Anda di halaman 1dari 29

NASKAH UJIAN

Oleh :
Benny Bradley Pradana Pangaribuan
1618012084

Pembimbing :
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
2018
NASKAH UJIAN

I. IDENTITAS PASIEN
Tn A, laki-laki, 28 tahun, lahir 13 April 1990, Islam, belum menikah, tidak
bekerja, suku Lampung, alamat Talang Padang, Tanggamus, merupakan pasien
rawat inap bangsal Kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung sejak
tanggal 12 Mei 2018 dengan nomor CM 03XXXX. Dilakukan pemeriksaan
pada tanggal 31 Mei 2018 pada pukul 10.00 WIB.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 31 Mei 2018 dan alloanamnesis
pada tanggal 1 Juni 2018 dari Tn R, 34 tahun, kakak kandung pasien,
pendidikan terakhir SMA, seorang petani, tinggal serumah.

A. Keluhan Utama
Mengamuk dan melukai orang lain

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Provinsi Lampung pada tanggal 12 Mei 2018 dibawa oleh kakak kandung
dan paman pasien dengan keluhan mengamuk hingga memukul ayah pasien
pada bagian dada. Pasien mengatakan terobsesi dengan nyi Roro Kidul
sehingga membuat persembahan sesajen untuk memanggil arwahnya.
Namun keluarga yang melihat hal itu kemudian membuang semua itu.
Pasien mengaku kesal dan mengurung diri di dalam kamar. Kemudian
pasien merasakan ada yang merasuki dirinya, tangan kiri pasien dirasakan
seperti ada jin yang ingin memasuki dirinya, akibatnya pasien sengaja
membacok pembuluh darah tempat jin itu masuk. Pasien total membacok
tangannya sebanyak 6 kali. Pasien mengatakan tangan kanannya
dikendalikan makhluk halus agar membacok tangan kirinya.
Pasien sering merasakan mudah emosi kepada orang lain. Pasien sering
mendengarkan bisikan yang mengatakan bahwa ada benda gaib yang
tersembunyi di dalam pohon. Terkadang terdengar bisikan yang mengejek
dan merendahkan pasien. Pasien juga terkadang melihat bayangan yang
tidak dapat dilihat oleh orang lain. Pasien merasakan awan-awan di langit
seakan mengawasi kegiatan pasien. Pasien juga merasakan memiliki
kekuatan seperti tenaga dalam yang dipelajari dari gurunya. Pasien juga
merasa punya kekuatan untuk mengetahui pikiran orang lain.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada awalnya, tahun 2013 pasien pernah mengamuk tanpa diketahui
sebabnya, lalu dibawa berobat ke RSJ provinsi lampung, dirawat, namun
setelah boleh pulang pasien rutin kontrol dan minum obat, namun
kemudian sempat putus karena merasakan dirina sudah sembuh.
Kemudian pada tahun 2014, pasien yang sedang berada di Padang untuk
urusan pekerjaan kembali mengamuk. Pasien mengatakan dirinya
dirasuki oleh para tetua yang berada di daerah itu. Pasien saat itu dibawa
ke dukun untuk pengobatannya. Kemudian pada tahun 2015, pasien
kembali mengamuk pada saat pasien berada di Palembang dan dibawa
ke dukun. Pada tahun 2017 pasien kembali mengamuk saat bekerja di
kebun kopi bersama temannya, pasien mengatakan marah kepada
temannya, pasien mengatakan lupa penyebab kemarahannya. Kemudian
pada bulan Mei tahun 2018, kembali mengamuk dan melukai diri sendiri
dan orang tuanya. Pasien sering mengurung diri dan berbicara sendiri.
Melakukan hal-hal aneh seperti menyembah nyi Roro Kidul. Pasien
mengatakan sering mendengar bisikan yang mengatakan ada benda-
benda gaib di dalam suatu pohon, bisikan mengejek dan merendahkan.
Pasien terkadang melihat bayangan yang tidak dilihat orang lain. Pasien
juga merasakan awan-awan di langit seperti mengawasi aktivitas pasien.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien mengaku merokok, namun tidak mengonsumsi narkoba dan
alkohol.

3. Riwayat Penyakit Medis Umum


Riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat trauma (-),
riwayat kejang (-), dan riwayat alergi obat (-).

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Periode Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, kehamilan dan
kelahirannya direncanakan dan diinginkan. Ibu pasien hamil cukup
bulan, lahir spontan, ditolong oleh dukun, tidak ada penyulit maupun
penyakit pada masa kehamilan dan proses melahirkan.

2. Periode Bayi dan Balita


Pasien dirawat oleh orang tua kandung, diberikan ASI oleh ibu kandung,
imunisasi lengkap, gizi cukup, tumbuh kembang sesuai usia.

3. Periode Masa Kanak-Kanak (6-12 tahun)


Pasien tinggal bersama kedua orang tua kandung. Menurut pasien masa
kanak-kanak pasien tidak berbeda dengan masa kanak-kanak lainnya.
Pasien memiliki banyak teman. Selama masa pendidikan di usia ini,
pasien mampu mengikuti dengan baik dan tidak pernah tinggal kelas.

4. Periode Remaja ( 12-18 tahun)


Menurut pasien hubungan interaksi eksternal (teman-teman) dan internal
(keluarga) pasien terkesan baik. Pasien memiliki teman di lingkungan
rumah dan lingkungan sekolah.

5. Periode Dewasa
Menurut pasien hubungan bersama teman dan keluarga terkesan baik.
E. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak menyelesaikan pendidikan SMK (hanya sampai kelas 1 SMK)
di Tanggamus dikarenakan ketidakmampuan pasien terhadap beban
pelajaran.

F. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah seorang yang tidak memiliki pekerjaan menetap. Pasien
memiliki riwayat mengamuk di tempat kerja sehingga dberhentikan.

G. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah

H. Riwayat Psikoseksual
Menurut keluarga pasien tidak tahu kapan pertama kali pasien mimpi
basah. Kakak pasien mengatakan pasien tidak pernah menceritakan
tentang teman dekat perempuannya. Pasien mengatakan memiliki banyak
teman dekat perempuan saat ia masih SMA.

I. Riwayat Hukum
Menurut keluarga dan pasien, pasien tidak pernah terkait atau bermasalah
dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

J. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama Islam. Pasien telah diajari ilmu agama oleh kedua orang
tuanya sejak kecil. Menurut pasien, pasien menjalani ibadah sholat 5 waktu
dan sering berdoa.

K. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah tinggal atau berada di daerah konflik

L. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, tinggal dirumah pribadi
milik orang tuanya, Pasien mecukupi kebutuhan sehari-hari dengan
bergantung pada orang tua yang bekerja sebagai petani. Menurut pengakuan
keluarganya, tidak ada yang memiliki gangguan jiwa.

Diagram Keluarga

M. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga


Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kedua kakak kandung dengan istrinya
masing-masing, dan dua orang keponakan. Kehidupan ekonomi di dalam
keluarga cukup.
N. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama ibu dan ayahnya beserta kedua kakak kandung dan
dua orang keponakan dirumah milik orang tua pasien. Pasien merasa hidup
cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. Hubungan dalam rumah tangga
menurut keluarga pasien kurang harmonis dan pasien tertutup dengan
keluarga.

O. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai


Pasien memiliki penilaian tentang agama, sosial dan budaya yang cukup
baik.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Terlihat sesuai usianya, berpakaian rapi dengan pakaian seragam
pasien, rambut pendek, kulit kuning langsat, kuku pendek dan
memakai sandal
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan dapat
menjawab semua pertanyaan dengan baik. Kontak mata dengan
pemeriksa baik
3. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif

B. Pembicaraan
Spontan, lancar, volume cukup, artikulasi jelas, amplitudo sesuai,
menjawab sesuai dengan pertanyaan, kualitas dan kualitas cukup

C. Keadaan Afektif
Mood : Disforik
Afek : Menyempit
Keserasian : Serasi
D. Persepsi :
Halusinasi : riwayat halusinasi auditorik(+) dan visual(+),
olfaktori(-), gustatorik(-), taktil(-)
Ilusi : (+)
Depersonalisasi : (+)
Derealisasi : tidak ada

E. Proses pikir:
1. Proses dan Bentuk Pikir
Koheren dan realistic
2. Arus Pikiran
Produktivitas : cukup
Kontinuitas : relevan
Hendaya berbahasa : tidak ditemukan, kualitas baik, kuantitas
banyak
3. Isi pikiran
Ditemukan waham dikendalikan, thought of insertion, dan ide
kebesaran

F. Kesadaran dan Kognisi


1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi : tempat, waktu, orang, dan situasional baik.
3. Daya ingat : segera, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang baik.
4. Konsentrasi dan Perhatian : baik
5. Kemampuan membaca dan menulis : baik, pasien dapat menulis dan
membaca
6. Kemampuan visuospasial : baik, pasien dapat menggambar jam
dinding yang menunjukan pukul 03.00
7. Pikiran Abstrak : baik, dapat menyebutkan persamaan mobil, motor
dan becak
8. Kemampuan Informasi Terkini : Baik, pasien mengetahui nama
Presiden Indonesia dan Gubernur Lampung
9. Kemampuan menolong diri sendiri : Pasien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari (mandi, makan, dll) sendiri

G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan emosi selama wawancara. Pasien dapat
mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara.

H. Daya Nilai
Daya nilai sosial : baik (Pasien merasa sedih jika salah seorang
anggota keluarga sakit)
Uji daya nilai : buruk (Pasien mengambil barang yang bukan
miliknya)
Tilikan : Tilikan 4 (pasien menyadari dirinya sakit dan
butuh bantuan namun tidak tahu apa penyebab
sakitnya)

I. Reality Test Ability


Buruk (Pasien menyadari kenyataan yang sesungguhnya pada diri dan
lingkungan namun ada waham dan halusinasi)

J. Taraf dapat dipercaya


Secara umum semua jawaban dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Generalis
Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis, berat badan
65 kg, tinggi badan 170 cm.
Tanda-tanda vital: tensi 120/80 mmHg, nadi 78x/menit, RR 22x/menit,
suhu 36,5°C.
B. Status Internus
Kepala, mata, tht, leher, paru, jantung, abdomen, ekstremitas dalam batas
normal.

C. Status Neurologis
Sistem sensorik, sistem motorik dan fungsi luhur, dalam batas normal.

D. Laboratorium Darah dan Fungsi Hati


(Data tidak diketahui)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Tn A, berumur 28 tahun, beragama Islam, suku Lampung, tinggal
dirumah orang tua bersama ayah, ibu, kedua kakaknya, dan kedua keponakan.
Pasien diantar oleh paman dan kakak laki-lakinya serta sudah dilakukan
autoanamnesis pada tanggal 31 Mei 2018 dan alloanamnesis pada tanggal 1
Mei 2018.

Pasien masuk Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pada tanggal 12
Mei 2018 karena mengamuk dan melukai orang lain dan diri sendiri. Pasien
sudah sering mengalami hal seperti ini sejak tahun 2013. Pasien merasakan
tubuhnya dimasuki oleh jin, dan secara tidak sadar (merasa dikendalikan)
membacok tangan kiri pasien. Pasien juga mendengar bisikan-bisikan yang
mengejek dan merendahkan pasien, juga terkadang mendengar pohon
mengatakan bahwa didalamnya terdapat benda gaib. Pasien mengaku meilhat
bayangan yang tidak nyata. Pasien merasakan dirinya memilki kekuatan dalam
dan dapat membaca pikiran orang lain. Pasien pernah masuk RSJD Provinsi
Lampung pada tahun 2013 karena keluhan diatas, tetapi pasien jarang kontrol
dan minum obat. Pasien tidak memiliki penyakit medis umum, riwayat kejang
dan trauma tidak ada. Pada riwayat keluarga tidak ada anggota keluarga
mengalami gangguan jiwa. Pasien merokok namun tidak menggunakan zat
psikotropika atau meminum alkohol. Pasien tidak memiliki masalah pada
periode prenatal, perinatal, balita, dan masa kanak. Pasien selalu naik kelas
(namun hanya sampai kelas 2 SMK) dan tidak memiliki masalah dalam
pertemanan. Menurut keluarga, tidak mengetahui apa penyebab pasien
menjadi seperti ini.

Saat wawancara, keadaan umum pasien compos mentis, penampilan sesuai


usia, pasien duduk tenang dan dapat menjawab semua pertanyaan dengan
baik, kontak mata dengan pemeriksa baik. Pasien bersikap kooperatif selama
wawancara. Pembicaraan spontan, lancar, artikulasi jelas, intonasi baik,
kualitas dan kuantitas cukup.

Hasil pemeriksaan status mental didapatkan mood disforik, afek menyempit


dan serasi. Tilikan derajat 4 dan Reality Testing Ability yang buruk.
Pemeriksaan status generalis dan hasil laboratorium tidak didapatkan kelainan.
Pada pasien ditemukan adanya riwayat halusinasi auditorik dan visual. Selain
itu pasien ditemukan waham dikendalikan, thought of insertion, dan ide
kebesaran.

Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik


dan status neurologis tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan laboratorium
tidak dilakukan.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, maka kasus ini
termasuk gangguan jiwa karena menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien serta terdapat hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan aktivitas
sosial.

Berdasarkan data-data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam
tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik lainnya yang dapat
menimbulkan disfungsi otak sebelum gangguan jiwa. Hal tersebut dapat
menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik
(F0). Dari anamnesis diketahui bahwa pasien tidak sedang mengkonsumsi
alkohol dan zat psikoaktif lainnya, berdasarkan hal tersebut, pasien bukan
termasuk penderita gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
alkohol atau zat psikoaktif lainnya (F1).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental


pasien. Pada pasien ini didapatkan halusinasi auditorik dan visual tetapi
tidak didapatkan halusinasi olfaktorik, gustatorik dan taktil. Pasien dijumpai
adanya keluhan yang berhubungan dengan gangguan isi pikir berupa
waham dikendalikan, ide kebesaran, dan thought of insertion. Keluhan ini
sudah dialami pasien sejak sekitar 5 tahun yang lalu dan pasien pernah
dirawat di RSJ sebelumnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk mendiagnosis
skizofrenia (F20). Berdasarkan adanya waham dikendalikan, ide kebesaran,
dan thought of insertion didapatkan diagnosis skizofrenia paranoid (F20.0)
sebagai diagnosis Aksis I.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan fungsi


kognitif baik, pengetahuan baik, dan pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda
gangguan kepribadian sehingga sampai saat ini belum ada diagnosis aksis II.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda


kelainan ataupun kondisi medis yang bermakna sehingga belum ada
diagnosis aksis III.

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terhadap pasien, pasien mengalami


putus obat dan memiliki masalah terhadap keluarga, namun tidak memiliki
masalah lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi dan
hukum. Oleh karena itu pada aksis IV terdapat masalah pemahaman
keluarga dan putus obat.

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya


menggunakan GAF (Global Assessment of Functioning) Scale. Menurut
PPDGJ III, pada aksis V didapatkan GAF saat ini (GAF current) adalah 60-51
yaitu gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang dalam menjalani
aktivitas sosial, kerja, pendidikan, namun secara umum masih baik, dan
memiliki hubungan interpersonal yang bermakna. GAF HLPY (Highest Level
Past Year) adalah 50-41, yaitu gejala berat, disabilitas berat dalam sosial,
pekerjaan, sekolah dan lain-lain.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : (F20.0) Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Belum ada diagnosis
Aksis IV : Masalah pemahaman keluarga dan putus oba
Aksis V : GAF (current) 60-51
GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 50-41

VIII. DAFTAR MASALAH


1. Organo biologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang
bermakna
2. Psikologik: Ditemukan adanya hendaya dalam menilai realita berupa
halusinasi dan waham, sehingga pasien memerlukan psikoterapi
3. Sosiologik: Ditemukan hendaya dalam bersosial dan perkerjaan

IX. RENCANA TERAPI


1. Psikofarmaka :
 Risperidon 2x2mg

2. Psikoterapi
a. Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.
b. Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya dan memahami kondisinya lebih baik serta
menganjurkan untuk berobat teratur.
c. Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang
sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan
lingkungan yang kondusif.

- Intervensi keluarga
- Intervensi Kognitif Perilaku
- Rehabilitasi

X. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : Dubia ad bonam
b. Quo ad functionam : Dubia ad malam
c. Quo ad sanationam : Dubia ad malam

XI. DISKUSI
Pada pasien ini mengalami gangguan jiwa karena ditemukan adanya
gangguan persepsi dan isi pikir berupa waham yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sesuai dengan pengertian gangguan
jiwa.

Pada pasien didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan


halusinasi visual, serta waham dikendalikan, ide kebesaran, dan thought of
insertion yang sudah dialami sejak sekitar 5 bulan yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ini menjadi dasar dalam mendiagnosis pasien menderita
skizofrenia (F.20).

Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa


III (PPDGJ III, 2013) adalah suatu sindrom dengan variasi penyebab dan
perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik dan budaya. Skizofrenia merupakan satu
gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun timbul hilang dengan
manifestasi klinik yang amat luas variasinya. Penyesuaian premorbid, gejala
dan perjalanan penyakit yang amat bervariasi (Kaplan & Sadock, 2010). Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan pikiran dan persepsi, afek yang tidak
wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan intelektual biasanya tetap baik,
walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Ekspresi dari manifestasi ini bervariasi pada semua pasien dan dari waktu ke
waktu.

Untuk diagnosis Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis


Gangguan Jiwa (PPDGJ)-III sebagai berikut:
1. Harus ada sedikitnya satu gejala tersebut di bawah yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
(a) ‘thought echo’, ‘thought insertion atau withdrawal’, dan ‘thought
broadcasting’
(b) Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi
(delusion of influence), waham tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar (delusion of passivity), waham indra yang
tidak wajar, biasanya bersifat mistik atau mukjizat (delusion
perception)
(c) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh.
(d) Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap
tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai
identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan
‘manusia super’ (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
(e) Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.
(f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi)
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme.
(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme,
mutisme dan stupor.
(h) Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul
atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).
4. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed
attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling stabil dan paling
sering dijumpai di negara manapun.Simptom utama dari skizofrenia paranoid
adalah delusi persecusion dan grandeur, dimana individu merasa dikejar-
kejar.Gambaran klinis di dominasi oleh waham-waham yang secara relatif
stabil, sering kali bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-
halusinasi, terutama halusinasi pendengaran. Gangguan afektifdan
pembicaraan serta gejala-gejala katatonik tidak menonjol. Berdasarkan
PPDGJ III, maka kasus ini dititikberatkan pada:
Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Pedoman diagnostik :
 Memenuhi kriteria umum skizofrenia.
 Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan atau waham harus menonjol;
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing);
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
atu lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi
jarang menonjol;
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control),dipengaruhi (delusion of
influence), atau “passivity”(delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, dalah yang paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

Pasien skizofrenia paranoid biasanya awitan terjadi lebih belakangan


daripada pasien skizofrenia lainnya. Pasien skizofrenia paranoid
menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respon
emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe skizofrenia lain.

Pada kasus ini penegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dari pasien
dan keluarga, didapatkan beberapa gejala yaitu halusinasi auditorik dan
halusinasi visual, serta waham dikendalikan, ide kebesaran, dan thought of
insertion, dengan demikian pasien ini dapat didiagnosis dengan Skizofrenia.
Pada pasien ini gejala yang menonjol adalah waham dikendalikan, ide
kebesaran, dan thought of insertion serta halusinansi auditorik dan visual
sehingga diagnosis pasien adalah Skizofrenia Paranoid.
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan psikoterapi dan farmakoterapi.
Obat yang diberikan berupa Risperidon 2x2mg, Trihexylphenidyl 2x2mg.
Risperidon merupakan golongan anti psikostik atipikal (APG-II) dengan
mekanisme kerja adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik
neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal
(Dopamine D2 receptor antagonists) dan juga berafinitas terhadap “Serotonin
5 HT2 Receptors” (Serotonin-dopamine antagonists), sehingga efektif untuk
gejala positif maupun negatif. Efek samping yang terjadi dapat berupa sedasi
dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja
psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun), dan gangguan otonomik
(hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik, mulut kering, kesulitan miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi,
gangguan irama jantung), gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia,
sindrom Parkinson seperti tremor, brdikinesia, rigiditas), gangguan endokrin,
hematologik biasanya pada pemakaian jangka panjang. Kekuatan antagonis
D2 dari risperidone lebih rendah bila dibandingkan dengan haloperidol,
sehingga efek samping ekstrapiramidalnya juga lebih rendah. Sediaan
risperidone tersedia dalam bentuk tablet 1mg, 2mg, 3mg; ada juga dalam
bentuk depo (long acting) yang digunakan setiap 2 minggu secara IM. Dengan
rentang dosis 2-6mg/hari (Maslim R, 2007)

Triheksipenidil merupakan obat antikolinergik dengan mekanisme kerja


sebagai antagonis selektif reseptor asetilkolin M1 muskarinik (kortikal dan
neuronal) dan secara parsial menghambat aktivitas kolinergik di SSP, yang
berperan pada gejala parkinson. Efek samping obat ini berupa
hipersensitivitas, euforia yang berlebihan, penurunan fungsi memori jangka
panjang, gangguan jantung, gangguan gastrointestinal (mulut kering, mual dan
muntah), kulit kering, retensi urin dan haus. Antikolinergik tidak perlu
diberikan secara rutin atau untuk tujuan pencegahan efek samping
ekstrapiramidal, karena munculnya efek samping bersifat individual dan obat
antikolinergik perlu diberikan hanya bila terjadi efek samping ekstrapiramidal.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 2,5 mg dan elixir 2 mg/5ml. Dosis harian
yang dianjurkan adalah 2-4x2 mg (Maslim R, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK
Unair.

Maslim R. 2013. Diagnosis Gangguan jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan


DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika
Atmajaya.

Katzung BG. 2010. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC

Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.


Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.

PDSKJI. 2012. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ilmu Psikiatri.


Jakarta; PDSKJI.
LAMPIRAN
AUTOANAMNESIS TANGGAL 31 MEI 2018
Keterangan :
Dokter Muda (D)
Pasien (P)
D : Selamat Siang pak, perkenalkan saya dokter muda Benny. Mohon maaf
pak mengganggu waktu istirahatnya, boleh kita ngobrol-ngobrol
sebentar?
P : Boleh dok
D : Silahkan duduk pak *dokter dan pasien duduk*
D : Pak, boleh tau namanya siapa?
P : Axx Axxxxx
D : Oh ya pak, bapak ini umur berapa?
P : Saya 28 tahun dok
D : Bapak memangnya tanggal lahirnya berapa?
P : 13 April 1990 dok
D : Bapak sudah berapa lama dirawat disini?
P : Sudah hampir 20 harian dokter.
D : Waktu itu, bapak dibawa kesini karena apa pak
P : Karena ngamuk-ngamuk dok
D : Kenapa pak, kok bisa ngamuk-ngamuk?”
P : Saya juga gak tau dok kenapa bisa ngamuk, saya sempet mukulin bapak
saya trus saya ngurung diri di kamar. Terus saya juga ngebacok tangan
kiri saya dok
D : Kenapa dipukulin bapaknya?
P : Saya waktu itu sering liat di google tentang nyi Roro Kidul terus saya
buat sesajen buat manggil arwah dia dok. Terus saya tinggal pergi pas
pulang saya liat udah dibuang bapak saya dok
D : Oh gitu yah, emang kenapa dengan nyi Roro Kidul?
P : Gak kenapa-kenapa dok, Cuma mau manggil arwahnya aja waktu itu.
tapi salah juga sih dok, karena saya sampai mukul bapak saya.
D : Dulu pernah juga ngamuk kayak gini?
P : Pertama kali ngamuk itu saya tahun 2013 dok, tapi gak tau dok karena
apa. Terus saya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dok, minum obat, tapi
setelah itu saya gak minum lagi
D : Memang sudah berapa kali mengalami seperti ini pak?
P : Ini sudah yang kelima kali dok. Yang kedua tahun 2014 di Padang tapi
waktu itu diobati sama dukun dok. Saya merasa waktu itu saya diraski
sama orang-orang disana
D : Terus yang ketiga, keempat bagaimana pak?
P : Yang ketiga itu waktu di Palembang tahun 2015 pas saya kerja di
tambang. Waktu itu saya marah karena temen saya nanya soal ilmu saya.
Akhirnya saya ngamuk. Yang keempatnya kira-kira tahun 2017 saya
ngamuk lagi dok, kayak kerasukan gitu
D : Memangnya punya kekuatan gitu bapak?
P : Kalo kayak kekuatan dalam gitu dok punya, diajarin sama guru saya dok
D : Guru bapak dimana memangnya pak?
P : Rahasia dok, gak boleh tahu *pasien tertawa
D : Memangnya kekuatan seperti apa itu pak?
P : Kekuatan kayak misalnya kalo dibacok gak mempan dok, tapi nyata gak
nyata sih dok. Sekarang saya udah agak gak percaya
D : Itu cuma bapak yang punya? Atau bagaimana?
P : Enggak dok, banyak yang punya kok. Waktu itu saya dapat kekuatan
karena saya dibungkus kain putih sama guru saya terus disholatin dok
D : Terus punya kekuatan apalagi pak?
P : Saya kayak bisa baca pikiran orang dok, jadi saya bisa tau orang ini
punya kekuatan atau enggak dok. Kadang bener juga dok
D : Ohhh gitu yah pak. Bapak pas ngamuk dulu itu apa pernah dengar
bisikan-bisikan pak?
P : Pernah dok. Saya pertama kali ngamuk itu pas 2013 dulu sering denger
dari dalam diri saya kalo bilang kayak misalnya dipohon itu ada benda
gaib. Terus saya mikir untuk dapetinnya gimana caranya, perlu dibacain
surat Alqur’an apa atau disholatin. Terus saya juga sering denger suara-
suara ngejek saya dan merendahkan saya dok. Kadang saya suka jadi
emosi
D : Oh gitu yah pak. Kalo melihat bayang-bayang gitu pernah gak pak?
P : Iya dok saya kayak pernah melihat bayangan-bayangan hantu gitu,
kadang orang lain gak bisa lihat dok
D : Kalo mencium bau-bau yang gak bisa dicium orang pernah pak?
P : Tidak pernah dok
D : Kalo merasakan ada yang merasakan ada yang menjalar atau berjalan di
tubuh bapak pernah?
P : Tidak pernah dok
D : Merasakan rasa aneh di lidah bapak walaupun bapak lagi gak makan apa-
apa pernah pak?
P : Tidak pernah dok
D : Pak pernah gak, misal lagi dikamar, merasa seperti bukan lagi kamar.
Misal lagi ditaman atau di surga?
P : gak pernah dok
D : pak pernah gak, ngerasa memiliki kelebihan?
D : Pak pernah gak ngerasa kalo pikiran ibu itu ada yang masukin dari luar
dan ngerasa dikendalikan?
P : Pernah dok, saya pas bacok tangan saya itu ngerasa kalo saya itu
dirasukin hantu dok. Jadi saya sadar gak sadar ngebacok tangan saya.
Soalnya pas itu saya ngerasa dari tangan kiri saya mau dimasukin jin dok,
dia masuk dari tangan kiri karena kalo sholat pake tangan kanan
nunjuknya *mempraktekan sholat
D : Ada jin yang mau masuk pak?
P : Iya dok, ini makanya saya bacok, saya bacok 6 kali. Ini pembuluh darah
sampe saya putusin biar jin nya gak bisa masuk.
D : Oh gitu yah pak. Terus pernah ngerasain apa lagi pak?
P : Pernah ngerasain juga dulu dok kalo awan-awan ini sering merhatiin
saya, kayak ngawasin saya gitu dok
D : Beneran diawasin atau gimana pak?
P : Beneran dok
D : Pernah ngerasain kalo orang-orang itu tau apa yang bapak pikirkan gak?
P : Enggak dok, tapi saya yang bisa tau pikiran orang kayak tadi saya bilang
D : Bapak tahu kan kita lagi dimana?
P : Di rumah sakit jiwa dok
D : Pas pertama kali yang nganterin kesini siapa pak?
P : Paman saya dan kakak saya dok
D : Tadi pagi ini makan apa aja pak?
P : makan nasi, pake telor dua, sama makan sayur sawi dok
D : Bapak tau gak kalo sekarang ini kira-kira pukul berapa?
P : Setengah sebelas dok
D : kira-kira bapak tau saya ini siapa?
P : pak dokter
D : gimana perasaan bapak hari ini?
P : biasa aja dok, saya ini cuma pengen pulang, saya udah sehat dok
D : Oh gitu yah pak. Bapak ngerasa gak pak kalo bapak ini sakit? Layak gak
sih bapak masuk rumah sakit jiwa ini?
P : Layak sih dok, tapi ya jangan kelamaan juga. Soalnya saya ini bosen juga
dan udah sehat.
D : Oh iya pak. Pak sekolah terakhir sampe kapan?
P : Sampe SMK dok tapi kelas 2 saya gak sekolah lagi, karena banyak
remedi nya.
D : Coba bapak tulis nama bapak dikertas ini
P : *pasien menulis dengan benar
D : Bapak bisa menggambar jam dinding? Coba gambar sedang menunjukan
pukul 3
P : bisa dok *pasien menggambar dengan benar
D : Pak 100-7 berapa pak?
P : 93
D : dikurang 7 lagi pak?
P : 86
D : dikurang 7 lagi pak?
P : 79
D : dikurang 7 lagi pak?
P : 72
D : dikurang 7 lagi pak?
P : 65
D : Presiden kita sekarang siapa pak?
P : Pak Jokowi
D : Kalo Gubernur Lampung siapa pak?
P : Pak Ridho dok
D : nah kalo arti pribahasa panjang tangan, apa ya pak?
P : tukang maling dok
D : kalo misalkan, bapak nemu dompet dan didalamnya ada uangnya 1 juta
dan KTP. Apa yang bapak lakukan?
P : Ya diambil aja dok. Beliin makanan
D : Kalo misalnya denger kabar ibunya bapak sakit nih, apa yang dirasain
pak?
P : Ya sedih lah dok kalo ada yang sakit
D : Kalo misalnya persamaan becak, mobil, motor apa yah pak?
P : Sama-sama rodanya bulat dokter
D : Kalo nama temen pas bapak SD masih inget gak pak?
P : inget dok, Rxxx, Sxxx, Ixxx
D : hmm, ya udah cukup ya pak wawancaranya. Ada yang mau ditanyakan
pak?
P : tidak ada dok
D : baik kalo begitu, terima kasih ya pak. Sekarang boleh balik lagi
ketempatnya, mari saya antar
ALLOANAMNESIS TANGGAL 1 JUNI 2018

Keterangan :
Dokter Muda (D)
Kakak Pasien (T)
D : Selamat sore pak, apakah benar ini Bapak Rxxx? Perkenalkan saya
dokter muda Benny dari Rumah Sakit Jiwa Mohon maaf mbak
mengganggu waktu istirahatnya
R : Iya benar saya Rxxx
D : Saya mau tanya-tanya sedikit mengenai pasien a.n Trisna yang dirawat di
RSJ”
R : Oh iya boleh
D : Bapak ini hubungan apa dengan pasien?
R : Oh saya kakak kandungnya dok
D : nah waktu itu kan bulan Mei 2018, pasien masuk RSJ mbak, nah bapak
tahu mengapa Pak Axxx bisa masuk RSJ?”
R : Iya saya tau. Itu karena dia sering ngamuk dan bicara sendiri dok
D : Ohh itu sudah lama ya pak pasien memiliki perilaku seperti itu?
R : Iya sudah lama dok sejak 2013. Saya juga gak tau penyebabnya apa dok
D : Nah pasien ini tinggal sama siapa aja pak dirumahnya?
R : Tinggal bertujuh dok, kami semua tinggal serumah dok
D : Jadi awal mulanya seperti ini, gimana pak?
R : Jadi dari dulu itu memang sudah sering seperti ini dok, dia sering ngamuk
sendiri. Katanya ada yang ngerasukin tubuh dia. Itu yang kemaren dia
kan sampe bacok tangan dia sendiri.
D : Memang pernah pak Axx memukul anak bapaknya pak?
R : Iya dok, yang pas kemaren itu dia mukul bapaknya sendiri dok
D : Pak, sebelumnya pak Axx pernah masuk RSJ?
R : pernah dok
D : kapan pak?
R : tahun 2013 dok, waktu itu dia ngedenger bisikan-bisikan dok, ngurung
diri, sering ngamuk dan ngancurin barang gitu dok
D : Terus dibawa ke RSJ?
R : Iya dok, dibawa ke RSJ dok
D : Oh gitu, semenjak sakit itu, pak Axx trisna sering kontrol ga pak?
R : awalnya sering dok, tapi udah beberapa lama gak kontrol dok karena
merasa udah baik
D : Kalau dari keluarga bapak atau ibu, ada gak yang punya sakit kayak pak
Axx tidak?
R : oh ga ada dok
D : baik pak kalo gitu, terima kasih atas waktunya. Nanti kalo ada infomasi
lagi yang kita butuhkan, kita hubungi bapak lagi
R : oh baik dokter
D : baik pak, selamat sore
GRAFIK RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

2013 2014 2015 2017 2018

Pasien merasakan Pasien pergi ke


adanya suara-suara yang Padang untuk mencari Pasien pergi ke Pasien mengamuk saat Pasien terobsesi dengan Nyi Roro
mengejek dan pekerjaan bersama Palembang karen bekerja di kebun kopi Kidul. Pasien berpuasa dan
merendahkan pasien. bersama temannya. menyediakan sesajen bagi Nyi Roro
kakak pasien. bekerja di tambang.
Kidul guna memanggil arwahnya
Kemudian juga ada pasien kembali Pasien mengatakan susah
Pasien mengatakan untuk datang. Orang tua orban yang
suara yang mengatakan mengamuk dan mengontrol emosi jika ada melihat kelakuan aneh itu kemudian
bahwa didalam pohon
merasa dirasuki oleh dibawa ke dukun. temannya yang membuang semuanya. Pasien
ada benda-benda gaib. orang-orang setempat, menanyakan mengenai mengamuk karena hal itu, memukul
sehingga pasien Pasien mendengar kekuatan yang dia miliki.
Pasien sering emosi dan orang tua dan mengurung diri di
mengamuk. bisikan dan merasa
sering mengamuk. Pasien mengakui memiliki kamar. pasien merasakan jin akan
dikendalikan oleh masuk melalui tangan kirinya dan
Pasien dibawa ke RSJ, Disini pasien sudah hantu. kekuatan yang berasal dari
dirawat, dilakukan guryunya yaitu kekuatan membacok tangannya agar jin itu
putus pengobatan.
kebal dan dapat membaca tidak bisa masuk. Pada Tangal 12
pengobatan, dan pulang. Pasien dibawa berobat
pikiran atau kekuatan Mei 2018 pasien dibawa ke RSJ
ke dukun Provinsi Lampung
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai

  • RS Punya
    RS Punya
    Dokumen24 halaman
    RS Punya
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Pengelolaan Cairan
    Pengelolaan Cairan
    Dokumen35 halaman
    Pengelolaan Cairan
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Chapter II Usu Polip
    Chapter II Usu Polip
    Dokumen12 halaman
    Chapter II Usu Polip
    Nur Rahmah Kurnianti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga
    Laporan Jaga
    Dokumen1 halaman
    Laporan Jaga
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Soal Emergensi
    Soal Emergensi
    Dokumen2 halaman
    Soal Emergensi
    Abdi Nusa Persada Nababan
    Belum ada peringkat
  • Clearence Inulin
    Clearence Inulin
    Dokumen3 halaman
    Clearence Inulin
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • UKMPPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
    UKMPPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
    Dokumen40 halaman
    UKMPPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
    Intan Siti Hulaima
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Keluarga Berencana
    Penyuluhan Keluarga Berencana
    Dokumen55 halaman
    Penyuluhan Keluarga Berencana
    Tito Tri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Peraturan Koas
    Peraturan Koas
    Dokumen4 halaman
    Peraturan Koas
    Tito Tri Saputra
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen44 halaman
    JUDUL
    Ferina Marinda
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen1 halaman
    Refer at
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Neurotransmitter Edit
    Neurotransmitter Edit
    Dokumen13 halaman
    Neurotransmitter Edit
    Roy Dirgantara
    Belum ada peringkat
  • Dusta Evapro
    Dusta Evapro
    Dokumen24 halaman
    Dusta Evapro
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Surat Restu
    Surat Restu
    Dokumen1 halaman
    Surat Restu
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Lupa Dunia Part 1
    Lupa Dunia Part 1
    Dokumen5 halaman
    Lupa Dunia Part 1
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Surat Destika
    Surat Destika
    Dokumen1 halaman
    Surat Destika
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Asam Urat Dan Penyakit Sendi
    Penyuluhan Asam Urat Dan Penyakit Sendi
    Dokumen17 halaman
    Penyuluhan Asam Urat Dan Penyakit Sendi
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • PERIKONDRITIS
    PERIKONDRITIS
    Dokumen11 halaman
    PERIKONDRITIS
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Pediatric 2
    Pediatric 2
    Dokumen138 halaman
    Pediatric 2
    Silvi Qiro'atul Aini
    Belum ada peringkat
  • SERUMEN
    SERUMEN
    Dokumen32 halaman
    SERUMEN
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Restu Kirim Untuk Stevi
    Restu Kirim Untuk Stevi
    Dokumen3 halaman
    Restu Kirim Untuk Stevi
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Mini Cex Jos
    Mini Cex Jos
    Dokumen35 halaman
    Mini Cex Jos
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin 1
    Surat Izin 1
    Dokumen2 halaman
    Surat Izin 1
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen1 halaman
    Refer at
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK Manus
    ABSTRAK Manus
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK Manus
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Fiks Ujian
    Fiks Ujian
    Dokumen27 halaman
    Fiks Ujian
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • JUrnal CA Nasofaring THT
    JUrnal CA Nasofaring THT
    Dokumen34 halaman
    JUrnal CA Nasofaring THT
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Metro
    Metro
    Dokumen1 halaman
    Metro
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Syaraf Tokso
    Jurnal Syaraf Tokso
    Dokumen11 halaman
    Jurnal Syaraf Tokso
    Restu Pamanggih
    Belum ada peringkat