Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsinya, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati.
Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya ( Darmojo 2004 ).
Umur yang dijadikan patokan sebagai lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-
berikut :
a. Usia 0-1 tahun (masa bayi)
b. Usia 1-6 tahun (masa prasekolah)
c. Usia 6-10 tahun (masa sekolah)
d. Usia 10-20 tahun (masa pubertas)
e. Usia 40-65 tahun (masa setengah umur, prasenium)
f. Usia 65 tahun ke atas (masa lanjut usia,senium)
3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (psikolog dari Universitas Indonesia), lanjut usia
merupakan kelanjutan usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Fase iuventus, antara usia 25-40 tahun.
b. Fase varilitas, antara usia 40-50 tahun.
c. Fase prasenium, antara usia 55-65 tahun.
d. Fase senium, antara usia 65 tahun hingga tutup usia.
4. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, SpKJ, lanjut usia dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) (usia 18/20-25 tahun).
b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas (usia 25-60/65 tahun).
c. Lanjut usia (geriatric age) (usia lebih dari 65/70 tahun), terbagi:
Usia 70-75 tahun (young old)
Usia 75-80 tahun (old)
Usia lebih dari 80 tahun (very old)
5. Menurut Bee (1996), tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut :
a. Usia 18-25 tahun (masa dewasa muda)
b. Usia 25-40 tahun (masa dewasa awal)
c. Usia 40-65 tahun (masa dewasa tengah)
d. Usia 65-75 tahun (msa dewasa lanjut)
e. Usia> 75 tahun (masa dewasa sangat lanjut)
6. Menurut Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia terbagi dalam dua tahap, yakni:
a. Early old age (usia 60-70 tahun)
b. Advanced old age (usia 70 tahun ke atas)
7. Menurut Burnside (1979), ada empat tahap lanjut usia, yakni:
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79 tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Ayat
2 bahwa lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas. Sebenarnya, umur
manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh peraturan alam. Umur manusia maksimal sekitar 6
x umur masa bayi sampai dewasa (6 X 20 tahun=120 tahun. Semua orang akan mengalami prose
menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir ( Wahjudi Nugroho
2008).
1. Tipe arif bijaksana: lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
2. Tipe mandiri: lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan
3. Tipe tidak puas: lansia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses
kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan , status, teman yang disayangi,
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani, dan pengkritik.
4. Tipe pasrah : lansia yang selalu menerima nasib dengan baik , pekerjaan apapun
5. Tipe bingung: lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa
Lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya, antara lain:
1. Tipe optimis: lansia yang santai dan periang, penyesuaian cukup baik, mereka
memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai
3. Tipe ketergantungan: lansia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi selalu
pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif dan bila bertindak tidak
pasif.
4. Tipe defensif: lansia ini biasanya sebelumnya mempunyai pekerjaan/ jabatan yang tidak
stabil, bersikap selalu menolak bantuan, emosi selalu tidak terkontrol, memegang teguh
kebiasaan, anehnya mereka takut menghadapi “ menjadi tua” dan menyenangi masa
pensiun.
5. Tipe militant dan serius: lanjut usia yang tidak mudah menyerah, serius, seang berjuang,
6. Tipe pemarah frustasi: lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu
7. Tipe bermusuhan: lansia yang selalu menganggap orang lain menyebabkan kegagalan,
selalu mengeluh, bersifat agresif dan curiga, takut mati, iri hati terhadap orang muda.
8. Tipe putus asa: membenci dan menyalahkan diri sendiri, lanjut usia ini bersifat kritis dan
tidak memerlukan bantuan, dapat bangun, mandi, ke WC, kerja ringan, olahraga, pergi kepasar,
berpakaian rapi, membersihkan tempat tidur, mengunci pintu dan jendela, yang dapat dilakukan
secara normal. Salah satu faktor yang menentukan adalah keadaan mental. Lanjut usia mungkin
mengalami demensia atau mengalami kemunduran fungsi berfikir ( Wahjudi Nugroho 2008 ).
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada semua kelompok umur
termasuk lansia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular juga meningkat dengan
meningkatnya usia. Perubahan structural yang normal dari penuaan yang terjadi pada jantung
dan sistem vascular mengakibatkan kemampuannya untuk berfungsi secara efisien menurun.
Katub jantung menjadi lebih tebal dan kaku, dan jantung serta arteri kehilangan elastisitasnya.
Timbunan lemak dan kalsium berkumpul di dalam dinding arteri. Vena menjadi sangat berkelok-
kelok.
berkurang cadangannya, dan kemampuannya merespon stress menurun. Curah jantung saat
istirahat (frekuensi jantung [FJ] x volume secukup) menurun sekitar 1% per tahun setelah usia
20. Dalam kondisi stress, baik curah jantung maksimum juga berkurang tiap tahun. Hubungan
yang teratur, menghindari stres, diet yang sesuai, pengendalian berat badan, pemeriksaan tekanan
darah yang teratur, dan tidak merokok. Parameter pengkajian tambahan meliputi waspada
terhadap respon buruk terhadap pengobatan, termasuk hipotensi ortostatik. Untuk mencegah
pusing, lemas dan kemungkinan pingsan akibat hipotensi ortostatik, individu lansia harus
dinasehati untuk berdiri secara bertahap mulai dari berbaring, kemudian duduk, kemudian ke
Perubahan respirasi yang berhubungan dengan usia yang mempengaruhi kapasitas dan
fungsi paru meliputi yang berikut: peningkatan diameter anterioposterior dada, kolaps
belakang), kalsifikasi kartilago kosta dan penurunan mobilitas kosta, penurunan luas permukaan
alveoli. Peningkatan rigiditas atau hilangnya recoil elastic paru mengakibatkan peningkatan
volume residual paru dan penurunan kapasitas vital. Kapasitas pertukaran gas dan difusi
berkurang. Penurunan efisiensi batuk, berkurangnya aktivitas sililaris, dan peningkatan ruang
rugi pernapasan membuat individu lansia lebih rentan terhadap infeksi respirasi . meskipun orang
dewasa tua mempunyai fungsi respirasi yang cukup untuk menjalankan aktivitas kehidupan
sehari-hari, tetapi sudah terjadi penurunan kapasitas ventilasi ( Smeltzer & Bare 2015 ).
Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi dan ekskresi. Dengan
bertambahnya usia, terjadilah perubahan instrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi fungsi dan
penampilan kulit. Epidermis dan dermis jadi lebih tipis. Serat elastic berkurang jumlahnya,
kolagen menjadi lebih kaku. Lemak subkutan berkurang, terutam apada ekstermitas. Hilangnya
hilangnya kekenyalan dan kulit menjadi kriput dan menggelambir. Pigmentasi rambut menurun
dan rambut menjadi beruban. Kulit menjadi kering dan rentan terhadap iritasi karena penurunan
aktifitas kelenjar sebaseus dan keringat. Kekerinagn kulit menyebabkan kulit rentan terhadap
Produksi estrogen dan progesterone oleh ovarium menurun saat menopause. Perubahan
yang terjadi pada sistem reproduksi wanita meliputi penipisan dinding vagina dengan pengecilan
ukuran dan hilangnya elastisitas; penurunan sekresi vagina; involusi ( atropi) uterus dan ovarium;
dan penurunan tonus muskulus pubokoksigeus, mengakibatkan lemasnya vagina dan perineum.
Perubahan tersebut berakibat pendarahan vagina saat bersenggama. Pada pria lansia, penis dan
testis menurun ukurannya dan kadar androgen berkurang ( Brunner & Suddarth 2015 ).
Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah
yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) yang terkecil dari ginjal yang disebut nefron
( tepatnya di glomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang. Akibatnya , kemampuan mengonsentrasi urine
menurun, berat jenis urine menurun, proteinuria (biasanya + 1). BUN (blood urea nitrogen)
meningakat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Keseimbangan
elektrolit dan asam lebih mudah terganggu bila dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma
flow (RPF) dan glomerular filtration rate (GFR) atau klirens kreatinin menurun secara linear
sejak usia 30 tahun ( Cox Jr. dkk, 1985). Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang
( Nugroho 2008 ).