BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
komponen terbanyak pada membran sel yang disintesis pada semua sel tubuh
agar lemak dapat dimetabolisme oleh tubuh, dibutuhkan suatu pelarut, yaitu
trigliserida (satu gliserol dan 3 asam lemak bebas), fosfolipid, dan apoprotein.
Peran utama kolesterol dalam proses patologi adalah sebagai faktor risiko
lipid yang besar. Plak ini kemudian meluas hingga bagian lumen lainnya, dan
sehingga sumbatan lipid makin membesar dan berubah menjadi plak ateroma.
(Adam, 2009).
darah;
1. Induksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel hati oleh hormon
Hall, 2005).
estrogen.
6. Diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, terutama pada lemak hewani dan
empedu.
2005).
tidak memiliki gen untuk membentuk protein reseptor LDL, sehingga sel-
10. Penyakit pada hati yang merupakan tempat degradasi insulin. Hati
11. Stres yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis yang melepaskan
1. Jalur Eksogen
Lemak yang didapat oleh tubuh dari diet terdiri dari trigliserida dan
kolesterol, selain itu lemak juga disintesis oleh tubuh dalam bentuk
diserap oleh enterosit usus halus dalam bentuk Free Fatty Acid (FFA),
diubah kembali ke bentuk semula dalam usus halus, lalu bersama dengan
2. Jalur Endogen
yang lebih kecil yaitu LDL. VLDL, IDL, dan LDL sebagian akan kembali
darah, dan rentan terhadap oksidasi oleh radikal bebas. Apabila LDL
HDL bermula sebagai HDL nascent yang berasal dari usus halus dan hati.
type 1 (SR-B1). Jalur kedua adalah ketika kolesterol ester dalam HDL
HDL adalah salah satu lipoprotein yang merupakan bagian dari 6 hasil
menjadi alat standar untuk evaluasi risiko PJK (Fernandez & Webb, 2008).
Kolesterol HDL disintesis dan disekresikan terutama oleh hati dan sebagian
kecil di epitel usus selama absorbsi lemak dari usus. Kolesterol HDL
konsentrasi kolesterol dan fosfolipid lebih kecil (Gambar 3) (Guyton & Hall,
2005).
kolesterol HDL yang hanya mengandung apo A-I bersifat protektif terhadap
et al, 2009).
kolesterol HDL yang tinggi (>60 mg/dl atau 1.6 mmol/l) memiliki efek
protektif terhadap insidensi PJK, sedangkan kadar HDL dalam jumlah rendah
(<40 mg/dl atau 1,0 mmol/l) adalah faktor risiko dari timbulnya PJK
dan struktur HDL oleh berbagai faktor, antara lain; oksigen reaktif,
untuk melakukan transpor balik kolesterol dari sel perifer ke hati (Navab et al,
2009).
16
Berikut adalah klasifikasi kadar kolesterol pada manusia yang dikutip dari
ATP III (Adult Treatment Panel III) yang ditetapkan oleh National Cholesterol
(2002);
II.1.4 Dislipidemia
kelainan kadar profil lipid yang diklasifikasikan menjadi ringan (LDL 130–
159 mg/dl), sedang (LDL 160–219 mg/dl dan/atau kolesterol total 240–300
Pada suatu penelitian ditemukan 15% pasien PJK tahap awal memiliki riwayat
sementara pada usia 55-64 tahun sekitar 15.5% (Keputusan Menteri Kesehatan
1. Genetik
kelainan genetik ini mempunyai kadar lemak yang kian meningkat dan
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Diet
Sekresi VLDL oleh hati sangat dipengaruhi oleh asupan energi yang
melampaui kebutuhan untuk aktivitas fisik dan metabolisme basal. Hal ini
Pembatasan diet kolesterol hingga kurang dari 200 mg/hari pada individu
normal atau dengan diet rendah lemak jenuh hingga 8% dari total kalori
setelah 48-72 jam dan akan mencapai maksimum dalam 1-5 minggu
5. Obesitas
fisik yang tinggi akan lemak tubuh juga memiliki kadar kolesterol LDL
6. Aktivitas fisik
Pada tikus, paparan asap rokok menunjukkan penurunan kadar HDL yang
darah yang lebih tinggi umumnya ditemukan pada individu dengan tingkat
stres terkendali. Pemakaian obat anti hipertensi dan pil kontrasepsi yang
terlalu lama atau tidak sesuai dengan anjuran penggunaan yang diberikan
8. Penyakit pendahulu
(Karyadi, 2006).
relaxing pembuluh darah yang utama, sehingga pembuluh darah tidak dapat
2006).
21
Rendahnya kadar HDL memicu adhesi monosit, migrasi sel otot polos
proses fagositosis LDL yang tertimbun dalam lapisan intima. Apabila terpajan
LDL yang teroksidasi, makrofag menjadi sel busa, yang terlihat secara
makroskopis sebagai bercak lemak. Akhirnya, deposisi lipid dan jaringan ikat
mengubah bercak lemak ini menjadi ateroma lemak fibrosa matur. Ruptur
elemen sel, termasuk trombosit. Lalu deposisi lemak dan jaringan ikat
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Bawang putih adalah tumbuhan berumbi lapis dengan siung yang bersusun,
yang tumbuh secara berumpun setinggi 30-75 cm, dengan mempunyai batang
semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun, dan batang sejati di dalam
umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang terbungkus
Kandungan nutrisi dalam 100 gram umbi bawang putih terkandung (Oey,
1998);
2. Air : 71 g
3. Protein : 4.5 g
4. Lemak : 0.20 g
6. Mineral : 1.2 g
7. Kalsium : 42 mg
8. Fosfor : 134 mg
9. Besi : 1 mg
11. Vitamin C : 15 mg
Di samping itu, dari beberapa penelitian didapatkan bahwa umbi bawang putih
2. Senyawa aktif pada bawang putih (Allium sativum L.) yang berhubungan
a. Organosulfur
kelompok allil sulfida, dithiin, ajoene, dan senyawa sulfur lain. Proses
senyawa allil sulfida (Gambar 7). Allisin bersifat tidak stabil sehingga
ekstraksi dengan etanol dan air pada suhu 25oC akan menghasilkan
Ekstrak segar umbi bawang putih dapat disimpan lama dalam etanol
Selain dalam bentuk padatan, umbi bawang putih dapat diolah melalui
sulfida 1.4 mg/g, dan ajoena 0.4 mg/g (Banerjee & Maulik, 2002).
b. Organosulfur volatile
Pada hasil maserasi bawang putih dan minyak esensial bawang putih,
sulfida yang berkontribusi pada aroma dan rasa bawang putih yang
Derivat sistein ini tidak berwarna, tidak berbau, dan stabil dalam
keadaan padat ataupun cair, pada kondisi yang netral maupun asam.
2001).
kolesterol darah telah dilakukan pada hewan coba dan manusia. Diketahui
kolesterol LDL sekitar 15%; trigliserida 15%, dan kolesterol HDL naik
antara lain adalah DADS dan allisin, dimana DADS memiliki rantai allil
yang dengan mudah akan tereduksi menjadi rantai propil yang jenuh,
sehingga terjadi penurunan kadar NADH dan NADPH yang penting untuk
Gambar 11. Inhibisi Enzim Sintesis Kolesterol oleh Bawang Putih (King, 2014)
28
Hingga kini diketahui bahwa konsumsi bawang putih dinyatakan aman dalam
penyedap). Efek samping yang sering ditemukan adalah bau mulut dan bau
Pemberian diet kuning telur dapat menaikkan kadar profil lipid, terutama
kadar kolesterol total dan trigliserida. Diet kuning telur yang kaya kolesterol
oleh enzim lipase dari lambung. Hasil penguraiannya berupa asam lemak
29
bebas dan dua monogliserid dalam bentuk misel dalam usus halus. Asam
lemak bebas dan monogliserid akan disintesis kembali oleh epitel usus halus,
2000).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodenta
Subordo : Odontoceti
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Tikus putih merupakan hewan yang sering digunakan sebagai hewan coba
dalam skala yang berbeda. Komparasi yang tinggi ini ditinjau dari berbagai
Galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian antara lain Wistar,
Dawley sering dipilih sebagai hewan coba pada berbagai penelitian ilmiah
biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, dan sifatnya yang jinak/tidak
agresif. Berikut adalah data biologi tikus putih galur yang dikembangbiakkan
di laboratorium;
Kebutuhan Konsumsi
Konsumsi makan 15 – 30 gr/hari atau 5 – 6 gr/100 gr BB