Bab 9. Vitreus PDF
Bab 9. Vitreus PDF
Edward, MD
178
VITREU5 I 179
Gambar 9-1. Vitreus terdiri atas matriks serat kolagen tiga- Gambar 9-3. Pergerakan vitreus yang terlepas sebagian (pa-
dimensi dan gel asam hialuronat. nah putih), terinduksi oleh gerakan sakadik (panah hitam) dan
menyebabkan robekan retina (kepala panah).
Gambar 9-5. Cahaya celah off-axis sempit, lensa kontak, dan biomikroskop
memberikan gambaran vitreus tembus pandang yang paling baik.
pada7}% populasi dan menjadi penyebab sebagian besar cincin biasanya terlihat saat memvisualisasikan daerah
keluhan floaters. Untungnya, kebanyakan floaters terbukti korteks vitreus posterior yang sebelurnnya melekat pada
tidak bermakna klinis setelah pemeriksaan retina tidak nervus opticus. Perdarahan vitreus (Gambar 9-7) meng-
berhasil menemukan adanya suatu robekan retina atau indikasikan pemeriksaan yang teliti untuk menentukan
kondisi patologis lainnya. Pemeriksaan retina perifer lan- ada tidaknya penyakit vaskular, seperti retinopati diabe-
jutan yang cermat dengan menggunakan oftalmoskop in- tik, penyakit oklusi vena, hemoglobinopati, atau leukemia.
direk melalui pupil yang didilatasi lebar harus dilakukan Adanya sel-sel radang mengindikasikan pemeriksaan lan-
setiap kali seorang pasien mengeluhkan awal terjadinya jutan untuk sarkoidosis, candida, lim{oma, dan kelainan
juga merupakan indikasi sistemik lain. Walaupun floaters sering ditemukan, pe-
floaters. Perubahan sifat floaters
dilakukannya pemeriksaan retina perifer dalam beberapa meriksaan retina yang cermat harus dilakukan sebelum
hari. Floaters yang terjadi sekunder akibat lepasnya vitreus pasien diyakinkan bahwa yang terjadi hanyalah lepasnya
posterior sebaiknya disebut sebagai "kondensasi" vitreus, perlekatan vitreus posterior.
menekankan asal-usulnya, yaitu dari serat-serat dan per- Objek-objek keemasan bulat, kecil, seragam, yang di-
mukaan kolagen vitreus yang telah ada sebelumnya. Ada- kenal sebagai hialosis asteroid sering timbui di vitreus
nya eritrosit, dan sesekali, sel-sel radang dalam vitreus (Gambar 9-8). Walaupun tampilannya mengesankan,
dapat menyebabkan pasien melihat floaters, yang sering objek-objek tersebut hampir tidak pernah mempengaruhi
digarrrbarkan sebagai objek mirip-piring. Floater seperti- penglihatan dan tidak memerlukan pengobatan. Hialosis
RETINOPATI DIABETIK
Gambar 9-8. Hialosis asteroid Pasien dengan retinopati diabetik proliferatif dapat meng-
alami perdarahan vitreus yang berasal dari neovaskular-
isasi retina. Pasien-pasien ini harus ditangani secara agre-
asteroid pernah diduga berhubungan. dengan diabetes,
tetapi hal ini tidak terbukti kemudian.
sif dengan tindakan penyelamatan-mata fotokoagulasi
panretina. Jika darah menghalangi visualisasi retina, pe-
Vitrektomi sangat jarang diindikasikan pada floaters.
meriksaan ultrasonografi harus dilakukan untuk menying-
Banyak pasien yang bereaksi berlebihan terhadap timbul-
kirkan kemungkinan ablatio retinae traksional. Dapat di-
nya floaters dan lebih membutuhkan konseling daripada
lakukan vitrektomi intuk memperbaiki penglihatan dan
tindakan bedah, yang berisiko menimbulkan ablatio reti-
nae dan katarak. Walaupun beberapa oftalmolog melaku-
dilakukan fotokoagulasi panretina endolaser (Gambar
e-1 0).
kan vitreolisis laser YAG untukfloaters, tindakan ini jarang
Ablatio retinae traksional diabetik ditangani melalui
ada yang efektif dan memiliki risiko abiatio retinae dan
tindakan bedah vitreoretina, dengan menyatukan teknik-
katarak.
teknik, seperti segmentasi gunting (Gambar 9-11) dan
KILATAN SINAR (FOTOPSIA) delaminasi gunting (Gambar 9-12) pada membran epire-
tina. Neovaskularisasi yang ditranseksi dapat dikoagulasi
Kilatan sinar-sebaiknya disebut " fotopsia" - disebabkan
dengan menggunakan prob diatermi bipolar (Gambar
oleh rangsangan mekanis pada retina, biasanya terjadi
e-13).
sekunder setelah pemisahan vitreus dari retina. Skotoma
bilateral berkilau, seperti-kilat, bergergi yang terjadi'se-
KOMPTIKASI BEDAH KATARAK
kunder pada migrain (50% tidak disertai dengan sakit
kepala) sering disalah artikan dengan fotopsia. Sebagian Sekitar 2% pasien bedah katarak akhirnya mengalami ab-
besar pasien yang vitreus posteriornya terlepas akan me- latio retinae regrnatogenosa, diduga akibat pergerakan
ngalami kilatan sinar,' terutama saat melakukan gerak
sakadik, sampai pemisahannya stabil. Pemisahan vitreus
posterior tidak pernah "sempurna" karena vitreus akan
selalu melekat pada basis vitreus posterior. Setiap pasien
yang baru mengalami fotopsia harus menjalani pemerik-
saan cermat lanjutan retina perifer dengan menggunakan
oftalmoskop indirek melalui pupil yang dilebarkan.
W PENYAKIT.PENYAKIT
VITREORETINA
Gambar 9-12. Delaminasi gunting untuk melepas membran Gambar 9-14. Traksi vitreus selama dan setelah bedah katarak
epiretina yang melekat. dapat menimbulkan robekan dan ablasi retina.
VITREUS / 183
Gambar 9-15. Vitrektomi dengan lensa kontak dan endo- Gambar 9-16. Pengangkatan benda asing intraokular dengan
iluminasi memungkinkan fragmentasi dan pengangkatan ma- forceps berlapis-berlian
teri lensa yang mengalami dislokasi posterior.
menyebabkan kehilangan mata bila tidak dikenali dan vitrektomi segera dan pengangkatan benda asing dengan
segera diobati. Sebagian besar kasus paling baik diatasi forceps (Gambar 9-16). Kadang-kadang, benda asing dari
dengan melakukan sadap vitreu s (aitreous fap) untuk plastik atau gelas atau peluru senapan angin dapat diob-
biakan dan uji sensitivitas serta injeksi antibiotik intra- servasi saja tanpa pembedahan atau sampai terjadi traksi
vibreal. Beberapa kasus dapat juga diatasi dengan vi- vitreoretina.
trektomi. Pasien yang terinfeksi organisme yang agresif
sering kehilangan matanya walaupun dilakukan diagno-
sis dini dan pengobatan yang tepat. Setiap pasien dengan ffi RINGKASAN
nyeri, penurunan penglihatan, dan peradangan yang
terus meningkat harus segera dilihat apakah terdapat
endoftalmitis. Endoftalmitis dapat juga berasal dari bleb
Studi penyakit"penyakit vitreoretina sangat mengagum-
kan dan bisa menimbulkan dampak yang besar pada hasil-
filtrasi yang bocor, atau sumber-sumber endogen, seperti
jalur vena sentral atau kateter yang lama dipakai. akhir penglihatan. Berbagai teknologi dan teknik baru telah
dikembangkan secara luas dan menghasilkan kemajuan
yang sangat besar pada hasil-akhir pascabedah vitreore-
TRAUMA
tina. Banyak mata yang dulunya tidak dapat disembuhkan
Trauma tembus mata sering menyebabkan perdarahan merasakan pengembalian penglihatan dalam tahuri-tahun
vitreus, yang mungkin disertai dengan kerusakan retina belakangan ini. Kemajuan dalam bioteknologi tampaknya
yang bermakna. Pergerakan vitreus seperti yang terlihat akan menghasilkan kemajuan-kemajuan yang fenomenal
dengan oftalmoskopi indiirek dan ultrasonografi memban- di masa yang akan datang.
tu menentukan waktu dilakukannya vitrektomi setelah
trauma tembus tanpa benda asing. Vitreus yang bergerak,
DAFTAR PUSTAKA
walaupun sangat keruh akibat perdarahan, dapat diamati
Bajaire B et al: Vitreoretinal surgery of the pcisterior segment for
saat ultrasonografi menunjukkan retina yang akan dile-
explosive traurna in terrorist warfare. Grades Arch Gun Exp
katkan dan bila tidak ada benda asing. Vitrektomi umum- Ophthalmol2006;244:991. [PMID: 16440208]
nya dilakukan 7-10 hari setelah perbaikan luka awal sete- Binder MI et al: Endogenous endophthalmitis: An 18-year review
lah te4adi pemisahan vitreus posterior, perdarahan aktif of culture-positive cases at a tertiary care center. Medicine
reda, dan kornea lebih jernih. Jika kontraksi vitreus dini (Baltimore) 2003;82:97. [PMID: 12640186]
Busbee BG et al: Bleb-associated endophthalmitis: Clinical charac-
ditunjukkan dengan penurunan gerak vitreus, vitrektomi
teristics and visual outcomes. Ophthalmology 2004;11L:L495.
harus dilakukan sebelum terjadi fibrosis dan ablatio retinae
IPMID:15288977)
traksional sekunder. Castellarin A et al: Vitrectomy with silicone oil in{usion in severe
Apabila terdapat benda asing logam (besi atau temba- diabetic retinopathy. Br J Ophthalmol 2003;87:318. [PMID:
ga), benda asing toksik, atau berpotensi infeksi, diperlukan 1.25984461
144 / BAB 9
Demefriades AM et al: Combined phacoemulsification, intraocu- RossettiA et al: Retained intravitreal lens fragments after phaco-
lar lens implantation, and vitrectomy for eyes with coexist- emulsification: Complications and visual outcome in vikec-
ing cataract and viheoretinal pathology. Am J Ophthalmol tomized and nonvitrectomized eyes. J Cataract Refract Surg
2003 ;135 :291 IPMID : 1261 47 Ml 200228:310. [PMID : 11821 215]
Dhingra N et al: Early vikectomy for fundus-obscuring dense vi- Scott IU et al: Clinical features and outcomes of pars plana vitrec-
treous haemorrhage from presumptive retinal tears. Graefes tomy in patients with retained lens fragments. Ophthalmology
Arch Clin Exp Ophthalmol 2006;lrn27 [Epub ahead of print]. 2003;1L0 :15 67 . IPMID : 12917 17 4]
IPMID: 168021331 Scott RA et al: Vitreous surgery in the maragement of chronic
Forte R et al: Visualisation of vitreomacular tractions with en face endogenous posterior uveitis. Eye 2003;17:221,. [PMID:
optical coherence tomography. Eyc 2006; ltn 2 [Epuh ahead of 126404101
printl. [PMID: 1.6751756) Shah SP et al: Factors predicting outcome of vitrectomy for dia-
Gaucher D et al: Optical coherence tomography assessment of the betic macular oedema: Results of a prospective study. Br J
vitreoretinal relationship in diabetic macular edema. Am J Ophthalmol 2006;90:33. [PMID: 16361663]
Ophthalmol 2005;139:807. [PMID: 1586028a] Sheard RM et al: Vitreoretinal surgery after childhood ocular
Margo CE et al: Posterior vitreous detachment: How to approach trauma. Eye 2007 ;21:793. [PMID: 166017 44]
sudden-onset floaters and flashing lights. Postgrad Med van Overdam KA et aI: Symptoms and findings predictive for
2005;117 :37. [PMID): 1578267 2] the development of new retinal breaks. Arch Ophthalmol
Moore ]K et aI: Retinal detachment in eyes undergoing pars plana 2005 ;123 47 9. IPMID : 158242201
:
vitrectomy for removai of retained lens fragments. Ophthal- Wickham L et al: Outcornes of surgery for posterior segment in-
mology 2003;110:709. [PMID: 12689890] traocular foreign bodies -.a retrospective review of 17 years of
Ng JQ et al: Management and outcomes of postoperative en- clinicai experience. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol 2006;
dophthalmitis since the endophthalmitis vitrectomy study: Jun 21 [Epub ahead of print]. [PMID: 16788826]
The Endophthalrnitis Population Study of Western Australia Zhang YQ et al: Treatment outcomes after pars plana vitrectomy
(EPSWA)'s fifth report. Ophthalmology 2005;112:1199. IPMID: for endogenous endophthalmitis. Retina 2005;25:746. IPMID:
159217591 1,61418631