Anda di halaman 1dari 19

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Analisis Manajemen Program Puskesmas Pesantren II

Perencanaan program mengacu pada pedoman program untuk memenuhi

kebutuhan dan harapan masyarakat. Perencanaan program untuk tahun

mendatang terintegrasi dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.

Perencanaan kegiatan disampaikan pada mikroplaning di Puskesmas yang

kemudian menjadi Perencanaan Tingkat Puskesmas yang meliputi persiapan,

analisis situasi, RUK, Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of Action

(POA). Pembuatan RPK dan RUK di Puskesmas Pesantren II dibuat 1 tahun

sekali sesuai dengan program wajib dan program pengembangan di puskesmas

serta mengacu pada MDG’s 2015. Pada tahap penyusunan RUK, Puskesmas

Pesantren II mengadakan bimbingan kinerja puskesmas setiap akhir tahun, dan

melakukan perencanaan untuk tahun berikutnya (UPTD Puskesmas Pesantren II

Kota Kediri, 2018).

Program UKM Esensial dan Perkesmas Pesantren II terdiri dari :

1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA-KB
4. Upaya Pelayanan Gizi
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 P2 Kusta
 P2 ISPA
 P2 Diare
 P2 HIV/AIDS
 P2 DBD
 P2 Malaria

115
 P2 Rabies
 Pelayanan Imunisasi
 Suveilans Penyakit
 PTM (PKP Puskesmas Pesantren II, 2017)
Untuk program pengembangan di puskesmas Pesantren II terdiri dari:

1. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

2. Kesehatan Jiwa

3. Kesehatan Gigi Masyarakat

4. Kesehatan Tradisional

5. Kesehatan Olahraga

6. Kesehatan Indera

7. Kesehatan Lansia

8. Kesehatan Kerja

9. Kesehatan Matra (PKP Puskesmas Pesantren II, 2017)

Fungsi P1 di puskesmas pesantren II berupa. Penyusunan Rencana Lima

Tahunan dan. Penyusunan Rencana Tahunan. Pembua tan RPK dan RUK di

Puskesmas Pesantren II dibuat satu kali dalam setahun sesuai dengan program wajib

dan program pengembangan di puskesmas serta mengacu pada MDG’s 2015.

Fungsi P2 di Puskesmas Pesantren II berupa Lokakarya mini di

Puskesmas Pesantren II dilaksanakan setiap bulan, biasanya dilaksanakan di

akhir bulan oleh Kepala Puskesmas bersama staf puskesmas Pesantren II

dan sekaligus diadakan evaluasi. (Puskesmas Pesantren II, 2017)

116
Sedangkan untuk lokakarya mini lintas sektoral di kecamatan

diadakan kondisional (belum rutin dilakukan tiap 3 bulan). Lokakarya mini

lintas sektoral diantaranya dengan pihak kelurahan, kecamatan, BKKBN,

PKK dan lain-lain. (Puskesmas Pesantren II, 2017)

Fungsi manajemen Puskesmas dalam P3 (Pengawasan, Pengendalian dan

Penilaian) di Puskesmas Pesantren II Kediri : (Puskesmas Pesantren II,

2017)

a. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh

Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal

maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program.


b. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar

Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain

selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Mutu

pelayanan kesehatan Puskesmas Pesantren II oleh pasien dengan

metode kuesioner dan kotak saran. (Puskesmas Pesantren II, 2017)

4.2 Analisis Manajemen Ketenagaan Puskesmas Pesantren II

Dalam Permenkes no. 75 tahun 2014 pasal 36 dinyatakan harus

melaksanakan program Upaya kesehatan masyarakat esensial yaitu: Pelayanan

promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu

anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan

pengendalian penyakit. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus

diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar

117
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. (Permenkes no. 75

tahun 2014)

Puskesmas Pesantren II telah memenuhi aspek pelayanan kesehatan

tingkat dasar. Jika dilihat dari tugas pelayanan kesehatan yang harus

dilaksanakan maka tenaga kesehatan yang minimal dimiliki oleh setiap

Puskesmas adalah dokter umum, bidan, perawat, ahli gizi, sanitarian, dan

asisten apoteker. Rasio tenaga kesehatan per Puskesmas penting untuk

menjadi acuan, untuk melihat sejauh mana fasilitas kesehatan yang menjadi

sarana pembangunan kesehatan masyarakat dapat berfungsi dengan baik.

(Permenkes nomor 75 tahun 2014)

Berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014 pasal 16 bahwa

jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung

berdasarkan analisis beban kerja dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja dan pembagian

waktu kerja. Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan

118
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan

operasional lain di Puskesmas. (Permenkes nomor 75 tahun 2014)

Jumlah pasien rawat jalan di Poli Umum setiap harinya mencapai

100-150 orang yang hanya dilayani oleh 2 orang dokter umum. Jumlah

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pesantren II tahun 2017 adalah 39.217

jiwa. Jika merancu pada sasaran rasio jumlah tenaga kesehatan tahun 2010

dengan jumlah per 100.000 penduduk. Puskesmas Pesantren II memiliki 2

dokter umum, 1 dokter gigi, 16 perawat umum dan 16 bidan. Jumlah ini

setidaknya sudah sesuai jika mengacu pada salah satu metode perencanaan

kebutuhan tenaga seperti tercantum dalam SK Menkes

No.81/Menkes/SK/I/2004, yaitu metode Daftar Susunan Pegawai (DSP),

khususnya Model DSP Puskesmas kota, maka diperoleh gambaran bahwa

untuk setiap puskesmas disarankan setidaknya terdapat 2 dokter umum, 1

dokter gigi, 11 perawat umum, dan 4 bidan di puskesmas. (Puskesmas

Pesantren II, 2017)

4.3 Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Medik di Puskesmas

Pesantren II

Analisis pencatatan pasien, dimulai dari saat pasien datang berobat sebagai

berikut : (SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)

A. Unit Rawat Jalan ( Unit Pengobatan Umum, Unit Pengobatan Gigi, Unit

KIA/KB)
1. Setiap pasien dating langsung mendaftarkan diri ke loket pendaftaran.

119
a. Petugas memanggil pasien dengan sesuai nomor antrian yang diambil

pasien
b. Petugas pendaftaran menanyakan keluhan utama atau keperluan pasien

untuk memudahkan mengarahkan ke unit pengobatan yang sesuai.


c. Menanyakan kepada pasien apakah pasien atau keluarga pasien sudah

pernah berobat di Puskesmas Pesntren II atau belum.


d. Bagi yang belum pernah berkunjung ke PKM Pesantren II

( kunjungan baru) , pasien mendaftarkan diri dengan menyampaikan

data nama, umur, alamat, ktp, nama KK dan keperluan ke petugas

loket serta menyerahkan persyaratan pelayanan. Semua dicatat di buku

registrasi dan pertugas loket memberikan kartu berobat keluarga.


e. Bagi pasien yang kunjungan lama, pasien menyerahkan kartu berobat

dan fotocopi persyaratan pelayanan ke petugas loket.


f. Petugas loket kemudian menanyakan identitas pasien untuk dicatat di

buku kendali, rekam medis pasien, dan formulir register kunjungan

pasien harian dan di tracer untuk mencari rekam medis. Isis trace yaitu

nama pasien, nomor rekam medis, tanggal kunjungan, jam daftar,

alamat, unit yang dituju, dan jenis pembayaran.


g. Selian itu petiugas menanyakan unit layanan tujuan pasien yang terdiri

dari Unit Pengobatan Umum, Unit Pengobatan Gigi, dan Unit

KIA/KB.
h. Untuk pasien non subsidi menuju kasir untuk membayar retribusi

pembayaran, sedangkan untuk pasien BPJS/ Subsidi/ JKN/

Jamkesmas/ Jamkesda tidak perlu membayar retribusi.


i. Pasien kemudian menunggu di unit pelayanan tujuan masing-masing.

120
2. Rekam medis yang sudah dicari di ruang rekam medis, kemudian

didtempel, tanggal, unit yang dituju, jenis pembayaran lalu ditulis di buku

ekspedisi peminjaman rekam medis.


3. Petugas rekam medis mengantarkan dokumen rekam medis menuju unit

layanan sesuai kebutuhan pasien.


4. Pasien kemudian mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar pada unit

layanan yang dituju.


5. Setelah mendapatkan pemeriksaan, pasien yang memiliki indikasi tertentu

berdasarkan pemeriksaan dokter dapat diarahkan untuk menuju Unit

Laboratorium, Unit Gizi, Unit Kesling, maupun konsultsi lain sesuai

dengan kebutuhan.
6. Setelah selesai dari laboratorium, poli gizi atau UGD pasien kembali

menuju unit pelayanan /dokter yang merujuk untuk mendapatkan

pengobatan dan konseling.


7. Pasien yang sudah selesai mendapatkan layanan, diarahkan menuju kasir

untuk melakukan pembayaran bagi pasien non subsidi.


8. Kemudian pasien menuju Unit Obat untuk mengambil obat.
9. Pasien diperbolehkan pulang. (SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)
B. Unit Gawat Darurat
1. Pasien datang ke Unit Gawat Darurat.
2. Petugas melakukan seleksi apakah kasus yang dialami pasien adalah kasus

emergency atau non emergency. Apabila kasus emergency, pasien

langsung ditangani di UGD, sedangkan kasus non-emergency diarahkan

untuk dilakukan pelayanan di Unit Pengobatan.


3. Pasien yang bisa ditangani akan diberikan layanan di UGD, sedangkan

kasus yang tidak bisa ditangani akan dirujuk ke jejaring rujukan


4. Setelah selesai mendapatkan layanan di UGD, pasien diarahkan ke kasir

untuk mengurus pembayaran.


5. Setelah itu pasien dapat menuju unit obat untuk mengambil obat
6. Pasien diperbolehkan pulang. (SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)

121
Keterangan :

- Setiap pasien yang datang, selalu diawali dengan menanyakan kartu

kesehatan yang dimiliki pasien dan keluhan pasien.


- Persyaratan pelayanan berupa fotokopi KTP Kota Kediri, Kartu Keluarga

Kota Kediri ( untuk pasien dibawah 17 tahun), kartu ASKES PNS, JKN

Mandiri, Jamkesmas, Jamkesda Kota Kediri sudah tidak ada, atau KIS.

Semua data pasien baru dicatat pada buku registrasi dan database

computer.
- Setiap selesai pemeriksaan, rekam medik pasien diambil dan disimpan di

rak loket sesuai nomer oleh petugas loket.


- Pelayanan loket dibuka setiap hari Senin - Jum’at (pk. 07.30 – 11.30,

khusus hari Jum’at pk. 07.00 – 09.30). Diluar jam kerja, pasien yang akan

periksa langsung menuju UGD.


- Setiap akhir jam pelayanan, petugas loket mencatat data pasien yang

berkunjung pada hari itu di form data laporan harian.


- UPU pelayanan dimulai dari jam 08.00 WIB-selesai.
- Waktu tunggu pasien adalah waktu mulai dari petugas menerima nomor

antrian dari pasien sampai dengan berkas rekam medis pasien yang

bersangkutan ditemukan.
- Waktu tunggu ditempat pendaftaran selama 10 menit. (Puskesmas

Pesantren II, 2017)

Bagan 4.1 Alir pendaftaran pasien

122
Bagan 4.2 Alur Pendaftaran Pasien di Puskesmas Pesantren II

123
Diagram alur pelayanan pasien

124
Pencatatan pasien dilakukan pada rekam medik. Rekam Medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien yang datang. (SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)


Berikut adalah alur pelayanan
Mengambil Rekamrekam
Medismedis yaitu petugas mengambil
tracer dari unit
rekam medis tracer dari unitpendaftaran
pendaftaran, kemudian mengambil berkas rekam

medis dari rak yang telah tertata di ruang rekam medis, berkas rekam medis

diberi stempel tanggal kunjungan,


Mengambil status medis
berkas rekam pembayaran dan unit yang dituju,
dari rak
petugas menuliskan tanggal peminjaman, nama, nomor, jam pendaftaran

pasien rekam medis di buku ekspedisi berkas rekam medis keluar, kemudian

Berkas
memasukkan out guide ke rekam medis
rak yang diberimedisnya telah diambil, petugas
rekam
stempel tanggal kunjungan,
unit pengobatan status
yang pembayaran,
mengambil dan unit
berkas menandatangani buku ekspedisi
yang dituju
masuk. Rekam medis dikembalikan dari unit pelayanan setekah selesai

pelayanan ke ruang penyimpanan rekam medis. (SOP Puskesmas Pesantren II,

2017) Menulis tanggal peminjaman,


Berkas nama,medis
rekam nomor,disimpan
jam pendaftaran
secara sentralisasi menurut urutan
pasien rekam medis di buku
ekspedisi berkas rekam medis
nomor rekam medis dalam family folder agar mudah dan cepat ditemukan
keluar
jika pasien berobat ulang. Sistem penjajaran berkas rekam medis

menggunakan sistem Straight Numerical Filling (SNF) atau sistem


Memasukkan Out guide ke rak
penjajaran nomor langsung yaitu
yang rekam suatutelah
medisnya sistem penyimpanan berkas rekam
diambil
medis dengan menjajakan berdasarkan urutan nomor pada rak penyimpanan.

Di Puskesmas Pesntren II dalam satu folder ada yang berisi satu kepala

keluarga dan masih terdapat satu ffolder berisi lima kepala keluarga, karena

Petugas unit pengobatan yang


mengambil 125
berkas
menandatangani buku ekspedisi
masuk
belum tersedianya sarana dan prasana yang ada. Family folder sudah mulai

diubah menjadi family folder per KK sejak oktober 2017 sampai sekarang.

(SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)


Pengurutan rekam medis berdasarkan family folder memberi

keuntungan memudahkan pengendalian terapi dan mengetahui informasi

lengkap mengenai pasien dan keluarga pasien, sehingga dapat dilakukan

pemantauan kesehatan yang menyeluruh dalam satu keluarga. Selain itu,

cara ini lebih hemat karena tidak menggunakan terlalu banyak kertas.

Kekurangan dari cara ini adalah jika ada keluarga yang belum terdaftar

menjadi anggota keluarga maka harus dilaporkan ketika berobat.

(Puskesmas Pesantren II, 2017)

Sistem komputerisasi di Puskesmas Pesantren II dilakukan hanya

untuk memasukkan data pasien baru berdasarkan identitas kepala keluarga

dan mencari nomor Rekam medis bila pasien tidak membawa kartu dengan

menggunakan format nomor register, identitas. Namun untuk proses

pendaftaran dilakukan secara manual. Akan tetapi sistem ini hanya

digunakan sebagai sistem registrasi di loket saja dan hanya untuk

memasukkan data pasien baru dan mencari nomor Rekam medis bila pasien

tidak membawa kartu , untuk pencatatan di masing-masing unit seperti

UPU, KIA, atau poli gigi masih menggunakan sistem manual juga. Selain

itu, penanganan pasien tetap menggunakan status pasien yang dicatat secara

manual. Keuntungan dari sistem registrasi di loket yang terkomputerisasi ini

adalah dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan terhadap

126
masyarakat. Namun, seharusnya sistem pencatatan ini digunakan pada

seluruh bagian pelayanan, tidak hanya di loket saja tapi masing-masing unit,

di mana sistem ini bertujuan untuk menciptakan sistem pencatatan dan

pelaporan secara paperless yang online di seluruh bagian pelayanan

sehingga dapat berjalan cepat dalam penerimaan dan pengolahan data serta

lebih sistematis. Namun, karena keterbatasan sarana dan prasarana serta

alokasi dana sistem terkomputerisasi untuk saat ini hanya bisa dilakukan di

loket.

Mulai Menyimpan
sesuai no. RM

Simpan di rak 2 Simpan di rak


Berkas in aktif tahun Berkas Aktif
Ya Tidak
tidak
aktif?

Berkas Nonaktif
diambil lagi bila pasien Menjaga Berkas
datang Aktif

Selesai

Bagan 4.3 Alur Penyimpanan Rekam Medik di Puskesmas Pesantren II

- Setelah pencacatan, kemudian petugas rekam medis memisahkan

berkas rekam medis pasien yang masih aktif dan yang sudah in aktif setiap

127
dua tahun sekali berdasarkan tanggal kunjungan terakhir pasien.yang lain.

Petugas rekam medis membuat daftar retensi / penyusutan rekam medis in

aktif. Setelah tersortir, berkas rekam medis in aktif dimasukkan ke dalam

tempat penyimpanan tersendiri dan disimpan menurut urutan nomor dengan

tetap menjaga kerapian dan keamanan berkas Rekam Medis yang masih

aktif. Berkas rekam medis yang telah in aktif minimal dua tahun disimpan di

tempat berkas rekam medis in aktif dan ditunggu selama dua tahun lagi bila

benar-benar pasien tidak datang kembali sebelum kemudian dimusnahkan.

Bila pasien pemilik berkas rekam medis in aktif datang maka dapat diambil

dan disimpan kembali ke tempat penyimpanan berkas yang masih aktif

dengan nomor rekam medis yang sama. (SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)

Tempat penyimpanan rekam medis rawat jalan di Puskesmas Pesantren

II dapat dikatakan cukup baik,akan tetapi ruang penyimpanan rekam medis

berada di dekat loket pendaftaran. Dokumen rekam medis disimpan di rak

yang ditempatkan di belakang loket dengan keadaan terbuka. Rekam medis

disusun berjajar di rak berdasarkan nomor urut rekam medis. Meskipun rak

tidak terkunci, namun rak rekam medis terletak di dalam ruangan (belakang

loket), hal ini sudah cukup mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian

rekam medis dan isi rekam medis agar terjaga kerahasiaan pasien. Hal ini

sudah sesuai dengan menurut SKN 2009 bahwa akses terhadap informasi

kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku di bidang

kesehatan dan kedokteran. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia tahun

2006 dalam buku Manual Rekam Medis, rekam medis haruslah disimpan

128
dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana

kesehatan.

- Batas waktu lama penyimpanan menurut Permenkes No.

269/menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis bahwa rekam medis paling

lama 5 tahun. Pemusnahan berkas Rekam Medis adalah suatu kegiatan

untuk mengurangi volume berkas Rekam Medis in aktif di ruang

penyimpanan dalam batas waktu yang telah ditentukan.Tujuan

pemusnahan rekam medik adalah sebagai acuan pelaksanaan pemusnahan

bagi petugas pendaftaran agar mengurangi beban penyimpanan

berkas.Rekam Medis di ruang Unit Rekam Medis Puskesmas Pesantren II

Kediri.Hal ini kurang sesuai pada penyimpanan rekam medis Puskesmas

Pesantren II, yang dilakukan setiap 2 tahun sekali, buku rekam medis akan

dihanguskan. Sehingga penghitungan dan pengecekan dilakukan setiap 2

tahun sekali, rekam medis yang tidak aktif selama 2 tahun akan dibakar.

Sebelum dimusnahkan terdapat beberapa prosedur, antara lain : (SOP

Puskesmas Pesantren II, 2017)

- Sebelum dimusnahkan petugas rekam medis membuat daftar berkas

rekam medis in aktif yang akan dimusnahkan.

- Petugas rekam medis membuat surat persetujuan pemusnahan berkas

rekam medis kepada Kepala Puskesmas Pesantren II Kediri

- Setelah mendapat persetujuan maka petugas rekam medis membuat

jadwal pemusnahan

129
- Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar sehingga tidak dapat dikenali

isinya

Petugas RM
Mulai menyimpan
berkas in aktif

Setelah 2 tahun menjadi


berkas in aktif maka boleh
dimusnahkan

Petugas RM membuat daftar


RM yang akan dimusnahkan

Membuat surat persetujuan


pemusnahan kepada Kepala
Puskesmas

Membuat jadwal
pemusnahan

Berkas RM dibakar
dan diawasi oleh saksi

Membuat berita acara yang


ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas, Koordinator RM,
dan saksi

Selesai

Bagan 4.4 Alur Pemusnahan rekam medik di Puskesmas Pesantren II

130
Pemusnahan diawasi petugas Unit Pendaftaran dan saksi yang ditunjuk.

- Khusus untuk berkas rekam medis yang sudah rusak/tidak terbaca dapat

langsung dimusnahkan terlebih dahulu membuat pernyataan di atas kertas

segel oleh Kepala Puskesmas.

- Setelah itu dibuat berita acara pemusnahan dan ditandatangani olehKepala

Puskesmas Pesantren II Kota Kediri, Koordinator Unit Rekam Medis dan

Saksi. (SOP Puskesmas Pesantren II, 2017)

4.5 Analisis Subsistem Upaya Kesehatan Puskesmas Pesantren II

4.5.1 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan di masyarakat. UKM esensial mencakup upaya-upaya

promosi kesehatan, Upaya Pelayanan KIA-KB, pemberantasan penyakit

menular dan tidak menular, penyehatan lingkungan, dan perbaikan gizi

masyarakat,
a. Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak menular

Dalam pemberantasan penyakit menular, Puskesmas Pesantren

II Kota Kediri meninjau cakupan dan sasaran per tahunnya dari

penyakit diare, TB, ISPA,. Masalah yang timbul pada upaya

kesehatan ini adalah berasal dari pasien, tenaga dan dana.

b. Penyehatan lingkungan

131
Dalam penyehatan lingkungan ketidaksesuaian didapatkan dari

pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.Penyebab

masalah tersebut adalah kurangnya petugas dan koordinasi

lingkungan.
c. Upaya Pelayanan KIA-KB
d. Perbaikan gizi masyarakat
e. Penyehatan makanan dan minuman
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan di UPTD Puskesmas Pesantren

II Kota Kediri terdiri dari , Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Upaya

Kesehatan jiwa, Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat, Upaya Kesehatan

Tradisional dan Komplementer, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan

Kerja, Upaya Kesehatan Indera, Upaya Kesehatan Lanjut Usia, Upaya

Kesehatan Matra

4.5.2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan. UKP Pelayanan Medis pesantren II Kediri meliputi Unit

pengobatan Umum (UPU), Unit Gigi, Unit KIA-KB, UGD, Unit Gizi

Tabel 4.1 10 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan Tahun 2017


di Puskesmas Pesantran II

No. Nama Penyakit Total Keterangan

132
1. Influensa 6921
2. Penyakit Darah Tinggi Primer 6674
3. Peny Pada sistem Otot & Jar. Pengikat 3344
4. Penyakit Kencing Manis 2520
5. Gastritis dan Duodenitis 2371
6. Penyakit Kulit Alergi 1507
7. Infeksi Akut Sal. Pernafasan Atas 936
8. Pulpitis 802
9. Diare dan Gastroenteritis Yang Kurang 656
Jelas Batasannya
10. Nekrosis Pulpa 523

Pesantren II didapatkan penyakit Influensa merupakan penyakit

terbanyak dengan jumlah sebanyak 6.921 kasus. Hal ini menunjukkan

penyakit Influensa masih merupakan penyakit yang paling sering diderita

masyarakat Pesantren II.

133

Anda mungkin juga menyukai

  • Pomr 1
    Pomr 1
    Dokumen5 halaman
    Pomr 1
    ikaummu amaliah
    Belum ada peringkat
  • Pomr 1
    Pomr 1
    Dokumen5 halaman
    Pomr 1
    ikaummu amaliah
    Belum ada peringkat
  • Pomr Ich
    Pomr Ich
    Dokumen5 halaman
    Pomr Ich
    ikaummu amaliah
    Belum ada peringkat
  • DAKRIOADENITIS
    DAKRIOADENITIS
    Dokumen4 halaman
    DAKRIOADENITIS
    ikaummu amaliah
    Belum ada peringkat
  • DAKRIOADENITIS
    DAKRIOADENITIS
    Dokumen4 halaman
    DAKRIOADENITIS
    ikaummu amaliah
    Belum ada peringkat