BAB I: Pendahuluan.
Pada bagian ini, penulis harus mampu menyajikan gambaran umum secara komprehensif
Industri tempat PKL dan pertimbangan pemilihan objek/materi PKL. (5 – 7 halaman)
Profil perusahaan
Letak perusahaan
Sistem aliran air pada pembangkit listrik tenaga uap dikelompokan menjadi
dua sistem, yaitu sistem air kondensat (condensate water system) dan sistem air
pengisi (feed water system). Gambar 2.7 dan 2.8 merupakan gambar sitem air
kondensat dan sistem air pengisi.
2.4.2.3.1 Sistem Air Kondensat
Air kondensat adalah air hasil kondensasi di condenser yang merupakan air
untuk pengisi boiler drum. Aliran sistem air kondensat dimulai dari hotwell sampai
ke deaerator. Air dialirkan dari hotwell dengan condensate ekstraktion pump (CEP)
melalui condensate polishing, kemudian melewati gland steam condenser dan
dipanaskan di pemanas bertekanan rendah (LP Heater 8,7,6, dan 5) secara bertahap
sehingga temperaturnya naik, selanjutnya dialirkan ke deaerator. Pada proses ini
terjadi pemanasan, pemurnian dan dearasi. Berikut adalah ruang lingkup dari aliran
kondensat:
1. Kondensor
5. Separator
Pada kondisi awal penyalaan boiler, boiler masih bekerja pada tekanan di
bawah titik kritis. Pada kondisi ini pemanasan air tentu akan menyentuh fase uap
saturasi, sehingga dibutuhkan komponen separator uap. Untuk memastikan
aliran air terus ada di dalam evaporator boiler selama tekanan kerja masih
dibawah titik kritis, maka ditambahkan pula pompa sirkulasi boiler. Secara
bertahap, tekanan kerja akan ditingkatkan (sliding pressure) hingga mencapai
tekanan ideal di atas titik kritis.
Jika tekanan kerja air sudah di atas titik kritis (umumnya didesain beban
boiler sudah lebih dari 30%), separator akan secara otomatis mengalirkan fluida
langsung ke low temperature superheater, dan tidak lagi disirkulasikan kembali
ke evaporator. Kerja pompa sirkulasi juga otomatis berhenti. Pada kondisi ini,
boiler supercritical sepenuhnya mengalami proses aliran tunggal (once-through
boiler flow). Dengan demikian, jumlah aliran air yang masuk ke boiler via
economizer sepenuhnya dikontrol oleh boiler feed water pump.
2.4.2.4 Sistem Aliran Udara
Sistem udara terutama berfungsi sebagai supply kebutuhan udara pada proses
pembakaran di ruang bakar, karena proses pembakaran itu berlangsung secara
berkelanjutan selama boiler beroperasi maka supply udara untuk pembakaran pun
harus dipasok secara berkelanjutan. Selain itu juga sistem udara berfungsi sebagai
pemasok udara yang membawa batubara dari pulverizer ke ruang bakar.
Primary Air Heater sama dengan air preheater, berfungsi sebagai pemanas
udara primer yang memanfaatkan panas gas buang dari boiler.
Hot Air Duct berfungsi untuk menyalurkan udara panas primer ke dalam mill.
Cold Air Duct berfungsi untuk menyalurkan udara dingin primer ke dalam mill.
FDF (Force Draft Fan) adalah kipas tekan paksa yang digerakan oleh elektro
motor 6 kV, satu FDF mampu untuk beban 50 % MCR.
APH (Air Preheater) adalah alat penukar panas yang memanfaatkan panas gas
buang dari boiler. Sebagai pemanas udara, maka fungsi APH sebanyak 15%
digunakan untuk memanaskan PAF, 35% untuk udara yang menuju pulverizer
dan sisanya 50% dimanfaatkan untuk yang menuju saluran gas buang.
Windbox adalah Line penyalur udara panas sekunder ke ruang bakar (Furnace).
2.4.2.4.3 asd
2.4.2.5 Sistem Aliran Bahan Bakar
2.4.2.5.1 Sistem Coal Handling
Bahan bakar untuk boiler di PLTU Cilacap 1x660 MW menggunakan batubara
yang berasal dai Kalimantan dan Sumatera. Batubara yang digunakan adalah
batubara jenis Low Coal Range (LCR) dengan nilai kalor 4200 kkal/kg dan Medium
Coal Range (MCR) dengan nilai kalor 4800 kkal/kg . Namun pada PLTU Cilacap
1x660 MW ini sering menggunakan campuran dari LRC dan MRC. Sementara
Moisture dari batubara nya berkisar antara 25% - 35 %.
Transportasi bahan bakar batu bara pada PLTU Cilacap 1x660 MW ini
menggunakan conveyor. Batubara dari tongkang dibongkar di dermaga dengan
menggunakan ship unloader melalui jetty conveyor satu dan dua kemudian sampling
tower 1, melalui transfer tower (TT) 1 yang selanjutnya menuju stock area/coal yard
(penyimpanan batu bara) dengan mengunakan stacker/ reclaimer atau langsung
menuju coal bunker yang disalurkan, transfer tower 1-4 dan sampling tower 2. Di
dalam transfer tower 4 tersebut terdapat crusher yang digunakan untuk
menghancurkan batu bara dalam ukuran yang masih besar.
Jika stacker/ reclaimer dalam keadaan rusak atau darurat, maka maka dengan
bantuan dozer untuk mendorong batu bara di coal yard ke teleschopik chute yang
kemudian di salurkan di conveyor melalui TT2.
Batu bara di coal bungker kemudian masuk ke coal feeder, jumlah yang masuk
ke pulverizer diatur oleh coal feeder tersebut. Di dalam pulverizer batu bara
dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil atau menjadi serbuk batu bara yang
halus.
Serbuk batu bara yang halus tersebut disalurkan menuju coal burner dengan
bantuan hembusan udara dari primary air fan. Gambar skematis sistem coal handling
ditunjukan pada gambar dibawah ini .
2.4.3 Asd
2.4.4
2.5
2.6
BAB III
3.1 Asd
3.2 Sd
3.3 Asd
3.4 Asd
3.5 Asd
BAB IV
4.1 Sd
4.2 Asd
4.3 Asd
4.4 Aaaasd
BAB V
BAB V: Penutup
Bagian ini memuat rangkuman yang memberikan gambaran hasil observasi dan pengamatan
(yang cermat) terhadap objek dan fokus PKL. Pada bagian ini, penulis dapat memuat hal-hal yang
diminati dan bila memungkinkan digali menjadi materi Tugas Akhir. (1– 2 halaman)
5.1 Asd
5.2 Asd
5.3 Asd
BAB VI
Referensi
Bagian ini adalah daftar acuan/pustaka (literatur) yang dipergunakan dalam observasi industri dan
mencermati objek & fokus PKL. Penulis harus menyusun daftar pustaka sesuai dengan ketentuan
dalam penulisan karya ilmiah. (1-2 halaman)
6.1 Asd
6.2 Asd
BAB VII
7.1 Asd
7.2 NAN
7.3 Asd
BAB VIII
8.1 Asd
8.2 Asd
8.3