ANALISIS KASUS
A. Permasalahan
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada
kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling
biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun
saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau
terputus ketika batas torsi dilewati. Cara kerja dalam keadaan dimana fungsi
kopling bekerja dengan baik, ketika pengemudi menekan kopling, tenaga mesin
akan diputus, karena saat kopling ditekan maka gaya tekan itu mendorong release
fork.Selanjutnya release fork anda mendorong release bearing. Sehingga release
bearing mengangkat pegas diaprahgma dan preaseure plate dan clutch disc akan
terlepas dengan flywheel diikuti roda gigi yang terlepas dari pengaruh putaran
mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada
transmisi.
Seiring dengan berjalannya waktu kondisi dari suatu kendaraan yang tidak
mengalami masalah, setelah cukup lama pemakaian maka semakin berangsur-
angsur menurun pula kondisi prima dari kendaraan tersebut. Pengemudi kurang
memahami tentang perawatan dan pemeliharaan. Masalah kurangnya perawatan
dan pemeliharaan salah satunya pada sistem kopling diantaranya clutch menjadi
slip, terdapat suara kasar pada saat pedal clutch diinjak, dan pijakan pedal clutch
keras.
Penulis melaksanakan praktik industri selama 1 bulan di PT. Astra
Internasional Tbk. AUTO2000 Pasteur, selama ini penulis bersama rekan teknisi
menangani langsung beberapa masalah atau keluhan yang terjadi pada mobil
Toyota. Beberapa masalah pun terkadang ditemukan ketika penulis melaksanakan
perawatan berkala dikarenakan banyak konsumen yang tidak peduli dan tidak tahu
kerusakan yang ada pada kendaraan mereka, bahkan kebanyakan dari konsumen
tidak dapat merawat mobilnya dengan baik. Hal ini mengharuskan teknisi
membuat estimasi perbaikan atau penggantian komponen yang nantinya diajukan
22
23
kepada pihak konsumen untuk disetujui atau tidaknya perbaikan atau penggantian
komponen tersebut.
Penulis menemukan salah satu permasalahan yang akan dibahas pada
laporan ini yang terjadi pada sistem kopling pada Toyota Kijang Innova Type G
tahun 2008. Gejala yang sering terjadi pada sistem kopling diantaranya seperti
tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Tabel Gangguan yang sering terjadi pada sistem kopling
No. Kondisi Kemungkinan Penyebab
1 Kopling 1. Engine mounting (kendur)
gemuruh/ 2. Clutch disc assembly (runout berlebihan)
gemeretak 3. Clutch disc assembly (berminyak)
4. Clutch disc assembly (aus)
5. Clutch disc torsion (rusak)
6. Diafraghma spring (ujungnya tidak lurus)
2 Noisy Clucth 1. Clutch release bearing assembly (aus, kotor, atau
(Kopling rusak)
berisik) 2. Clutch disc torsion spring (rusak)
3 Clutch slip 1. Clutch pedal (penyetelan free play tidak sesuai)
(Kopling selip) 2. Clutch disc assembly (berminyak)
3. Clutch disc assembly (aus)
4. Diafraghma spring (rusak)
5. Pressure plate (melengkung)
6. Flywheel sub–assembly (melengkung)
4 Clutch tidak bisa 1. Clutch pedal (penyetelan free play tidak sesuai)
dilepas 2. Release cylinder rubber (rusak)
3. Clutch disc assembly (keluar jalur)
4. Clutch disc assembly (runout berlebihan)
5. Clutch disc assembly (lining pecah)
6. Clutch disc assembly (kotor dan terbakar)
7. Clutch disc assembly (beminyak)
8. Clutch disc assembly (alurnya kurang grease)
24
C. Landasan Teori
1. Pemindah daya
Pemindah daya (drive train) adalah sejumlah mekanisme yang
memindahkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin untuk menggerakkan roda –roda
kendaraan. Pemindah daya umumnya yang digunakan ada 2 jenis. Mesin depan
penggerak belakang (front –engine rear drive) yang disingkat FR dan jenis mesin
depan penggerak depan (front engine front drive) atau FF. Disamping itu ada jenis
lain yaitu mesin tengah pegerak belakang (mid –ship –engine rear drive) disingkat
MR, dan jenis penggerak empat roda (4WD) four wheel drive. Jenis 4WD dibagi
menjadi, jenis part time 4WD dan jenis full time 4WD.
2. Pengertian Kopling
3. Rangkain Kopling
a. Tutup Kopling
Selama tutup Kopling terikat pada roda penerus (flywheel) mesin dan
berputar bersama-sama dengan putaran mesin, mesin harus dalam keadaan
seimbang untuk menghasilkan putaran yang balance.
Tutup kopling dibagi menjadi dua tipe, dan ini tergantung pada tipe pegas yang
digunakan untuk menekan plat penekan (pressure plat) terhadap plat kopling
yakni dengan menggunakan pegas diaphragma dan dengan pegas coil.
b. Plat Kopling
29
c. Mekanisme Penggerak
Ada dua tipe kopling, dan dibedakan dari cara bekerjanya : kopling hidraulis
dan kopling mekanis yang menggukan kabel.
Tipe kopling dibedakan menurut cara bekerjanya:
1) Tipe kopling mekanis
Kopling mekanis terdiri dari bagian-bagian seperti yang hanya
menggunakan Clutch release lever, E ring, Cluctch release cable. Pada tipe
kopling ini, perpindahan pedal kopling diteruskan ke body kopling secara
langsung oleh kabel.
2) Tipe kopling hidraulis
Tipe kopling ini, pergerakan pedal kopling dirubah oleh master silinder
menjadi tekanan hidraulis kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling
melalui silinder pembebas (realese cylinder). kopling tipe ini, menggunakan
prinsip kerja hukum Pascal, yakni apabila pada permukaan zat cair diberikan
tekanan (sehingga terjadi perubahan tekanan), maka tekanan ini akan
diteruskan ke setiap titik dalam zat cair itu. Hal ini pertama kali diungkapkan
oleh seorang ilmuwan perancis, blaise pascal (1623-1662) dan dinamakan
hukum Pascal, yang berbunyi “perubahan tekanan yang diberikan pada fluida
30
sama besar.
Gambar 3.6 Tipe Kopling Hidraulis
(Sumber: Sumber: New Step 1 Training Manual, hlm. 4-5)
pada silinder pembebas dipasang pegas (control spring) untuk menjaga agar
garpu pembebas (realese fork) selalu bersentuhan dengan batang penekan.
f. Bantalan pembebas
4. Prinsip kerja
Pada prinsipnya untuk mobil bertransmisi manual, kopling bekerja
berdasarkan pijakan kaki pengendara. Ketika pedal kopling dinjak dalam-dalam,
kabel atau piston hidrolik akan menekan fork pelepas. Selanjutnya menekan
throw-out bearings dan mengaktifkan fungsi diaphragm spring (pegas). Begitu
komponen ini bekerja, serangkaian per pada diaphragm akan menarik pressure
plate (matahari) dari plat kopling. Hubungan antara plat kopling dan roda gila pun
terputus. Arus tenaga antara mesin dan transmisi akan terputus. Ketika itu
pengemudi bisa memindahkan gigi transmisi sesuai keperluan.
Lain lagi saat pedal kopling dilepas, pegas akan menekan pressure plate
(matahari) ke plat kopling. Selanjutnya menghubungkan plat kopling dengan roda
gila di bagian mesin. Arus tenaga dari mesin pun mengalir melalui plat kopling
untuk diteruskan ke gigi-gigi transmisi.
Plat kopling akan berputar pada kecepatan yang sama dengan roda gila.
Ada empat komponen dalam plat kopling yaitu, kanvas kopling, piringan plat,
karet penekan dan gigi penghubung. Akibat pergesekan ini komponen kanvas
kopling akan menjadi aus dan harus diganti. Namun begitu, selama perlakuan
pada kopling benar, umur komponen kanvas kopling akan panjang. Lain lagi bila
perilaku pengemudi dalam mengendari kendaraan sering menekan setengah
kopling.
Saat kopling ditekan setengah, tenaga dari mesin melalui roda gila yang
diteruskan ke persneling pun hanya setengah. Posisi kanvas ketika itu juga
setengah menghubungkan. Kondisi inilah yang membuat terjadinya gesekan besar
antara kanvas kopling dan roda gila dan matahari. Dampaknya adalah cepat
tipisnya kanvas kopling.
Bila bagian kanvas kopling sudah aus, tenaga yang mengalir tidak
sempurna lagi. Imbasnya tarikan mobil pun menjadi berkurang, padahal RPM
mesin cukup tinggi, teknologi kopling terus berkembang, sistem mekanik
memakai per tekan diganti dengan teknologi hidrolik.
Dengan teknologi ini kerja pengemudi dalam menekan pedal kopling jadi
lebih ringan. Ini karena pergerakan peranti penghubung diganti dengan tekanan
cairan hidrolik dari satu tabung khusus.
34
Secara umum saat ini ada tiga macam tipe teknologi kopling, yaitu wet
clutch (kopling basah), dry clutch (kopling kering) dan slippery clutch (kopling
licin). Sistem slippery clutch hanya dipakai pada sepeda motor balap. Clutch ini
sengaja dirancang untuk menghilangkan efek braking saat pembalap mengurangi
kecepatan memasuki tikungan. Sistemnya dibuat untuk menghilangkan hubungan
tenaga dengan roda belakang atau slip, sehingga roda mudah dikendalikan.
Khusus sistem kopling kering umum digunakan pada kendaraan roda
empat. Beban angkut yang berat membuat sistem kopling tanpa cairan lebih pas
untuk mobil. Sedangkan sistem kopling basah biasa dipakai untuk kendaraan yang
mengangkut beban ringan, seperti kendaraan roda dua yang dipakai umum.
5. Cara kerja
Penggerak tenaga atau daya pada otomotif, membawa daya dari ke roda-
roda penggerak. Dalam sebuah kendaraan yang menggunakan transmisi manual
atau transaksel manual. Daya tersebut mengalir melalui sebuah kopling. Peranti
ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan transmisi atau transaksel
manual dengan kopling biasanya dioperasikan melalui kaki pengemudi.
Kopling ditempatkan diantara roda gaya dan transmisi atau transksel.
Kopling pada sebuah kendaraan berpenggerak roda depan. Ini dipasang secara
memanjang (membujur). Sedangkan lokasi kopling pada sebuah mobil
berpenggerak roda depan yang dipasang secara melintang.
Menggerakan pedal kaki maka kopling tersebut akan bekerja. Pengemudi
menginjak pedal kopling kebawah, kopling tersebut akan terlepas atau terpisah
dari roda gaya. Demikian tidak ada daya yang mengalir menuju transmisi atau
transaksel ketika pengemudi melepas pedal kopling, maka kopling tersebut akan
melekat atau terhubung. Hal ini akan mengakibatkan daya dari engine dapat
mengalir melewatinya.
6. Fungsi Kopling
Kopling memiliki empat fungsi, yaitu:
35
D. Pembahasan Masalah
Salah satu permasalahan yang muncul pada mobil Totoya Kijang Innova
Type G Tahun 2008 yaitu sistem kopling hidraulik. Totoya Kijang Innova Type
G Tahun 2008 memiliki sistem kopling hidraulik yang terpisah dari sistem
hidraulik rem. Mobil ini memiliki kontruksi dan roda penggerak tipe FR (front
engine rear drive), yaitu dimana mesin berada didepan dan penggerak roda ada
dibelakang dan transmisi manual yang menggunakan sistem kopling hidraulik
sehingga kopling pedal terasa lebih ringan dibandingkan dengan kopling yang
masih menggunakan sistem mekanis.
Penulis mengatasi permasalahan pada sistem kopling dengan mekanika
hidraulik ini, dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk menentukan penyebab
terjadinya masalah. Gangguan yang sering terjadi pada sistem kopling hidraulik.
36
E. Langkah Kerja
Sebelum melakukan perbaikan sistem kopling Toyota Kijang Innova, persiapkan
alat, bahan dan juga alat pelindung diri atau keselamatan kerja.
1. Alat.
a. Caddy mekanik
b. Dongkrak hidrolik
c. SST Center Clutch
d. Jangka sorong (vernier caliper)
e. Dial test indicator
f. Kunci momen
g. Air impact wrench
2. Bahan
a. Grease
b. Kain lap
3. Alat pelindung diri
a. Helm
b. Sarung tangan (gloves)
c. Masker
d. Pakaian kerja (wearpack)
e. Sepatu kerja
4. Keselamatan kerja
a. Menempatkan kendaraan pada tempat aman dimana pekerjaan akan
dilakukan.
b. Menggunakan dongkrak, alat ukur sesuai prosedur.
c. Menghindari terjatuhnya unit clutch saat melepas atau memasang.
d. Menggunakan bahan sesuai fungsi dan kapasitasnya.
5. Prosedur pembongkaran unit kpling
a. Tempatkan kendaraan pada stall yang tersedia.
b. Membuka kap mesin.
c. memasang fender cover.
38
Gambar 3.11 Mobil Kijang Innova Dengan Kap Mesin Terbuka dan Fender
Cover Terpasang.
(Sumber: dokumen pribadi)
l. Melepas ke-4 baut dan mur dan Frame Crossmember sub-assy no. 3 serta
lepas ke-4 baut set engine mounting insulator belakang no.1
Gambar 3.16. Posisi Baut dan Mur Frame Crossmember Sub-Assy No.1 dan
Baut Set Engine Mounting Insulator Belakang No.1.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
41
8. Penyelesaian masalah
Pada dasarnya sistem kopling tidak akan mudah rusak apabila digunakan
dengan baik dan benar, terkecuali karena faktor waktu atau faktor pemakaian.
Penulis beserta teman teknisi lapangan melakukan pemeriksaan, ternyata
komponen yang menyebabkan kopling slip, sehingga mobil hanya dapat hidup
namun tidak dapat melaju adalah komponen sistem clutch disc, clutch cover,
release bearing yang sudah berkurang pemakaiannya. Sehingga perpindahan daya
dari engine tidak dapat di salurkan ke transmisi untuk kemudian dilanjutan
kesistem tenaga lainnya. Hal ini juga menyebabkan perpindahan gigi transmisi
tidak lancar. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengganti
komponen clutch disc, clutch cover dan release bearing yang sudah aus.