Anda di halaman 1dari 3

Daftar pustaka

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI).” Peranan Dewan


Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate
Governance”.Jakarta 2001.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) – Kompartemen Akuntan Publik. Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) per 1 Januari 2001. Salemba
Empat. 2001.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1
Oktober 2004. Salemba Empat.

Dengan adanya monitoring dewan komisaris diharapkan akan membentuk

good corporate governance yang akan mempengaruhi tingginya

transparansi laporan keuangan, rendahnya manipulasi akuntansi, dan

adanya batasan terhadap kemampuan manajer dalam menyembunyikan

bad news dalam waktu yang lama (Lara et al, 2005). Jadi, corporate

1
governance yang kuat diharapkan akan mengakibatkan permintaan yang

tinggi untuk informasi yang tepat dan mencegah manajer dalam

menyembunyikan informasi yang kurang menyenangkan.

Lara et al (2005) juga melakukan penelitian mengenai hubungan board of

directors characteristics dengan konservatisme akuntansi dengan sampel

perusahaan-perusahaan di Spanyol. Penelitian mereka menunjukkan

bahwa perusahaan yang memiliki dewan yang kuat sebagai mekanisme

corporate governance mensyaratkan tingkat konservatisme yang lebih

tinggi daripada perusahaan dengan dewan yang lemah. Selain itu hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa persyaratan adanya konservatisme

akuntansi akan lebih mengurangi dampak yang disebabkan oleh risiko

litigasi.

Dalam penelitian Wardhani (2008) yang menghubungkan karakteristik

dewan dengan tingkat konservatisme, menyimpulkan bahwa pengaruh

karakteristik dewan terhadap tingkat konservatisme akuntansi sangat

dipengaruhi oleh ukuran konservatisme yang digunakan karena dengan

menggunakan dua proksi ukuran konservatisme yang berbeda, penelitian

menemukan bukti yang tidak konsisten tentang pengaruh karakteristik

dewan terhadap tingkat konservatisme. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

menggunakan ukuran akrual, keberadaan komite audit berpengaruh

2
secara positif terhadap tingkat konservatime namun tidak dapat

membuktikan pengaruh dari proporsi komisaris independen dan

kepemilikan oleh komisaris dan direksi terhadap tingkat konservatisme

akuntansi. Sedangkan dengan menggunakan ukuran pasar, hasil

menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen

terhadap total jumlah komisaris maka semakin besar pula tingkat

konservatisme akuntansi dan semakin tinggi kepemilikan oleh dewan

maka semakin rendah tingkat konservatisme akuntansinya.

HIPOTESIS

Ukuran dewan komisaris merupakan elemen penting dari karakteristik

dewan komisaris yang mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi.

Penelitian Lara, et al (2005) menunjukkan bahwa perusahaan yang

memiliki dewan yang kuat sebagai mekanisme corporate governance

mensyaratkan tingkat konservatisme yang lebih tinggi daripada

perusahaan dengan dewan yang lemah.

Anda mungkin juga menyukai