Anda di halaman 1dari 1

II.

2 Jurnal Aplikasi Industri


PENELITIAN PENGGUNAAN BIODIESEL KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN
ALTERNATIF OIL BASE MUD YANG RAMAH LINGKUNGAN
Rudi Rubiandini, dkk (2006)

Menurut ASTM D6751, biodiesel didefinisikan sebagai bahan bakar dengan


komposisi mono-alkyil ester dari rantai asam lemak yang dapat disintesis dari minyak
tumbuhan, atau lemak hewani. Pada umunya biodisel diproduksikan dengan reaksi
langsung, yaitu transesterifikasi minyak tumbuhan dengan alkohol, dan katalisator. Dalam
proses ini menghasilkan air dan glycerol sebagai produk sampingannya. Dalam penelitian
ini dibagi dalam dua tahap pengujian yaitu pertama adalah pengujian sifat-sifat fisik dan
kimia dari base oil biodisesel 100% kelapa sawit dan tahap kedua adalah pengujian sifat
fisik dan rheologi lumpur biodisel 100% kelapa sawit. Parameter-parameter yang diukur
dari base oil ini antara lain specific gravity, pour point, cloud point, kinematic viskocity,
flash point, aniline point, boiling point, dan aromatic point.
Dari hasil pengujian aniline point, menunjukkan kemampuan dari base oil untuk
bereaksi dengan karet yang dapat menyebabkan rubber swelling. Lebih tinggi aniline point
akan bersifat kurang melarutkan karet. Karena peralatan pemboran seperti, BOP seal,
piston pompa, packer dll kebanyakan terbuat dari bahan karet, sehingga aniline point dari
base oil harus tinggi. Berdasarkan hasil uji fisik dan kimia dari base oil biodiesel 100%
kelapa sawit seperti ditunjukkan pada Tabel II.1, menunjukkan bahwa nilai anniline yang
tertinggi juga mengindikasikan biodisel 100% kelapa sawit susah melarutkan bahan-bahan
dari karet.

Tabel II.1 Sifat Fisik dan Kimia Base Oil

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap biodiesel 100% kelapa
sawit dapat ditarik kesimpulan bahwa lumpur biodiesel kelapa sawit tidak stabil pada
temperatur lebih tinggi dari 150oF dan biodiesel 100% kelapa sawit belum dapat digunakan
sebagai base oil based mud secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai