Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa sekolah di
luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan kemampuan siswa diberbagai bidang diluar bidang akademik.
Kegiatan ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, dan
kegiatan lain yang memang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
Dengan mengikuti kegiatan kegiatan tersebut maka seseorang selain dapat mengembangkan
kepribadiannya, juga dapat mengembangkan bakat dan minat yang mereka punya. Program
ekskul dapat membiasakan siswa terampil mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan,
memecahkan masalah, sesuai karakteristik ekskul yang digelutinya. Adapun dalam
pelaksanaanya kegiatan ekstrakurikuler harusnya diperhatikan, baik dari penyampaian
informasinya maupun manajemennya. Di MAN 2 Kota Padang kegiatan ekstrakurikuler
manjadi salah satu bagian penting untuk memaksimalkan potensi siswa dan siswi. Adapun
jenis-jenis ektrakurikuler yang ada salah satunya kaligrafi.
Kreatif siswa merupakan potensi yang harus dikembangkan jika kita ingin menjadi
bangsa yang mampu bersaing dalam pencaturan dunia global. Unggalan kompetitif baru
dapat diciptakan oleh insan-insan yang kreatif. Orang yang kreatif adalah orang yang mampu
menciptakan yang baru.
Kegiatan ekstrakurikuler ini memiliki keanggotan tersendiri yang dimana manajemen
kegiatan dikelola oleh masing-masing ekskul. Adapun dalam penyampaian informasi
mengenai ekskul melalui media online blog, untuk pendaftaran anggota ekskul masih
menggunakan cara manual yaitu dengan lembaran formulir pendaftaran, pengelolaan data
seperti data prestasi dan data penilaian di tiap ekskul telah terkomputerisasi namun tidak
saling terhubung dengan data-data lainnya. mengakibatkan manajemen data ekstrakurikuler
tidak terintegrasi antara satu dengan yang lainnya, sehingga monitoring dan pelayanan
informasi ekskul kurang efektif dan efisien. Kurang efektifnya dimana dapat dilihat dari
proses pengelolaan data yang tidak saling terhubung misalnya pada data prestasi dan
penilaian, menyebabkan kesulitan dalam pengelolaan data nilai dikarenakan untuk pemberian
nilai tiap anggota juga mengacu pada prestasi yang pernah diraih. Selain itu juga
menyebabkan kesulitan dalam pembuatan laporan. Adapun kurang efisien yaitu dari segi
waktu dan biaya, dimana dapat dilihat dari proses pendaftaran yang masih menggunakan
formulir berupa lembaran kertas sehingga mengeluarkan biaya untuk formulir dan juga
proses pendaftaran menjadi lebih lama karena tiap siswa harus mengisi data diri dan minat
ekskul di formulir yang dibagikan.
Ekskul Kaligrafi sangat membantu siswa dalam menciptakan tulisan yang bagus
indah, dan berkreasi. Inilah permasalahan yang dihadapai siswa, dengan adanya ekskul
kaligrafi dapat mengembangan karakter kreatif siswa di MAN 2 Kota Padang. Menurut nurut
Syaikh Syamsuddin Al-Ahfani pengertian khath (kaligrafi) adalah "Ilmu yang mempelajari
bermacam bentuk huruf tunggal, pisah dan tataletaknya serta metode cara merangkainya
menjadi susunan kata atau cara penulisannya di atas kertas dan menurut Yaqut Al-
Musta'shimy : "Kaligrafi adalah seni arsitektur yang dieksoresikan lewat alat keterampilan".

B. Jenis-jenis Kaligrafi
Dalam perkembangannya muncul banyak jenis khat kaligrafi, tidak semua khath
tersebut bertahan hingga saat ini. Terdapat 8 (delapan) jenis khat kaligrafi yang populer yang
dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi di Indonesia, yaitu;
1. Khat Naskhi
Gaya Naskhi - Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai orang-orang islam, baik
untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya
penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu
Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf
Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan,
sehingga mudah ditulis dan dibaca. [Didin Sirojuddin (2006)].
2. Khat Tsuluts
Gaya Tsuluts - Kaligrafi ini merupakan seorang menteri bahasa arabnya (wazir) di
masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan
banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi
ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis
dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung
dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak
digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior, dan lain
sebagainya.
3. Khat Farisi
Kaligrafi gaya Farisi - Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi
dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti
Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa
harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-
tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior
masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni Arabes.
4. Khat Riq'ah
Gaya Riq’ah - Kaligrafi ini merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan
Tsuluts. Sebagaimana hal-nya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-
hari. Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan untuk
tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat
sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
5. Khat Ijazah
Gaya Ijazah (Raihani) - Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan
antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para pakar kaligrafer Daulah
Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada
muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan,
dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).
6. Khat Diwani
Gaya kaligrafi Diwani - Kaligrafi ini dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif.
Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki
akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16.Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi
kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada
permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu neninggi atau menurun, jauh
melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk
ornamen arsitektur dan sampul buku.
7. Khat Diwani Jali
Gaya Diwani Jali - Kaligrafi ini merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya
penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah
Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih
ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak
berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih
ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca.
Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk
aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.
8. Khat Kufi
Gaya Kufi - Kaligrafi gaya kufi, penulisannya banyak digunakan untuk penyalinan
Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara
semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang
merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M.
Demikian pengertian kaligrafi dan jenis-jenisnya, semoga membantu para kaligrafer dalam
mendalami kaligrafi dan khoth.

C. Bahan Dan Alat Untuk Menulis Kaligrafi Arab


Bahan dan alat yang diperlukan untuk menulis kaligrafi arab terbilang cukup
sederhana. Dari zaman dahulu hingga sekarang seorang master kaligrafi selalu meminta
muridnya untuk menyiapkan kuas/pena, tinta campuran serta kertas dengan area penulisan
yang sudah diatur sedemikian rupa.
Sebelum digunakan, buluh atau mata pena dipotong terlebih dahulu pada sudut miring
sebesar kurang lebih 30 derajat. Pada zaman dahulu pena kaligrafi (qalam) terbuat dari alang-
alang yang tumbuh di tepian sungai. Untuk qalam yang tebal biasanya dibuat dari batang
pohon bambu. Pena yang terbuat dari alang-alang biasanya direndam didalam kotoran kuda
selama kurang lebih 4 tahun. Sementara bahan tinta saat itu biasanya terbuat dari campuran
tanaman seperti henna dan nilla, dimana bahan campuran tersebut disimpan terlebih dahulu
selama 5 hari untuk mencapai tingkat konsentrasi dan konsistensi tertentu.

Di zaman modern seperti sekarang ini, desain kaligrafi juga dapat dibuat dengan
menggunakan komputer salah satunya dengan menggunakan freehand. Tetapi dengan syarat
penulis telah memahami secara pasti kaidah penulisan kaligrafi yang baik dan benar. Setelah
itu kaligrafi bisa dicetak dan diaplikasikan pada berbagai media seperti kain, kertas, keramik
dan lain sebagainya. Bahkan desain kaligrafi ini bisa dikombinasikan dengan beragam teknik
seperti bordir, sulaman ataupun sablon.
Alat dan bahan untuk melukis Kaligrafi
Mengenal alat dan bahan untuk melukis. Sebelum kita memulai untuk melukis,
sangatlah penting untuk kita mengetahui alat dan bahan yang akan kita gunakan nantinya
serta pengertian dan fungsi dari masing-masing alat tersebut.
Alat lukis yang dugunakan pada umumnya yaitu.
1. Kuas

Kuas yang kita pakai sangat berpengaruh terhadap hasil lukisan kita. Kuas sendiri ada
banyak macamnya, mulai dari bulu yang kecil meruncing hingga yang bulu lebar lurus dan
lebar miring. Semua itu memiliki fungsi yang berbeda.
Kuat yang bagus biasanya bulunya berwarna cream.

2. Palet

Palet adalah tempat untuk mencampur cat atau tempat untuk menyiapkan cat sebelum
diaplikasikan ke kanvas. Palet yang bagus adalah palet yang bersifat licin karena minyak tak
dapat meresap kedalamnya.
3. Alat pembersih kuas
Pembersih kuas di gunakan untuk membersihkan kuas dari sisa cat agar bisa digunakan
kembali pada warna lain tanpa tercampur, antara lain yaitu berupa cairam minyak seperti
tinner, solar, dan minyak tanah. Namun jangan menggunakan bensin, karena bahaya dan juga
cenderung merusak kuas. Kain lap untuk mengeringkan kuas setelah dibersihkan dengan
cairan pembersihnya.
4. Pisau palet

Pisau palet sebenarnya berfungsi untuk mengaduk cat minyak diatas palet agar
didapat komposisi warna yang rata, mengkilat dan maksimal. Namun banyak dari maestro
lukis menggunakannya sebagai alat lukis seperti pengganti kuas dan untuk meratakan tekstur
cat pada kanvas.

