Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LAHIRNYA VOC DI INDONESIA

DIBERIKAN OLEH :Bpk.Rachmat Agung


XI IPA 2

KELOMPOK 1
1. ADILA OKTA MIRANTI
2. ADITIA RAHMAN
3. ADJIE SAPUTRA
4. AJI NURCAHYA
5. ALIKA PERMATA PUTRI
6. ANGGUN NABILA
7. ANISATUL AULIA
8. ANISATUL MUFIDAH
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
SEJARAH INDONESIA ini sesuai waktunya.
Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa denga
n harapan dapat membantu pembaca dalam memahami materi pelajaran
yang merupakan judul dari Makalah kami, yaitu mengenai “Sejarah Lahirnya
VOC Di Indonesia”. Disamping itu, kami berharap bahwa makalah sejarah
Indonesia ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan bekal pengetahuan untuk
menambah wawasan mengenai isi dari makalah ini.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah SEJARAH
INDONESIA ini masih ada kekurangan
sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya d
ari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar
dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Bukit Kemuning,4 agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB 1 PEMBAHASAN.............................................................................................
A.LATAR BELAKANG VOC DI INDONESIA......................................................1
B.TUJUAN DIDIRIKANNYA VOC........................................................................2
C.KEBIJAKAN DAN KEKEJAMAN VOC.............................................................3
D.TOKOH TOKOH DALAM VOC.........................................................................4
E.KEBANGKRUTAN VOC.....................................................................................5
BAB 2 PENUTUP
BAB I
PEMBAHASAN
A.LATAR BELAKANG

Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-
1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope)
di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang
Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur
darat yang sangat berbahaya.

Pada awalnya, tujuan utama bangsa- bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke
Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang
kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan
kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan
Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman).

Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda)
berawal. Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan
menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota
Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun
1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia
menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan
barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda.

Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai
permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak 4ahasa menyebabkan harga
lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang
dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan
kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. Ketiga 5ahasa tersebutlah yang mendorong Belanda
memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental.

Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia”
pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten,
pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597. Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin
oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia
dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini
mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk 5ahas.

Houtman berlayar lagi 5ahasa5 timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk
5ahas di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan
penduduk 5ahas di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan 5ahas. Setelah
kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke
Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan. Adalah
para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember
1600 yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian
Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East
India Company tahun 1604. Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde
Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi
persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris,
Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk
menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal

di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu,
VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda –yang waktu itu masih berbentuk
Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara.
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat
bertindak seperti layaknya satu negara.

Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos 5ahasa5l lainnya
juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan
rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli
atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan
terhadap populasi 5ahas, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal. Pos perdagangan yang lebih
tentram di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang
Eropa dapat berdagang dengan Jepang. Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan
kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-
1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman
menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 –
1623).

Kongsi Perdagangan Hindia Timur (Vereenigde Oostindische Compagnie Atau VOC) yang
didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang
memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula
VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini
dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan
pertama yang mengeluarkan 6ahasa pembagian saham.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini
istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa.
Misalnya VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa
dikatakan VOC adalah negara dalam negara. VOC memiliki enam bagian (Kamers) di
Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. Delegasi dari
ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan).

Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang
mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. Di kalangan orang Indonesia VOC
memiliki sebutan popular Kompeni atau Kumpeni Istilah ini diambil dari kata compagnie
dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam 6ahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih
mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat
Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.

B.TUJUAN DIDIRIKANNYA VOC


Tujuan didirikannya VOC adalah sebagai berikut :

 Menghindari pertikaian karena perdagangan yang tidak sehat diantara sesama


pedagangan Belanda.

 Memperkuat perdagangan Belanda di dunia Internasional

 Mencari dana sebagai bantuan terhadap Belanda yang pada waktu itu sedang berperang
menghadapi Spanyol.

Catatan sejarah menunjukan bahwa dengan dibentuk nya VOC yang memiliki tujuan utama
mencari keuntungan tersebut Belanda benar-benar mendapatkan pemasukan yang signifikan atas
hasil dari perserikatan perdagangan VOC. Meskipun dilain sisi Keberhasilan VOC dalam
memonopoli perdagangan di Hindia Timur atau Indonesia kerap kali menimbulkan masalah dan
perlawanan dari rakyat dan penguasa pribumi namun pemerintah Belanda tetap memberikan
dukungan terhadap VOC dalam menguasai perdagangan internasional. Kondisi ini setidaknya
terjadi di kawasan Nusantara lebih dari satu abad.
Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602
adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang
dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580

Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut
dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih
menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.
C.KEBIJAKAN DAN KEKEJAMAN VOC

J.P. Coen adalah gubernur jendral yang sangat bernafsu untuk memaksakan
monopoli. Ia juga dikenal sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia.
Disertai sikap yang congkak dan kejam , J.P. Coen berusaha meingkatkan
eksploitasi kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk meningkatkaan
eksploitasi alam antara lain :

1. Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan


monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku.
2. Tidak ikut aktif secara langsung dalam produksi hasil pertanian. Cara
memproduksi dibiarkan berda ditangan kaum pribumi, sedangkan VOC
tinggal mengambil hasilnya dengan cara dipaksa.
3. VOC sementara hanya menduduki tempat yang strategis.
4. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
5. Lembaga-lembaga pemerintahan tetap dipertahankan dengan harapan dapat
dipengaruhi.

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di


Nusantara, J.P.Coen kembali ke Belanda. Hingga pada tahun 1627 ia kembali lagi ke Nusantara
dan diangkat lagi menjadi gubernur jendral. VOC semakin serakah untuk menguasai nusantra
yang kaya rempah-rempah. Tindakan intervensi politik dilakukan di kerajaan-kerajaan. Politik
devide et imepera juga dilaksankan.

Adapun kebijakan-kebijakan yang ditetapkan antara lain :


1. Sistem tanam paksa
2. Kerja paksa rodi
D.TOKOH-TOKOH DALAM VOC

1.Johannes van den Bosch

Graaf Johannes van den Bosch. Lukisan potret dibuat oleh Raden Saleh. Untuk Menteri Perang
Belanda pada tahun 1860-an, lihat Johannes Adrianus van den Bosch. Johannes graaf van den Bosch
(lahir di Herwijnen, Lingewaal, 1 Februari 1780 meninggal di Den Haag, 28 Januari
1844 pada umur 63 tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-43.

Ia memerintah antara tahun 1830 -1834. Pada masa pemerintahannya Tanam Paksa
(Cultuurstelsel ) mulai direalisasi, setelah sebelumnya hanya merupakan konsep kajian yang
dibuat untuk menambah kas pemerintah kolonial maupun negara induk Belanda yang kehabisan
dana karena peperangan di Eropa maupun daerah koloni (terutama di Jawa dan Pulau Sumatera).

Biografi Van den Bosch dilahirkan di Herwijnen, Provinsi Gelderland, Belanda. Kapal yang
membawanya tiba di Pulau Jawa tahun 1797, sebagai seorang letnan; tetapi pangkatnya cepat
dinaikkan menjadi kolonel. Pada tahun 1810 sempat dipulangkan ke Belanda karena perbedaan
pendapat dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Setelah kepulangannya ke
Belanda pada bulan November 1813, Van den Bosch beragitasi untuk kembalinya Wangsa
Oranje.

Dia diangkat kembali sebagai kolonel di ketentaraan dan menjadi Panglima Maastricht. Di
Belanda karier militernya membuatnya terlibat sebagai komandan di Maastricht dengan pangkat
sebagai mayor jenderal. Di luar kegiatan karier, Van den Bosch banyak membantu menyadarkan
warga Belanda akan kemiskinan akut di wilayah koloni. Pada tahun 1827, dia diangkat menjadi
jenderal komisaris dan dikembalikan ke Batavia (kini Jakarta), hingga akhirnya menjadi
Gubernur Jenderal pada tahun 1830. Van den Bosch kembali ke Belanda sesudah lima tahun. Dia
pensiun secara sukarela pada tahun 1839.
2. Jan pieterszoon coen (hoorn, belanda 8 jan 1587- batavia 21 sep 1629)

Gubernur-Jendral Hindia-Belanda ke-4. Pada masa jabatan pertama memerintah antara


thn1619-1623, masa jabatan kedua berlangsung antara thn 1619-1629 dan menjadi Gubernur-
Jendral ke-6. Dia diangkat menjadi Gubernur-Jendral pada umur 31thn pada tgl 18 april 1618.
Akan tetapi baru pada 21 mei 1619 dia resmi memangku jabatan tersebut. Kemuduian pada thn
1623 ia menyerahkan kekuasaannya ke Pieter de Carpentier ia sendiri pulang ke Belanda.
Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia dan menjadi Gubernur-
Jendral kembali, maka ia pun datang pada tahhun 627. Pada masa jabatan yang ke dua ia teruta
ma berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram. Mataram menyerang Batavia dua kali,
yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Kedua-duanya gagal, tetapi Coen tewas secara mendadakpada
tanggal 21 september 1629, empat hari setelah istrinya, Eva Ment, melahirkan seorang putrid
yang juga meniggal.

3. Daendels/ mr. Herman williem daendels (hattem, 21 0ct 1762-ghana, 2 mei 1818)

Adalah seorang Politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-
36. Memerintah antara thn 1808-1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuaai Perancis. Di
Indonesia dia mempunyai tugas mempertahankan pulau jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris.
Daendels membuat kebijakan-kebijakan yang membuat rakyat menderita, Daendels juga berbuat
sewenang-wenang dan tindakannya tersebut menimbulkan kebencian rakyat. Seperti tindakannya
dalam pembuatan jalan anyer-panarukan dengan sistem wajib kerja yang menyebabkan ribuan
rakyat meninggal dunia, sistem kerja paksa ini biasa di sebut kerja rodi. Kemudian
memberlakukan aturan kepada rakyat untuk menyerahkan sebagian dari hasil bumi sebagai pajak
(contingenten). Juga mendirikan pabrik senjata di Semarang & Surabaya.

4.Janssens/ jan williem janssens (nijmegen 12 okt 1762-den haag 23 mei 1838)

Adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-37. Dia adalah yang


menggantikan Daendels, yang diangkat oleh Louis Napoleon. Diangkat pada tanggal 20 feb
1811. Tiba di Istana Bogor ( Buiten Zorg) pada thn 15 mei 1811.

Ia memulai masa jabatannya dalam kondisi genting. Banyak prajurit tinggalan Daendels
yang tidak cakap menjadi prajurit, sehingga ia mudah di kalahkan oleh inggris dan terpaksa
menyerah pada tanggal 18 September 1811 kepada Thomas Stamford Rffles dalam Kapitulasi
Tuntang.

Karena masa jabatannya yang singkat ini, dapat dikatakan bahwa dia tidak meninggalkan
apa-apa. Ia seolah-olah hanya ditugaskan untuk menjaga bendera Perancis yang berkibar di
Hindia-Belanda selama enam bulan.
5. THOMAS STAMFORD RAFFLES ( 6 JULI 1781 – 5 JULI 1826)

Pada tgl 19 okt 1811, ia memulai tugas sebagai letnan Gubernur dan berkedudukan di
Batavia. Raffles melakukan perbaikan di Indonesia, antaralain:

 Membagi pulau jawa menjadi 16 karesidenan

 Membentuk badan pengadilan di setiap karesidenan

 Menerapkan system sewa tanah / pajak tanah (landrente system)

 Melarang perdagangan budak Menjual tanah di Karawang, Priangan,


Semarang, dan Surabaya pada swasta

 Mengundang ahli-ahli luar negri untuk mengadakan penyelidikan.Raffles


tidak memerintah terlalu lama, sebab Inggris harus mengembalikan
kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda Politik colonial Raffles
berdasarkan asas-asas liberal.

Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memberikan kebebasan.


Pelaksanaan politik liberal ini gagal karena masih kuatnya struktur tradisional dan feudal yang
masih berkembang di masyarakat Indonesia. Selian itu, juga di sebabkan oleh belum
mengertinya rakyat Indonesia terhadap ekonomi uang dan sistem sewa-menyewa.

E.KEBANGKRUTAN VOC

Pada abad ke 17 sampai abad ke 18 VOC mengalami puncak kejayaan, namun pada
tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC. Hal ini
dikarenkan perlamen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem sebagai
penguasa tertinggi VOC. Raja juga menjadi panglima tertinggi VOC. Dengan demikian VOC
berada di bawah kekuasaan raja. Pengurus VOC mulai akrab dengan pemrintah Belanda, dan
para pemegang saham akhirnya terabaikan. Pengurus tidak berpikir untuk memajukan usaha
namun hanya memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang keuntungannya semakin merosot.

VOC juga tercatat tidak mampu membayar deviden. Kas VOC juga meroso tajam karena
serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban hutangpun tidak terelakkan.
Selain hal-hal tersebut, para pejabat VOC semakin banyak yang melakukan korupsi. Beban
hutang VOC pun semakin berat, hingga akhirnya VOC sendiri bangkrut. VOC dinyatakan
dibubarkan pada tanggal 31 Desemebr 1799.

VOC dibubarkan karena mengalami kebangkrutan, penyebabnya sebagai


berikut:

 Politik kepemimpinan VOC kental dengan unsur korupsi dan suap


 Banyak pemimpin VOC yang menyelewengkan kekuasaan dengan menerapkan gaya
hidup yang turut membebani anggara rumah tangga VOC.
 Banyak biaya yang dikeluarkan VOC dalam menyewa tentara karena terlibat banyak
perang, salah satunya adalah perang melawan Sultan Hasanuddin.
 Jumlah gaji yang harus dibayarkan cukup besar mengingat kekuasaan VOC yang luas
membutuhkan tenaga yang juga besar.
 Pembayaran keuntungan para pemegang saham membebani keuangan VOC.
 Terlalu mencampuri kewenangan pribumi turut menjadi alasan keberadaan VOC tidak
lagi diinginkan.
 Belanda mengubah gaya politik dagangnya yang menganjurkan perdagangan bebas
seiring dengan berdirinya Republik Batavia atau Bataafse Republiek di bawah tekanan
Prancis.
 Saingannya di kawasan Asia makin hari makin bertambah, dua diantaranya dari Inggris
dan Prancis.

Kebangkrutan VOC sangat berpengaruh di dua pihak di indonesia pasti akan senang jika voc ini
dibubarkan karena tidak terlalu menyusahkan rakyat indonesia, namun dilain sisi kebangkrutan
voc di mata belanda juga hal yang sangat tidak diinginkan karena voc kekurangan sumber dana
untuk pemasukan negaranya.

Kesimpulannya, VOC dibubarkan bukan sekedar perjuangan rakyat tapi karena dari faktor
belanda nya sendiri seperti, penyelewengan uang/korupsi, kalah saing dengan rival seperti
Inggris dan Prancis, dan juga kurang bisa memanage uang untuk gaji para pekerjanya, karena
pekerja voc butuh tenaga kerja yang banyak yang pasti tidak cukup dengan uang yang sedikit.
BAB 2 PENUTUP

Sebelumnya kami mengucapkan alhamdulillah atas berkah dan rahmat allah SWT
makalah tentang LAHIRNYA VOC DI INDONESIA telah selesai. Kami dari kelompok 1 juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bpk.Rachmat Agung yang telah membimbing kami
dalam membuat makalah sejarah ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan,
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
khususnya pada penulis.

KAMI ANGGOTA KELOMPOK 1 :


1. ADILA OKTA MIRANTI
2. ADITIA RAHMAN
3. ADJIE SAPUTRA
4. AJI NURCAHYA
5. ALIKA PERMATA PUTRI
6. ANGGUN NABILA
7. ANISATUL AULIA
8. ANISATUL MUFIDAH

MENGUCAPKAN TERIMA KASIH

XI IPA 2

Anda mungkin juga menyukai