Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Tetanus adalah penyakit infeksi akut disebabkan eksotoksin yang

dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan peningkatan kekakuan umum

dan kejang-kejang otot rangka. Di negara berkembang, mortalitas tetanus

melebihi 50% dengan perkiraan jumlah kematian 800.000-1.000.000 orang per

tahun, sebagian besar pada neonatus (Laksmi, 2014). Tetanus neonatorum (TN)

adalah tetanus pada bayi usia hari ke 3 dan 28 setelah lahir (Kemenkes RI, 2012).

Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia cenderung mengalami

kondisi yang menurun dari tahun 2007–2011. Meskipun sempat mengalami

kenaikan pada tahun 2008, kasus tetanus neonatorum kembali menurun hingga

tahun 2011. Angka kematian (case fatality rate) tetanus neonatorum dari tahun

2007-2011 berada di kisaran angka 48%–61%. Jumlah kasus meninggal karena

tetanus neonatorum mengalami penurunan dari tahun 2010–2011, namun terjadi

peningkatan Case fatality rate tetanus neonatorum hingga 61% ( Sari, 2017).

Tetanus neonatorum menyebabkan 50% kematian perinatal dan menyumbangkan

20% kematian bayi.

Angka kejadian 6-7 kasus/100 kelahiran hidup di perkotaan dan 11-23

kasus/100 kelahiran hidup di pedesaan. Sedangkan angka kejadian tetanus pada

anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9 tahun, 30%

kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok >10 tahun, dan sisanya pada bayi (Kliegman

et al., 2011).

1
2

Tetanus adalah penyakit yang dapat dicegah. Secara global, vaksinasi

tetanus dimulai pada tahun 1974 sebagai bagian dari Program Perluasan tentang

Imunisasi (EPI), yang mana diimplementasikan di semua negara pada pertengahan

1980-an. Tujuan dari program ini untuk mengurangi kejadiaan tetanus pada ibu

hamil dan tetanus neonatorum dan mencegah tetanus disemua kelompok umur

(Scobie dkk, 2017). Imunitas terhadap tetanus tidak berlangsung seumur hidup

dan dibutuhkan injeksi booster jika seseorang mengalami luka yang rentan

terinfeksi tetanus. Akses program imunisasi yang buruk dilaporkan menyebabkan

tingginya prevalensi penyakit ini di negara sedang berkembang (Laksmi, 2014).

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Nurrahmadani Rambe
    Belum ada peringkat
  • Bab 22
    Bab 22
    Dokumen16 halaman
    Bab 22
    Nurrahmadani Rambe
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen28 halaman
    Referat
    Nurrahmadani Rambe
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen68 halaman
    2
    Nurrahmadani Rambe
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat
    Nurrahmadani Rambe
    Belum ada peringkat
  • Mamae Aberran
    Mamae Aberran
    Dokumen8 halaman
    Mamae Aberran
    Nurrahmadani Rambe
    Belum ada peringkat