Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Profile Penelitian

3.1.1. Judul Penelitian

Leadership styles: relationship with conflict management styles

3.1.2. Penulis

Shazia Almas and M. Anis-ul-Haq

3.1.3. Sumber

International Journal of Conflict Management

© Emerald Group Publishing Limited

www.emeraldinsight.com/1044-4068.htm

3.1.4. Kata Kunci

Transactional leadership, Leadership styles, Transforma-

tional leadership, Conflict management styles

3.1.5. Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan

antara gaya kepemimpinan dan gaya manajemen konflik antara

manajer, sementara penanganan konflik interpersonal (mangers dan

bawahan).

Desain / metodologi / pendekatan - manajer tingkat Tengah

( N 150) dari industri manufaktur sektor swasta yang berbeda

dilibatkan dalam penelitian untuk mencari tanggapan melalui

kuesioner berdasarkan instrumen untuk manajemen konflik dan

gaya kepemimpinan.

16
Temuan - Manajer yang dianggap menunjukkan lebih

banyak tentang gaya kepemimpinan transformasional yang

diadopsi mengintegrasikan dan mewajibkan gaya manajemen

konflik. Mereka yang dianggap menunjukkan lebih pada gaya

transaksional memilih untuk mengorbankan gaya manajemen

konflik. Sedangkan, manajer yang dianggap memamerkan gaya

kepemimpinan laissez-faire mengadopsi gaya menghindari untuk

mengelola konflik dengan bawahan.

Orisinalitas/nilai - Meskipun penerimaan universal

kepemimpinan dalam pengaturan perusahaan penting, penelitian

gaya kepemimpinan sebagai penentu gaya manajemen konflik pada

populasi tertentu, termasuk manajer keperawatan (Hendel, 2005),

universitas staf akademik (Paul, 2006) dan profesional kesehatan

( Saeed, 2008). Selanjutnya, temuan dalam studi disebut tidak

konsisten, dan masalah ini tampaknya pada tahap eksplorasi yang

membutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk membangun

hubungan. Blake and Mouton (1964) dan Rahim (1992) mencoba

untuk mengukur strategi di mana individu biasanya berurusan

dengan konflik. Pendekatan ini diperlakukan gaya konflik sebagai

disposisi individu, stabil sepanjang waktu dan di seluruh situasi.

3.1.6. Tanggal Publikasi

Vol. 25 No. 3, 2014 pp. 214-225 1044-4068 DOI 10.1108/IJCMA-

12-2012-0091 © Emerald Group Publishing Limited

17
3.2. Deskripsi Penelitian berdasarkan metode PICO :

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking


1 P Ya  Populasi termasuk manajer keperawatan, staf akademik

universitas dan profesional kesehatan. Sampel dari

penelitian ini terdiri dari 150 manajer (34 wanita dan 116

laki-laki) dari industri manufaktur sektor swasta. Sampel

dipilih dengan menggunakan teknik simple random

sampling.

 Menentukan apakah ada hubungan antara gaya

kepemimpinan transformasional, Transactional dan gaya

laissez-faire dengan manajemen konflik interpersonal

(mangers dan bawahan).


2 I Ya  Para peserta diberitahu tentang tujuan penelitian dan

meyakinkan untuk mengamankan kerahasiaan informasi

yang diberikan. Sebanyak 180 kuesioner didistribusikan

dan kuesioner yang diterima kembali 150, dengan tingkat

respons 80 persen.

 The organizational conflict management inventory

(OCMI) terdiri dari 37 item termasuk lima dimensi:

mengintegrasikan, mewajibkan, berkompromi,

mendominasi dan menghindari oleh Anis-ul-Haque (2004)

digunakan untuk menilai gaya manajemen konflik

manajer. Reliabilitas instrumen (koefisien alpha Cronbach)

berdasarkan sampel adalah 0,91.

 Versi kuisioner the multifactor leadership questionnaire

18
(MLQ) yang diadaptasi oleh Urdu (Almas, 2007) awalnya

dikembangkan oleh Bass (1985) digunakan untuk menilai

gaya kepemimpinan manajer. MLQ yang terdiri dari 36

item memiliki tiga dimensi termasuk kepemimpinan

transformasional, transaksional dan laissez-faire.

Cronbach's Alpha untuk instrumen ditemukan menjadi

0,83.

 Data yang dikumpulkan pada OCMI dan MLQ diberi skor

dan diurutkan sesuai dengan arahan dari pengembang

instrumen.

 Analisis regresi berganda dilakukan untuk menentukan

hubungan antara gaya kepemimpinan dan manajemen

konflik.

Pembenaran

 The Organizational Conflict Management Inventory

(OCMI)

 The Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ)

 Uji internal-consistent reliability yaitu mengukur dua

atau lebih konsep yang sama pada waktu yang

bersamaan. Selain itu, internal-consistent reliability

juga dapat membandingkan untuk melihat tingkat

kesetujuan responden. Ada dua jenis cara internal-

consistent reliability, yaitu split-half dan coefficient

alpha atau biasa disebut Cronbach’s alpha. Metode

19
split-half adalah uji reabilitas dengan membagi dua

indikator-indikator pada kuesioner penelitian. Cara ini

hanya dapat digunakan pada instrumen pengukuran

dengan jumlah aitem genap. Pengelompokan

dilakukan pada aitem-aitem yang valid. Sedangkan

Cronbach’s alpha digunakan untuk mengukur

keandalan indikator-indikator yang digunakan dalam

kuesioner penelitian (McDaniel dan Gates, 2013: 289).

Nilai Cronbach’s Alpha Tingkat Keandalan


Kurang Andal 0.0 - 0.20
Agak Andal >0.20 – 0.40
Cukup Andal >0.40 – 0.60
Andal >0.60 – 0.80
Sangat Andal >0.80 – 1.00
3 C Ya  Pada jurnal ini membandingkan antara 3 gaya

kepemimpinan yaitu transformasional, Transactional dan

gaya laissez-faire mana yang cocok dengan dengan

manajemen konflik interpersonal (mangers dan bawahan).

Pembenaran

 Manajemen konflik interpersonal (mangers dan bawahan)

adalah manajemen konflik yang mengandalkan koordinasi

antara managers dan bawahan untuk mengevaluasi

masalah bersama dan mengatasinya bersama (Bateman &

Snell : 2008).

 Gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin

memiliki objektif untuk melakukan perubahan dan

transformasi, leader menentukan standar kinerja tinggi

20
untuk diri sendiri dan bawahan, memberikan tantang dan

inspirasi kepada bawahan agar semangat menjalankan

tugas dan tanggung jawab, memberikan motivasi untuk

mengembangkan diri, mengunakan talenta yang dimiliki,

berinovasi, mencari jalan keluar, mengembangkan ide

baru, bergerak dengan kecepatan tinggi, dan maju terus

pantang mundur walaupun menghadapu tantangan dan

kesulitan, dalam kepemimpinan ini leader tidak

memberikan hukuman untuk kegagalan, namun miminta

pada bawahannya untuk belajar dari kegagalan dan

mengembangkannya (Mulia, 2015) (Robbins & Judge,

2008).

 Gaya kepemimpinan transactional adalah pemimpin

sebagai managerial leadership yang berfokus pada peran

memberi supervise, menyusun struktur organisai, regulasi,

kebijaka, standard operating procedure sebagai alat

pengawas terhadap bawahan yang melakukan pekerjaan.

Memantau Goal dan memberi perhatian pada peningkatan

produktivitas dan efisiensi. Memberi motivasi kepada

bawahan yang berhasil dengan memebri reward dan

hukuman bagi yang gagal(Mulia, 2015).

 Gaya kepemimpinan laissez-faire adalah gaya

kepemimpinan yang meminimalkan keterlibatan pemimpin

dalam proses pengambulan keputusan, sehingga para

21
bawahan dapat mengambil keputusan sendiri, namun

mereka harus bertanggung jawab terhadap hasil

keputusannya sendiri. laissez-faire dapat diterapkan secara

baik jika para bawahan memiliki kemampuan dan motivasi

yang tinggi dalam membuat keputusan dan tidak

diperlukan pusat koordinasi (Susanto, 2017)


4 O Ya  Statistik deskriptif mean dan standar deviasi dari semua

variabel termasuk dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel

I.

 Matriks korelasi menunjukkan bahwa gaya

transformasional memiliki hubungan positif yang

signifikan dengan gaya transaksional dan dengan gaya

penanganan konflik konstruktif (mewajibkan dan

mengintegrasikan) dan negatif dengan gaya laissez-faire

(Tabel II).

 Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa gaya

22
transformasional memiliki hubungan yang signifikan

dengan gaya manajemen konflik interpersonal (mangers

dan bawahan), sedangkan transaksional dan laissez-faire

tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Nilai R2

0,153 menunjukkan bahwa 15,3 persen variasi dijelaskan

oleh variabel independen.

3.3 Critical Thinking

Manajemen keperawatan sangatlah penting peran seorang pemimpin

dalam menyelesaikan suatu konflik. Mengingat tugas kita sebagai seorang

perawat yang dituntu 24 jam memantau kondisi pasien sehingga diharapkan

konflik yang terjadi saat kerja bisa segera terselesaikan dan tidak menimbulkan

efek terhadap kenyamanan pasien dan perawat. Dalam jurnal menyebutkan bahwa

manajemen konflik interpersonal (mangers dan bawahan) sangatlah baik

digunakan karena memiliki nilai untuk memecahkan masalah bersama dan dapat

mengembangkan pengetahuan diri terhadap manajemen konflik dan untuk gaya

kepemimpinan yang cocok untuk manajemen konflik ini adalah gaya

kepemimpinan transformasional yang dimana semua kendali di pegang oleh

pemimpin, namun bagi seorang pemimpin yang bergaya transformasional jika

terjadi masalah atau konflik bukan merupakan sebuah kegagalan melainkan harus

diperbaiki bersama.

Model pemimpin transaksional ini juga bagus untuk di terapkan di rumah

sakit karna gaya ini mengidentifikasi dan mengklarifikasi tugas pekerjaan

bawahan dan berkomunikasi dengan mereka bagaimana keberhasilan pelaksanaan

tugas akan menyebabkan penerimaan imbalan yang diinginkan. Manajer

23
transaksional menentukan dan mendefinisikan tujuan untuk bawahan mereka,

menyarankan bagaimana melaksanakan tugas dan memberikan umpan balik yang

melakukan dengan baik mendapat hadiah dan yang melakukan tugas kurang baik

mendapat hukuman. penyelidikan sebelumnya menunjukkan bahwa

kepemimpinan transaksional dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan pada

respon sikap dan perilaku karyawan.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil yang didapatkan dari kelompok kerja intervensi yaitu bahwa

model kepemimpinan yang cocok dengan manajemen konflik

interpersonal (mangers dan bawahan) adalah transformasional,

dikarenakan gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin

memiliki objektif untuk melakukan perubahan dan transformasi, leader

menentukan standar kinerja tinggi untuk diri sendiri dan bawahan,

memberikan tantang dan inspirasi kepada bawahan agar semangat

menjalankan tugas dan tanggung jawab, memberikan motivasi untuk

mengembangkan diri, mengunakan talenta yang dimiliki, berinovasi,

mencari jalan keluar, mengembangkan ide baru, bergerak dengan

kecepatan tinggi, dan maju terus pantang mundur walaupun menghadapu

tantangan dan kesulitan, dalam kepemimpinan ini leader tidak memberikan

hukuman untuk kegagalan, namun miminta pada bawahannya untuk

belajar dari kegagalan dan mengembangkannya (Mulia, 2015) (Robbins &

Judge, 2008).

25
DAFTAR PUSTAKA
Almas, Shazia. & Anis-ul-Haq, M. (2014). Leadership styles: relationship

with conflict management styles. Emerald Group Publishing

Limited. Pakistan
Mulia, Elvie. (2015). Rahasia Sukses Memimpin Tim Penjual. Jakarta;

Gramedia.
McDonald, C & Gates R, (2013). Riset Pemasaran Kontemporer

(Sumiyarto dan Rambat Lupiyoadi, Penerjamah). Jakarta; Salemba

Empat.
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi,

Edisi 12, Buku 2. Jakarta; Selemba Empat.


Susanto, Yohanes. (2017). Peran Kepemimpinan dalam Pengelolaan

Koperasi. Yogyakarta; Deepublish.


Siswanto. (2011). Pengantar Manajemen. Bumi Aksara - Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai