Anda di halaman 1dari 7

14 Tahap Dalam Cara Budidaya

Terong Ungu Untuk Menambah


Penghasilan Harian
By
ruangtani
on
January 6, 2016
20 shares

Share

Tweet

Share

Share

0 comments
RuangTani.Com – Terong “Solanum melongena” adalah tanaman buah-
memproduksi digunakan sebagai sayuran. Asal adalah India dan Sri Lanka.
Terong erat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat. Terong adalah
tumbuhan yang sering tumbuh secara tahunan. Tanaman ini tumbuh 40-150 cm.
Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukuran panjang 10-20 cm dan 5-10 cm
lebar. Jenis-jenis yang lebih besar semi-liar dan tumbuh hingga 225 cm, dengan
daun yang melebihi 30 cm dan 15 cm.
14 Tahap Dalam Cara Budidaya Terong Ungu
Untuk Menambah Penghasilan Harian
Batangnya biasanya berduri. Bunga warna antara putih ke ungu, dengan mahkota
yang memiliki lima lobus. Benang sari kuning. Buah-buahan mengandung tepung,
dengan diameter kurang dari 3 cm ke alam liar, dan bahkan lebih untuk spesies
yang ditanam.
Dalam hal botani, buah digolongkan sebagai memiliki banyak biji yang
memberikan kecil dan lembut. Benih dapat dimakan tapi itu pahit karena
mengandung nikotin, yang jauh alkaloid yang sama dalam tembakau.
Tahap – Tahap Dalam Budidaya Terong
Syarat Pertumbuhan
 Dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi
 Suhu udara 22 – 30oC
 Jenis terbaik dari tanah, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan
organik, aerasi yang baik dan drainase dan pH antara 6,8-7,3
 Sinar matahari harus cukup
 Cocok Ditanam Saat Kemarau
Persemaian
Budidaya intensif media terong bibit dimulai dari persiapan. Biji terong yang akan
ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai lebih optimal
nanti.
Ketika kita akan melakukan pemeraman benih terong dengan kertas atau handuk
basah atau lembab selama 24 jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri
dari campuran tanah dan tumpukan pupuk kompos dengan perbandingan 2 : 1.
Penggunaan pestisida bahan aktif metalaksil ( Saromyl 35 SD) sebagai pencegah
jamur dapat mencegah bibit dari pembuangan off penyakit. Campuran yang
dihasilkan dimasukkan ke dalam media dengan polibag ± 8 cm tinggi dan
diameter 5 cm.
Pembibitan
 Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
 Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24
jam hingga nampak mulai berkecambah
 Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar
barisan 10-15 cm
 Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan
benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk
kandang halus.
 Tutup benih tersebut dengan tanah tipis.
 Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun
pisang/ penutup lainnya.
 Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya.
 Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya ).
 Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di
perlukan semprot dengan pestisida.
 Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap
dipindahtanamkan.
Persiapan Lahan
Setelah 24 jam benih melalui proses curing yang ditandai dengan munculnya
radikula (calon akar), maka benih siap untuk dipindahkan ke pinset bibit
penggunaan media untuk posisi radikula di bawah ini. Selama bibit di persemaian,
kita dapat melakukan persiapan dengan mengolah tanah.
Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali bahwa lapisan atas tanah yang
ada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya, lahan di genangi air atau irigasi dengan
cara di-LEB / penggenangan merata. Penggenangan harus dilakukan 3-5 jam dan
kemudian dilakukan kedua kalinya sehingga pembajakan mengangkat lahan lebih
mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan
pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10 -15 kg/ 10 m2, (khusus untuk
tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata,
maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10
tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman.
Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3
kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk
bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan
jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.
Penanaman
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada
lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap
tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai
tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan
penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan
awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan
jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang
tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil
ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar
(pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida
bahan aktif carbofuran.
 Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia.
 Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal.
 Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang
dipadatkan.
 Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab).
Pengairan
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering,
dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb /
direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada
struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka
tanah akan cepat kering.
Penyulaman
 Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang
hama penyakit.
 Penyulaman maksimal umur 15 hari.
Pemasangan Ajir (TURUS)
 Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem
perakaran.
 Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4
cm.
 Tancapkan secara individu dekat batang.
 Ikat batang atau cabang terong pada turus.
Penyiangan
 Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
 Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu
membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang
teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan. Penyiraman dapat
dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama
setelah tanam.
Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang terlihat
layu atau tidak sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan
beserta media tumbuhnya. Ganti dengan bibit baru.
Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk
budidaya terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan KCl
45 Kg/ha. Sedangkan untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau
pupuk kandang, masing-masing satu kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit
ditanam. Sambil memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat dalam
bedengan tanaman. Bersihkan juga semak belukar yang terdapat disekitar area
tanaman.
Perawatan Lainnya
Selama masa pemeliharaan. lakukan pula pemangkasan atau perempelan pada
tunas-tunas liar yang tumbuh di ketiak daun pertama sampai bunga pertama guna
merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru serta bunga.
Masa Panen
Ketika umur tanaman 30 hari setelah tanam atau 15-18 hari setelah munculnya
bunga. tanaman terung sudah bisa dipanen untuk pertama kalinya. Ciri-ciri dari
terung yang siap panen adalah:
 Memiliki warna buah mengkilat.
 Daging belum terlalu keras..
 Berukuran sedang (tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil).
Buah terung dapat dipanen seminggu dua kali, sehingga dalam satu musim total
pemanenan dapat dilakukan 8 kali. Setiap tanaman biasanya berpotensi untuk
menghasilkan buah sekitar 21 buah. Pasca pemanenan ke delapan terkadang masih
ada tanaman yang menghasilkan buah, namun produktifitasnya mulai turun baik
dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Anda mungkin juga menyukai