Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang kesehatan, masih banyak yang harus dilakukan


untuk meningkatkan SDM berkualitas sebagai isu sentral pembangunan
khususnya menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi.
Tingginya AKI di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup
(SKRT, 2003) adalah tertinggi di ASEAN. Penyebab langung kematian
ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi
dan eklamsia. Di dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab
kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan
partus lama. Sedangkan
partus lama atau partus kasep salah satu penyebabnya adalah
ketegangan dan ketakutan yang memperberat rasa nyeri persalinan dan
akhirnya memperlambat kelahiran bayi (Jones, 1994). Hasil penelitian
Mc.Call dan Here (1960) menunjukkan bahwa morbiditas ibu dan bayi
lahir mati pada partus lama 4 kali lebih besar bila dibandingkan dengan
partus normal.
Wanita hamil sering khawatir tentang rasa nyeri yang akan mereka
alami saat melahirkan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk
mengatasi nyeri tersebut. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi
beraneka ragam metode persiapan persalinan yang membantu ibu atau
pasangan mengatasi rasa tidak nyaman dalam persalinan (Bobak, 2004).
Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor yang
ditetapkan (Wall & Melzack, 1994). Skor tersebut lebih tinggi
dibandingkan sindrom nyeri klinik seperti nyeri punggung yang kronik,
nyeri akibat kanker, nyeri tungkai/lengan, nyeri syaraf, sakit gigi, memar,
nyeri tulang, terluka, fraktur, terpotong serta keseleo.
Rasa nyeri persalinan dapat dikurangi baik itu menggunakan metode
farmakologik maupun non farmakologik yang mana terkait dengan 3
tujuan dasar pengurangan nyeri dalam persalinan yaitu mengurangi
perasaan nyeri dan tegang, sementara pasien dalam keadaan terjaga seperti
yang dikehendakinya, menjaga agar pasien dan janinnya sedapat mungkin
tetap terbebas dari efek depresif yang ditimbulkan oleh obat serta yang
ketiga adalah mencapai tujuan ini tanpa mengganggu kontraksi otot
rahim (Hellen Farrer, 1996).
Menurut Melzack dan Wall (1991), penggunaan metode psikologis
untuk melawan nyeri berasal dari penelitian yang menunjukkan
signifikansi kontribusi psikologis terhadap nyeri, namun metode
psikologis seperti “Persalinan alami” dan psikoprofilaksis telah lama
mendahului penelitian.
Antara beberapa metode pengendalian nyeri nonfarmakologik dengan
komunikasi therapeutik secara verbal maupun nonverbal oleh bidan tentu
tak dapat berdiri sendiri. Jika mengacu pada tujuan komunikasi
therapeutik, yaitu untuk kesembuhan pasien, maka komunikasi
therapeutik ini amat mendukung dalam relaksasi, postur, ambulasi,
psikoprofilaksis, masase dan sentuhan therapeutik serta penciptaan
lingkungan emosional persalinan yang mendukung.
Pengurangan rasa nyeri persalingan dengan metode non
farmakologik menarik minat peneliti karena hal ini tidak menimbulkan
efek samping yang merugikan secara fisik bagi ibu maupun janinnya.
Metode ini salah satunya dapat ditempuh dengan menggunakan
pendekatan emosional yaitu komunikasi verbal maupun nonverbal bidan
terhadap ibu bersalin.
Di Wilayah Pustu kecematan canduang kabupaten agam, ibu bersalin
diberi perlakuan secara umum yang mana berlum teridentifikasi
pelaksanaan komunikasi therapeutik yang lebih intensif. Setelah peneliti
melakukan studi pendahuluan di pustu kecematan canduang
kab.agam pada bulan Februari 2015 pada 10 orang ibu bersalin dengan
memberikan komunikasi therapeutik yang lebih intensif, maka didapat
kesimpulan bahwa sejumlah ibu bersalin tersebut menunjukkan respon
yang positif dalam menghadapi nyeri persalinannya.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan komunikasi therapeutik dengan intensitas nyeri
persalinan kala I di kecematan canduang kabupaten agam

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan


masalah Apakah Masalah dalam penelitian adalah masih ditemukan
angka kejadian partus lama 6,5% memberi kontribusi terhadap penyebab
kematian ibu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan komunikasi therapeutik dengan


intensitas nyeri persalinan kala I di kecematan canduang kab.agam
.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi komunikasi therapeutik


terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan kala I.
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi intensitas nyeri persalinan
kala I?
c. Untuk mengetahui hubungan komunikasi therapeutik dengan
intensitas nyeri persalinan kala I.
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran tentang intensitas


nyeri persalinan kala I di kecematan canduang kab.agam

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi institusi pendidikan sebagai bahan masukan dalam

mengembangkan program kebidanan terhadap cara menghadapi

proses persalinan.

3. Bagi Bidan Praktek Mandiri

Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang intensitas


nyeri persalinan kala I di kecematan canduang kab.agam

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan


penelitian selanjutnya tentang intensitas nyeri persalinan kala I di
kecematan canduang kab.agam

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini bersifat deskripsi korelasi. Sedangkan rancangan


adalah cross sectional terhadap ibu bersalin di wilayah pustu
kec,canduang kab. agam. Adapun pokok penelitiannya adalah hubungan
komunikasi therapeutik dengan intensitas nyeri persalinan kala Ipustu
kec.canduang kab. Agam . Sasaran penelitian adalah ibu-ibu bersalin,
lokasi di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ baik persalinan yang terjadi di
Puskesmas, rumah klien, maupun di BPS kec.canduang tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai