Anda di halaman 1dari 5

Pengelolaan Kerusakan Integritas Kulit

Pada Ny. N Dengan Abses Inguinal di RSUD Ambarawa

Sandra Dewi¹, Joyo Minardo², Maksum³

¹²³Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran

Sandradewi345@gmail.com

ABSTRAK
Menurut WHO (1992) dalam Potter & Perry (2005) , Kesehatan yang baik atau
kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit. Abses
merupakan infeksi bakteri yang terjadi di bagian tubuh atau kumpulan nanah dalam suatu
ruangan terbatas di dalam tubuh.
Data yang didapat dari RSUD Ambarawa tentang penyakit abses inguinal di
peroleh pada tahun 2014 terdapat 10 orang yang dirawat dengan abses inguinalis yaitu
laki-laki 7 orang dan perempuan 3 orang.
Kerusakan Integritas Kulit adalah suatu keadaan ketika seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami kerusakan jaringan epidermis dan dermis.
Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma ataupun luka
pembedahan. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan integritas kulit pada
pasien dengan abses di RSUD Ambarawa.
Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tekhnik wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penunjang. Metode yang digunakan
adalah meberikan pengelolaan berupa tindakan perawatan luka untuk membersihkan pus
yang keluar dan mempercepat penyembuhan.
Hasil pengelolaan didapat luka sudah agak kering tetapi masih tampak
kemerahan, dan tidak menyebabkan masalah komplikasi lain akibat dari adanya luka pada
pasien.
Saran bagi perawat di rumah sakit agar menerapkan sterilitas alat untuk medikasi,
agar tidak menyebabkan infeksi yang berkelanjutan pada luka.

Kata Kunci: Kerusakan integritas kulit, Abses Inguinal


Kepustakaan: 17 (1989-2013)

Pendahuluan bentuk patogen penyebabnya yang


spesifik, pada beberapa lainnya,
Infeksi merupakan invasi lokasi terutama gambaran kliniknya.
patogen atau mikroorganisme yang Infeksi pada tempat anatomi tertentu
mampu menyebabkan sakit. Jika akan memungkinkan pemberian
patogen berbiak dan menyebabkan terapi sebelum hasil biakan di
perubahan pada jaringan normal. peroleh.
Jika penyakit infeksi dapat di tularkan Dengan memahami rantai
langsung dari orang satu ke orang infeksi, perawat dapat melakukan
lain, penykit ini merupakan penyakit intervensi untuk mencegah infeksi
menular (Potter & Perry, 2005). berkembang. Saat klien mendapat
Sementara banyak penyakit infeksi, perawat mampu
bakteria, mudah di gambarkan dalam
mengobservasi tanda dan gejala dari gigitan serangga, luka tusukan,
infeksi dan mengambil tindakan yang folikel rambut yang terinfeksi, atau
tepat untuk mencegah luka yang tidak kering. Biasanya
penyebarnnya. abses menyebabkan kulit edema dan
Abses merupakan infeksi dapat menimbulkan rasa sakit. Data
bakteri yang terjadi di bagian tubuh yang didapat dari RSUD Ambarawa
atau kumpulan nanah dalam suatu tentang penyakit abses inguinal di
ruangan terbatas di dalam tubuh. peroleh pada tahun 2014 terdapat 10
Abses terbentuk saat pus tidak orang yang dirawat dengan abses
mengalir melalui kulit. Infeksi yang inguinalis
mendasarinya mungkin di timbulkan
METODE PENGELOLAAN Diagnosa keperawatan adalah
PENGKAJIAN pernyataan yang menguraikan
Pengkajian keperawatan respons aktual atau potensial klien
merupakan proses sistematis dari terhadap masalah kesehatan,
pengumpulan, verifikasi, dan perawat yang mempunyai izin dan
komunikasi data tentang klien. Fase berkompeten untuk mengatasinya.
proses keperawatan ini mencakup Respon aktual dan potensial klien
dua langkah pengumpulan data dari didapatkan dari data dasar
sumber primer dan sumber sekunder pengkajian, tinjauan literatur yang
dan analisis data sebagai dasar untuk berkaitan, catatan klien masalalu,
diagnosa keperawatan (Bandman dan konsultasi pada profesional lain,
dan Bandman, 1995). Tujuan dari semuanya dikumpulkan selama
pengkajian adalah menetapkan dasar pengkajian (Perry & Potter, 2005).
data tentang kebutuhan, masalah Kerusakan integritas kulit
kesehatan, pengalaman yang berhubungan dengan pembedahan.
berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, Kerusakan integritas kulit merupakan
nilai dan gaya hidup yang dilakukan suatu keadaan ketika seorang
klien. Penulis melakukan pengkajian individu mengalami atau beresiko
pada hari rabu, 18 maret 2015. Pasien mengalami kerusakan jaringan
mengeluh nyeri pada bagian luka epidermis dan dermis (Carpenito,
abses di inguinalis, skala nyeri 3, dan 2007). Menurut Moyet (2006),
nyeri saat bergerak saja. Luka abses seorang perawat harus
pasien tampak baru saja diganti menyelesaikan masalah keperawatan
karena balutan banyak berdasarkan diagnosa prioritas, yaitu
mengeluarkan abses. Kulit pasien perawat harus menyelesaikan
tampak kemerahan. Kedalaman luka diagnosis keperawatan atau masalah
pasien ± 3 cm, panjang 5 cm, dan kolaboratif, yang bila tidak diatasi
lebarnya 2,5 cm. Luka tampak sekarang, akan mengganggu
mengeluarkan pus. Penulis juga kemajuan untuk mencapai hasil atau
melakukan pemeriksaan fisik pada akan secara negatif mempengaryhi
klien. Terutama pemeriksaan tanda- status fungsi klien.
tanda vital klien menunjukkan TD:
130/80 mmHg, Nadi: 98x/menit, INTERVENSI
suhu: 36,5C, R: 20x/menit. Setelah dilakukan pengkajian
dan menetapkan diagnosa
keperawatan, maka pada hari Rabu,
DIAGNOSA KEPERAWATAN 18 Maret 2015 di ruang Melati RSUD
Ambarawa penulis menyusun
intervensi keperawatan berdasarkan
NANDA NIC menurut Amin dan terhadap enzim beta laktamase yang
Hardhi (2013) dan Doengeos (2000). dihasilkan oleh bakteri. Ceftriaxone
Intervensi adalah kategori dari biasanya diberikan dengan cara
prilaku kepeerawatan dimana tujuan disuntikan melalui intra vena.
yang berpusat pada klien dan hasil Penggunaan antibiotik yang irasional
yang diperkirakan ditetapkan dan akan memberikan dampak nrgatif,
intervensi keperawatan dipilih untuk salah satunya adalah meningkatnya
mencapai tujuan tersebut (Potter & kejadian resistensi bakteri terhadap
Perry, 2005). Intervensi yang antibiotik (Febiana, 2012).
ditetapkan yaitu: Lakukan perawatan
luka dan ganti balut, berikan posisi HASIL PENGELOLAAN
yang mengurangi tekanan pada luka,
Evalusi merupakan langkah dari
pemberian antibiotik.
proses keperawatan mengukur respon
klien terhadap tindakan keperawatan
IMPLEMENTASI
dan kemajuan klien ke arah pencapaian
Implementasi merupakan
tujuan (Potter & Perry, 2005). Evaluasi
komponen dari proses keperawatan
dilakukan pada hari kamis, 19 maret
kategori dari perilaku keperawatan di
2015.
mana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang Dari evaluasi yang di dapat, pus
diperkirakan dari asuhan keprawatan yang di keluarkan dari luka sudah
dilakukan dan diselesaikan (Potter & berkurang, dan luka sudah agak
Perry, 2006). Implementasi dilakukan mengering. Masalah teratasi
pada hari kamis tanggal 19 maret sebagian, penulis melanjutkan
2015. intervensi lagi dengan
Pukul 08.00 WIB melakukan mengobservasi kembali luka.
perawatan luka dan ganti balut. Pus
yang keluar sudah berkurang dan Kesimpulan
kulit tampak kemerahan. Perawatan
luka menggunakan Nacl 0,9 % dan Saat memberikan asuhan
iodium. Perawatan luka merupakan keperawatan penulis telah berusaha
salah satu cara utuk semaksimal mungkin untuk mencapai
mempertahankan kebersihan luka tujuan yang di harapkan seperti yang
dan mengurangi pertumbuhan sudah direncanakan. Pada asuhan
bakteri dan kuman keperawatan bedah kali ini, penulis
Pada pukul 08.10 WIB penulis menemukan data jika luka pasien
memberikan posisi yang mengurangi mengeluarkan banyak pus, dan kulit
tekanan pada luka (posisi supinasi). tampak kemerahan. Prioritas
Posisi ini dapat diberikan pada pasien masalah yang ditentukan penulis
dengan kasus abses inguinal. Jika luka yaitu kerusakan integritas kulit
tertekan akan menyebabkan rasa berhubungan dengan pembedahan.
nyeri dan memperlambat Berdasarkan diagnosa tersebut,
penyembuhan pada luka. penulis menyusun beberapa
Pada pukul 07.00 WIB penulis intervensi keperawatan yaitu,
memberikan obat antibiotik sesuai lakukan perawatan luka dan ganti
advis. Antibiotik yang digunakan balut, berikan posisi yang
adalah ceftriaxone.. Efektif terhadap mengurangi tekanan, pemberian
mikroorganisme gram positif dan antibiotik. Tindakan keperawatan
gram negatif (Prasetya, 2012). yang telah dilakukan penulis yaitu
Ceftriaxone juga sangat stabil melakukan penggantian
balutan/medikasi, didapatkan respon Ilmu Penyakit Dalam Harrison,
pasien mau jika balutannya diganti Ed.11.Jakarta, EGC.
secara rutin setiap hari. Saat di Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2007).
lakukan penggantian balutan pasien Buku Saku Diagnosa
mau memenuhi kebutuhan Keperawatan. Jakarta, EGC.
proteinnya. Penulis mengambil Doenges,Marilynn E. (2000). Rencana
kesimpulan jika masalah Asuhan Keperawatan. Edisi
keperawatan teratasi sebagian. 3.Jakarta, EGC.
Kesimpulan ini didapat dari hasil Dr. E. Oswari. (1989). Bedah dan
dimana luka masih mengeluarkan pus Perawatannya.Jakarta. Penerbit
walaupun sedikit dan kemerahan. PT Gramedia.
Farida, A. (2010). Keperawatan Medikal
SARAN Bedah.
http://repository.usu.ac.id/.sear
Bagi penulis di harapkan dapat
ch. 25 April 2015.
digunakan sebagai pembelajaran agar
Febiana, T. (2012). Kajian Rasional
penulis lebih sering untuk membaca
Penggunaan Antibiotik Di RSUD
referensi terbaru terutama meembahas
Dr.KARIADI Semarang.
tentang Abses inguinal, sehingga untuk
http://core.ac.uk.searh. 8 April
pembuatan Karya Tulis Ilmiah lainnya
2015.
sumber referensi dapat bervariasi.
Herman, T. Heather. (2012). Diagnosa
Bagi institusi pendidikan Keperawatan NANDA
diharapkan agar institusi menambah International.Jakarta, EGC.
koleksi buku referensi yang terbaru Kartika. N, Dewi. Buku Ajar-dasar
khususnya buku tentang Abses agar Keperawatan Gawat Darurat.
mahasiswa tidak lagi kesulitan dalam Jakarta. Salemba Medika,2011.
mencari referensi yang up to date.
Korownyk, C. (2007). Evidence-Based
DAFTAR PUSTAKA Approach to Abcess Management..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov.se
Amin & Hardi. (2013). Aplikasi Asuhan arch.10 April 2015.
Keperawatan Berdasarkan Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Diagnosa Medis & NANDA NIC- Fundamental Keperawatan :
NOC, Jilid 1. Yogyakarta, Konsep, Proses dan Praktik.
Mediaction ublishing. Vol.1. Jakarta, EGC.
Bakkara, Cj. (2012). Pengaruh Potter & Perry. (2006). Buku Ajar
Perawatan Luka Bersih Fundamental Keperawatan :
Menggunakan Sodium clorida Konsep, Proses dan Praktik.
0,9% dan Povidine Iodine 10% Vol.2. Jakarta, EGC.
Terhadap Penyembuhan Luka Sjamsu Hidayat. R. W, (2004). Buku Ajar
Post Apendiktomi RSU Kota Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta,
Tanjung Pinang Kepulauan Riau. EGC.
20 April 2015. Suwanto,T. (2013). Efektivitas
http://repository.usu.ac.id/bitst Penggunakan Larutan Nacl
ream/123456789/31496/9/Cov dibandingkan dengan D40%
er.pdf Terhadap Proses Penyembuhan
Braunwald [et al.] Kelainan karena agen Luka.
biologik dan lingkungan (Principles of http://e-
internal medicine 1). (1991). Buku Ajar journal.stikesmuhkudus.ac.id.se
arch.11 April 2015.
Vaughans, W.B. (2013). Keperawatan
Dasar. Edisi 1.Yogyakarta: rapha
publishing.
Wahjono, Hendro. (2007). Peran
Mikrobiologi Klinik Pada
Penganan Penyakit Infeksi.
http://eprints.undip.ac.id.searc
h.25 april 2015.

Anda mungkin juga menyukai