Anda di halaman 1dari 6

OTITIS EKSTERNA

No. Dokumen :

No. Revisi :-
SPO Tanggal Terbit :
Januari 2016

Halaman : 1/1

dr. Juriadi Paddo, M.Kes.


PUSKESMAS
NIP.19660303 200212 1 006
POASIA

1. Pengertian Otitis eksternaadalah radang pada liang telinga luar. Penyakit ini
banyak ditemukan di layanan kesehatan tingkat pertama sehingga
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama harus
memiliki kemampuan mendiagnosis dan menatalaksana secara
komprehensif.
2. Tujuan Penatalaksanaan kasus parotitis sesuai standar terapi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor/……..tentang Otitis Eksterna
4. Referesi  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.
02.02 /Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinik bagi
Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Gambaran  Keluhan
klinis  Rasa sakit pada telinga (otalgia), yang bervariasi dari ringan
hingga hebat, terutama saat daun telinga disentuh dan
mengunyah
 Rasa penuh pada telinga
 Pendengaran dapat berkurang
 Terdengar suara mendengung (tinnitus)
 Keluhan biasanya dialami pada satu telinga dan sangat jarang
mengenai kedua telinga dalam waktu bersamaan
 Keluhan penyerta lain yang dapat timbul: demam atau
meriang, telinga terasa basah
 Pemeriksaan Fisik
 Nyeri tekan pada tragus
 Nyeri tarik daun telinga
 Otoskopi:
- OE akut difus: liang telinga luar sempit, kulit liang telinga
luar hiperemis dan edem dengan batas yang tidak jelas,
OTITIS EKSTERNA
No. Dokumen :

No. Revisi :-
SPO Tanggal Terbit :
Januari 2016

Halaman : 1/2

dr. Juriadi Paddo, M.Kes.


PUSKESMAS
NIP.19660303 200212 1 006
POASIA

dan dapat ditemukan sekret minimal.


- OE akut sirkumskripta: furunkel pada liang telinga luar
 Tes garputala: Normal atau tuli konduktif
6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
7. Penatalaksa  Non-medikamentosa:
naan  Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap
atau kapas yang dibasahi dengan H2O2 3%.
 Bila terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase.
 Medikamentosa:
 Topikal
- Larutan antiseptik povidon iodine
- OE akut sirkumskripta pada stadium infiltrat: Salep ikhtiol,
atau Salep antibiotik: Polymixin-B, Basitrasin.
- OE akut difus: Tampon yang telah diberi campuran
Polimyxin-B, Neomycin, Hidrocortisone, dan anestesi
topikal.
 Sistemik
- Antibiotik sistemik diberikan bila infeksi cukup berat.
- Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat
diberikan.
8. Output Tata laksana kasus otitis eksterna sesuai standar terapi
Puskesmas.

9.Rekaman Historis Perubahan


NO Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
BENDA ASING
No. Dokumen :

No. Revisi :-
SPO Tanggal Terbit :
Januari 2016

Halaman : 1/1

dr. Juriadi Paddo, M.Kes.


PUSKESMAS
NIP.19660303 200212 1 006
POASIA

1. Pengertian  Meatus akustikus eksternus (MAE) merupakan salah satu


bagian tubuh yang sering dimasuki benda asing, yang dapat
berupa:
 Benda asing reaktif, 4issal: batere, potongan besi. Benda
asing reaktif berbahaya karena dapat bereaksi dengan epitel
MAE dan menyebabkan edema serta obstruksi hingga
menimbulkan infeksi sekunder. Ekstraksi harus segera
dilakukan.
 Benda asing non-reaktif (inert). Benda asing ini tidak bereaksi
dengan epitel dan tetap ada di dalam MAE tanpa
menimbulkan gejala hingga terjadi infeksi.
 Benda asing serangga, yang dapat menyebabkan iritasi dan
nyeri akibat pergerakannya.
2. Tujuan Penatalaksanaan kasus parotitis sesuai standar terapi.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor/……..tentang Benda Asing


4. Referesi  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.
02.02 /Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinik bagi
Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Gambaran  Keluhan
Klinis  Riwayat jelas benda asing masuk ke telinga secara sengaja
maupun tidak
 Telinga terasa tersumbat atau penuh
 Telinga berdengung
 Nyeri pada telinga
 Keluar cairan telinga yang dapat berbau
 6. Gangguan pendengaran
BENDA ASING
No. Dokumen :

No. Revisi :-
SPO Tanggal Terbit :
Januari 2016

Halaman : 1/2

dr. Juriadi Paddo, M.Kes.


PUSKESMAS
NIP.19660303 200212 1 006
POASIA

 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan MAE dengan senter / lampu kepala / otoskop
menunjukkan adanya benda asing, edema dan hiperemia
liang telinga luar, serta dapat disertai sekret.
6. Diagnosis Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
7. Penatalaksa  Non-medikamentosa: Ekstraksi benda asing
naan  Pada kasus benda asing yang baru, ekstraksi dilakukan
dalam anestesi lokal.
 Pada kasus benda asing reaktif, pemberian cairan dihindari
karena dapat mengakibatkan korosi.
 Pada kasus benda asing berupa serangga:
- Dilakukan penetesan alkohol, obat anestesi lokal (Lidokain
spray atau tetes), atau minyak mineral selama ± 10 menit
untuk membuat serangga tidak bergerak dan melubrikasi
dinding MAE.
- Setelah serangga mati, serangga dipegang dan
dikeluarkan dengan forceps aligator atau irigasi
menggunakan air sesuai suhu tubuh.
 Medikamentosa
 Tetes telinga antibiotik hanya diberikan bila telah dipastikan
tidak ada ruptur membran timpani.
 Analgetik untuk mengurangi rasa nyeri
8. Output Tata laksana kasus benda asing sesuai standar terapi Puskesmas.

9.Rekaman Historis Perubahan


NO Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai