BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru Belopa tahun 2007 sampai
2010 bahwa jumlah perawat yang telah Pegawai Negri Sipil (PNS)
(Yono, 2011).
sehingga kinerja perawat sering menjadi sorotan baik oleh profesi lain
2000).
Masyarakat dapat menentukan pilihan untuk mendapat
September 2000).
B. Rumusan Masalah
Belopa?
3. Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan
Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala ruangan di
Belopa.
c. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala
Belopa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bentuk penerapan teori yang telah peneliti terima
sejenis selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
7
keperawatan.
c. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dalam
perawat peneliti.
E. Relevansi Penelitian
Mutu pelayanan keperawatan sangat berkaitan dengan kinerja
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
misi atau tujuan yang harus dicapai. Tujuan ini baru dapat
2. Teori Kepemimpinan
yaitu :
d. Selera Memimpin
Pemimpin memiliki selera, tujuan-tujuan, kekuatan dan
f. Ramah-tamah
orangnya itu.
g. Integritet
Orang-orang akan memberikan kepercayaan mereka kepada
perusahaannya.
i. Sanggup Mengambil Keputusan
Guna mencapai hasil yang nyata, pemimpin harus mengambil
diragu-ragukan.
k. Kecakapan Mengajar
Akan tetapi selain dari hal-hal tersebut diatas berperan
mereka pula.
l. Iman Yang Kuat
Pimpinan harus berani menanggung resiko dari
suatu organisasi
B. Gaya Kepemimpinan
(Follet, 2002).
Gaya kepemimpinan dapat diidentifikasi berdasarkan perilaku
sistem yaitu:
a. Sistem Otoriter-Eksploitatif
b. Sistem Benevolent-Authoritative
c. Sistem Konsultatif
d. Sistem Partisipatif
a. Directive
b. Supportive
c. Participative
d. Achievement Oriented
White
a. Otoriter
kelompok.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
bawahan
5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
tanpa syarat
11. Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
12. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
13. Kasar dalam bertindak
14. Kaku dalam bersikap
15. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul
oleh pimpinan
b. Demokratis
kepada bawahan
3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4. Kebijaksanaan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan
5. Komunikasi berlangsung timbal-balik
6. Pengawasan dilakukan secara wajar
7. Prakarsa dapat datang dari bawahan
8. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan
bertindak
14. Terdapat suasana saling percaya, saling hormat
secara bersama-sama
c. Partisipasi
bawahan
2. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
3. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
4. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
5. Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan
6. Prakarsa selalu berasal dari bawahan
7. Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
8. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
9. Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan
kelompok
10. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan
4. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan Dan Wewenang
a. Otoriter
b. Demokratis
c. Partisipatif
d. Bebas Tindak
caranya sendiri.
Lester R. Bitel (2000), menyebutkan bahwa semua gaya
2000).
Menurut Darokah (2001) kinerja adalah suatu catatan
rendah.
berikut:
P=M xA
P = performance
M = motivation
A = ability
Dari rumus tersebut dapat dinyatakan bahwa orang yang
berikut :
keperawatan
keperawatan.
institusi kesehatan
3. Penilaian Kerja
(Soeprihanto, 2003).
Tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut :
kerja.
c. Digunakan sebagai pengembangan dan pendayagunaan
personalia.
f. Hasil penilaian kinerja dapat dimanfaatkan bagi penelitian dan
kesehatan.
pasien.
keperawatan.
kejenuhan kerja.
sebagai berikut:
Kinerja Perawat dalam
Inevendent melaksanaka standar
asuhan keperawatan
Gaya Kepemimpinan
Devendent
Kepala Ruangan
3. Perencanaan keperawatan
4. Intervensi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
6. Catatan Asuhan keperawatan
b. Variabel Dependent (terikat)
keputusan meliputi :
1. Demokratik
a. Defenisi : Pemimpin menghargai karakteristik dan
pemikiran bawahan
b. Alat ukur : Kuisioner
c. Skala ukur : Nominal
d. Hasil ukur : kriteria hasil ukur diberikan berdasarkan
BAB III
METODE PENELITIAN
30
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah Cross Sectional
sebagaiberikut.
31
Demokratik
Kinerja Gaya partisipatif
Perawat Kepemimpinan Otoriter
Keterangan :
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
a. Kepala ruangan
1. Kriteria inklusi
a. Kepala ruangan yang bersedia untuk berpartisipasi
36 orang
2011
E. Pengumpulan Dan Analisa Data
anak
2. Instrumen kedua adalah untuk mengukur kinerja perawat.
F. Masalah Etika
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan ijin kepada
meliputi :
1. Lembar persetujuan menjadi responden
Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti.
responden.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
tiga (D III) yang telah pegawai negeri sipil (PNS). Desain penelitian
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
empat tahun.
c. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
2 responden.
kinerja cukup.
Partisipatif 3 2 5
13.6% 14.3% 13.9%
Otokratik 3 3 6
13.6% 21.4% 16.7%
Total 22 14 36
100.0% 100.0% 100.0%
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa gaya
B. Pembahasan
1. Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Kepala ruangan perawatan merupakan manajer tingkat
baik.
Kepala ruangan Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru
bersama.
Gaya kepemimpinan otokratik (16,7%), dimana wewenang
mengatur staf/perawat.
2. Kinerja Perawat
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu
cukup baik.
3. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
situasi yang sangat cepat berubah atau krisis. Oleh karena itu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
keperawatan.
5. Di dalam mengambil suatu keputusan sebaiknya kepala ruangan