Anda di halaman 1dari 6

Urena lobata L.

Tanaman pulutan
Famili: Malvaceae (Handayani, N.,
Tenzer, A. 2014)

Sinonim:

Nama daerah: Sampe/ulut (Batak)


Pulut (Bangka) Pulutan sapi
(Melayu), Pungpulutan (Sunda)
Pulutan (Jawa Tengah) Polot
(Madura), Kapuhak (Sumba), Beyak
(Halmahera) Tabatoko (Ternate)
(Handayani, N., Tenzer, A. 2014).

Sunda : Pungpurutan, Indonesia: Pungpulutan, Sumatra : Pulut, Jawa : Pulutan


(Maisaroh, 2009)

Nama asing: Caesarweed dan Congo Jute (bahasa iinggris)

Morfologi
Tanaman pulutan merupakan salah satu jenis tanaman dari keluarga tanaman
kapas-kapasan (Malvaceae). Tanaman pulutan ini termasuk tanaman semak
tahunan berdiri tegak dengan ukuran tanaman sekitar 0,5-2,5 m. Batang tanaman
pulutan berbentuk bulat dengan banyak percabangan yang menyebar sampai 4 - 5
m berwarna coklat keunguan, sedikit berbulu. Akar tanaman pulutan ini berakar
tunggang sekitar 20-40 dan juga akar lateral panjang hingga 2 m. Daun tanaman
pulutan alternae (tersebar secara spiral), daun tanaman pultan ini sangat bervariasi
dalam ukuran dan bentuk, daun penumpu (stipula lanset) bulat telur dengan
ukuran panjang sekitar 2-4 mm, lancip pada bagian ujung daun, berwarna hijau,
pertulangan daun banyak. Tangkai daun tanaman pulutan mempunyai ukuran
panjang sekitar 0,2-12 cm, dengan permukaan yang berbulu. Bunga tanaman
pulutan ini muncul pada ketiak daun, berkelompok 2-3 bunga, berbentuk seperti
lonceng berwarna merah muda. Kelopka bunga tanaman pulutan bulat telur
dengan ukuran, 1,5 cm. Kepala sari bunga tanaman pulutan terletak di bagian atas,
berwarna ungu, dengan serbuk sari yang berwarna putih. Buah tanaman pulutan
terdiri dari 5 bersegi tiga, tidak membelah, bakal biji 1, dengan ukuran
panjangnya sekitar 4-5 mm, ditutupi dengan bulu berduri dan penutup tebal
rambut seperti bintang. Biji reniform, panjang 2,5-3,5 mm, keras berbulu ke
gundul, berwarna coklat. Bibit dengan perkecambahan epigeal. Budidaya tanaman
pulutan ini berkembang biak dengan cara biji. Habitat tanaman pulutan
membutuhkan iklim yang panas dan lembab dengan sinar matahari yang cukup
dan curah hujan yang banyak, tanah subur baik dikeringkan. Tanaman pulutan
menyukai suhu rata-rata 21-27 ° C, kelembaban relatif 73-85%, dan curah hujan
bulanan 160-210 mm selama musim tanam, dengan syarat hidup dari dataran
rendah sampai 2000 m dari permukaan air laut. (Handayani, N., Tenzer, A. 2014)

Habitat dan distribusi


Tanaman pulutan (Urena lobata L) merupakan tanaman herba seperti semak yang
tumbuh di iklim tropis termasuk dalam famili Malvaceae (Dhanapal et al, 2012).

Persebaran tanaman pulutan ini didistribusikan dalam keadaan liar atau


dinaturalisasi pada seluruh daerah tropis dan subtropis, termasuk Asia Tenggara,
Afrika, Madagaskar, Brazil dan India.

Kandungan kimia
Daun, akar dan bunga Urena lobata mengandung saponin dan flavonoida, sedang
daun dan bunganya mengandung tanin, di samping itu daunnya juga mengandung
rninyak atsiri.

kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalamnya yaitu flavonoids,


glycosides, alkaloid, tanin, β-sitosterol, stigmasterol, furocoumarin, imperatorin,
mangiferin dan quercetin. Kandungan senyawa tersebut membuat tanaman ini
memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai obat diuretik (Maisaroh, 2009).

daun Urena lobata L. diakui mengandung alkaloid, tannin, terpenoid, flavonoid,


saponin, steroid, dan phlobatanin, serta mengandung mangiferin dan stigmasterol.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mangiferin dan stigmasterol memiliki sifat
antifertilitas (Rinku et al., 2008). Selanjutnya, Sosa dan Carmelo (2010)
menyatakan bahwa Urena sinuate L. yang merupakan subspesies dari Urena
lobata L., mengandung steroid (stigmasterol, β-sitosterol), xantone (mangiferin),
flavonoid, gula, dan vitamin (Handayani, 2017).

Kegunaan tradisional
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat
tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satu manfaat tanaman
pulutan adalah sebagai obat diuretik (Mathappan, 2013). Secara tradisional
tumbuhan pulutan dapat mengobati panas influenza, radang tonsil (tonsilitis),
malaria, reumatik, keputihan, bengkak, muntah darah, sukar melahirkan, bisul,
luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, dan gigitan ular (Anonim, 2007)
(Wulandari, 2009).

Daun Urena lobata berkhasiat sebagai peluruh dahak, obat mencret dan obat luka
baru. Akarnya berkhasiat sebagai obat demam, obat perut nyeri, bunganya untuk
mengobali bisul dan borok. Uniuk peluruh dahak dipakai ± 3 gram daun segar
Urena lobata, dicuci, ditambah 1/4 gram garam, dikunyah lalu cairannya ditelan
(Maisaroh, 2009).

Masyarakat Kalimantan Tengah menggunakan Urena lobata dan Bauhinia


tomentosa sebagai agen untuk kontrasepsi pria dan juga pengobatan kanker
(Handayani, 2017).
Uji Bioaktivitas
Ekstrak
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Herba pulutan (Urena lobata linn.).
Metode Penelitian
Bahan: Herba pulutan yang dibudidayakan di daerah Pasir Lor, Karang Lewas,
Kabupaten Banyumas. Reagen Dragendorff dan Reagen Baljet, Mg Stearat,
FeCl3, HCl pekat, Media nutrien agar dan nutrien cair untuk uji antibakteri.
Bakteri S. aureus, dan E. coli.
Alat: Penyerbuk simplisia, seperangkat alat soxhletasi, rotary evaporator, hot
plate, autoklaf, inkubator, spuit injeksi, kawat ose, cawan petri, laminar air flow,
dan peralatan gelas.
Cara Kerja
1. Penyiapan Simplisia
Herba Pulutan dicuci, dan dikeringkan di dalam lemari pengering. Setelah
kering, herba lalu dipotong–potong menjadi ukuran yang lebih kecil ± 3 cm,
kemudian diserbuk dengan alat penyerbuk simplisia.
2. Ekstraksi Herba pulutan
Serbuk simplisia kering diambil 50 gram untuk kemudian disoxhletasi dengan
pelarut etanol 96% sampai larutan di dalam tabung soxhlet tidak berwarna.
Ekstrak etanol yang diperoleh selanjutnya diambil 50 mL yang akan
digunakan untuk uji penapisan fitokimia, sisanya dipekatkan menggunakan
rotary evaporator.
3. Pembuatan larutan ekstrak etanol herba pulutan dalam berbagai konsentrasi
Ekstrak etanol dalam dilarutkan dalam etanol 96% sehingga diperoleh
konsentrasi 5,10,15 dan 20 mg/mL. Sebagai kontrol positif digunakan
Amoxixilin dengan konsentrasi 1389 ppm.
4. Uji Aktifitas AntiBakteri
Pengujian aktifitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan kertas cakram. Sebanyak 0,1 mL kultur bakteri cair yang
diperoleh dari hasil pengenceran biakan uji dituangkan ke dalam cawan petri,
kemudian media nutrien agar yang sudah dicairkan dituangkan ke dalam
cawan petri. Selanjutnya biakan bakteri cair dan media dihomogenkan dengan
digoyang membentuk arah angka delapan. Masing-masing kertas cakram
berukuran 6 mm sebanyak 6 buah diletakan diatas media padat tersebut. Pada
kertas cakram masing-masing diteteskan 10 μL ekstrak sampel dengan
konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mg/mL, kontrol positif, dan kontrol negatif.
Masing–masing diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C. Daerah hambat
diukur Diameter untuk masing-masing konsentrasi ekstrak sampel. Sebagai
kontrol negatif digunakan pelarut dari ekstrak sampel yaitu etanol 96%.
Sebagai kontrol positif digunakan amoxicillin dengan konsentrasi 1389 ppm.
Adanya daerah bening menunjukan bahwa senyawa tersebut memiliki
aktifitas antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E. coli (Hadioetomo, 1993).
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol herba pulutan
terhadap pertumbuhan bakteri uji, dilakukan pengujian pada beberapa
konsentrasi. Konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan masing–masing
adalah 5, 10, 15, 20mg/mL.
5. Analisis Data
Untuk mengetahui apakah perbedaan konsentrasi ekstrak herba pulutan
mempengaruhi perbedaan rata-rata diameter daya hambat pertumbuhan
bakteri digunakan one way anova (Wulandari, 2009)

Senyawa hasil isolasi


Bahan bacaan
Handayani, N., Tenzer, A. 2014. Potensi Rebusan Simplisia Daun Pulutan
(Urena lobata L) sebagai Bahan Antifertilitas Ditinjau dari Pengaruhnya
terhadap Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Balb C. Laporan
Penelitian Hibah Bersaing Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai