Anda di halaman 1dari 8

Perangkat Dasar Masukan pada Otomasi Industri

By Eka Samsul | 16/09/2016


Di sini saya tidak akan membahas apa itu sistem otomasi industri secara harfiah. Saya akan lebih
banyak mengulas penerapan dan hal – hal apa saja yang terdapat dalam sistem otomasi industri.
Sebagian besar sistem otomasi industri menggunakan kendali elektrik di dalamnya yang dapat
diilustrasikan seperti pada gambar berikut.

BUKA PANDUAN LENGKAP PLC DASAR OMRON

Sistem pengendalian pada otomasi industri dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu kelompok masukan
(input), kelompok logika (logic) dan kelompok keluaran output). Dalam artikel ini hanya akan dibahas
tentang kelompok masukan, sedangkan kelompok yang lain dibahas pada artikel selanjutnya.

Baca Juga : Perangkat Kendali Dasar


Perangkat Masukan Dasar
Perangkat masukan adalah sebuah perangkat keras yang digunakan sebagai pemberi signal atau
pemicu kepada sistem kendali. Perangkat masukan berfungsi sebagai pemberi perintah berupa signal
elektrik kepada perangkat logika. Perangkat ini bekerja dengan menyambungkan atau memutuskan
aliran arus dalam sirkuit elektrik, dan mengirimkan sinyal ke perangkat kontrol. Perangkat masukan
dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu Masukan Digital dan maukan Analog. Masukan Digital adalah
perangkat masukan yang memiliki kondisi On/Off, 1/0 atau High/Low. Sedangkan masukan Analog
adalah perangkat yang memiliki nilai lebih rinci seperti seberapa besar, seberapa tinggi, seberapa
cepat dan lainnya. Kali ini saya batasi bahwa kita hanya akan membahas perangkat masukan digital.
Perangkat masukan digital yang paling umum digunakan adalah berupa Operation Switch dan
Detection Switch.

1. Operation Switch
Operation Switch adalah sakelar yang dioperasikan oleh manusia seperti operator di pabrik. Sakelar
ini paling umum ditemui pada perangkat semi otomatis hingga perangkat otomatis dalam sistem
otomasi industri. Awalnya switch ini memiliki minimal satu kontak yang berfungsi sebagai penyambung
atau pemutus arus listrik. Kontak tersebut adalah Kotak NO (Normally Open) atau Kontak NC
(Normally Closed). Namun saat ini beberapa switch memiliki dua jenis kontak ini. Kontak NO memiliki
kondisi awal terbuka hingga switch DIAKTIFKAN. Pada saat itu, kontak akan menutup dan
menyambungkan suatu sirkuit elektrik. Kontak NC memiliki kondisi awal tertutup hingga switch
DIAKTIFKAN. Pada saat itu, kontak akan terbuka dan memutus sirkuit elektrik.

Berikut ini adalah contoh dari operation switch:

> Push Button (tombol tekan)


Tombol tekan berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan atau mematikan kontrol listrik. Cara
pengoperasiannya dengan menekan knop tombol tekan. Tombol tekan umumnya mempunyai dua
jenis kontak yaitu kontak NO dan NC. Gambar 1 adalah symbol Push Button.
Berdasarkan cara kerjanya ada dua jenis tombol tekan :

 Momentary contact yaitu tombol tekan yang bekerja pada saat knop ditekan dan apabila knop
dilepas maka tombol akan kembali normal.
 Maintain contact yaitu tombol tekan yang akan mengunci setelah knop ditekan.
> Selector Switch dan Toggle switch

Selector Switch atau tombol pemilih adalah sakelar yang dapat digunakan untuk memilih 2 kondisi
atau lebih. Tombol ini memiliki 1 common yang bisa dianggap sebagai sumber signal listrik utama dan
beberapa pilihan kemana signal tersebut akan diteruskan. Gambar di samping menunjukkan contoh
dari selector switch.
Toggle switch adalah sakelar yang dilengkapi dengan pengunci dan memiliki 2 pilihan posisi. Gambar
di bawah menunjukkan contoh sakelar toggle.

Baca Juga : Perangkat Keluaran Dasar


> Limit Switch
Limit Switch digunakan untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Limit
switch akan aktif jika mendapatkan sentuhan atau tekanan dari suatu benda fisik. Gambar di bawah
menunjukkan contoh Limit switch dan pengunaanya.
2. Detection Switch
Detection Switch adalah sakelar yang dioperasikan dengan kontak langsung atau tidak baik oleh
manusia, benda kerja maupun material lain pendukung proses kerja pada industry. Produk yang
bergerak pada konveyor, magnet yang dipasang pada titik – titik tertentu, anggota tubuh manusia,
lengan robot dan benda – benda lain adalah contoh objek yang digunakan untuk mengaktifkan
detection switch. Detection Switch umumnya memiliki Kontak Changeover. Beberapa literatur
komponen kontrol, Kontak changeover juga disebut sebagai kontak SPDT
(Single Pole Double Throw). Kontak changeover adalah kontak yang memiliki Kontak NO dan Kontak
NC secara bersamaan. Dalam satu detection switch minimal terdapat satu Kontak changeover yang
mengontrol aliran arus.
3. Sensor
Sensor adalah salah satu bentuk dari detection switch. Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk
mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Sensor dapat mendeteksi variable berupa
sentuhan, gaya, tekanan, cahaya, suhu dan lain-lain. Berbagai variabel yang dideteksi tersebut akan
diubah menjadi besaran listrik berupa tegangan atau arus listrik. Sensor mengontrol aliran arus elektrik
menggunakan perangkat solid state (solid state/ device) seperti transistor dan bukannya unit mekanis
dalam proses kontak atau proses penyaklarannya. Karena menggunakan transistor, sensor memiliki
respons berkecepatan sangat tinggi dalam melakukan proses penyambungan atau pemutusan
terhadap perubahan input dan memiliki masa pakai yang sangat lama bila dibandingkan dengan unit

kontak switching yang dioperasikan secara mekanis.

Switching transistor (lingkaran merah) pada gambar di atas tergantung dari signal dari Main circuit.
Main circuit inilah yang berfungsi sebagai pendeteksi perubahan. Saat terjadi signal, maka transistor
melakukan penyambungan dari kabel Brown (+V) melalui kabel Black, kemudian Load (modul input
perangkat kendali) hingga ke Blue (0V).

Ada beberapa sensor untuk mengontrol aliran arus elektrik dan sensor-sensor tersebut
diklasifikasikan berdasarkan cara yang digunakannya untuk mendeteksi perubahan masukan. Jenis
sensor paling umum yang ada di sistem otomasi industry adalah sensor Photoelectric dan Proximity.

> Sensor Photoelectric


Sensor Photoelectric adalah sensor yang berfungi untuk mendeteksi objek jika intensitas cahaya
yang ditangkapnya berubah. Contoh – contoh sensor berbasis fotoelektrik antara lain ditunjukkan
seperti pada gambar di bawah :
Photoelectric sensor bisa berupa Diffuse
Reflective, yaitu sensor memiliki transmitter (pemancar cahaya) sekaligus reciever (penerima
cahaya). Objek yang akan dideteksi berfungsi sebagai pemantul cahaya, sehingga cahaya dapat
diterima pada reciever dan diolah menjadi signal masukan. Bentuk lain dari Photoelectric sensor
adalah Retro Reflective, secara prinsip kerja sama dengan jenis sebelumnya, namun memiliki
relfektor khusus. Sensor jenis ini umunya digunakan untuk pendeteksian objek pada jarak yang
relatif dekat. Dan yang terakhir adalah Trough Beam, transmitter dan reciever terpisah, objek yang
akan dideteksi harus melintas di antara transmitter (sender) dan reciever. Sensor jenis ini biasa
digunakan untuk jarak yang lebih jauh.

> Sensor Proximity


Sensor Proximity adalah sensor yang berfungi untuk mendeteksi keberadaan benda pada jarak
tertentu. Saat benda tertentu berada didekatnya, maka proximity switch akan memmberikan signal.
Terdapat 2 jenis proximity, yaitu Proximity Induktif untuk mendeteksi benda logam dan Proximity
Kapasitif untuk mendeteksi benda logam maupun non logam. Gambar di bawah adalah prinsip kerja
Proximity Sensor dan penggunaanya.
Gambar sebelah kanan adalah penggunaan Proximity sensor sebagai pendeteksi objek non logam
(wood/kayu) maupun logam (gergaji).

Demikian pembahasan tentang perangkat input pada Sistem Otomasi Industri. Artikel selanjutnya
akan mengupas tentang bagian – bagian lain dari sistem ini.

Anda mungkin juga menyukai