Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial dan saling terkait satu sama lain, sehingga
akan membentuk kelompok-kelompok kecil yang notabenenya adalah sebuah
komunitas dan akan berbaur membentuk komunitas besar. Satu dengan yang lainnya
akan saling berinteraksi, entah berinteraksi positif (saling tolong-menolong, gotong
royong, bekerja sama) maupun interaksi negatif (saling menjatuhkan, menindas,
mengadu domba, dll). Hubungan atau interaksi antar manusia perlu adanya aturan
yang mampu mengubah atau menjadikan tatanan yang buruk menjadi lebih baik.
Pengelompokan manusia berdasarkan usia akan membantu dalam berinteraksi dengan
mereka. Interaksi dengan anak-anak sudah barang tentu berbeda dengan orang
dewasa.
Dewasa awal atau yang sering disebut juga dengan dewasa muda, yaitu antara
umur 20-40 tahun merupakan tahap perkembangan yang paling dinamis sepanjang
rentang kehidupan manusia, sebab seseorang mengalami banyak perubahan-
perubahan progresif secara fisik, kognitif maupun psikososio-emosional, untuk
menuju integrasi kepribadian yang semakin matang dan bijaksana. Seorang dewasa
muda telah menunaikan tugas perkembangan masa remaja seperti telah
menyelesaikan pendidikan menengah maupun atas, mengikuti dan menamatkan
pendidikan tinggi(universitas), meniti dan meraih puncak karir, menikah, membentuk
dan membina keluarga baru, berpartisipasi sebagai warga negara yang aktif dan
produktif untuk memantapkan status sosial ekonomi keluarga dan sebagainya.
Pemerintah Negara Indonesia pun menaruh perhatian terhadap dewasa muda, karena
mereka akan menduduki posisi kepemimpinan bangsa dimasa depan, sehingga perlu
dibentuk kementrian pemuda. Mengingat betapa peran strategis yang penting pada
kaum muda, maka sudah selayaknya memikirkan, memahami dan membuat kebijakan
yang tepat bagi mereka.

2. Rumusan masalah
1. Menjelaskan Pengertian dewasa awal
2. Menjelaskan Perkembangan kepribadian dewasa awal
3. Menjelaskan Aspek-aspek perkembangan
4. Menjelaskan Ciri – ciri kematangan psikologi dewasa awal

1
5. Menjelaskan Ciri-ciri perkembangan dewasa awal
6. Menjelaskan Tugas perkembangan dewasa awal
7. Menjelaskan Faktor yang menunjukan dewasa awal
8. Menjelaskan Tipe intelektual pada dewasa awal
9. Menjelaskan Masalah pada dewasa awal
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ psikologi keperawatan”.
b. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikologi pada dewsa awal.
4. Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penulisan
d. Sistematika penulisan

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian dewasa awal


b. Perkembangan kepribadian dewasa awal
c. Aspek-aspek perkembangan
d. Ciri – ciri kematangan psikologi dewasa awal
e. Ciri-ciri perkembangan dewasa awal
f. Tugas perkembangan dewasa awal
g. Faktor yang menunjukan dewasa awal
h. Tipe intelektual pada dewasa awal
i. Masalah pada dewasa awal
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dewasa awal
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik
dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa
depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa
seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila
gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi
(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda
dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), masa dewasa
awal merupakan masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi
secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role
trantition).
Jadi dapat disimpukan bahwa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan
dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Kisaran umur antara 20 sampai 40 tahun.
Perkembangan masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris
menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang
peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001)
tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga,
mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab

3
sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan
melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana
seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock
(1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan
pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang
diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan
fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi
sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa
dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang
didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan
bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan
kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.

B. Perkembangan Kepribadian dewasa awal


Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam
kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin
terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik.
Pada orang dewasa factor-faktor yang menentukan tingkah laku adalah sifat-
sifat (traits) yang terorganisasikan dan selaras.Sifat-sifat ini timbul dalam berbagai
cara dari perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki neonates. Bagiamana jalan
perkembangan ini yang sebenarnya bagi allport tidaklah penting: yang penting ialah
yang ada kini, sebagiamana kata Allport : “What drives behaviou, drives now and we
need not know the history of the drive in order to understand its operations”. Sampai
batas-batas tertentu berfungsinya sifat-sifat itu disadari dan rasional. Biasanya
individu yang normal mengerti menyadari apa yang dikerjakannya dan mengapa itu
dikerjaknnya. Untuk memahami manusia dewasa tidak dapat dilakukan tanpa
mengerti tujuan-tujuan serta aspirasi –aspirasinya. Motif-motifnya terutama tidak
berakar dimasa lampau (echo dari masa lampau) tetapi terutama bersandar pada masa
depan.

4
Pada umumnya orang dapat lebih tahu akan apa yang akan /hendak dikerjakan
seseorang, kalu dia tahu rencana-rencana yang disadarinya dari pada ingatan-ingatan
yang tertentu.

Dalam pada itu harus diingat, bahwa orang dewasa yang diceritakan diatas itu
ialah yang ideal. Dalam kenyataanya tidak selalu demikian,banyakorang yang tidak
mempunya kemtangan / kedewasaan penuh.

Menurut Allportpribadi yang telah dewasa pada pokoknya harus memiliki hal-
hal tersebut dibawah ini:

1. Extension of self
Extension of self Yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secarasempit
kepada kegiatan –kegiatan yang erat hubungannya dengan kebutuhan-
kebutuhan us dapat mengambil bagian dan menikmati bermacam-macam
kegiatan. Suatu hal yang penting dari pada Extension of the self itu ialah
proyeksi ke masadepan : merencanakan, mengharapkan (Planning,Hoping)
2. Self- Objectifications
Ada dua kompenen pokok dalam hal ini ialah humor dan insight
a. Insight
Insight adalah kecakapan individu untuk mengerti dirinya
b. Humor
Humor yang dimaksud disini tidak hanya berarti kecakapan untuk
mendapatkan kesenangan dan hal yang menertawakan saja, melainkan
juga kecakapan untuk memperthankan hubungan positif dengan dirinya
sendiri dan objek-objek yang disenangi, serta menyadari adanya
ketidakselarasan dalam hal ini.
3. Filsafat hidup (weltanschauung, philosophy of life)
Walaupun individu itu harus dapat objektif dan bhkan menikmati kejadian-
kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar belakang yang mendasari
segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi
merupaka salah satu hal yang penting dalam hal ini.

5
C. Aspek-Aspek Pekembangan
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka
yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi
peran sosial (social role trantition).
1. Aspek Perkembangan Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa
muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada
masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi
sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak
lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya
seperti orang dewasa lainnya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap
melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun
orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan
aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari
tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum
pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya
tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
Dengan demikian aspek-aspek perkembangan fisik meliputi beberapa hal yaitu:
a. Kekuatan dan energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu.
Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar
benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah harus
rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi
yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan
pekerjaannya.
b. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established),
seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika

6
menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang
pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab
pekerjaannya dengan baik. Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan
dalam meraih suatu karier pekerjaan. Pada mereka yang masih membujang apabila
pekerjaan tidak sesuai dengan kariernya maka ia akan mencari pekerjaan yang lain.
Sedangkan bagi mereka sudah menikah akan terus mengembangkan kariernya
walaupun tidak sesuai dengan bidang kariernya karena takut mengalami kegagalan.
Sejak saya berusia 22 tahun, saya sempat mendaftarkan di universitas lain. Setelah
dinyatakan lulus saya tidak ingin lagi untuk melanjutkan kuliah karena karena tidak
sesuai dengan keinginan dan karier saya, maka saya memilih untuk melanjutkan cita-
cita saya sebagai seorang calon imam.
c. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri
sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi
Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan
eksternal, pada dasarnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar
mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupun memperoleh
hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal. Ketika saya mau melanjutkan
pendidikan ke Tahun Orintasi Rohani, saya dinyatakan tidak lulus karena sakit. Oleh
karena itu saya harus mencari jalan lain. Namun karena motivasi yang begitu kuat
untuk menjadi imam maka saya berjuang untuk melakukan pengobatan. Keberadaan
saya selama di luar ada banyak berbagai macam pengaruh dari lingkungan tetapi tidak
pernah menghalang motivasi saya untuk menjadi imam.
2. Aspek Perkembangan Kognitif
Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide dan pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Ketika memasuki masa
dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu akan siap untuk
menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu
akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan
daya inisiatif-kreatimya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru.

7
Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin mematangkan kualitas
mentalnya.
3. Teori-Teori Perkembangan Mental Menurut Turner Dan Helms
Para ahli psikologi perkembangan, seperti Turner dan Helms (1995)
mengemukakan bahwa ada dua dimensi perkembangan mental, yaitu (1) dimensi
perkembangan mental kualitatif (qualitative mental dimensions] dan (2) dimensi
perkembangan mental kuantitatif (quantitative mental dimensions}.
1. Dimensi Mental Kualitatif (Qualitative Mental Dimensions)
Menurut Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan hanya mencapai
taraf operasi formal, melainkan telah memasuki penalaran postformal (post-formal
reasoning). Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal
(dialectical thought], yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis dan
mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat
dan pemikiran-pemikiran yang saling kontradiktif (bertentangan) sehingga
individu mampu menyintesiskan dalam pemikiran yang baru dan kreatif. Gisela
Labouvie-Vief (dalam Turner dan Helms, 1995} setuju kalau operasi formal lebih
tepat untuk remaja, sedangkan dewasa muda mampu memahami masalah-masalan
secara logis dan mampu mencari inti sari dari hal-hal yang bersifat paradoksal
sehingga diperoleh pemikiran baru.
2. Dimensi Mental Kuantltatif (Quantitative Mental Dimensions)
Biasanya, menurut Turner dan Helms (1995), untuk mengetahui
kemampuan mental secara kuantitatif diperlukan suatu pengukuran yang
menggunakan skala angka secara eksak atau pasti. Dalam suatu penelitian
longitudinal yang dilakukan sekitar tahun 1930 dan 1940, ditemukan bahwa taraf
inteligensi cenderung menurun. Latar belakang proses penurunan ini dikarenakan
perbedaan faktor pendidikan ataupun status sosial ekonomi (status of econo-
sociafy. Individu yang memiliki latar belakang pendidikan ataupun status sosio-
ekonomi rendah karena jarang memperoleh tantangan tugas yang mengasah
kemampuan kecerdasan sehingga cenderung menurun kemampuan intelektualnya
secara kuann’tauf. Sebaliknya, individu yang memiliki taraf pendidikan ataupun
status sosio-ekonomi yang mapan, berarti ketika bekerja banyak menuntut aspek
pemikiran intelektual sehingga intelektualnya terasah. Dengan demikian,
kemampuan kecerdasannya makin baik.

8
3. Aspek Perkembangan Psikososial
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan
sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier
dalam pekerjaannya. Selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan
pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak dan tetap harus
memperhatikan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa muda mulai
membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya yang telah dibina sejak
masa remaja/masa sebelumnya.

D. Ciri – ciri kematangan psikologi dewasa awal


Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut
Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya
sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang
berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada
perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang
yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-
tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak
serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir
perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan
dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai
keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis,
paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik
dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau
memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai
tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak
selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan

9
orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-
usahanya.
7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki
cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang
dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

E. Ciri-ciri Perkembangan dewasa awal

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola


kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal
adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-
ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:
1. Usia reproduktif (Reproductive Age).

Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk
rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa
orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan
memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.

2. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)

Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola


hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai
akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup
tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan
kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini
adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan
kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai
karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab
sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

10
3. Usia Banyak Masalah (Problem age).

Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap
memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.

4. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension).

Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan,
keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses
atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.

5. Masa keterasingan sosial.

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola


kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan
dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan
dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang.
Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang
populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis
ketersingan (Erikson:34).

6. Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan:


“Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal
ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun
banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua
menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan
bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda
mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih

11
muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai
guru besar”.
7. Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan
pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua,
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.
8. Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang
dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-
kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
9. Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan
tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan
keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada
yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

F. Tugas Tugas Perkembangan Dewasa Awal


Tugas tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), adalah
sebagai berikut:
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri).
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,
yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari
pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari
calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun
untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan
kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
b. Belajar hidup bersama dengan suami istri.
Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan
masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu
membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa
dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh

12
ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi
bersama.
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga.
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap
sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah
menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah
Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih
karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa
mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada
orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang
baru. Belajar mengasuh anak-anak.
d. Mengelola rumah tangga.
Setelah terjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelola rumah tangganya.
Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah
tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing.
Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-
anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang
tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.
e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan.
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu
dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat
yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka
merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan
dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan
jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan
selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang
ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan
bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai),
mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan

13
mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan
semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan
bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan
prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu
memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
f. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang
ber-laku.
Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti:
1) Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat
paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri),
2) Membayar pajak (pajak listrik, air, kendaraan bermotor, penghasilan, dll),
3) Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak tercela di mata masyarakat, dan

G. Faktor yang Menunjukkan dewasa awal

Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika serikat, ada lima faktor yang dapat
menunjukkan kedewasaan yaitu:
1. Fisik
Secara fisik, usia, perangkat tubuh, tinggi, dan lebarnya tubuh seseorang dapat
menunjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Namun, segi fisik saja
belum dapat menjamin bagi seseorang dapat untuk dikatakan telah dewasa.
Sebab banyak orang yang telah cukup usia dan kelihatan dewasa akan tetapi
ternyata dia masih sering memperlihatkan sifat kekanak-kanakan.
2. Kemampuan mental
Dari segi mental dan rohani, kedewasaan seseorang dapat dilihat. Orang yang
telah dewasa dalam cara berpikir dan tindakannya berbeda dengan orang yang
masih kekanak-kanakan sifatnya. Dapat berpikir secara logis, pandai
mempertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat menilai
semua pengalaman hidup salah satu ciri-ciri kedewasaan pada diri seseorang.

14
Sikap kedewasaan yang sempurna itu jika ada keserasian antara
perkembangan dan mentalnya
3. Pertumbuhan Sosial
Sifat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari pertumbuhan sosialnya.
Pertumbuhan sosial adalah suatu pemahaman tentang bagaimana dia
menyayangi pergaulan, bagaimana ia dapat memahami tentang bagaimana
watak dan kepribadian seseorang, dan bagaimana cara dia mampu membuat
dirinya agar disukai oleh orang lain dan dalam pergaulannya.
4. Emosi
Emosi adalah keadaan batin manusia yang berhubungan erat dengan
rasa senang, sedih, gembira, kasih sayang dan benci. Kedewasaan seseorang
itu dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengendalikan emosi. Jika orang
pandai mengendalikan emosinya maka berarti semua tindakan yang dilakukan
bukan hanya mengandalkan dorongan nafsu, melainkan dia telah
menggunakan akal-akalnya juga. Menyalurkan emosi dengan pengendalian
dan pertimbangan dapat melahirkan sebuah tindakan yang telah dewasa.
Sehingga tetap berada dalam peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam
agama

5. Pertumbuhan spritiual dan moral


Seseorang yang telah dikatakan dewasa dapat dilihat dari pertumbuhsn
spiritual dan moral. Kematangan spiritual dan moral bagi seseorang yang
mendorong dia untuk mengisihi dan melayani orang lain dengan baik. Seseorang
yang telah berkembang pertumbuhan moral dan spiritualnya akan lebih pandai dan
lebih tenang menghadapiberbagai kesulitan dan persoalan hidup yang menimpa
dirinya, sebab dengan demikian segalanya akan dipasrahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa

H. Tipe intelektual pada dewasa awal


Sementara itu, setelah melakukan serangkaian penelitian jangka panjang, para
ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes}, menyimpulkan
ada beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence),
fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor
flex¬ibility], dan visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995).

15
1. Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual. Misalnya,
bagaimana individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang
lebih kompleks.
2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu memasuki dan menyesuaikan
diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain.
3. fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah
dari yang mudah ke hal yang lebih sulit, yang memerlukan aspek kemampuan
visual/motorik (penglihatan, pengamatan, dan keterampilan tangan).
4. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan
individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses
belajar dalam dunia pendidikan.

I. Masalah perkembangan pada dewasa awal

Dengan bertambahnya usia, semakin bertambah pula masalah-masalah yang


menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa
yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa
awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu
antara lain:

1. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. Dewasa awal merupakan


kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus
pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan
mengalami kekaburan identitas.
2. Kemandirian vs tidak mandiri
3. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang
pendidikan dan karir.
4. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
5. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri

Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi
penghambat perkembangan. Khusus dalam masa dewasa awal, diantara
penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas
perkembangan, diantranya:

16
 Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu
penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal,
berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan
masa lalu.
 Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan
pola asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
 Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group
influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam
menguasai tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh
kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.

Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration);


Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep
yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru
meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang
dapat dicapai.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber
potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa
remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut
kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit
demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling
penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian karir/pekerjaan/sumber
penghasilan yang tetap.

Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan
penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada
situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak,
hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan
kestabilan emosi yang baik.

B. SARAN
Dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang harus
dilengkapi demi perkembangan kemampuan penulis dan para pembaca. Oleh karena
itu, Segala bentuk masukan atau saran dan usulan yang sifatnya mendukung penulisan
ini, amat sangat diharapkan bukan semata-mata demi sempurnanya tulisan ini sendiri
melainkan juga demi penghayatan akan dalam kehidupan sehari.

18
DAPTAR PUSTAKA

Drs. Ahmadi Abu dan Drs.Sholeh Munawar. Psikologi Perkembangan. 2005. Jakarta:
Rineka Cipta
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. 2011. Jakarta: Kencana.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. tanpa tahun. Jakarta: Erlangga.
Suyabrata Sumadi. Psikologi Kepribadian. 1993.Jakarta: Raja Grapindo
Atkinson. Dkk. 1983. Pengantar Psikolog. Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai