Anda di halaman 1dari 43

Version [0.

0]
JANUARI 2018

PEDOMAN
ORGANISASI GIZI

RUMAH SAKIT EFARINA


JL.LINTAS TIMUR NO. 1 PANGKALAN KERINCI,RIAU
TELP. (0761) 494500, 493980 (HUNTING) FAX (0761) 493981
WEB:www.efarina.co.id
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EFARINA

NOMOR : 164/RSE/SK/DIR/I/2018
TENTANG
ORGANISASI UNIT GIZI RUMAH SAKIT EFARINA

DIREKTUR RUMAH SAKIT EFARINA

a. Bahwa dalam upaya penyelenggaraan kegiatan di Unit Gizi di Rumah


Menimbang :
Sakit Efarina, maka diperlukan tata kelola organisasi di lingkungan
Rumah Sakit Efarina ;
b. Bahwa tata kelola organisasi tersebut perlu diatur dalam suatu
Pedoman Organisasi Unit Gizi;
c. Bahwa Pedoman Organisasi Unit Gizi di lingkungan Rumah Sakit
Efarina perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Mengingat :
2. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang Standar
Nasional.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1333 tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Departemen Kesehatan RI tahun 2005 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
7. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta tahun 1991 tentang
Pedoman Pengelolaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
8. Keputusan Direktur PT Efarina Nomor 050/SK.DIR/PT.ETA/
X/2016 tentang Pengangkatan dr. Dini Maayrisdayani sebagai
Direktur Rumah Sakit Efarina ;
9. Keputusan Direktur PT Efarina Nomor 001/PT-ETA/SK/2017
i
tentang Penetapan Struktur Organisasi Rumah Sakit Efarina.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EFARINA TENTANG


PEDOMAN ORGANISASI UNIT GIZI DI LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT EFARINA

KESATU : Pedoman Organisasi Unit Gizi di Lingkungan Rumah Sakit Efarina


sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman Organisasi Unit Gizi digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan Unit
Gizi di Rumah Sakit Efarina .
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal 5 Januari 2018 sampai dengan Januari
2020 dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pangkalan Kerinci


Pada tanggal : 05 Jan 2018

Rumah Sakit Efarina


Direktur,

dr.Dini Mayrisdayani

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehingga
tersusunlah buku pedoman Pelayanan RS.Zahirah ini. Saat ini kebutuhan akan standar
pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting, khususnya di Instalasi Gizi, buku ini
akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing – masing.
Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit dan melaksanakan visi dan
misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan
yang diberikan kepada pasien.

Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai
pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari

Pangkalan Kerinci, 05 Januari 2018


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. TUJUAN UMUM................................................................................................3
C. TUJUAN KHUSUS.............................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RS 4
BAB III VISI & MISI 8
A. VISI, MISI, FALSAFAH, MOTTO, NILAI DASAR DAN
TUJUAN UNIT GIZI...............................................................................................9
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT 10
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA 13
BAB VI URAIAN JABATAN 14
A. KEPALA UNIT GIZI........................................................................................14
B. NUTRISIONIS..................................................................................................16
C. JURU MASAK..................................................................................................18
D. JURU SAJI........................................................................................................20
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA 22
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL 24
A. POLA PENGHITUNGAN JUMLAH SDM.....................................................25
B. REKRUTMEN DAN SELEKSI SDM..............................................................30
C. PENGEMBANGAN SDM UNIT GIZI............................................................32
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI 34
A. PESERTA ORIENTASI.....................................................................................34
B. KELENGKAPAN ORIENTASI........................................................................34
C. WAKTU DAN TEMPAT ORIENTASI.............................................................34
D. KEGIATAN ORIENTASI.................................................................................34
BAB X PERTEMUAN/RAPAT 36
A. PENGERTIAN..................................................................................................36
B. TUJUAN............................................................................................................36
C. KEGIATAN RAPAT..........................................................................................36
BAB XI PELAPORAN 37
A. PENGERTIAN..................................................................................................37
B. JENIS LAPORAN.............................................................................................37
C. PELAPORAN HARIAN...................................................................................37
D. PELAPORAN BULANAN...............................................................................37
E. PELAPORAN TAHUNAN...............................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Gizi Rumah sakit merupakan suatu penyelenggaraan makanan kepada pasien dan
karyawan yang diawali dari perencanan menu sampai pendistribusian dalam rangka
pencapaian status gizi yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini
termasuk juga pencatatan dan pelaporan.

Unit gizi merupakan suatu unit di rumah sakit yang memiliki tim kerja dengan
kemampuan khusus untuk memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien dan
karyawan sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien dan memperpendek masa
rawatnya.

Dalam kegiatan sehari-hari, unit gizi Rumah Sakit Efarina disamping melayani pasien
maupun karyawan juga melayani permintaan dari tiap-tiap unit yang berhubungan dengan
makanan.

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pengolahan makanan dan minuman memiliki intorelasi terhadap pemenuhan gizi
masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi.
Salah satunya dengan melakukan berbagai cara inovasi dan variasi yang dapat memberikan
daya tarik dan asupan gizi terhadap makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahan-perubahan
dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin berkembangnya
teknologi kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehinngga tidak mempunyai
banyak waktu untuk melakukan pengolahan bahan makana yang hanya mengandalkan bahan
mentah yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan demikian, makanan cepat saji
(instan) yang telah diolah dipabrik atau telah diawetkan banyak manfatnya bagi masyarakat
itu sendiri.
Banyaknya kasus keracunan makanan dan gizi buruk yang terjadi dimasyarakat saat
ini mengindikasikan adanya kesalahan yang dilakukan masyarakat dalam mengolah makanan

1
dan minuman yang dikonsumsi. Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara
individual mengenai apa yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi
secara individu. Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara
langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan
secara individual. Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan
gizi, nutrition related disease pada semua kelompok rentang pada ibu hamil, bayi, anak, dan
usia lanjut, semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mempertahankan status gizi yang optimal, sehingga tidak
terjadi kurang gizi dan mempercepat penyembuhan.
Risiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada
penderita anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit saluran
cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam waktu lama,
kegagalan fungsi saluran pencernaan dan pasien yang mendapat kemoterapi hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sunita Almatsier di beberapa rumah sakit umum di Jakarta tahun 1991
menunjukkan 20%-60% pasien menderita kurang gizi pada saat dirawat di rumah sakit.
Problematika mendasar pengolahan makanan yang dilakukan masyarakat lebih disebabkan
budaya pengelohan pangan yang kurang berorientasi terhadap nilai gizi, serta keterbatasan
pengetahuan sekaligus desakan ekonomi sehingga masalah pemenuhan dan pengolahan bahan
pangan terabaikan, Industri makanan sebagai pelaku penyedia produk makanan seringkali
melakukan tindakan yang tidak terpuji dan hanya berorientasi profit dalam menyediakan
berbagai produk di pasar sehingga hal itu membuka peluang terjadinya penyalahgunaan bahan
dalam pengolahan bahan makanan untuk masyarakat diantaranya seperti kasus penggunaan
berbagai bahan tambahan makanan yang seharusnya tidak layak dikosumsi sehingga dapat
mengganggu metabolisme tubuh baik berjangka panjang dan pendek.
Oleh karena itu pelayanan makanan dan minuman di Rumah Sakit yang merupakan
hak setiap orang, memerlukan adanya sebuah organisasiyang bekerja secara struktural dalam
proses perencaaan makanan dan minuman hingga evaluasi asupan gizi sehingga memperoleh
hasil pelayanan yang bermutu dan pelayanan gizi yang bermutu dirumah sakit akan
membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama
hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain jika pasien cepat
sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. Hal
ini sejalan dengan perkembangan iptek dibidang kesehatan, dimana telah berkembang terapi
gizi medis yang merupakan kesatuan dari asuhan keperawatan dan asuhan gizi.

2
B. TUJUAN UMUM
Tujuan umum organisasi Unit Gizi Rumah Sakit adalah terciptanya sistem pelayanan
gizi di rumah sakit dengan memperhatikan berbagai kebutuhan makanan dan minuman,
aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara
menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan makanan dan
minuman di rumah sakit.

C. TUJUAN KHUSUS
1. Penentuan kebutuhan makan dan minum sesuai keadaan pasien.
2. penyelenggaraan pengkajian dietetic dan pola makan berdasarkan anamnesis diet dan
pola makan.
3. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan, jumlah
pemberian serta cara pengolahan bahan makanan.
4. Penyelenggaraan evaluasi terhadap asupan makanan dan minuman yang diberikan
sesuai perubahan keadaan klinis, suatu gizi dan status Pasien.
5. Penterjemahan preskripsi diet, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan pasien.
6. Penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang Boga.
7. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya asupan makanan dan
minuman pada pasien dan keluarganya.
8. Menentukan kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan
yang sesuai dengan keadaan klinis dan metabolisme pasien.
9. melakukan pengkajian diet dan pola makan dengan cara anamnesis diet (system recall
dan record).
10. Mengubah dan menterjemahkan perskripsi diet, dari mulai perencanaan menu sampai
menyajikan makanan sesuai dengan keadaan pasien.
11. Memudahkan bagi tenaga gizi untuk membantu terciptanya kelancaran pelayanan
makanan kepada pasien dan karyawan.
12. Setiap tenaga gizi dapat bekerja berdasarkan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Unit Gizi
Rumah Sakit Efarina.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah Rumah Sakit Efarina


Seorang Perwira Muda Polisi Militer yang menjabat sebagai Komandan Polisi Militer di
Purwakarta mendirikan sebuah Balai Asuhan Keperawatan yang berbadan hukum Yayasan
Etaham, Ijin Yayasan No.02/Y-E/IV/2003 pada tanggal 11 April 2003. Balai Asuhan
Keperawatan yang didirikan tersebut beroperasi selama 24 jam, berdiri di atas tanah seluas
770 m2 yang telah diresmikan pada tanggal 14 April 2003.
Balai Asuhan Keperawatan mendapatkan ijin perubahan menjadi Klinik ETAHAM pada
tanggal 14 Oktober 2003. Penambahan bangunan serta penambahan ruang perawatan dengan
kapasitas 25 tempat tidur pasien. Klinik ETAHAM selanjutnya mendapat ijin menjadi Rumah
Sakit Ibu dan Anak pada tanggal 7 Mei 2004 yang telah berdiri diatas lahan seluas 1800 m2.
Pendiri berhasil membebaskan tanah seluas 10.000 m2 dan sekaligus membangun gedung
baru 4 lantai dan menambah kapasitas peralatan medis yang modern serta menambah jumlah
tempat tidur menjadi 250 tempat tidur rawat inap pasien. Pemakaian gedung baru 4 lantai
diresmikan pada akhir tahun 2004. Yayasan Efarina berubah menjadi PT. Efarina Etaham dan
sekaligus Balai Rumah Sakit Ibu dan Anak dijadikan menjadi RS. Efarina Etaham pada tahun
2005, meningkatkan pelayanan yang berkualitas melalui peningkatan sumber daya manusia
dan dokter spesialis. Seiring berjalannya operasional rumah sakit tersebut sehingga
mendapatkan penetapan Rumah Sakit kelas B dan terakreditasi melalui Menteri Kesehatan RI.
Pendiri berhasil mengakuisisi RS. Satya Insani di Jalan Lintas Timur Sumatera No 1,
Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, menjadi Rumah Sakit
Efarina dan sekaligus memperluas bangunan dan penambahan tempat tidur serta peralatan
medis yang canggih yang sekarang telah memiliki kapasitas 135 tempat tidur pasien rawat
inap dan dibangun diatas tanah seluas 60.000 m2 pada tanggal 23 September 2008,.
Letak Rumah Sakit Efarina yang strategis berada diantara 3 kabupaten yaitu Kabupaten Siak,
Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk kabupaten Pelalawan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai maka pada bulan Februari 2017 dilakukan perluasan dan
pengembangan bangunan Rumah Sakit Efarina menjadi 5 lantai dengan kapasitas 208 tempat
tidur pasien dan diperkirakan selesai pada bulan November 2018 mendatang.

4
2.2 Jenis Pelayanan yang Tersedia
a. PELAYANAN GAWAT DARURAT 24 JAM
b. PELAYANAN RAWAT JALAN
1) Klinik Umum
2) Klinik Gigi
3) Klinik Spesialis Penyakit Dalam
4) Klinik Spesialis Anak
5) Klinik Spesialis Bedah
6) Klinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
7) Klinik Spesialis Saraf
8) Klinik Spesialis Ortopedi
9) Klinik Spesialis THT
10) Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
11) Klinik TB DOTS
12) Medical check up

c. PELAYANAN RAWAT INAP


1) Kamar rawat inap (berdasarkan kelas kamar) :
a) Kelas 1
b) Kelas 2
c) Kelas 3
d) Kelas VIP
e) Kelas President Suite
2) ICU/NICU
3) Perinatologi
4) Ruang Isolasi
d. PELAYANAN PENUNJANG MEDIS
1) Laboratorium 24 jam
a) Patologi Klinik
1. Hematologi
2. Kimia Klinik
3. Urinalisis
4. Imunologi
b) Patologi Anatomi
c) Bakteriologi

2) Radiologi 24 jam
a) X-ray kontras
b) X-ray non kontras
c) USG
d) CT Scan kontras
e) CT Scan non kontras
3) Farmasi 24 Jam
4) Kamar Operasi 24 jam
5) Kamar Bersalin 24 jam
6) Fisioterapi : Senin s/d Sabtu Pukul 08.00 – 17.00 WIB

5
e. PELAYANAN PENUNJANG LAINNYA
1) Gizi 24 Jam
2) Pendaftaran dan Rekam Medis 24 jam
3) EKG
4) Endoskopi
5) Nasoendoskopi
f. PELAYANAN AMBULANCE 24 jam
1) Ambulans Transport
2) Ambulans Jenazah
g. PELAYANAN PEMULASARAAN JENAZAH
h. PELAYANAN ROHANIAN
1) Agama Islam
2) Agama Katolik
3) Agama Protestan
4) Agama Budha
5) Agama Hindu
i. RUANG TUNGGU KELUARGA
j. KANTIN 24 jam
k. PELAYANAN SAMPAH MEDIS
1) Pelayanan Sampah Medis
2) Pelayanan Limbah Cair

l. PELAYANAN MEDIKO LEGAL

1) Visum et Repertum

2) Klaim Asuransi

m. PELAYANAN ADMINISTRASI
1) Legalisir
2) Pemeriksaan Kesehatan
n. PELAYANAN PROGRAM NASIONAL

1) PONEK

2) TB DOTS

3) GERIATRI

4) PPRA

o. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ( DIKLAT )

6
7
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

1. VISI :

Menjadi Rumah Sakit swasta yang mengutamakan pelayanan keseluruhan yang bermutu
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
2. MISI :
Memberi pelayanan kesehatan terhadap seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan
sumber daya manusia yang lebih berkualitas dalam rangka mendukung pelayanan
3. FALSAFAH
a. Pelanggan sebagai titik pusat dari tujuan pelayanan dan pengembangan sumber daya
manusia
b. Kualitas pelayanan yang professional dan akuntabel dilaksanakan sebagai
implementasi dari pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam upaya memenuhi
kebutuhan pelanggan terhadap pelayanan yang bermutu.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi berbagai kendala
dalam pelayanan dilaksanakan secara berkesinambungan.
d. Bekerja secara tim, selaras dan terkendali dalam segala situasi dan kondisi, serta
berkomitmen untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit.
e. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme.
4. MOTTO
“Melayani merupakan suatu kebahagiaan dalam kehidupan kami”.
5. NILAI – NILAI DASAR
NGELAI DINGEN ERDIATE dengan arti melayani dengan empati
6. TUJUAN
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit dan standar profesi yang bermutu tinggi.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemapuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

8
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Keputusan Direktur PT Efarina Nomor 001/PT-ETA/SK/I/2017 tentang


Penetapan Struktur Organisasi Rumah Sakit Efarina, maka struktur organisasi Rumah
Sakit Efarina ditetapkan sebagai berikut:

9
Susunan organisasi Rumah Sakit Efarina terdiri dari:
1. Direktur;
2. Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
3. Bagian Satuan Pengawas Internal;
4. Departemen Pelayanan Medis, membawahi :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Unit Rawat Jalan
c. Unit Kamar Operasi, membawahi Sub Unit Sterilisasi
5. Departemen Penunjang Medis, membawahi :
a. Unit Laboratorium dan Pelayanan Darah

10
b. Unit Radiologi
c. Unit Farmasi & Gudang Farmasi
d. Unit Fisioterapi
e. Unit RM & Pendaftaran
f. Unit Gizi
6. Departemen Keperawatan, membawahi :
a. Unit RI Anggrek
b. Unit RI Kenanga
c. Unit RI Mawar
d. Unit RI Purwakarta
e. Unit Kamar Bersalin
f. Unit Perinatologi
g. Unit ICU / NICU
7. Departemen Keuangan, membawahi :
a. Unit Kasir
b. Unit Akuntansi
c. Unit Piutang
d. Unit Casemix-BPJS
e. Unit Pengadaan, membawahi Sub Unit Pengadaan Medis dan Sub Unit
Pengadaan Umum
f. Unit Gudang Umum
g. Unit Pengeluaran

8. Departemen Umum & SDM, membawahi :


a. Unit SDM
b. Unit Pemeliharaan Sarana
c. Unit Payroll
d. Unit Umum, membawahi Sub Unit Laundry, Sub Unit Security, Sub Unit
Kamar Jenazah, Sub Unit Housekeeping, Sub Unit Kendaraan, Sub Unit
Sanitasi
e. Unit Humas & Marketing
9. Unit-unit non struktural terdiri dari :
a. Case Manajer
b. Komite medik
c. Komite Keperawatan
d. Kelompok Staf Medis
e. Tim PPI
f. Tim Mutu & KPRS
g. Tim PONEK
h. Tim TB DOTS
i. Tim Geriatri
j. Tim PPRA
k. Tim Farmasi & Terapi
l. Tim Etik-Mediko Legal
m. Tim PKRS
n. Tim Rekam Medis
o. Tim K3RS
p. Tim Pendidikan & Pelatihan

11
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI UNIT GIZI

Unit Gizi Rumah Sakit Efarina dipimpin oleh seorang Manager Penunjang Medis, dan
Dipimpin oleh seorang kepala Unit Gizi dan dibantu oleh 2orang Nutrisionis, 3 orang juru
masak dan 8 orang untuk melakukan pelayanan makanan pasien.

Manager Penunjang Medis

Ka.Unit Gizi

Nutrisionis Nutrisionis Juru Saji Juru Masak


Nutrisionis

12
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. KEPALA UNIT GIZI
1. Nama Unit Kerja : Unit Gizi
2. Nama Jabatan : Kepala Unit Gizi
3. Pengertian :
Seorang ahli gizi profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengelola pelayanan gizi bagi pasien, perencanaan diet, evaluasi diet,
menyelenggarakan konsultasi gizi, monitoring distribusi makanan dan asuhan nutrisi
di Unit Gizi.
4. Hubungan Jabatan
Bertanggung jawab kepada : Manager Penunjang Medis
Hubungan Koordinasi : Nutrisionis dan Juru Masak
5. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal
D III Gizi, SI Gizi
b. Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat tentang pengetahuaan makanan dan minuman.
c. Pengalaman Kerja
Mempunyai pengalaman kerja minimal 2 tahun dibidang pelayanan gizi rumah
sakit.
d. Ketrampilan
1. Memiliki Jiwa kepemimpinan.
2. Menguasai Bahasa Inggris.
3. Menguasai komputer minimal Microsoft Office.
4. Menguasai menu makanan dan minuman.
5. Memiliki kemampuan memimpin, memotivasi dan manajemen.

e. Usia
Usia antara 25 – 55 tahun (berbadan sehat jasmani dan rohani)

13
6. Tanggung Jawab:
Mengawasi seluruh aktifitas staf unit gizi dalam mencapai mutu pelayanan makanan
& minuman kepada pasien dan seluruh kegiatan produksi makanan minuman sesuai
standard gizi yang ditentukan.
7. Uraian Tugas:
a. Membuat program kerja Unit Gizi.
b. Membuat laporan bulanan Unit Gizi.
c. Mengkoordinasikan, memastikan dan mengawasi seluruh aktivitas di Unit Gizi
dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
d. Mengkoordinasikan semua proses pemesanan bahan basah dan bahan kering serta
perlengkapannya, pelayanan, pendistribusian, stok dan keperluan Unit Gizi sesuai
standard Rumah Sakit.
e. Memeriksa, melakukan kegiatan administrasi dan sistim filling dokumen Unit
Gizi serta memastikan disiplin staf dalam pelaporan jadwal kerja, penyusunan
menu pasien dan pergantian menu, pedoman dan sistem kerja secara periodik
sesuai bidang kerja dan tanggung jawabnya.
f. Melakukan disposisi pekerjaan perbaikan/service, penambahan dan atau
pengurangan peralatan makan minum sesuai standard Rumah Sakit.
g. Memotivasi, membina, menilai, memeriksa kegiatan dan hasil kerja bawahan serta
menindak yang melanggar peraturan Rumah Sakit.
h. Bertanggung jawab terhadap ketrampilan, pengetahuan serta operasional sehari-
hari di Unit Gizi dan inventarisasi peralatan dan perlengkapannya.
i. Melakukan Sosialisasi tentang pengatahuan makanan dan minuman bergizi
kepada pasien dan keluarga pasien.
8. Wewenang:
a. Merencanakan dan menyusun anggaran belanja Unit Gizi.
b. Merencanakan dan menyusun standar menu.
c. Menyetujui/menolak jadwal dinas, rotasi staf, cuti dan waktu lembur.
d. Menangani komplain internal dan eksternal ke pasien.
e. Mengusulkan sanksi administrasi.
f. Melakukan evaluasi kinerja staf.
g. Mengevaluasi dan membantu menilai kinerja SDM dan supplier.

14
h. Mengusulkan pergantian peralatan dapur yang sudah tak layak pakai atau peralatan
baru.
i. Memberikan Informasi dan pengetahuan tentang makanan dan minuman dalam
segi gizinya.
Melaksanakan tugas dan instruksi khusus lainnya atas permintaan atasannya
a. Usulan program pendidikan dan pelatihan.
b. Mensupervisi karyawan gizi
c. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang dibutuhkan di Unit Gizi.
d. Standar Pelayanan gizi yang sesuai standar.
e. Usulan yang berkaitan dengan Mutu Layanan Boga.
f. Laporan kerja bulanan Unit Gizi.
g. Standar Asuhan Gizi.
h. Pedoman Diet.

B. NUTRISIONIS
1. Nama Unit Kerja : Unit Gizi
2. Nama Jabatan : Nutrisionis
3. Pengertian :
Nutrisionis adalah jabatan fungsional yang telah mengikuti pendidikan profesi dan uji
kompetensi serta teregistrasi, memiliki pengalaman praktek dietetik umum (general)
kurang atau sama dengan 4 tahun.
4. Hubungan Jabatan:
a. Bertanggung jawab kepada: Kepala Unit Gizi
5. Persyaratan Jabatan:
a. Pendidikan formal:
D III Gizi, SI Gizi
b. Pengalaman:
Diutamakan yang telah berpengalaman dibidangnya minimal 3 tahun
c. Keterampilan:
1) Mempunyai pengetahuaan dalam pengolahan makanan.
2) Mengetahui segala jenis resep dan menu.
3) Menguasai komputer minimal Microsoft Office
4) Kerjasama dan Kepribadian: Baik

15
d. Umur : Minimal 23 – 50 tahun.
6. Tujuan :
a. Membantu kepala unit dalam mengkoordinir pengolahan makanan dan minuman
bergizi pada pasien dan keluarga pasien.
b. Mengaplikasikan makanan dan minuman sesuai data pasien yang bermasalah gizi
menjadi makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi oleh pasien.
c. Menjaga standar gizi yang telah ditetapkan hingga tercapainya mutu makanan dan
minuman yang diharapkan.
7. Fungsi: Bertanggung jawab terhadap atas pelayanan distribusi makanan dan
minuman serta perawatan peralatan dan perlengkapan di Unit Gizi.
8. Tanggung jawab: Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Unit Gizi.
9. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
a. Membantu dalam proses perencanaan menu untuk menentukan resep yang akan
digunakan dalam proses pengolahan sesuai dengan standar gizi yang diharapkan.
b. Mengawasi dan membantu proses pengolahan makanan dan minuman sesuai
dengan menu yang direncanakan.
c. Mengawasi proses pencucian dan penataan peralatan dan perlengkapan dapur.
d. Mengiventarisasi peralatan dan perlengkapan dapur setiap bulanya.
e. Memesan dan menyusun bahan makanan dan minuman sesuai menu yang akan
diolah.
f. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di Unit Gizi berdasarkan hyegene, sanitasi, K3,
dan mutu.
g. Mengusulkan perbaikan maupun pergantian peralatan dan perlengkpan dapur
yang telah rusak ataupun tidak layak dipergunakan kembali.
h. Mengatur jadwal General Cleaning (GC) area dapur.
i. Memberikan motivasi kerja pada staf di bawahnya.
j. Menjaga alur kegiatan agar sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.
k. Membuat jadwal dinas staf di bawahnya.

10. Wewenang
a. Mengkoordinir pengolahan makanan dan minuman.
b. Mengkoordinir kebutuhan peralatan dan perlengkapan dapur.
c. Membuat, merubah dan mengatur jadwal dinas demi kepentingan pelayanan Unit
Gizi.

16
d. Memberi penilaiaan dan evaluasi kerja di Unit Gizi.

A. JURU MASAK
1. Nama Unit Kerja : Unit Gizi
2. Nama Jabatan : Juru masak
3. Pengertian
Seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana pengolahan makanan pasien rawat
inap sesuai data asupan nutrisi pasien secara optimal .
4. Hasil Kerja
 Menciptakan citarasa
 Membuat hasil masakan yang sesuai dengan standartnya
 Memasak tepat waktu.

5. Hubungan Jabatan

1. Bertanggung jawab kepada : Ka. Unit Gizi

2. Sub Ordinasi : Penyaji dan Distribusi

3. Hubungan Koordinasi : Unit lain yang terkait

6. Persyaratan dan Kualifikasi

1. Pendidikan Formal : Minimal SMA


2. Umur : Minimal 20 - 50 tahun
3. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 1 tahun
7. Ketrampilan

 Mengetahui atau memahami bagaimana cara memasak sesuai dengan


kebutuhan pasien.
 Mengetahui dan memahami tentang prinsip dasar Gizi.
 Menjaga kecepatan waktu, ketepatan menu, warna, rasa, maupun
kematangannya terjaga sehingga tidak merubah cita rasadan selera.
 Menjaga kebersihan masakan (makanan) maupun peralatan dapur serta
ruangan kerjanya.
 Mampu mengkomunikasikan tentang hal-hal yang terjadi pada atasan.
 Mengetahui standart resep dan standart porsi.

17
8. Uraian Tugas
1. Membaca serta memahami menu hari itu.
2. Membaca laporan serta permintaan khusus makanan pasien di luar menu.
3. Mempersiapkan alat-alat untuk memasak.
4. Meracik bahan lauk yang sudak ada.
5. Membuat dan memanggang lauk untuk yang harus dipanggang dan memasak lauk
yang memerlukan waktu lama.
6. Membuat lauk untuk pasien yang diet.
7. Memasak lauk tambahan VIP.
8. Mencuci alat yang sudah dipakai dan siapkan untuk pemasakan berikutnya.
9. Membersihkan kompor dan areal kerja.
10. Meracik bahan lauk untuk persiapan masak sore.
11. Memasak lauk sore yang memerlukan waktu lama.
12. Memasak lauk yang berdiet untuk masakan sore hari.
13. Memasak lauk tambahan VIP sore hari.
14. Menyapu dan membersihkan areal dapur.
15. Membuat puding.

9. Tanggung Jawab
1. Melaksanakan tugas secara bergiliran sesuai dengan jadwal dinas.
2. Memberi dukungan pelayanan gizi sesuai dengan tujuan pelayanan kesehatan.
3. Menyiapkan peralatan memasak.
4. Memasak makanan sesuai dengan menu dan orderan makanan berdiet tanpa
mengurangi citarasa dan warna makanan.
5. Memberi pelayanan gizi secara tidak langsung kepada pasien.
6. Menciptakan kerjasama yang baik dengan teman kerja.
7. Bertanggungjawab terhadap keberadaan peralatan memasak.
8. Mengutamakan pembuatan makanan dan minuman untuk pasien.
9. Menggolangkan makanan dan minuman sesuai dengan data asupan pasien.
10. Melakukan tugas pengganti bilamana dibutuhkan.
11. Menerapkan kebijaksanaan dalam pengendalian infeksi di lingkungan kerjanya.
12. Bertanggungjawab menjaga mutu maupun citarasa dalam memasak.
13. Bertanggungjawab atas areal kerja dan peralatan masak.

18
14. Bertanggungjawab atas masakan dari awal sampai selesai sesuai dengan makanan
yang diorder.
15. Melaksanakan instruksi khusus atas permintaan atasannya.

I. Wewenang

1. Merubah menu apabila terdapat kesamaan menu dalam satu hari.


2. Mengusulkan apabila ada kejanggalan dalam membuat menu.
3. Memberikan masukan-masukan apabila ada menu baru.

B. JURU SAJI
1. Pengertian
Seorang Staf yang bertanggung jawab dalam pendistribusian makanan dan minuman.
2. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal :
SMK Pariwisata jurusan Perhotelan
b. Pendidikan Non Formal :
-
c. Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman di pelayanan makanan dan minuman
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil.
e. Usia :
1) Usia antara 22 - 30 Tahun
2) Berbadan sehat jasmani dan rohani.
3. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Koordinator
Distribusi.
4. Uraian Tugas
a. Mempersiapkan keperluan peralatan dan perlengkapan yang akan di gunakan
dalam pendistribuasian makanan dan minuman.
b. Mendistribusikan makanan dan minuman yang telah siap ke seluruh ruangan
pasien sesuai data permintaan makanan.

19
c. Melakukan persiapan dan penyajian makanan dan minuman karyawan.
d. Melakukan pengolahan dan persiapan minuman pasien dan karyawan.
e. Menjaga kebersihan peralatan dan perlengkapan distribusi agar selalu siap
digunakan.
f. Membantu mendata kembali makanan dan minuman yang akan didistribusi sesuai
dengan permintaan.
g. Menghidangkan makanan dan minuman pada pasien secara profesional.
h. Memberikan informasi dasar pengetahuan makanan dan minuman bergizi.
i. Menarik kembali peralatan dan perlengkapan makanan dan minuman (Clear-up).
j. Bekerja sama dengan Steward dalam membersihkan peralatan dan perlengkapan
makanan dan minuman.
k. Menjaga tetap kering dan menata kembali peralatan dan perlengkapan makanan
dan minuman.
l. Melaporkan dan mencatat peralatan dan perlengkapan makanan dan minuman
yang hilang maupun yang rusak / pecah.
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

5. Wewenang

1. Melaporkan peralatan makan dan minum yang sudah tidak layak pakai kepada
kepala unit gizi.
2. Menjaga inventaris.
3. Memberikan masukan-masukan apabila ada kritik dan saran dari pasien.

20
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

UNIT GIZI

INTERNAL EKSTERNAL

Unit Rawat Inap Rekanan

Unit Rawat Jalan DepKes

Unit Kamar Bersalin

Unit Pengeluaran

Unit Fasilitas Umum

Unit Diklat

Unit Kamar Operasi

Unit Laboratorium

Keterkaitan Hubungan Kerja Unit Gizi dengan Unit lain.


1. Seluruh Unit Rawat Inap
Dalam hubungan kerja menyangkut pengumpulan data dan pengkajian asupan makanan
dan minuman baik yang belum diberikan dan yang telah diberikan, dari keadaan pasien
dengan melihat perkembangan pemulihannya.
2. Unit Kamar Bersalin

21
Menyangkut pengumpulan data dan pengkajian asupan makanan dan minuman baik
yang belum diberikan dan yang sudah diberikan, dari keadaan ibu dengan melihat
perkembangan pemulihannya.
3. Unit Pengeluaran
Dalam hubungan ini segala keperluan dan kebutuhan bahan makanan dan minuman,
administrasi, rumah tangga, hingga peralatan dan perlengkapan di Unit Gizi
mengusulkan atau mengajukan permintaannya.
4. Unit Fasilitas Umum
Untuk mencapai kinerja dan hasil kerja yang baik Unit Gizi bekerjasama dengan Unit
Fasilitas Umum dalam perawatan hingga perbaikan sarana dan prasarana yang terdapat
di Unit Gizi.
5. Unit Loundry
Bekerjasama dalam memperbaiki, membersihkan, memenuhi kebutuhan linen yang di
pergunakan sebagai sarana penunjang kegiatan di Unit Gizi, adapun saran yang di
layani terbatas pada ketentuan yang telah disepakati.
6. Unit Diklat
Bekerjasama dalam pengembangan SDM yang ada di Unit Gizi, dalam
pengembangannya meliputi pelatihan-pelatihan, Seminar, Workshop hingga
peningkatan status pendidikan.
7. Unit Rawat Jalan
Bekerjasama dalam pelayanan konsultasi gizi pada pasien.
8. Unit Rekam Medis
Menyangkut pengumpulan data pasien dengan melihat riwayat penyakit pasien
sehingga dapat dipakai sebagai bahan acuan pengkajian gizi.
9. Unit Laboratorium
Menyangkut pengumpulan data dan pengkajian masalah gizi yang diderita pasien
sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih spesifik, sebagai bahan pengkajian
selanjutnya.
10. Unit Kamar Operasi & sub unit sterilisasi
Menyangkut pengumpulan data dan pengkajian asupan makanan dan minuman
Sebelum dan sesudah diberikan, dari keadaan pasien yang akan melakukan operasi
sehingga dapat memenuhi syarat dalam melakukan operasi.

22
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci dalam
keberhasilan kegiatan penyelenggraan di rumah sakit. Berbagai fungsi dan keberhasilan
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit meliputi fungsi perencanaan, dan penentuan
kebutuhan staff (staffing), rekruitmen, seleksi, pengembangan dan pembinaan karir, penilaian
kinerja serta sistem imbal jasa.
Jenis tenaga kerja yang diperlukan dalam penyelenggaraan makanan, pada umumnya
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Kelompok tenaga pengelola, yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengawasan, dan
pengendalian.
2. Kelompok tenaga pelaksana, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kepada
konsumen.
3. Kelompok pembantu tenaga pelaksana, tidak mempunyai tanggung jawab khusus hanya
membantu tenaga pelaksana dalam menyelesaikan tugas
Tenaga profesi gizi dibutuhkan untuk memastikan kualitas pelayanan gizi yang
diberikan kepada konsumen, antara lain semua permintaan dan modifikasi diet dapat
dipenuhi, semua makanan (diet dan non diet) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasien.
Sedangkan tenaga profesi non gizi dan tenaga pelaksana teknis dibutuhkan untuk menunjang
keberhasilan pelayanan gizi kepada konsumen. Contohnya; makanan dapat diberikan sesuai
ketentuan yang berlaku (peraturan pemberian makanan), kepuasan konsumen terhadap
makanan yang diberikan, makanan dapat diproduksi dan disajikan sesuai keinginan
konsumen.
Menurut standar kategori yang ada dalam pedoman PGRS didapat bahwa kualifikasi
pekerja cukup sesuai sengan satandar kategori tenaga penyelenggaraan makanan RS tipe C
yang memiliki kualifikasi D3-Gizi yang bertugas dalam perencanaan makanan. Kualifikasi
SMK tataboga sebagai pemasak, serta kualifikasi SMU sederajat sebagai pelaksana dan
penyelenggara makanan.
Kualifikasi tenaga di Rumah Sakit seperti Koordinator yang khusus bertugas
mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaran makanan di rumah sakit mulai dari
perencanaan sampai dengan pendistribusian makanan. Tugas ini dibebankan kepada kepala

23
unit gizi, sehingga kepala unit gizi harus melakukan tanggung jawab yang ganda dan besar
yang semestinya ada salah satu pegawai yang melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai
Koordinator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
pada penyelenggaraan makanan institusi:
1. Jumlah dan jenis porsi yang dilayani
2. Jumlah dan macam menu yang diselenggarakan
3. Jumlah hari pelayan makanan
4. Jumlah dan macam peralatan yang tersedia
5. Sarana fisik dan prasarana yang tersedia
6. Jumlah, jenis dan kualitas bahan makanan yang digunakan
7. Sistem produksi makanan yang digunakan
8. Sistem distribusi/ penyajian makanannya

A. POLA PENGHITUNGAN JUMLAH SDM


Dalam menghitung kebutuhan tenaga penyelenggaraan makan, diperlukan beberapa
penyesuaian, antara lain :
1. Penyesuaian hari libur atau cuti
2. Produktifitas
Pada dasarnya tidak mungkin mengharapkan tenaga yang ada dalam keadaan
produktif 100%. Beberapa penelitian menghasilkan data produktifitas antara 50-60%.
Maka untuk perhitungan dapat menggunakan standar produktif 75-80%, sehingga
tenaga perlu dikalikan 1,25 (untuk 75%) atau 1,33 (untuk 80%).
3. Pola kedatangan pasien, contoh :
a. Bulan puasa, BOR lebih rendah dibandingkan bulan lain
b. Hari senin, OSB (Orang Sakit Baru) lebih banyak dibanding hari lain
c. Jam distribusi baik jam makan maupun jam selingan merupakan waktu puncak
unit gizi.
d. Dengan standar menu: service excellent maka rumah sakit membutuhkan pelayan
tambahan yang perlu dimasukkan dalam perhitungan tenaga.
e. Memperhatikan trend pelayanan.

24
4. Training Need Analisis
Untuk memperoleh tenaga yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan, perlu
dibuat training need analisis. Sehingga dalam menghitung kebutuhan tenaga perlu
memperhatikan prespektif 3-5 tahun.
Untuk mengetahui kurang atau tidaknya SDM di Rumah Sakit sebaiknya dilakukan
perhitungan penentuan kebutuhan kerja seperti; Penentuan kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan metode Beban Kerja. Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan
beban kerja ini merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban
pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori tenaga pada tiap unit kerja.
Metode perhitungan ini telah telah diadaptasi dan digunakan oleh Departemen Kesehatan
RI dan disahkan dalam keputusan menteri kesehatan RI no 81/Menkes/SK/2004.
Selebihnya metode ini adalah:
1. Mudah dilakukan karena menggunakan data yang dikumpulkan atau
didapatkan dari laporan kegiatan rutin unit layanan.
2. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan sehingga manajer di semua
tingkatan dapat segera menyusun rencana dan kebijakan ketenagaannnya.
3. Dapat digunakan untuk berbagai jenis tenaga.
4. Langkah kebutuhan tenaga berdasarkan metode Beban Kerja tersebut adalah :
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia.
b. Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga yang dibutuhkan.
c. Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga.
d. Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga.
e. Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga
5. Namun demikian metode ini mempunyai kelemahan karena input data yang
dipelukan bagi prosedur perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan rutin tenaga
setiap unit kerja sehingga dibutuhkan catatan dan penyimpanan data yang baik demi
mendapatkan keakuratan atau ketepatan hasil perhitungan jumlah tenaga secara
maksimal. Penerapan metode seperti:
6. Menetapkan waktu kerja tersedia
Tujuan : Memperoleh waktu tersedia masing-masing kategori tenaga yang bekerja di
tiap unit kerja dalam rumah sakit selama kurun waktu satu tahun. Rumus : Waktu kerja
tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F

25
Keterangan:
1) A : Hari kerja (6 hari/minggu)
2) B : Cuti tahunan
3) C : Pendidikan dan pelatihan
4) D : Hari libur nasional
5) E : Ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun
waktu 1 tahun karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa alasan
pemberitahuan/izin)
6) F : Waktu kerja (waktu kerja dalam 1 hari adalah 7-8 jam

Contoh Bagan Penetapan Waktu Kerja


KATAGORI TENAGA
Pengadaan
KODE FAKTOR Satuan
dan Pengolahan Distribusi
perencanaan
A Hari Kerja 288 Hari/Tahun
B Cuti Tahunan 12 Hari/Tahun
C Diklat 6 Hari/Tahun
Hari Libur Hari/Tahun
D 14
Nasional
Tidak Hadir Hari/Tahun
E Kerja *5% dari 15
hari kerja
F Waktu Kerja 8 Jam/Hari
Hari
Hari Kerja Tersedia 241
Kerja/Tahun
1.928 Jam/Tahun
Waktu Kerja Tersedia 115.680 Menit/Tahun

7) Menetapkan unit kerja dan Kualifikasi tenaga yang dibutuhkan


Tujuan: Diperolehnya seluruh komponen satuan kerja yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan langsung maupun tidak langsung sesuai dengan struktur
organisasi serta diperolehnya kategori tenaga dan komponen beban kerja sesuai
kompetensi dan standar pelayanan. Caranya adalah:
a. Menetapkan sub unit kerja sesuai struktur organisasi
b. Menetapkan kategori tenaga dan beban kerja sesuai kompentensi dan standar
pelayanan di masing-masing unit kerja.

26
c. Menetapkan tenaga dalam menyelesaikan beban kerja
d. Misalnya untuk penyelenggaraan makanan dibutuhkan Koordinator atau
pengawas, pemasak dan tenaga lainnya.
Contoh Bagan Standar Kualifikasi Tenaga
Kualifikasi
Jumlah
No Nama Jabatan Masa
Formal Sertifikat SDM
Kerja
Kepala Unit Sertifikat
1 DIII Gizi 1
Gizi Kompetensi
DIII Gizi, Sertifikat
2 Nutrisionis 2
STrGz Kompetensi
3 Juru Masak SMA - 3
4 Juru Saji SMA - 8
Petugas SMA
5 - -
Kebersihan sederajat
Total 14

8) Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga


Tujuan : Diperoleh kategori tenaga dan beban kerja sesuai dengan kompetisi dan
standar pelayanan tiap unit kerja serta waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya. Beban kerja setiap kategori tenaga dapat diidentifikasi atas dasar ;
a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh setiap jenis tenaga
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
c. Standar beban kerja per 1 tahun setiap kategori tenaga
Contoh Bagan Standar Beban Kerja
Kategori Kegiatan Pokok Rata-
Tenaga rata
Waktu
Staf Administrasi + LogBook dan Serah terima
Perencanaan Pengumpulan data permintaan Asupan Gizi pasien Rawat Inap di
VIP dan Presiden suite
Pengumpulan data permintaan Asupan Gizi pasien Rawat Inap di
Kelas 1
Pengumpulan data permintaan Asupan Gizi pasien Rawat Inap di
Kelas 2
Pengumpulan data permintaan Asupan Gizi pasien Rawat
Inap di Kelas 3
Pengumpulan data permintaan Asupan Gizi pasien di ICU
Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan dan Minuman
Perencanaan anggaran belanja bahan makanan dan minuman
Pengkajian asupan makanan dan minuman untuk pasien
Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan

27
Menghitung jumlah karyawan yang masuk per shiftnya
Memberikan menu snck malam karyawan yang sudah ditetapkan
Administrasi + Log Book
Total Rata rata waktu yang dibutuhkan

9) Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga


Tujuan: Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilakukan dengan cara pengamatan dan
wawancara kepada setiap jenis tenaga tentang;
a. Kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan, misalnya rapat, seminar,
penyusunan laporan dan sebagainya.
b. Frekuensi kegiatan dalam satu hari, minggu, bulan.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
d. Standar kelonggaran dihitung dengan rumus

Contoh Bagan Standar Kelonggaran Berdasarkan Katagori Tenaga per Tahun


Waktu
No. Kategori Faktor
Kelonggaran
1. Pertemuan Rutin 8.640 Menit
2. Rapat Besar 720 Menit
Staf
3. Seminar 420 Menit
1. Perencanaan &
4. Istirahat 17.280 Menit
Pengadaan

Total 27.060 Menit


Standar Kelonggaran 0,233

f. Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga


Tujuan: Tersusunnya kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja/ kegiatan pada
masing-masing satuan kerja.

28
6. Namun untuk seorang juru masak diperlukan perhitungan khusus yang berbeda, tugas
seorang juru masak memiliki farian waktu yang tidak dapat ditentukan, ada dua
penghitungan jumlah tenaga yang dapat digunakan.
Berdasarkan jumlah konsumen :
a. Ratio tenaga pemasak : konsumen = 1 : 25
b. Koreksi faktor hari keja : 7/5 hari/ minggu.
c. Koreksi faktor cuti : 0,2
d. Jam kerja = 8 jam/ hari dan istirahat 1 jam (jam kerja efektif = 7 jam/hari)
Contoh perhitungan tenaga pemasak untuk 100 konsumen adalah :
a. Ratio 1 : 25 ........... 100/25 = 4 orang
b. Koreksi faktor hamri kerja : 7/5 x 4 orang = 5,6 orang + (0,2 x 5,6)=6,72 orang
c. Koreksi faktor istirahat 1 jam 8/7 x 6,72 orang = 7,68 orang
d. Maka kebutuhan tenaga pemasak adalah 7,7 orang.
Berdasarkan menit kerja/ porsi hidangan
Dari penelitian yang dilakukan pada 100 klien, diperlukan waktu untuk
penyelenggaraan makan siang adalah 14 menit/porsi hidangan.
Contoh perhitungan kebutuhan tenaga pemasak untuk 100 konsumen adalah :
a. Waktu yang diperlukan : 100 x 14 = 23,33 jam
b. Waktu/ jam kerja efektif =23,33 jam / 7jam =3,33 orang
c. Koreksi faktor kerja : 7/5 hari x 33,33 orang = 4,5 orang
d. Koreksi cuti, dan lain-lain : 4,5 orang + (0,2 x 4,5) = 5,4 orang
e. Koreksi faktor istirahat 1 jam = 8/7 x 5,4 orang = 6,17 orang
f. Maka kebutuhan tenaga pemasak adalah 6 orang.

B. REKRUTMEN DAN SELEKSI SDM


1. Penarikan Calon (Recruitment)
Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk mengundang para
pelamar sebanyak mungkin sehingga memiliki kesempatan yang luas untuk
menemukan calon yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.
Penarikan calon dilakukan karena berdasarkan analisa kebutuhan tenaga, ditemukan
jumlah pasien dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga yang ada.
Dilihat dari sumbernya penarikan calon dapat dibagi dua yaitu:
a. Dari dalam Rumah Sakit (internal resources)

29
Menarik calon dari dalam Rumah Sakit sendiri (internal resources) memiliki
keuntungan lebih yaitu calon sudah dikenal dan proses dapat dilakukan dengan
lebih cepat dibanding menarik calon dari luar. Calon nantinya masuk akibat mutasi
atau promosi. Untuk mendapatkan calon pelamar dapat melalui :
1) Informasi dari mulut ke mulut
2) Hasil Evaluasi Kinerja
3) Berkas-berkas pelamar yang datang sendiri (unsolicited applicants).
4) Pengiriman surat pemberitahuan ke seluruh unit kerja akan adanya kebutuhan
tenaga.
b. Dari luar Rumah Sakit (external resources)
Proses penarikan calon dari luar RS dapat dilakukan dengan cara :
1) Dari mulut ke mulut.
2) Iklan
3) Lembaga-lembaga pendidikan
4) Kantor penempatan tenaga kerja (milik swasta atau negara)
2. Penyaringan/seleksi calon (selection)
Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga dapat memperoleh karyawan
yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.
Tahapan seleksi terdiri dari :
a. Umum.
Para pelamar harus melalui proses seleksi umum yang diselenggarakan oleh pihak
rumah sakit.
b. Khusus
Setelah para pelamar lulus proses seleksi secara umum maka para pelamar
diseleksi secara khusus di Unit Gizi. Proses seleksi yang dilakukan oleh Unit Gizi
ini menyangkut pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan fungsi Boga.
Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda terdiri dari 50 soal, dengan
materi soal sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki staf Boga ditambah
dengan pengetahuan umum bidang menis. Batas kelulusan adalah 70% benar.

2. Tes Ketrampilan

30
Tes ketrampilan yang diujikan meliputi:
a. F&B Product
1) Dasar Memasak (Panas Kering, Air/Uap, Minyak)
2) Dasar Memotong
3) Dasar Penggunaan Peralatan dan Perlengkapan Dapur
b. F&B Service
1) Dasar Greeting dan Komunikasi Efektif
2) Dasar Penyajian Makanan
3) Dasar Penggunaan Peralatan dan Perlengkapan
3. Tes Wawancara
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap penyelenggaraan
keperawatan, pandangan terhadap penyelenggaraan pelayanan makanan dan
minuman yang berorientasi terhadap kepuasan Pasien.
4. Tes Kesehatan
Standar yang harus dimiliki:
a. Sehat, tidak buta warna.
b. Berpenampilan rapi dan menarik.

C. PENGEMBANGAN SDM UNIT GIZI


Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Unit Gizi khususnya umumnya, diperlukan
pembinaan/pengembangan kompetensi SDM di Unit Gizi. Pembinaan / pengembangan
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
 Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan tugas sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
 Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan Boga.

1. Pendidikan
Staf di Unit Gizi dengan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke D III
Boga/Gizi dan untuk staf dengan pendidikan D III Boga/Gizi diberi kesempatan
melanjutkan pendidikan S1 Boga/Gizi. Dengan persyaratan : masa kerja di RS
minimal 2 tahun dan Nilai Prestasi Kerja minimal: 80%.
2. Pelatihan

31
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga di Unit Gizi dilaksanakan melalui:
a. Internal Training, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh Rumah
Sakit setiap 3 bulan sekali setiap hari jumat.
b. External Training, yaitu program pelatihan diluar rumah sakit yang diikuti sesuai
dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
khususnya mutu pelayanan Unit Gizi.

32
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

A. PESERTA ORIENTASI
Peserta orientasi adalah pegawai baru yang sudah dinyatakan diterima sebagai pegawai
Unit Gizi oleh Rumah Sakit.

B. KELENGKAPAN ORIENTASI
Kelengkapan orientasi yang harus dimiliki dan digunakan oleh peserta orientasi di Unit
Gizi adalah sebagai berikut:
1. Name Tag yang bertuliskan nama lengkap beserta keterangan Trainee di bawah
nama.
2. Name Tag digunakan di baju peserta orientasi di dada kanan.
3. Peserta orientasi wajib menggunakan baju atasan hem putih polos (untuk cook ;
memakai epron/celemek) dan bawahan celana panjang kain berwarna hitam polos.
4. Peserta orientasi wajib menggunakan sepatu fantofel hitam (untuk cook: ber sol
karet) selama masa orientasi.

C. WAKTU DAN TEMPAT ORIENTASI


1. Orientasi dilaksanakan selama 1 minggu setelah tanggal penetapan pegawai tersebut
diterima di Unit Gizi Rumah Sakit. Waktu orientasi adalah dari pukul 08.00 WIB
sampai pukul 17.00 WIB
2. Tempat orientasi adalah di masing-masing unit kerja di Unit Gizi Rumah Sakit sesuai
dengan profesinya.

D. KEGIATAN ORIENTASI
1. Hari pertama : peserta orientasi menemui Kepala Unit Gizi dan mendapatkan
pengarahan dari Beliau tentang garis besar kegiatan di Unit Gizi.
2. Hari kedua : peserta orientasi menemui Kepala Unit Gizi atau koordinator untuk
mendapat pengarahan tentang alur pelayanan pasien dari saat perencanaan sampai
dengan pendistribusian.
3. Hari ketiga : peserta orientasi menemui pegawai senior di bidangnya masing-masing
dalam rangka mengenal lebih dekat antar pegawai senior dan junior dan mulai
berkolaborasi membantu pelayanan pasien di Unit Gizi sesuai bidangnya masing-
masing.

33
4. Hari keempat hingga keenam : peserta orientasi berkolaborasi dengan pegawai senior
di bidangnya masing-masing memberikan dan memproduksi pelayanan makanan dan
minuman.
5. Hari ketujuh : peserta orientasi menemui Kepala Unit Gizi untuk melaporkan bahwa
kegiatan orientasi sudah berakhir dengan diadakannya tes tulis.

34
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

A. PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu.

B. TUJUAN
1. Umum :
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan gizi yang profesional di Unit Gizi
2. Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di Unit
Gizi.
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan
pelayanan di Unit Gizi.

C. KEGIATAN RAPAT
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Unit Gizi yang dipimpin oleh Kepala Unit Gizi atau
Koordinator dan diikuti oleh seluruh stafnya. Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1. Rapat Terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Kepala Unit Gizi atau
Koordinator di Unit Gizi setiap bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah dibuat
selama 1 tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh kepala Unit.
2. Rapat Tidak Terjadwal
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan oleh
Koordinator untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan di Unit Gizi
dikarenakan adanya permasalahan yang ditemukan.

35
BAB XI
PELAPORAN

A. PENGERTIAN
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan gizi di Unit Gizi.

B. JENIS LAPORAN
Laporan dibuat oleh Kepala Unit Gizi. Adapun jenis laporan yang dikerjakan terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap hari.
Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan analisis gizi pasien rawat inap
b. Laporan SDM Unit Gizi
c. Laporan keadaan sarana dan fasilitas Unit Gizi
d. Laporan jaga sesuai rotasi dinas
e. Laporan kebutuhan bahan makanan dan minuman
f. Laporan permintaan menu makanan dan minuman
g. Pencatatan klaim pasien tentang kesalahan distribusi makanan.
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh Kepala Unit Gizi dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan
diserahkan kepada Manager Penunjang Medis setiap tanggal 7. Adapun hal-hal yang
dilaporkan adalah :
a. Laporan Pelayanan Pasien Unit Gizi yang meliputi:
1) Jumlah asupan gizi pasien Unit Gizi berdasarkan kasus.
2) Jumlah kunjungan pasien Unit Gizi berdasarkan kasus (Pulang, Rawat,
Konsul).
3) Pencatatan dan pelaporan hasil pendidikan dan pemberian informasi pada
pasien.
b. Laporan SDM Unit Gizi yang meliputi :
1) Kuantitas SDM
2) Evaluasi kinerja SDM

36
3) Pencatatan dan pelaporan kegiatan PKL dan orientasi
c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana Unit Gizi yang
meliputi :
1) Kelengkapan Alat dan Fasilitas.
2)Kondisi alat dan Fasilitas.
d. Laporan Mutu Pelayanan Unit Gizi meliputi :
1) Sensus harian ruangan.
2) Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan penelitian.
3) Pencatatan dan pelaporan standar makanan dan minuman
e. Laporan pengeluaran biaya SDM, ATK, ART, dan lain-lain di Unit Gizi.
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Kepala Unit Gizi dalam bentuk tertulis setiap tahun dan
diserahkan kepada Manager Penunjang Pelayanan selambat-lambatnya tanggal 7
Januari. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Program Kerja Unit Gizi.
b. Standar Menu.
c. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang dibutuhkan / di Unit Gizi
diperlukan.
d. Standar Pelayanan Unit Gizi.
e. Usulan yang berkaitan dengan Mutu Layanan unit gizi.
f. Laporan kerja Unit Gizi.
g. Pencatatan dan pelaporan kegiatan PKL dan orientasi
h. Laporan keadaan fasilitas dan sarana Unit Gizi yang meliputi :
1). Kelengkapan Alat dan Fasilitas.

2).Kondisi alat dan Fasilitas.


e. Laporan Mutu Pelayanan Unit Gizi meliputi :

1). Sensus harian ruangan.

2). Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan penelitian.

3). Pencatatan dan pelaporan standar makanan dan minuman


f. Laporan pengeluaran biaya SDM, ATK, ART,dan lain-lain di Unit Gizi.

37
Rumah Sakit Efarina
Direktur,

dr. Dini Mayrisdayani

38

Anda mungkin juga menyukai