DM Makalah
DM Makalah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.
agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik(Haznam,2004). Pada
umumnya penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih
menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-
hari. Begitu ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya
untuk berobat berkurang. Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis yang
sangat berat, Taylor (1998). La Greca & Stone (1999)menyatakan bahwa
mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan dokter merupakan
masalah yang sangat penting. Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup
tinggi dalam populasi medis yang kronis. Walaupun pasien DM telah
mendapatkan pengobatan OAD, masih banyak pasien tersebut
mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
pengetahuan yang relatif minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan
diet dengan baik dan tidak melakukan latihan fisik secara teratur
(Tjokroprawiro,A.,1998).
Salah satu upaya pencegahan DM adalah dengan perbaikan pola
makan melalui pemilihan makanan yang tepat. Semakin rendah
penyerapan karbohidrat, semakin rendah kadar glukosa darah.
Kandungan serat yang tinggi dalam makanan akan mempunyai indeks
glikemik yang rendah sehingga dapat memperpanjang pengosongan
lambung yang dapat menurunkan sekresi insulin dan kolesterol total
dalam tubuh. Menurut Basuki (2004), penderita DM dianjurkan menganut
pola makan seimbang.
Pengetahuan pasien tentang pengelolaan DM sangat penting untuk
mengontrol kadar glukosa darah. Penderita DM yang mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang diabetes, kemudian selanjutnya
mengubah perilakunya, akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya
sehingga dapat hidup lebih lama (Basuki, 2005).
Sehingga keperawatan keluarga di sini sangat dibutuhkan untuk
memberikan bimbingan, arahan, dan pengetahuan bagi semua anggota
keluarga untuk dapat menjaga kesehatannya teruatama dalam hal
mencegah supaya gangguan kesehatan yang muncul dapat dikendalikan.
1.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan pada pasien diabetes melitus dan
perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
g. Membantu meningkatkan pengetahuan anggota keluarga
tentang penyakit diabetes mellitus.
1.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
2. Type-Type Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga besar (Extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai
1.
hubungan darah, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Kelurga bentukan kembali (Dyadic family) yaitu keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family) yaitu
keluarga yang Terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak
akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
1.
rumah sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
c. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para
professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga.
Focus peran perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah
kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas
kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi kebutuhan
tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
1.
yang pada akhirnya menuju tahap perusakan imunologi sel – sel yang
memproduksi insulin.
2. Penyebab
3. Klasifikasi
1.
b. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM ( Non Insulin Dependent Diabetes
melitus) Terjadi pada semua umur, lebih sering pada usia dewasa dan
ada kecenderungan familiar.
c. Gestational Diabetes Disebut juga DMG atau diabetes melitus
gestational. Yaitu intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan,
dimana meningkatnya hormon – hormon pertumbuhan dan
meningkatkan suplai asam amino dan glukosa pada janin yang
mengurangi keefektifitasan insulin. Intoleransi glukosa Berhubungan
dengan keadaan atau sindroma tertentu., yaitu hiperglikemi yang terjadi
karena penyakit lain.
4. Pathofisiologi
1.
seluler dan kehilangan kalori akan merangsang rasa lapar yang
berkepanjangan ( polifagi ).
5. Manifestasi Klinis
6. Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan gula darah
sewaktu kemudian dapat diikuti dengan Test Toleransi Glukosa Oral (
TTGO ). Untuk kelompok resiko yang hasil pemeriksaanya negatif,
perlu pemeriksaan ulangan setiap tahunnya.
Pada pasien dengan DM di pemeriksaan laboratoriumnya akan
didapatkan hasil gula darah puasa > 140 mg/dl pada dua kali
pemeriksaan. Dan pada pemeriksaan gula darah post prandial > 200
mg/dl
7. Komplikasi
1.
atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu
sedikit (Smeltzer, 2002)
b. Makrovaskuler
1.
Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita
penyakit jantung koroner atau stroke
2) Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai
dari celah – celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel –sel
kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang
menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah yang
tekena trauma (Long, 1996)
3) Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah keotak menurun (Long, 1996)
8. Penatalaksanaan
1.
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa
hati, memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa
perifer). Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien
dengan kelebihan berat badan.
3) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan
gula di saluran pencernaan, sehingga dapat menurunkan
kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien
dengan kadar gula puasa yang masih normal.
b. Insulin
1) Indikasi insulin
Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya
digunakan Human Monocommponent Insulin (40 UI dan 100
UI/ml injeksi), yang beredar adalah Actrapid. Injeksi insulin
juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang kehilangan
berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan
penggunaan obat – obatan anti DM dengan dosis maksimal,
atau mengalami kontraindikasi dengan obat – obatan tersebut,
bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar, dana sidosis
laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien operasi
berat, wanita hamil dengan gejala DM gestasional yang tidak
dapat dikontrol dengan pengendalian diet.
2) Jenis Insulin
(a) Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin,
cristalin zink, dan semilente.
(b) Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral
Protamine Hagerdon)
(c) Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine
Zinc Insulin)
1.
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan.
Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan
makanan, lebih dari 50 % pasien tidak melaksanakannya. Penderita
DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan
komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan 12 %
protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan
mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara :
Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari
makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat
insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan
berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi
pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi
jangan melakukan olahraga yang berat – berat.
1.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH DM pada Tn.W
I. PENGKAJIAN
Hari / tanggal : 03 Juni 2015
Umur : 68 Tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Swasta
4. Tipe keluarga
1.
Keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu, anak-anak.
5. Genogram
Keterangan :
1.
8. Anggota yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
Tn. W sebagai anggota kepala keluarga sangat dominan dalam mengambil
keputusan dan ini sering dimusyawarahkan dengan istrinya. Akan tetapi pada
saat ini sang anakpun turut berperan dalam pengambilan keputusan mengingat
kedua orang tua sudah lanjut usia.
9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afeksi
Menurut keterangan keluarga Tn. W , dalam kehidupan sehari-
harinya mereka selalu damai dan saling menjaga kepentingan
bersama. Walaupun ada perselisihan-perselisihan kecil tapi pada
saat ini masih dapat teratasi.
b. Fungsi sosial
Keluarga Tn. W selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku
sosial yang baik. Contohnya kalau ada kegiatan kemasyarakatan,
keluarga selalu ikut didalamnya. Tapi untuk saat ini karena
keterbatasan fisik pertemuan pada malam hari sudah mulai
dibatasi.
d. Fungsi ekonomi
Pendapatan utama keluarga saat ini adalah dari hasil penjualan di
warung. Menurut Tn. W mendapatkan uang tambahan dari anak-
anak yang sudah berkeluarga setiap bulannya.
b. Kebiasaan minum
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan air putih dari air aqua
isi ulang rata-rata 6-8 gelas perhari (1 galon 3 hari).
d. Rekreasi
Keluarga melakukan rekreasi bila ada kesempatan dan biasanya saat
ada kunjungan dari anak-anak barulah pergi ke tempat wisata atau
sekedar berkumpul-kumpul di kebun.
f. Hygiene perorangan
Anggota keluaraga rata-rata mandi 1 x/hari dengan menggunakan
sabun dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi, mencuci rambut
biasanya 1 x/hari dengan menggunakan shampo dan berganti pakaian
kalau kotor.
1.
B. Luar rumah
1. Lingkungan sekitar tempat tinggal cukup baik dan jarak antar rumah
cukup luas.
2. Depan dan samping rumah terdapat halaman dan dibagian depan
langsung terhubung dengan jalan umum.
3. Sampah ditampung ditempat yang ada dibelakang rumah. Sampah yang
ada biasanya dibakar.
4. Sumber air minum aqua isi ulang dan mampunyai sumur bor milik sendiri
dengan pompa listrik, dengan kondisi air cukup bersih.
5. Saluran pembuangan air limbah langsung melalui SPAL, tinja melalui
WC menggunakan jamban.
C. Denah Rumah
1. Gambar Rumah
Keterangan :
1. Ruang tamu
U
2. Warung
3. Kamar tidur
4. Kamar tidur
5. Ruang makan
9
6. Kamar mandi
8 7. WC
7 8. Dapur
9. Jalan raya
10. Tanah kosong
6 5 14 3 2
10
1.
2. Fasilitas
Fasilitas kesehatan yaitu puskesmas pembantu + 500 m sampe jarak
rumah dan RS Bethesda harus naik angkutan umum sekali dan jaraknya
sekitar 2 km.
N : 88 x/mnt
R : 24 x/mnt
1.
III. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI (GORDON)
a. Pola Persepsi Management Kesehatan :
Tn. W belum tahu diet penderita DM, karena masih sering makan makanan
yang manis.
b. Pola Nutrisi Metabolic
1. Makanan
Jika makan tidak merasa mual/muntah
Porsi makan Tn. W mulai berkurang
Terjadi gangguan menalan karena ada sariawan.
2. Minuman
Jumlah air yang diminum : + 1200 cc (6 gelas)
Jenis air yang diminum : Air putih
c. Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil
Rasa Nyeri : tidak
Frekuensi : >3 x/hari
Warna urine : Kuning
Bau urine : Amoniak
2. Buang Air Besar
Rasa nyeri : tidak
Frekuensi : 1 x/hari
Warna faeces : Kekuningan
Konsistensi : Lembek
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1. Mobilisasi
Aktivitas Tn. W : Bisa sendiri.
Menggunakan alat Bantu : Tidak
Gangguan lain yang dirasakan Tn. W saat beraktivitas adalah
kelelahan.
2. Respirasi
Tn. W tidak merasa sesak nafas R : 24 x/mnt
Tn. W merasa batuk.
1.
e. Pola Tidur/Istirahat
Tidur malam : Jam 10.00 dan bangun Jam 06.00.
Tidur siang : Jam 13.00 dan bangun Jam 15.00.
f. Pola Kognitif Perceptual
Status Mental Tn. W : Sadar
Kemampuan berbicara, membaca dan interaksi : normal
Penglihatan Pasien : Berkurang
Vertigo : Normal
g. Pola Persepsi/Konsep Diri
Harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri serta ideal diri pasien tidak
terganggu.
h. Pola Peran Hubungan
Peran dan hubungan Tn. W dengan orang-orang terdekat : baik.
Beberapa anak-anak dan cucu-cucu sering berkunjung.
i. Pola Seksual/Reproduksi
Pola seksual Tn. W : tidak ada gangguan.
j. Pola Koping Toleransi.
Masalah utama Tn. W selama ini adalah belum tahu cara diet DM dan sering
mengkonsumsi gula.
k. Pola Nilai Kepercayaan.
Tn. W menganut agama Kristen Protestan
Tn. W taat menjalankan ibadah, masih rajin pergi Gereja.
1.
IV. ANALISA DATA
1. Data subjektif :
Tanda-tanda vital :
T : 200/100 mmHg
N : 88 x/mnt
R : 24 x/mnt
GDS : 171
2. Data subjektif :
1.
V. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal gejala DM berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang DM.
2. Ketidakmampuan keluarga kesarana pelayanan kesehatan untuk mengontrol
gula darah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
manfaat serta prosedur pelayanan kesehatan.
VI. INTERVENSI
TUJUAN
TUJUAN JANGKA
NO DIAGNOSA JANGKA INTERVENSI
PENDEK
PANJANG
1.
merawat keluarga dapat 1. Keluarga dapat dimaksud dengan
kesarana merawat lanjut mengerti tentang sarana pelayanan
pelayanan ke fasilitas dsarana pelayanan kesehatan
kesehatan untuk pelayanan kesehatan 2. Manfaat
mengontrol kesehatan 2. Keluarga dapat pelayanan
tekanan darah terdekat dan mengetahui kesehatan dan
dan gula darah dapat manfaat pelayanan menggunakannya.
berhubungan menggunakan kesehatan dan
dengan fasilitas dapat
kurangnya pelayanan menggunakannya.
pengetahuan kesehatan,
keluarga tentang untuk
manfaat serta memecahkan
prosedur masalah
pelayanan kesehatan
kesehatan. yang dihadapi.
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
1.
dari fasilitas kesehatan O : keluarga tampak mengerti dan
bersedia menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat.
A: tujuan tercapai
A : Tujuan tercapai.
1.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1.
3. Untuk keluaraga diharapkan telah mendapatkan asuhan
keperawatan keluarga secara komprehensif, keluarga dapat
mengenal masalah kesehatan dan dapat mengambil keputusan
atau tindakan untuk mengatasi masalah serta dapat melanjutkan
kembali perawatan terhadap anngota keluarga.
4. Melakukan kerjasama lintas program (puskesmas) dan lintas
sektoral (RT, Kelurahan) dan instansi yang terkait sehingga
memudahkan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat.
1.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-mohammadah-
281-1-p10038-m-a.pdf Diposkan oleh Fajar Alam di 22.32
2. Carpenito, Lynda Juall, 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi
6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC..
3. Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3
alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC.
4. Effendi, Nasrul, 1998.Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta :
Depkes RI.
5. http://www.ilmukeperawatan.com. Diakses pada tanggal 6 Pebruari 2012
jam 16.04 WIB.
1.
1.
1.
67 | P a g e