Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Di dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa ( satu dari 10 orang
berusia lebih dari 60 tahun ), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Di
Negara maju, pertambahan populasi/ penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-
20. Tidak heran bila masyarakat di Negara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan
populasi lanjut usia dengan aneka tantangannya. Namun, saat ini, berkembang pun mulai
menghadapi masalah yang sama. Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi,
antara lain timbulnya masalah fisik, sosial,serta kebetuhan pelayanan kesehatan dan
Menurut data pemerintah, hingga kini jumlah lansia di Indonesia mencapai 18juta jiwa
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa
di tahun 2050. Nantinya di tahun 2050, satu dari empat penduduk Indonesia adalah penduduk
lansia dan lebih mudah menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita.
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsinya, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati.
Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya ( Darmojo 2004 ).
Menurut WHO dan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua.
Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunya daya tahan tubuh dalam mengahadapi
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
manusia telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Memasuki usia tua
berati mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
Pandangan masyarakat terhadap lanjut usia bahwa apa yang dialami oleh lansia
merupakan hal yang alami dan wajar, seperti lansia yang sakit, cepat marah, dan curiga. Akibat
pandangan yang salah menyebabkan kondisi kesehatan fisik, mental maupun kebetuhan lansia
tidak tertangani dan tidak terpenuhi dengan baik. Keluarga salah satu peran penting dalam
Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban
anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang
dialami oleh lansia. Lanjut usia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok
orang yang sakit-sakitan. Kurangnya perhatian yang memadai terhadap populasi lanjut usia ini
yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan dan keselamatan individu yang ringkih, seperti
anak-anak atau lansiaPengabaian termasuk kondisi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja. Ketika lansia memerlukan makanan, pengobatan atau pelayanan pada lansia tidak
pelayanan pada lansia sebagai tindakan hukuman untuk lansia yang dilakukan seseorang juga
Penganiyaan dan pengabaian lansia adalah masalah yang telah meningkat secara
nasional ( Larsen 1989). Penganiyaan lansia sebagai tingkah laku yang menyebabkan
pengabaian, bahaya, atau cedera fisik, psikososial, atau penelantaran materi pada lansia ( Wallace
1996).
Penenlitian Acierno (2009) tentang kejadian pengabaian, beberapa hal yang merupakan
kebutuhan spesifik untuk mengidentifikasi kejadian pengabaian pada lansia yaitu, transportasi,
kebutuhan makanan dan obat, kegiatan menyiapkan makanan/memasak, aktifitas makan, aktifitas
mandi, dan membayar uang tagihan. Sesuai pendapat diatas dapat diimpulkan bahwa pengabaian
adalah suatu tindakan yang disengaja maupun tidak sengaja yang menimbulkan kegagalan dalam
memberikan pelayanan pada lansia sehingga kebutuhan lansia tidak terpenuhi termasuk
kebutuhan kesehatan.
Kepercayaan yang di anut masyarakat Amerika adalah bahwa anak yang telah dewasa
dan orang tua yang telah lanjut usia di asingkan dari masyarakat. Selain itu, banyak yang percaya
bahwa anak yang telah dewasa akan meninggalkan orang tua ketika timbul masalah kesehatan
dan ketergantungan lainnya. Keluarga merupakan sumber dukungan yang penting bagi lansia.
81% lansia memiliki anak yang masih hidup. Di antara yang tinggal sendiri, dua pertiga paling
tidak dikunjungi anaknya selama 30 menit di rumahnya, dan 62% mengunjungi setidaknya satu
Lansia biasanya lebih senang hidup mandiri,meskipun mereka mengalami kesulitan hidup
sendiri di rumah. Hal ini tentu bertentangan dengan keinginan anaknya yang telah dewasa. Jika
lansia tersebut mampu bertanggung jawab terhadap resiko yang timbul dan tidak akan
membayakan orang lain, tentunya keputusan itu tidak mempengaruhi anaknya. Ada berbagai
dukungan komunitas yang dapat membantu lansia untuk tetap mandiri, salah satu sumber
bantuan informal tersebut adalah dukungan keluarga ( Brunner & Suddarth 2015 ).
Dukungan sosial keluarga merupakan bantuan penting guna membantu keluarga yang
sedang mengalami kondisi tertentu yang berkaitan dengan masalah yang akan muncul pada
anggota keluarga. Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antara keluarga dengan
Dukungan sosial keluarga adalah proses yang terjadi selama masa hidup, dengan sifat dan
tipe dukungan sosial bervariasi masing-masing tahap siklus kehidupan keluarga. Misalnya, tipe
dan kuantitas dukungan sosial selama tahap pernikahan ( sebelum pasangan muda memiliki anak
) sangat drastis berbeda dibandingkan tipe dan jumlah dukungan sosial yang dibutuhkan saat
keluarga pada tahap akhir siklus kehidupan. Dukungan sosial keluarga dianggap mengurangi
atau menyangga efek stres serta meningkatkan kesehatan mental individu dan keluarga secara
perubahan konsep, struktur, dan fungsi dari unit keluarga seiring berjalannya waktu. Keluarga
banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, mengasuh dan
membesarkan anak, perubahan struktur dan dinamika keluarga, serta pelayanan untuk orang tua
yang mencapai lansia. Karakteristik keluarga yang seperti durabilitas, ketangguhan, dan
keragaman membantu adaptasi keluarga dalam mengatasi tantangan tersebut ( Potter Perry
2009).
Menurut departemen kesehatan RI keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung ( Zaidin Ali 2010).
Dari data awal di puskesmas koto baru jumlah lansia pada tahun 2015 adalah sebanyak…orang.
keluarga dengan negligence ( pengabaian ) pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah hubungan dukungan keluarga dengan terjadinya neglience (pengabaian) pada lansia di
(pengabaian) pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru tahun 2016.
Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap dapat menerapkan pengetahuan dan
pengalaman serta dapat menambah wawasan tentang hubungan dukungan keluarga dengan
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan diharapakan dapat
Sebagai masukan bagi masyarakat khusus nya keluarga dengan lansia tentang perawatan
Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang hubungan dukungan keluarga dengan
terjadinya negligence (pengabaian) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Koto Baru yang
rencananya akan dilaksanakan pada bulan juni-juli tahun 2016. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah dukungan keluarga sedangkan variable dependen nya adalah terjadinya
negligence (pengabaian) pada lansia. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja