com
1. Geomorfologi Regional
Pegunungan ini tersusun oleh batuan sedimen laut dalam dan telah mengalami deformasi intensif
membentuk suatu antiklinorium. Pegunungan ini mempunyai panjang 250 km dan lebar maksimum 40 km (de
Genevraye & Samuel, 1972). Pegunungan ini membentang dari ungaran di barat hingga daerah Mojokerto di ujung
timur. Di bawah permukaan, kelanjutan zona ini masih dapat diikuti hingga di bawah selatan Madura.
Zona Kendeng dicirikan oleh jajaran perbukitan rendah dengan morfologi bergelombang, jajaran perbukitan
ini mempunyai elevasi 50-200 meter. Di daerah ini banyak terdapat perlipatan dan sesar naik dengan arah barat-
tiumur. Intensitas perlipatan dan anjakan yang sangat kuat di bagian barat dan berangsur melemah di bagian timur.
Akibat anjakan tersebut, batas dari satuan batuan yang bersebelahan sering merupakan batas sesar. Lipatan dan
anjakan yang disebabkan oleh gaya kompresi juga berakibat terbentuknya rekahan, sesar dan zona lemah yang lain
pada arah tenggara-barat laut, barat daya-timur laut dan utara-selatan.
Pada daerah ini proses erosi berjalan sangat intensif karena sebagian besar litologi penyusun Mandala
Kendeng adalah batulempung-napal-batupasir yang mempunyai kompaksitas rendah sehingga mudah tererosi.
Karena proses tektonik yang terus berjalan mulai dari zaman Tersier hingga sekarang, banyak dijumpai adanya
teras-teras sungai yang menunjukkan adanya perubahan dasar sedimentasi berupa pengangkatan pada Mandala
Kendeng tersebut.
Sungai utama yang mengalir di atas Mandala Kendeng tersebut adalah Bengawan Solo yang mengalir dari
Sragen hingga Ngawi, membelk ke utara menuju Cepu dan membelok ke arah timur hingga bermuara di Ujung
Pangkah, utara Gresik.
2. Stratigrafi Regional
Stratigrafi penyusun Zona Kendeng merupakan endapan laut dalam di bagian bawah yang semakin ke atas berubah
menjadi endapan laut dangkal dan akhirnya menjadi endapan non laut. Endapan di Zona Kendeng merupakan
endapan turbidit klastik, karbonat dan vulkaniklastik. Stratigrafi Zona Kendeng terdiri atas 7 formasi batuan, urut dari
tua ke muda sebagai berikut (Harsono, 1983 dalam Rahardjo 2004) :
1. Formasi Pelang
Merupakan formasi tertua yang tersingkap di Mandala Kendeng. Formasi ini tersingkap di Desa Pelang, Selatan
Juwangi. Dari bagian yang tersingkap tebal terukurnya berkisar antara 85 meter hingga 125 meter (de Genevraye &
Samuel, 1972 dalam Rahardjo, 2004). Litologi berupa napal dan napal lempungan dengan lensa kalkarenit bioklastik
yang banyak mengandung fosil foraminifera besar.
2. Formasi Kerek
Formasi Kerek ini berupa perselang-selingan antara lempung, napal, batupasir tuf gampingan dan batupasir tufaan.
Lokasinya berada di Desa Kerek, tepi sungai Bengawan Solo, ± 8 km ke utara Ngawi. Di daerah sekitar lokasi tipe
formasi ini terbagi menjadi tiga anggota (de Genevraye & Samuel, 1972 dalam Rahardjo, 2004), dari tua ke muda
masing-masing :
a. Banyuurip Beds
Tersusun oleh perselingan antara napal lempungan, lempung dengan batupasir tuf gampingan dan batupasir tufaan
dengan total ketebalan 270 meter. Di tengahnya dijumpai sisipan batupasir gampingan dan tufaan setebal 5 meter,
sedangkan bagian atasnya ditandai dengan adanya perlapisan kalkarenit pasiran setebal 5 meter dengan sisipan tuf
halus. Anggota ini berumur N10 – N15 (Miosen tengah bagian tengah atas).
b. Sentul Bedas
http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-zona-kendeng-56201d128ae88 1/3
5/25/2018 GeologiRegionalZonaKendeng-slidepdf.com
3. Formasi Kalibeng
Formasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas. Bagian bawah tersusun atas napal
massif setebal 600 meter dengan warna putih kekuning-kuningan sampai abu-abu kebiru-biruan, kaya akan
kanndungan foraminifera plangtonik.
GunungFasies
turbidit. Soko, bagian atas
tersebut formasi
disebut ini berkembang
sebagai sebagai endapan
anggota Antasangin vulkanik
(Harsono, laut yang
1983 dalam menunjukkan
Rahardjo, 2004). struktur
Bagian paling atas tersusun atas breksi dengan fragmen gamping berukuran kerikil dan semen karbonat. Kemudian
disusul endapan napal pasiran, semakin keatas napalnya bersifat semakin bersifat lempungan. Bagian teratas
ditempati oleh lempung berwarna hijau kebiru-biruan. Formasi Sonde ini ditemukan sepanjang sayap lipatan bagian
selatan antiklinorium Kendeng dengan ketebalan berkisar 27 – 589 meter dan berumur Pliosen (N19 – N21).
4. Formasi Pucangan
Formasi Pucangan ini mempunyai penyebaran yang cukup luas. Di Kendeng bagian barat satuan ini tersingkap luas
antara Trinil dan Ngawi. Di Mandala Kendeng yaitu daerah Sangiran, Formasi Pucangan berkembang sebagai fasies
vulkanik dan fasies lempung hitam. Fasies vulkaniknya berkembang sebagai endapan lahar yang menumpang diatas
formasi Kalibeng. Fasies lempung hitamnya berkembang dari fasies laut, air payau hingga air tawar. Di bagian
bawah dari lempung hitam ini sering dijumpai adanya fosil diatomae dengan sisipan lapisan tipis yang mengandung
foraminifera bentonik penciri laut dangkal. Semakin ke atas akan menunjukkan kondisi pengendapan air tawar yang
dicirikan dengan adanya fosil moluska penciri air tawar.
5. Formasi Kabuh
Formasi ini mempunyai lokasi tipe di desa Kabuh, Kec. Kabuh, Jombang. Formasi ini tersusun oleh batupasir dengan
material non vulkanik antara lain kuarsa, berstruktur silang siur dengan sisipan konglomerat, mengandung moluska
air tawar dan fosil-fosil vertebrata. Formasi ini mempunyai penyebaran geografis yang luas. Di daerah Kendeng barat
formasi ini tersingkap di kubah Sangiran sebagai batupasir silang siur dengan sisipan konglomerat dan tuf setebal
100 meter. Batuan ini diendapkan fluvial dimana terdapat struktur silang siur, maupun merupakan endapan danau
karena terdpaat moluska air tawar seperti yang dijumpai di Trinil.
6. Formasi Notopuro
Formasi ini mempunyai lokasi tipe di desa Notopuro, Timur Laut Saradan, Madiun yang saat ini telah dijadikan
http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-zona-kendeng-56201d128ae88 2/3
5/25/2018 GeologiRegionalZonaKendeng-slidepdf.com
2. Sesar Naik Sesar naik ini biasa terjadi pada lipatan yang banyak dijumpai di Zona Kendeng, dan biasanya
merupakan kontak antar formasi atau anggota formasi.
3. Sesar Geser Sesar geser pada Zona Kendeng biasanya berarah timur laut- barat daya dan tenggara -barat laut.
4. Struktur Kubah Struktur Kubah yang ada di Zona Kendeng biasanya terdapat di daerah Sangiran pada satuan
batuan berumur Kuarter. Bukti tersebut menunjukkan bahwa struktur kubah pada daerah ini dihasilkan oleh
deformasi yang kedua, yaitu pada Kala Plistosen.
Pustaka:
Rahardjo, Wartono. 2004. Buku Panduan Ekskursi Geologi Regional Pegunungan Selatan dan Zona Kendeng.
Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-zona-kendeng-56201d128ae88 3/3