengan sifat :

 Tahan oksidasi.
 Tahan karat.
 Tenghaluskan permukaan.
 Tengurangi gesekan.
e. Cutting oil for drilling.

Untuk mengebor dan melumas dengan sifat :

 Kelumasan tinggi.
 Mengurangi gesekan.
 Mudah menyalurkan panas

10.4. MINYAK SPINDEL.

dibuat khusus untuk pelumas yang berputar cepat. jenis lain dari minyak ini adalah
beenderen olie.

digunakan untuk keperluan alat-alat yang halus seperti alat ukur listrik, jam dan arloji.

sifat terpenting :

 minyak yang encer.


 tidak berubah sifat.
 consistensinya pada temperatur yang rendah.
10.5. MINYAK PARAFIN.

sebagai hasil pemisahan dari parafin melalui pemeluhan yang juga dipisahkan dari
pelumas lainnya.

penggunaan nya adallah untuk dijadikan stook olie pada pemintalan. yang telah dimurnikan
disebut “white oil” yang banyak dipakai dalam dunia obat-obatan dengan nama latin paraffinium
liguidum.

juga dengan air dapat membentuk emulsi dengan bantuan emulgator. minyak parafin teknis
banyak juga dipakai pengawetan, kertas parafin untuk bungkus buah-buahan supaya tahan lama.

10.6. PETROLATUM (MINERAL JELLY)

adalah minyak pelumas yang sengaja dilarutkan dengan ceresin. cara memisahkan parafin
ialah dengan bantuan h₂so₄ dan tanah pemucat atau disempurnakan lagi dengan karbon aktif.

disamping dapat dipakai sebagai pelumas, maka tujuan utama ialah untuk melabur agar baja
tidak kena karat terutama untuk kabel baja dsb.

ceresin adalah sejenis parafin yang titik leburnya lebih tinggi lagi, yaitu 60⁰c, dan bila dicampur
dengan parafin dagang akan menjadi halus kristalnya.

Anda mungkin juga menyukai