5. Easel

Easel adalah papan untuk menjepit kanvas. Papan ini memiliki kaki dan berdiri agak
miring serta dapat di stel naik turun. Sebenarnya papan ini tidak terlalu penting, asalkan
kanvas bisa berdiri tegak, dan bisa dilukis tanpa bergerak.

Bahan-bahan untuk melukis terdiri dari :

1. Cat/Tinta
Cat/tinta adalah cairan yang dibuat khusus untuk melukis, membuat kaligrafi, dan
membuat karya tulis. Sebenarnya banya bahan lain selain cat yang bisa digunakan untuk
melukis, bahkan bahan alami sekalipun. Contohnya : getah daun jati menghasilkan warna
merah jika digoreskan ke media kertas atau kain, dengan ekspirimen tertentu oleh pelukis,
daun tersebut dapat dijadikan sebagai pengganti cat.
Cat sendiri banyak macamnya, berikut ulasan singkat tentang macam-macam cat.

1. Cat minyak
Cat minyak adalah cat yang dicampur dengan minyak sebagai pengikat pigmen warna.
Cat minyak memiliki sifat pigmen yang cemerlang. Cat minyak menduduki skala gradiasi
paling besar dari cat yang lain karena cat ini mampu mendekati gradiasi warna nyata.
Ketahana cat minyak lebih lama. Namun cat ini memiliki bau yang tajam dan menyengat.
Membutuhkan waktu lama untuk kering.

2. Cat air / aquarel


Adalah cat yang menggunakan pelarut air untuk melarutkan pigmen warna yang ada
didalamnya. Cat ini bersifat transparan dan cenderung pudar. Cat ini tidak berbau menyengat
seperti cat minyak. Namun karena cat ini pelarutnya menggunakan air maka mudah sekali
luntur jika terkena cipratan air.

3.Cat poster
Cat poster adalah cat yang berbahan dasar air juga. Dalam penggunaannya bisa
dilarutkan dengan air terlebih dahulu atau bisa juga tanpa pelarut air. Media untuk melukis
dengan cat ini adalah kertas. Cat ini memiliki pigmen warna yang lebih pekat dari cat air dan
bersifat melapisi dengan penggunaan yang kental.

4. Cat akrilik (acrylic)


Cat yang berbentuk serbuk atau pasta. Cat akrilik terbuat dari campuran bahan sintetis
seperti resin dan polivinyl acetate yang cepat kering. Bahan ini umumnya bersifat lembut dan
kaku. Cat ini cepat kering meskipun dicampur dengan air/gel, tahan air, dan bersifat mudah
menutup. Media lukis untuk cat ini adalah dinding (tembok batu), kayu, kain, stryfoam,
kanvas, ataupun kertas gambar.
Cat baunya tidah terlalu menyengat.
4. Cat tekstil
Cat tekstil adalah cat yamg juga berbahan dasar air. Cat ini biasa digunakan untuk
melukis diatas media kain, baju, sepatu, ataupun tas yang kemudian harus distrika setelah
kering.

5. Tinta bak / tinta cina


Tinta cina biasa digunakan untuk membuat karya tulis atau kaligrafi. Pada umumnya
tinta cina dibagi menjadi 2 bentuk yaitu padat dan cair. Tinta padat harus diencerkan dengan
air terlebih dahulu sebelum digunakan.

Adapun bahan lain untuk mewarnai yaitu

1. Pastel / oil pastel / crayon

Pastel berbentuk batangan bulat memanjang seperti lilin. Pastel memiliki sifat warna
yang cemerlang. Sangat rapuh dan akan langsung menempel bila digosokkan diatas kertas
namun mudah ikatan warnanya terlepas dari medianya jika mendapat getaran. Untuk itu
sering diberikan fixative. Pastel sangat susah untuk dihapus. Bahkan juka di hapus dengan
penghapus malah akan memberi efek noda pada lukisannya. Untuk mengatasi pastel
konvensoinal yang mudah rontok, dikembangkan juga pastel minyak yang merekat kuat pada
medianya.

