Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. POKOK BAHASAN : Memahami tugas perkembangan anak sekolah


II. SUB POKOK BAHASAN :
1. Pengertian anak sekolah
2. Memahami tugas perkembangan anak sekolah
3. Mengetahui karakteristik anak usia sekolah
III. SASARAN : Ny. N
IV. WAKTU : 25 Menit
V. TEMPAT : Desa Rejosari RT 1 RW V
VI. HARI / TANGGAL : 16 Oktober 2016
VII. TUJUAN PENYULUHAN :
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti program penyuluhan diharapkan Ny. N selama 1 x 25 menit
dapat memahami tentang tugas perkembangan anak usia sekolah dengan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 25 menit, diharapkan :
a. Ny. N mampu menjelaskan pengertian anak sekolah 100 % benar.
b. Ny. N mampu menyebutkan tugas perkembangan anak sekolah 100 %
benar.
c. Ny. N mampu menyebutkan karakteristik anak usia sekolah 100 % benar.

VIII. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ny. N
1. 3 menit Pembukaan :
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
1. Pengertian anak sekolah
2. tugas perkembangan anak
sekolah
3. karakteristik anak usia sekolah

3. 10 menit Evaluasi :
- Memberi kesempatan kepada Menyimak dan
Ny. N untuk bertanya mendengarkan
- Memberi kesempatan kepada
Ny. N untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4. 2 menit Penutup :
- Mengucapkan salam Menjawab salam

IX. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

X. MEDIA
1. leaflet

XI. MATERI
1. Terlampir

XII. EVALUASI
1. Pertanyaan
a. Apakah yang dimaksud dengan anak sekolah ?
b. Apa saja tugas perkembangan dg anak sekolah ?
c. Apa saja karakteristik anak sekolah ?
2. Jawaban
a. Ny. N mengerti tentang pengertian anak sekolah
b. Ny. N mampu menyebutkan tugas perkembangan anak sekolah.
c. Ny. N mampu menyebutkan karakteristik anak sekolah.

XIII. DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L. 2004. “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta : EGC


PPNI JATENG. 2012. Seminar dan pelatihan Asuhan Keperwatan Jiwa Terkini.
Semarang : PPNI.
Susilaningrum R, Nursalam, Utami S. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
2 ed. Jakarta: Salemba Medika
LAMPIRAN MATERI

A. Anak Usia Sekolah


1. Definisi
Anak usia sekolah merupakan tahap perkembangan anak usia 6-12 th dimana
pada usia ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat
ketrampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya, produktif
belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan merasakan bangga dalam
keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa membedakan sesuatu yang
baik/tidak dan dampak melakukan hal yang baik/tidak.
anak usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia
6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga.

2. Tahap Perkembangan Usia Sekolah


Anak usia sekolah memiliki perubahan dari periode sebelumnya. Harapan dan
tuntutan baru dengan adanya lingkungan yang baru dengan masuk sekolah dasar saat
usia 6 atau 7 tahun. Anak usia sekolah mengalami beberapa perubahan sampai akhir
dari periode masa kanak-kanak dimana anak mulai matang secara seksual pada usia
12 tahun. Dalam tahap perkembangan anak di usia sekolah, anak lebih banyak
mengembangkan kemampuannya dalam interaksi soisal, belajar tentang nilai moral
dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil bagian peran dalam
kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga mulai muncul dalam tahap ini
seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta belajar untuk menghargai
lingkungan sekitarnya.
a. Perkembangan Kognitif (Piaget)
Dilihat dari sisi kognitif, perkembangan anak usia sekolah berada pada
tahap konkret dengan perkembangan kemampuan anak yang sudah mulai
memandang secara realistis terhadap dunianya dan mempunyai anggapan yang
sama dengan orang lain. Sifat ego sentrik sudah mulai hilang, sebab anak mulai
memiliki pengertian tentang keterbatasan diri sendiri. Anak usia sekolah mulai
dapat mengetahui tujuan rasional tentang kejadian dan mengelompokkan objek
dalam situasi dan tempat yang berbeda.
Pada periode ini, anak mulai mampu mengelompokkan, menghitung,
mengurutkan, dan mengatur bukti-bukti dalam penyelesaian masalah. Anak
menyelesaikan masalah secara nyata dan urut dari apa yang dirasakan. Sifat
pikiran anak usia sekolah berada dalam tahap reversibilitas, yaitu anak mulai
memandang sesutau dari arah sebaliknya atau dapat disebut anak memiliki dua
pandangan terhadap sesuatu. Perkembangan kognitif anak usia sekolah
memperlihatkan anak lebih bersifat logis dan dapat menyelesaikan masalah
secara konkret. Kemampuan kognitif pada anak terus berkembang sampai remaja.
b. Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Pada perkembangan ini, anak usia sekolah berada pada fase laten dimana
perkembangannya ditunjukkan melalui kepuasan anak terhadap diri sendiri yang
mulai terintegrasi dan anak sudah masuk pada masa pubertas. Anak juga mulai
berhadapan dengan tuntutan sosial seperti memulai sebuah hubungan dalam
kelompok.
Pada tahap ini anak biasanya membangun kelompok dengan teman sebaya.
Anak usia sekolah mulai tertarik untuk membina hubungan dengan jenis kelamin
yang sama. Anak mulai menggunakan energi untuk melakukan aktifitas fisik dan
intelektual bersama kelompok sosial dan dengan teman sebayanya, terutama
dengan yang berjenis kelamin sama.
c. Perkembangan Psikososial (Erikson)
Pada perkembangan ini, anak berada dalam tahapan rajin dan akan selalu
berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan terutama apabila hal tersebut bernilai
sosial atau bermanfaat bagi kelompoknya. Pada tahap ini anak akan sangat
tertarik dalam menyelasaikan sebuah masalah atau tantangan dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh adanya keinginan anak untuk mengambil
setiap peran yang ada di lingkungan sosial terutama dalam kelompok sebayanya.
Pada tahap ini, anak menginginkan adanya pencapaian yang nyata.
Keberhasilan anak dalam pencapaian setiap hal yang mereka lakukan akan
meningkatkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri anak. Anak- anak yang
tidak dapat memenuhi standar yang ada dapat mengalami rasa inferiority. Anak
yang mengalami inferiority harus diberikan dukungan dalam menjalankan
aktivitasnya. Pengakuan teman sebaya terhadap keterlibatan anak di
kelompoknya akan memberikan dukungan positif pada anak usia sekolah.
Perkembangan moral anak usia sekolah menurut Kohlberg berada di tahap
konvensional.
Perkembangan moral sejalan dengan cara pikir anak usia sekolah yang lebih
logis. Anak pada usia sekolah dapat lebih memahami standar perilaku yang
seharusnya mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari. Anak dalam tahap
konvensional, mulai memahami bagaimana harus memperlakukan orang lain
sesuai dengan apa yang ingin diterima oleh mereka dari orang lain. Anak mulai
melihat berbagai cara pandang untuk menilai suatu tindakan benar atau salah.

3. Karakteristik Perilaku :
a. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
b. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih juara
pertama
c. Terlibat dalam kegiatan kelompok
d. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
e. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal merapikan
tempat tidur,menyapu dll
f. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita, menggambar
g. Memliliki teman akrab untuk bermain
h. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan

Anda mungkin juga menyukai