Pendahuluan
Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berapa
tingkat frekuensi atau berat suara yang akan ditampilkan pada dB-SPL. 0.0 dB-
SPL adalah ambang pendengaran dan sama dengan 20 UPA(micropascal). Semua
Sound Level Meter (SLM) memiliki fitur pengukuran kondensor mikrofon
omnidirectional, preampmic, jaringan pembobotan frekuensi, rangkaian detector
RMS, layar pengukuran , AC dan DC output yang digunakan untuk merekam.
Banyak Sound Level Meter memiliki set yang sama dan pengaturan pengguna,
termaksud pemilihan jangkauan SPL, filter pembobotan A dan C, respon detector
lambat dan cepat, dan minimum dan maksimum SPL.
2. Metode Pengukuran
Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.
2.1. Pengukuran dengan titik sampling
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
4. Zona Kebisingan
4.5. Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus dihindari
5. Prosedur Pengukuran
5.1. Posisikan sound level meter pada kedudukan yang merepresentasikan tingkat
intensitas bising di tempat itu.
5.2. Aktifkan pengukuran dengan mengatur saklar geser pada kedudukan Lo atau
Hi. Lo atau Low Intensity berada pada skala 40 s/d 80 dB, sedangkan Hi atau
High Intensity berada pada skala 80 s/d 120 dB.
5.3. Pencatatan pada satu kedudukan akan terkait dengan pembacaan skala
minimum dan skala maksimum.
6. Kesimpulan
7. Saran
8. Lampiran
GAMBAR KETERANGAN
Pengukuran kebisingan
ruangan dilakukan di ruang
kelas G405 Universitas
Balikpapan
Pengukuran kebisingan
ruangan dilakukan di
Fakultas D4K3 Universitas
Balikpapan
Pengukuran kebisingan
ruangan dilakukan di ruang
Laboratorium K3
Universitas Balikpapan
Pengukuran kebisingan
ruangan dilakukan di
Laboratorium Mesin
Universitas Balikpapan
Pengukuran kebisingan
ruangan dilakukan di ruang
Perpustakaan Universitas
Balikpapan