Anda di halaman 1dari 12

1

KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

A. KONSEP KETUBAN PECAH DINI

1.Pengertian Ketuban Pecah Dini

Menurut dr. Taufan Nugroho (2012:113) menjelaskan bahwa Ketuban Pecah

Dini ialah Pecahnya ketuban sebelum waktuknya melahirkan atau sebelum

inpartu, yang terjadi pada pembukaan < 4 cm (pada fase laten).Hal ini dapat

terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu melahirkan,

sedangkan menurut Eni Nur Rahmawati (2011:127) menyatakan Ketuban Pecah

Dini atau ketuban pecah sebelumnya waktunya (KPSW) atau ketuban pecah

prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir atau vagina sebelum

proses persalinan.

2.Jenis – Jenis Ketuban Pecah Dini

Menurut Eni Nur Rahmawati (2011:127) menjelaskan terdapat 2 jenis

ketuban pecah dini diantaranya ialah:


2

a. Ketuban Pecah Prematur

Ketuban Pecah Prematur ialah Pecahnya membran chorion – amniotik

sebelum onset persalinan atau yang disebut dengan Premature Rupture of

Membrane atau Prelabour Rupture of Membrane /PROM).

b.Ketuban Pecah Prematur pada Preterm

Ketuban Pecah Prematur pada Preterm yaitu Pecahnya membran chorion-

amniotik sebelum onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37

minggu yang disebut dengan Preterm Premature Rupture of Membrane atau

Preterm Prelabour Rupture of membrane / PPROM.

Sedangkan menurut Joseph HK,dkk (2010:185) Ketuban Pecah Dini terdiri

dari:

a. KPD Preterm

KPD Preterm yaitu Ketuban Pecah Dini yang terjadi sebelum usia 37 minggu.

b.KPD Memanjang

KPD Memanjang yaitu Ketuban Pecah Dini yang terjadi lebih 12 jam sebelum

waktunya melahirkan.

3. Manifestasi Klinis Ketuban Pecah Dini

Menurut dr. Taufan Nugroho (2012: 115) manifestasi klinis ketuban pecah

dini antara lain :

a. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.

b.Bau cairan khas yaitu amis dan tidak berbau seperti amoniak.

c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering jika digunakan aktivitas maka akan

bertambah sering dan banyak cairan yang keluar.


3

d.Mengalami demam, bercak darah di vagina yang banyak (tanda infeksi).

4. Etiologi Ketuban Pecah Dini

Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara

pasti. Kemungkinan yang menjadi faktor diantaranya ialah:

a. Infeksi

Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen

dari vagina atau infeksi pada cairan ketubn bisa menyebabkan terjadinya

KPD.Organisme yang sering dikaitkan setelah pecahnya ketuban ialah

streptococus grup B meliputi Trichomonas, Eschericia Colli yang

menyebabkan terjadinya degradasi membran sehingga selaput ketuban

menjadi rapuh (Varney:2008,792)

b.Serviks yang inkompetensia

Servik yang inkompetensia terjadi akibat tekanan cavum uteri yang

menyebabkan kanalis servikalis yang selalu terbuka, bisa terjadi pada kelainan

pada serviks uteri akibat persalinan, atau tindakan curetage

(Nugroho:2012,114)

c. Hubungan Seksual

Hubungan seksual menyebabkan terjadinya kontraksi uterus sehingga terjadi

peregangan selaput ketuban yang merupakan faktor penyebab ketuban pecah

dini (Varney:2008,791)

d.Tekanan Intra Uterin

Tekanan intra uterin yang tinggi atau meningkat secara berlebihan

(overdistensi uterus) misalnya akibat trauma, hidramnion, dan kehamilan


4

gemelli menyebabkan terjadinya kontraksi uterus akibatnya terjadi peregangan

uterus sehingga selaput ketuban menjadi pecah (Nugroho:2012,114)

e. Kelainan Letak

Tidak adanya tahanan di bagian terendah janin menyebabkan selaput ketuban

mudah pecah akibat peregangan adanya kontraksi uterus (Nugroho:2012,114)

f. Keadaan sosial ekonomi

Sosial ekonomi berpengaruh terhadap pemberian nutrisi saat maternal. Jika

asupan nutrisi tidak tercukupi terjadi defisiensi gizi yang dapat menyebabkan

melemahnya jaringan selaput ketuban (Varney:2008:792)

g.Faktor – faktor lain

Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadi ketuban pecah dini

menurut Nugroho (2012,114) meliputi

1) Golongan darah

Golongan darah antara ibu dan janin tidak sama dapat menimbulkan

kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban, sehingga

dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini.

2) Defiensi nutrisi

Akibatnya terjadi defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin

C) yang sedikit menyebabkan peregangan uterus sehingga terjadinya

ketuban pecah dini.

3) Faktor disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu

Terjadi antara ketidaksesuaian kepala janin dengan panggul ibu

menyebabkan terjadi penekanan pada intrauterin yang mengakibatkan


5

terjadinya peregangan selaput ketuban.

5. Patofisiologi

Pecahnya selaput ketuban saat persalinan disebabkan oleh melemahnya

selaput ketuban karena kontraksi uterus dan peregangan yang berulang. Daya

regang ini dipengaruhi oleh keseimbangan antara sintesis dan degradasi

komponen matriks ekstraseluler pada selaput ketuban. Beberapa faktor

predisposisi yang dipengaruhi oleh kelainan letak janin, selaput

inkompetensia, hubungan seksual serta gangguan nutrisi pada struktur kolagen

yang diduga berperan dalam ketuban pecah dini. Mikronutrien lain yang

diketahui berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini adalah asam

askorbat yang berperan dalam pembentukan struktur triple helix dari

kolagen.Terganggunya keseimbangan proses sintesis dan degradasi matriks

ektraseluler yang menyebabkan pecahnya selaput ketuban.

6. Komplikasi Ketuban Pecah Dini

Komplikasi atau pengaruuh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin

diantaranya sebagai berikut:

a. Komplikasi pada Ibu

1) Infeksi Intrapartum (dalam persalinan)

Terjadi jika Ketuban pecah >24 jam maupun terlalu sering melakukan

pemeriksaan dalam yang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi

terhadap membran janin, tali pusat, placenta. Jika terjadi infeksi dan

kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang

selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan


6

mortalitas (Varney:2008,792)

2) Partus prematurus

Partus prematurus terjadi akibat usia kehamilan <37 minggu yang

disertai adanya respon imunologis dari sel limfosit B dan sel limfosit T

berakibat peningkatan prostaglandin yang mempengaruhi kontraksi

uterus di dalam rahim (Varney:2008,791)

3) Meningkatkan tindakan operatif obstetri (khususnya SC)

(Rahmawati:2012,129)

b.Komplikasi pada Janin

1) Hipoksia dan Asfiksia Sekunder

Dengan pecahnya ketuban terjadi penekanan tali pusat akibatnya terjadi

gangguan sirkulasi peredaran darah ibu ke janin akibatnya kebutuhan

oksigen meningkat menyebabkan hipoksia dan saat lahir terjadi asfiksia

sekunder( Sarwono:2009,679)

2) Prolaps Funiculli (Penurunan Tali Pusat)

Malpresentasi janin menyebabkan tekanan pada intrauterin akibatnya tali

pusat janin tertekan sehingga menyebabkan prolaps funiculli

(Sarwono:2009,627)

3) Morbiditas dan mortalitas perinatal (Rahmawati:2012,129)

7. Diagnosa Ketuban Pecah Dini

Diagnosa KPD ditegakkan dengan cara menurut Nugroho (2012,116) meliputi

a. Anamnesa

Penderita merasa basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yang banyak
7

secara tiba – tiba dari jalan lahir dan cairan berbau khas.

b.Inspeksi

Secara inspeksi tampak keluarnya cairan dari vagina

c. Pemeriksaaan dengan speculum

Pemeriksaan dengan speculum pada KPD akan tampak jelas keluar cairan dari

ostium eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar maka tekan fundus

uteri lalu penderita disuruh batuk atau mengejan atau melakukan manuver

valsava dengan cara bagian terendah digoyangkan maka akan tampak keluar

cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada fornik anterior.

d.Pemeriksaan Dalam

Terdapat sisa air ketuban.

Sedangkan menurut Eni Nur Rahmawati (2011:128) menyatakan

beberapa diagnosa dari ketuban pecah dini antara lain:

a. Maternal

Mengalami demam (suhu badan >35°C), takikardia, leukositosis (peningkatan

sel darah putih (>15.000 mm3) jika mengalami infeksi intrapartum.

b.Fetal

Bisa terjadi fetal distress jika cairan amnion berkurang.

8. Pemeriksaan Penunjang Ketuban Pecah Dini

Menurut Joseph HK (2011,1880) pemeriksaan penunjang yang

dilakukan untuk mendukung diagnosa ketuban pecah dini antara lain:

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Tes Lakmus (Tes Nitrazin)


8

Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air

ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 -7,5, darah dan infeksi vagina dapat

menghasilkan test yang positif palsu.

2) Pemeriksaan darah (hematologi)

Mengetahui tanda – tanda infeksi berupa peningkatan leukosit serta

golongan darah.

3) Mikrokoskopik (Test pakis)

Dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkn kering.

Pemeriksaan mikrokoskopik menunjukkan gambaran daun pakis.

b.Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini dimasukkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam

cavum uteri.

9. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini

Menurut Taufan Nugroho (2012:116) menyatakan ketuban pecah dini

termasuk kehamilan berisiko tinggi. Penatalaksanaan KPD tergantung pada

umur kehamilan. Adapun penatalaksanaannya antara lain:

a. Konservatif

1) Di rawat di Rumah Sakit

2) Nilai tanda – tanda infeksi

Tanda – tanda infeksi meliputi Pada ibu terjadi peningkatan suhu badan >

38°C, peningkatan Leukosit darah (>15.000/mm3 ), takikardia sedangkan

pada janin mengalami distress janin (DJJ > 160 x/mnt) yang menandakan

bahwa janin mengalami infeksi intrauterin.


9

3) Diberikan antibiotika jika ketuban pecah > 6 jam berupa Ampicilin 4 X

500 mg atau Gentamycin 1 X 80mg.

4) Pada usia kehamilan 32 – 34 minggu diberikan steroid selama memacu

kematangan paru – paru janin maka dirawat selama air ketuban masih

keluar atau sampai air ketuban tidak keluar kembali.

5) Namun, jika usia kehamilan 32 – 34 minggu air ketuban masih keluar lagi

dan usia kehamilan >35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi

kehamilan (Hal sangat tergantung pada kemampuan perawatan bayi

prematur).

b.Aktif

1) Nilai tanda – tanda infeksi

Tanda – tanda infeksi meliputi Pada ibu terjadi peningkatan suhu badan >

38°C, peningkatan Leukosit darah (>15.000/mm3 ), takikardia sedangkan

pada janin mengalami distress janin (DJJ > 160 x/mnt) yang menandakan

bahwa janin mengalami infeksi intrauterin. Jika mengalami infeksi

diberikan antibotika dosis tinggi

2) Pada usia Kehamilan >35 minggu diberikan induksi oksitocyn, bila gagal

dilakukan sectio caesarea.

Cara induksi: 1 ampul octytosin dalam cairan Dektrose 55 dimulai 4 tetes

per menit atau 4 TPM, setiap ¼ jam atau 45 menit dinaikkan 4 tetes

sampai maksimum 40 TPM dengan indikasi His dekuat (<40 detik)

3) Pada Keadaan Chepalo Pelvik Disease (CPD atau panggul sempit), letak

lintang dilakukan sectio caesarea.


10

Sedangkan menurut Eni Nur R. ( 2011: 127) menjabarkan berupa

penatalaksanaan persalinan dengan ketuban pecah dini tergantung pada umur

kehamilan dan tanda infeksi intrauterin, beberapa diantaranya gal – hal yang

perlu dilakukan antara lain:

a. Melakukan pemeriksaan keadaan umum berupa tanda – tanda vital seperti

pernafasan ,tekanan darah setiap 4 jam sekali, nadi 1 jam sekali pada fase laten

dan 30 menit sekali pada fase aktif serta suhu setiap 4 jam sekali pada fase

laten dan 2 jam sekali pada fase aktif. Pada klien yang mengalami ketuban

pecah dini umumnya mengalami takikardia dan suhu badan meningkat yaitu

>36°C jika disertai infeksi.

b.Observasi CHPB (Contenent dan His di observasi setiap 1 jam sekali pada

fase laten dan 30 menit sekali pada fase aktif,penurunan kepala diperiksa

melalui pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi boleh

dilakukan, dan bandle setiap 1 jam sekali)

c. Pemberian antibiotik tergantung pada usia kehamilan dengan ketentuan:

1) Usia kehamilan <37 minggu tanpa infeksi maka diberikan antibiotik

eritromisin 3 X 250 mg, amoxilin 3 X 500 mg serta obat kortikosteroid

yaitu dexametason 2 x5 mg untuk kematangan paru janin.

2) Usia kehamilan >37 minggu tanpa infeksi maka diberikan ampicilin 2 X 1

gr/iv, jika serviks tidak lunak maka lakukan Sectio caesarea.

d.Melakukan induksi persalinan

1) Usia kehamilan <37 minggu dengan ketentuan meliputi:


11

Pada usia kehamilan telah dilakukan penanganan secara konservatif

namun tetap terjadi pengeluaran cairan ketuban terus menerus, terjadi

pembukaan di jalan lahir.

Cara pemberian induksi persalinan yaitu 1 ampul syntocinon dalam

Dextrose 5% dimulai 4 tetes/menit, setiap ¼ jam dinaikkan 4 tetes

sampai batas maximum 40 tetes/menit.Pada keadaan CPD letak lintang

maka dilakukan sectio caesarea.

2) Usia kehamilan >37 minggu

Pada Usia Kehamilan >37 minggu diberikan induksi persalinan a/i his

dekuat (<40 detik). Jika his adekuat maka tidak diberikan drip oksitosin

dan dilahirkan secara pervaginam.


12

Anda mungkin juga menyukai