2. Pensil warna

Pensil warna adalah jenis pensil yang grafit pada pensil tersebut memiliki pigmen
warna tertentu. Pensil warna pada umumnya dijuat tiap set. Satu set pensil warna ada yang
berjumlah 12, 24, 36, 48, dan bahkan ada yang mencapai ratusan. Ada juga yang
janyaemproduksi set warna kulit. Pensil warna mudah berbaur dengan media kertas serta
mudah untuk dihapus.

Setelah kita mengenal bahan bahan untuk mewarnai, kita juga harus mengenal media
bahan untuk melukis. Pada umumnya media untuk melukis berbentuk datar 2 dimensi, kertas
dan kanvas adalah 2 media yang paling sering digunakan.
Berikut adalah ulasannya.
1. Kertas

Kertas adalah media lukis yang memiliki daya serap yang tinggi. Tak berpoŕi-pori.
Kertas sangat cocok untuk dilukis dengan cat air, pensil dan pastel. Perlu perhatian lebih saat
melukis dengan kertas dan cat air, untuk mendapatkan warna yang cerah biasanya cat air
dilarutkan tak terlalu kental.
2. Kanvas

Kanvas adalah media lukis yang memiliki pori-pori yang telah ditutup cat dasar
berwarna putih. Media ini lebih sering digunakan untuk melukis dengan cat minyak karena
cat minyak butuh ketebalan dalam pewarnaan dan kadang butuh metode palet yang
membutuhkan terknik kontruksi pada bidang lukisnya. Palet pada umumnya sudah memiliki
frame yang berbentuk persegi dan ada pula yang masih berbentuk gulungan tanpa frame

D. Kiat-kiat Belajar kaligrafi


Ada tiga kiat umum yang harus anda ketahui sebagai pengantar bagi anda sebelum
memulai tahap demi tahap mempelajari kaligrafi. Yaitu:

1. konsistensi
Selain konsisten dalam belajar, konsisten yang dimaksud disini adalah dalam hal
memegang pena, Posisi mata pena. Posisi tersebut harus konsisten kecuali pada kondisi-
kondisi tertentu pada huruf tertentu.

2. Berkelanjutan
Berkelanjutan yang dimaksud disini adalah harus dilakukan secara rutin dan terus
menerus untuk menghindari kaku pada tangan apabila tidak melatih tangan dalam waktu
lama. Khususnya jika anda masih seorang pemula, inkontinuitas adalah penyebab terbesar
kegagalan dalam mepelajari kaligrafi arab untuk pemula.

3.Evaluasi
Lakukan evaluasi pada setiap tulisan yang telah anda kerjakan untuk menilai seberapa
besar progres yang telah anda capai. Perlihatkan hasil belajar anda kepada orang-orang yang
dipandang mampu untuk memberikan penilaian, koreksi, dan masukan kepada karya-karya.
E. Tahap-tahap Belajar Kaligrafi Arab

Mempelajari kaligrai merupakan hal yang rumit dan panjang sehingga untuk
kemudahan dalam mempelajarinya, sebaiknya program pembelajaran dibagi dalam beberapa
tahapan untuk menghindari rasa jenuh serta kebingungan dalam mempelajarinya. Berikut
tahapan-tahapan belajar kaligrafi.

1. Tahap Pelemasan
Tahap pelemasan adalah tahap awal dalam mempelajari kaligrafi arab. Tujuannya
adalah untuk melemaskan tangan serta jari-jari anda sehingga tidak kaku saat mulai menulis
huruf. Tahap pelemasan dilakukan dengan cara:
Membuat garis lurus dari atas kebawah dan sebalik serta dari kanan ke kiri dan sebaliknya
sampai anda benar-benar tidak merasakan kekakuan lagi pada tangan anda.
Setelah itu buatlah garis melengkung atau lingkaran searah jarum jam atau sebaliknya juga
sampai anda merasa rileks dalam melakukannya.

2.Tahap Takwin atau Tahap Pembiasaan


Ditahap ini, target yang harus dicapai adalah menguasai bentuk-bentuk huruf.
Khususnya bentuk huruf pada khat mana yang akan ditekuni nantinya. Berikut beberapa hal
yang dilakukan dalam pembelajaran tahap Takwin.

1. Lakukan latihan sebanyak-banyaknya. Tujuannya adalah untuk membiasakan diri


dengan huruf-huruf kaligrafi. Latihan mimial satu sampai dua halaman.
2. Untuk memudahkan latihan. Gunakan alat tulis yang nyaman untuk anda gunakan
seperti spidol,pensil atau pena tanpa perlu membuat bentuk khusus diujungnya.
3. Kesempurnaan serta kehalusan bentuk tulisan bukanlah hal utama di saat ini sehingga
tidak perlu ragu untuk memulai goresan pertama. Belajarlah cara memegang pena
yang benar, arah penulisan yang benar, dan membiasakan tangan melakukan goresan.
4. Tak perlu repot menghapus goresan-goresan yang salah, teruslah menulis sampai
benar-benar terbiasa.
5. Gunakan media bergaris seperti buku campus atau kertas bergaris untuk melatih
meluruskan tulisan.
6. Khat Naski umumnya mejadi pilihan kebanyakan orang yang baru mulai belajar
sebelum belajar jenis-jenis khat lainnya. Namun, kembali lagi, semua terserah anda.
7. Jangan lupa berdoa sebelum diawal dan diakhir belajar.

Itulah beberapa point-point yang perlu anda pada pembelajaran tahap pertama. Jika anda
sudah mampu menuliskan huruf-huruf dengan benar tanpa melihat contoh itu artinya anda
telah siap masuk ke pembelajaran tahap kedua.

3. Tahap Tahsin
Memasuki tahap ini berarti anda telah lulus dari tahap satu. Bisa dikatakan anda sudah
terbiasa menulish huruf-huruf khat sebagi dasar kaligrafi.
Setelah anda terbiasa dengan huruf-huruf, saatnya untuk menyempurnahkan penulisan.
Penyempurnaan pada tahap ini difokuskan pada kehalusan tulisan sebagaimana tulisan pada
mushaf-mushaf alquran.

Berikut poin-poin yang perlu diperhatikan pada tahap kedua ini:

1. Mulailah menggunakan pena atau spidol yang ujungnya telah berbentuk.


2. Gunakan pena dengan ukuran lebar pelatuk 2mm – 5mm.
3. Mulailah melakukan goresan-goresan dengan lembut. Tidak perlu tergesagesa dalam
menulis, santai saja.
4. Lakukan goresan tahap demi tahap. Bagilah penulisan setiap satu huruf kedalam
beberapa gerakan. Sebaiknya tidak menulis satu huruf dalam satu kali goresan kecuali
anda telah mahir.
5. Ambilah satu contoh kaligrafi yang menurut anda baik untuk anda tiru sebagai bahan
latihan. Perhatikan setiap detailnya, mulai dari ukuran hurufnya, komposisinya, serta
kaidah-kaidahnya dan berlatilah untuk membuat tulisan yang sama.
6. review selalu tulisan-tulisan yang anda buat untuk mengetahui sejauh mana progres
yang telah anda capai, kekuarangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan hal-hal lain
yang mendukung perkembangan anda dalam belajar kaligrafi.
7. Pada tahap ini anda pun dapat mulai mencoba menggunakan bambu atau handam
untuk menulis dengan menggunakan tinta cina.
8. teruslah berlatih.

4. Tahap Ibda’
Setelah membiasakan diri dan telah mampu meniru karya-karya yang ada dengan
sempurnah saatnya bagi anda untuk naik ke tahap selanjutnya yaitu menciptakan karya sndiri

Mulailah untuk berekseperimen dengan kemampuan dan rasa anda untuk menciptakan
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Gali potensi yang ada dalam diri anda dalam menciptakan karya kaligrafi anda sendiri, karena
sejatinya setiap kita unik dengan pemikiran masing masing.
Jangan lupa untuk menciptakan tanda tangan khusus yang unik yang biasa disebut Tauqi.
Tanda tangan ini akan merepresentasikan diri anda dalam setiap karya-karya anda.
Itula tiga tahapan yang akan anda lalui dalam belajar kaligrafi dari pemula sampai anda bisa
menciptakan karya-karya anda sendiri.

Mendalami seni kaligrafi bukanlah sekedar karya seni rupa biasa. Namun, lebih dari
itu kaligrafi adalah karya yang memiliki pesona spiritual dengan makna-makna yang sangat
kompleks yang merefleksikan kebijaksanaan dan kualitas kesempurnaan manusia.

Perpaduan antara pikiran, perasaan, kualitas intelek dan intuisi merupakan komposis-
komposis dalam menghasikan karaya kaligrafi yang sempurna
II. PELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai