A. Pembukaan
A. Pengelolaan Lahan
1. Perlunya ketegasan / pencegahan, penegakkan aturan dan pengawasan dari pemerintah
dalam penataan dan penggunaan lahan sesuai dengan peruntukan lahan yang telah
ditentukan.
2. Pemanfaatan lahan sempadan sungai tidak diperkenankan / dipergunakan untuk
bangunan atau pemanfaatan lahan lainnya yang tidak sesuai dengan peraturan (Peraturan
Menteri PUPR Nomor 28 tahun 2015 tentang Penentuan Garis Batas Sempadan Sungai
dan Sempadan Danau).
B. Penebangan Hutan
1. Penegakan hukum (regulation) dan sangsi tegas kepada para pelaku pembalakan /
penebangan hutan liar (illegal loging) maupun pelaku pengrusakan lingkungan.
2. Sosialisasi (education) kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian
ligkungan hidup dan kelestarian sungai.
C. Kontaminasi / Limbah
1. Penggunaan pupuk an-organik, dapat menyebabkan residu pada lahan pertanian serta
kontaminasi terhadap air sungai.
2. Limbah industri, perlu dilakukan pengolahan limbah produksi sebelum dibuang ke
sungai.
3. Limbah rumah tangga, perlu dibuat septic tank komunal di beberapa tempat tertentu
serta dilarang membuang / menyalurkan limbah rumah tangga ke sungai.
4. Penegakkan aturan dilarang membuang sampah ke sungai
5. Perlu adanya sosialisasi / edukasi tentang 3 R
6. Harus dilakukan pemilah-milahan sampah yang memiliki nilai ekonomis sebelum
dibuang ke tempat pembuangan sampah
7. Menyiapkan sarana dan prasarana pengelolaan dan pengolahan sampah
8. Memberikan sangsi tegas kepada semua pelanggar peraturan
9. Menganggap sampah sebagai sumber amal pahala akhirat
1. Kondisi sungai Cileueur sangat dipengaruhi oleh iklim secara umum, pada musim
penghujan air sungai sangat melimpah, sebaliknya pada musim kemarau beberapa bulan
saja terjadi kekurangan air, termasuk supply Raw Water (bahan baku untuk PDAM),
pertanian, perikanan, industri dsb. di sepanjang sungai Cileueur.
2. Sangat diperlukan pengamanan sumber-sumber mata air dengan cara pembuatan
capturing (bak pengaman dan pengumpul air serta pengamanan daerah resapan air
(catchment area) pada area-area tertentu, serta melarang penggalian batu pasir /
penambangan golongan C pada area kawasan lindungan tertentu.
3. Untuk menanggulangi kekurangan air di musim kemarau, pemerintah serta masyarakat
harus membuat embung-embung penyimpanan air yang sekaligus berfungsi sebagai
penahan air di musim hujan.
4. Tingginya sedimentasi yang disebabkan kondisi geologi dan kontur tanah serta
kurangnya bangunan sipil teknis pada area-area rawan seperti tebing yang curam, serta
kurangnya pengamanan dan perhatian pemerintah terhadap kondisi lahan tersebut,
diperlukan tanaman pohon pengaman yang ada di sempadan sungai.
5. Erosi sering terjadi pada kondisi curah hujan tinggi yang bisa mengancam keselamatan
jiwa serta kerusakan lahan dan lingkungan, di samping perilaku masyarakat yang kurang
peduli atas lingkungan, juga perilakukebiasaan membuang sampah ke sungai yang bisa
menyebabkan banjir.
6. Kurangnya pengawasan pemerintah dalam memberikan izin usaha, baik pribadi maupun
kelompok.