Yenny DKK PDF
Yenny DKK PDF
ABSTRAK
Schizandreae Chinensis (Schizandrine C) atau biasa dikenal dengan sebutan Chinese Magnolia, sudah
lama dipakai sebagai obat tradisional di Cina. Schizandrine C diinformasikan dapat juga mengurangi efek
hepatotoksik dan karsinogenik yang disebabkan beberapa obat seperti parasetamol, karbon tetraklorida dan
substansi toksik lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek pemberian Schizandrine C terhadap
kerusakan hati akibat pemberian tunggal parasetamol dosis besar pada tikus. Sebanyak 55 ekor tikus putih
jantan galur Sprague-dawley secara acak dibagi dalam 5 kelompok perlakuan untuk menerima
karboksimetilselulose (CMC) 0,5%, parasetamol, parasetamol plus schizandrine C, parasetamol plus
schizandrine C dosis tinggi dan parasetamol plus N-asetilsistein. Hasil penelitian menunjukkan, dibandingkan
kelompok parasetamol plus N-asetilsistein didapatkan kerusakan hati derajat 3 lebih banyak pada pada kelompok
parasetamol (82%), parasetamol plus schizandrine C dosis tinggi (82%) dan parasetamol dosis terapeutik
(64%) (p < 0,001). Temuan studi ini mendapatkan Schizandrine C tidak efektif untuk mencegah kerusakan hati
yang diinduksi oleh pemberian parasetamol dosis berlebih
Schizandra chinensis has a well recognized history in traditional Chinese medicine and its principal
active components act against acute and chronic hepatitis, chemical hepatitis, hepatic cirrhosis and
degeneration of fat. Furthermore, to reduce hepatic toxity and carcinogenic effects caused by some drugs
(like acetaminophen) and toxic substances. An experimental study was conduct to evaluate the effect of
Schizandrine C on liver damage by paracetamol in rats. Fifty five male Sprague Dawley rats (200 g) were
randomised into five groups to receive carbonmethylcellulose 5%, paracetamol, paracetamol plus
schizandrine C, paracetamol plus high dose of schizandrine C, and paracetamol plus N-acetylsystein.The
result showed that in comparison to the group with paracetamol plus N-acetilcystein there was a significant
greater liver damage grade 3 in the paracetamol (82%), paracetamol plus high dose of schizandrine C
(82%) and paracetamol plus therapeutic dose of schizandrine C (64%) groups (p < 0.001). Finding in this
study suggest that the toxic effect of paracetamol on mice liver was not protected by schizandrine C.
161
Yenny, Herwana, Marwoto, Setiabudy Schizandrine C terhadap kerusakan hati
162
Universa Medicina Vol.24 No.4
163
Yenny, Herwana, Marwoto, Setiabudy Schizandrine C terhadap kerusakan hati
Tabel 1. Derajat kerusakan sel hati berdasarkan kelompok perlakuan tikus coba
Keterangan:
* Kelompok I : CMC 0,5 % + akuades
Kelompok II : 2500 mg/kg BB parasetamol + akuades
Kelompok III : 2500 mg/kg BB parasetamol + 0,3 mg/tikus Schizandrine C
Kelompok IV : 2500 mg/kg BB parasetamol + 1,5 mg/tikus Schizandrine C
Kelompok V : 2500 mg/kg BB parasetamol + N-asetilsistein 500 mg/kg BB
164
Universa Medicina Vol.24 No.4
klinik dan menunjukkan hasil yang baik schizandrine C tidak mampu mencegah
terhadap pencegahan kerusakan hati. terjadinya kerusakan hati akibat pemberian
Sesungguhnya parasetamol mempunyai parasetamol dosis tinggi.
batas keamanan dosis (margin of safety) yang
cukup lebar. Dosis terapeutik parasetamol KESIMPULAN
sebagai analgesik dan antipiretik adalah 500-
650 mg, sementara dosis toksiknya adalah Schizandrine C sebagai hepatoprotektor
antara 15-25 gram. (8) Kerusakan sel hati dapat tidak efektif untuk mencegah kerusakan hati
terjadi setelah pemberian dosis tunggal yang diinduksi oleh pemberian parasetamol
parasetamol 10-15 g atau 200-250 mg/kg BB. dosis berlebih. N-asetilsistein sebagai antidotum
Dosis 25 g atau lebih dapat menyebabkan keracunan parasetamol menunjukkan hasil lebih
kematian. Pada penelitian ini digunakan dosis efektif dibanding schizandrine C dalam
parasetamol 2500 mg/kg BB, berarti 10 kali dari mencegah kerusakan hati akibat pemberian
dosis intoksikasi pada manusia sebagai faktor parasetamol.
perbedaan spesies (species difference). Gejala
klinis keracunan parasetamol dalam 24 jam UCAPAN TERIMA KASIH
pertama tidak mencerminkan keparahannya.
Gejala yang timbul dapat berupa anoreksia, Terima kasih kepada Pimpinan Fakultas
mual, muntah, sakit perut, hipotensi. Pada Kedokteran Universitas Trisakti yang telah
keadaan yang lebih parah akan menimbulkan memberikan dukungan dan menyediakan dana
aritmia, kecenderungan perdarahan dan payah bagi penelitian ini.
ginjal akut. Gangguan uji faal hati menjadi jelas
dalam 2-4 hari setelah minum parasetamol Daftar Pustaka
dosis berlebih. Mula-mula terjadi peningkatan
enzim transaminase SGOT dan SGPT. Pada 1. Dienstag JL, Isselbacher KJ. Acute viral
kerusakan hati yang berat aktifitas SGOT dan hepatitis. In: Kasper DL, Braunwakd E, Fauci A,
Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors.
SGPT dapat meningkat hingga melebihi 1000
Horrison’s Principles of internal medicine. Vol
µ /l. Kerusakan histopatologis yang timbul pada II. 16th ed. New York. McGraw-Hill Companies
sel hati berupa nekrosis sentrilobularis. (8) 2005. p. 1822.
Ada beberapa obat tradisional yang 2. Wang JS, Huang T, Su J, Liang F, Wei Z, Liang Y,
diberikan untuk mengatasi kelainan pada hati Luo H, et al. Hepatocellular carcinoma and
seperti kurkuma, akar kayu manis, atau aflatoxin exposure in Zhuqing Village, Fusui
County, People’s Republic of China. Cancer
schizandrine C. Umumnya penelitian yang
Epidemiol Biomarkers Prev 2001; 10: 143-6.
mendukung untuk menilai efektivitas dari obat 3. Hall AJ, Wild CP. Liver cancer in low and middle
tradisional ini menggunakan parameter income countries. BMJ 2003; 326: 994-5.
penurunan kadar enzim transaminase SGPT 4. Adaptogen Medical Center. Schizandrine
dan SGOT. Sebagaimana diketahui bahwa Chinensis. Available at: http://
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kadar www.adaptogen.com/main.ing. Accessed
enzim transaminase ini. Oleh karena itu October 1, 2005.
5. Akbar N, Tahir RAG, Santoso WD, Soemarno,
penelitian ini menilai efektivitas schizandrine
Sumaryo, Noer HMS, et al. Effectiviness of HP
C untuk mencegah kerusakan hati yang Pro in treatment of liver disease: an experience
diinduksi dengan pemberian parasetamol dosis in Indonesia patiens. Chinese Med J 1998; 111:
b e s a r s e c a r a h i s t o p a t o l o g i s . Te r n y a t a 248-51.
165
Yenny, Herwana, Marwoto, Setiabudy Schizandrine C terhadap kerusakan hati
6. Bakry AF, Bardiman SS, Hermansyah T, Azmar 11. Zhu M, Yeung RY, Lin KF. Improvement of phase
E. Efficacy of analog of schizandrine C in I drug metabolism with schizandra chinensis
management of acute viral hepatitis. Liver against CCl4 hepatotoxicity in a rat model. Planta
International 2005; 25: 1271-72 (abstrak). Med 2000; 66: 521-5.
APASL, Bali, 2005. 12. Zhu M. Evaluation of the protective effects of
7. Benson GD, Koff RS, Tolman KG. The Schisandra chinensis on Phase I drug
therapeutic use of acetaminophen in patiens metabolism using a CCl4 intoxication model. J
with liver disease. Am J Ther 2005; 12: 133-41. Ethnopharmacol. 1999; 67: 61-8.
8. Wilmana PF. Analgetik anti-piretik analgesic anti-
13. Ip SP, Poon MK, Che CT. Schizandrine protects
inflamasi nonsteroid dan obat pirai. Dalam:
against carbon tetrachloride toxicity by
Ganiswara SG, Setiabudy R, Suyatna FD,
enhancing the mitochondrial glutathione redox
Purwantyastuti, editors. Farmakologi dan Terapi.
status in mouse liver. Free Radic Biol Med 1996;
4th ed. Jakarta: Gaya Baru; 1995. hal. 214-5.
9. Dargan PI, Jones AL. Acetaminophen 21: 709-12.
poisoning: an update for the intensivist. Critical 14. Dargan PI, Jones AL. Acetaminophen
Care 2002; 6: 108-10. poisoning: an update for the intensivist. Critical
10. Mitchell MC, Schenker S, Avant GR, Speg K. Care 2002; 6: 108-10.
Cimetidine protects against acetaminophen 15. Gyamlani G, Parikh CR. Acetaminophen toxicity:
hepatotoxicity in rats. Gastroenterology 1981; suicidal vs accidental. Critical Care 2002; 6: 155-
81: 1052-60. 9.
166