Anda di halaman 1dari 13

PAKET PENYULUHAN

PHBS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PHBS”

Oleh:
D3 Keperawatan Stikes Banyuwangi

Telah dilaksanakan pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 9 Agustus 2018

Pukul : 10.00

Topik : Pengenalan PHBS

Pembimbing klinik Pembimbing Institusi

................................ ....................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RUMAH SAKIT
DI RUANG 13 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Topik Penyuluhan : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sasaran : Pasien, keluarga pasien dan pengunjung
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Agustus 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang 13
Penyuluhan : Mahasiswa Kelompok 7 Prodi D3 Keperawatan Stikes
Banyuwangi

I. LATAR BELAKANG
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) semakin gencar di
kampanyekan oleh departemen Kesehatan. PHBS merupakan upaya promosi
kesehatan yang diharapkan dapat dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dala mewujudkan kesehatan
masyarakat. Ada 5 tatanan PHBS yaitu di lingkungan rumah, sekolah, tempat
kerja, tempat umum, dan institusi kesehatan. PHBS penting diperhatikan
untuk meminimalkan terjadinya penyebaran penyakit khususnya di Rumah
Sakit dan di lingkungan rumah.
Berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan dapat menjadi
sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan maupun
pengunjung.Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi
kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di institusi
kesehatan kepada penderita lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut
dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi Nosokomial dapat terjadi karena
kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau kurang higienis, tenaga
kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang terampil.
Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasitftas
institusi kesehatan seperti ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan
sampah dan limbah, serta perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan
pengunjung seperti membuang sampah dan meludah sembarangan. Dengan
tidak diterapkannya Perilaku Hidup Bersih dari Sehat (PHBS) di institusi
Kesehatan dapat membuat orang sakit bertambah sakit dan yang sehat
menjadi sakit.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien
di Ruang 13, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dapat menambah
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhankeluargadapat :
1. Mengetahui definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Rumah Sakit
2. Mengetahui tujuan pelaksanaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
3. Mengetahui manfaat pelaksanaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
4. Mengetahui jeniskegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Rumah Sakit
III. Sasaran
Pesertadalam penyuluhan ini adalah pasien,keluarga pasien dan pengunjung
pasien yang sedang dirawat di Ruang 13, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
IV. Media
1. LCD
2. Laptop
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
5 menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. 3. Menjelaskan maksud 3. Menyetujui kontrak
dan tujuan 4. Menjawab pertanyaan
4. 4. Kontrak waktu
5. Menggali pengetahuan
pesertasebelum
dilakukan penyuluhan.
15 Penyajian Menjelaskan tentang : Mendengarkan
menit 1. Menjelaskan Menanyakan
pengertian PHBS Menanggapi
2. Menjelaskan tujuan
PHBS
3. Menjelaskan manfaat
PHBS
4. jeniskegiatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Rumah
Sakit

10 Evaluasi/penutup 1. Menggali pengetahuan Menjawab


menit peserta sesudah Menyimak
dilakukan kegiatan Menjawab salam
penyuluhan
2. Menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
3. Menutup dengan salam
penutup
VII.Pemantauan dan Evaluasi
1. pemantauan
a. Input
1) Kegiatan penyuluhan minimal dihadiri 5 peserta
2) Media yang digunakan LCD, Laptop
3) Paket penyuluhan sesuai SPO dan up to date
4) Waktu kegiatan penyuluhan 30 menit
5) Tempat penyuluhan di ruang penyuluhan
6) Pengorganisasian penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum
kegiatan
b. Proses
1) Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2) 1 peserta meninggalkan penyuluhan
3) Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan
memahami materi penyuluhan
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku
kesehatan yang lebih baik
2.Evaluasi
Promosi kesehatan rumah sakit untuk mengetahui PHBS terhadap
indicator (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat)
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Sakit


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Sakit adalah suatu
upaya untuk memberdayakan pasien dan keluarga pasien atau pengunjung agar
mampu mencegah penularan penyakit di Rumah Sakit.

B. Jenis Kegiatan PHBS di Rumah Sakit

1. Penggunaan Masker
Masker yang digunakan harus cukup besar untuk menutupi hidung,
mulut, bagian bawah dagu dan rambut pada wajah (jenggot). Masker
dipakai untuk menhaan cipratan yang keluar sewaktu pengunjung berbicara,
batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh
lainnya memasuki hidung atau mulut pengunjung. Pada perawatan pasien
yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui
udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel
mencapai membrane mukosa.

Gambar 1 Masker Bedah

Gambar 2 Masker Efisiensi Tinggi N-95


Cara Penggunaan masker:

1) Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan leher.
2) Pastikan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung.
3) Peskan dengan erat pada wajah dan bawah dagu sehingga melekat
dengan baik.
4) Periksa ulang pengepasan masker

Gambar 3 Pemakaian Masker

2. Membuang Sampah pada Tempat Sampah yang Tersedia


Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan pencegahan
pengendalian infeksi di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan.
Limbah dari rumah sakit dapat berupa yang telah terkontaminasi atau tidak
terkontaminasi. Limbah yang tidak terkontaminasi, seperti kertas, kotak,
botol, wadah plastik dan sisa makanan, dapat dibuang dengan biasa.
Sedangkan limbah yang terkontaminasi dengan darah, nanah, urin, tinja,
jaringan tubuh lain, dan bahan bukan dari tubuh seperti bekas pembalut
luka, kasa, kapas, diperlukan penanganan lebih lanjut.

Limbah yang tidak terkontaminasi dikumpulkan ke dalam bak sampah


warna hijau yang telah dilapisi plastik hitam. Sedangkan limbah padat yang
terkontaminasi (bekas pembalut luka, kasa, kapas, dan lain-lain)
dikumpulkan dalam bak sampah warna kuning yang dilapisi plastik kuning,
dan limbah tinja dan urin dibuang di dalam Water Closet (WC).
Tempat Limbah Medis

3. Tidak Merokok di Lingkungan Rumah Sakit


Asap rokok jauh lebih berbahaya daripada polusi udara. Tidak
merokok bukan berarti bebas dari berbagai bahaya rokok. Asap rokok yang
beterbangan di udara justru jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan:
penyakit paru, penyakit impotensi dan organ reproduksi, risiko stroke, dan
penyakit lambung.

4. Tidak Berkunjung ke Rumah Sakit bila Keadaan Sakit


Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka kekebalan seseorang
tersebut menurun. Sehingga, resiko terjadinya infeksi akan semakin
meningkat.

5. Tidak Membawa Anak Berusia Kurang dari 12 Tahun untuk


Berkunjung atau Menginap di Rumah Sakit
Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah
daripada dewasa, sehingga kan lebih mudah tertular penyakit. Anak yang
berkunjung atau menginap di rumah sakit dan berhubungan dengan pasien
penyakit menular melalui udara akan lebih berisiko untuk terinfeksi.

6. Kebersihan Tangan
Praktek membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang
ditularkan melalui tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit yang diperoleh dari kontak dengan
pasien dan lingkungan. Membersihkan tangan dilakukan dengan cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir apabila tangan terlihat kotor dan
terkontaminasi bahan protein, atau menggunakan handrub berbasis alcohol
jika tangan tidak terlihat ternoda dan diakhiri dengan mengeringkan tangan
dengan handuk seklai pakai atau tissue towel. Menjaga kebersihan tangan
ini dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, serta setelah
kontak dengan lingkungan di sekitar pasien.
20-40 detik

7. Etika Batuk
Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya. Semua pasien,
pengunjung dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi
etika batuk. Saat anda batuk atau bersin:

1) Tutup hidung dan mulut anda


2) Segera buang tisu yang sudah dipakai
3) Lakukan kebersihan tangan
Sebaiknya gunakan masker bedah ketika anda sedang batuk. Etika
batuk dan kebersihan pernapasan harus diterapkan di semua bagian rumah
sakit, di lingkungan masyarakat dan bahkan di rumah.

8. Orang Sakit Tidak Boleh Mengunjungi Pasien


Pengunjug yang sedang sakit atau memiliki gejala demam atau infeksi
saluran pernapasan akan lebih mudah tertular penyakit. Berhubungan dekat
dengan pasien penyakit menular berisiko untuk terinfeksi.
9. Orang Baru Sembuh dan Sudah Tidak Menunjukkan Gejala Harus
Dibatasi Melakukan Kunjungan kepada Pasien
Orang yang baru sembuh dan sudah tidak menunjukkan gejala, masih
rentan akan terjadinya infeksi. Hal tersebut dikarenakan orang yang baru
sembuh masih dalam proses pemulihan dari penyakitnya.

10. Pengunjung Tidak Diperbolehkan Meludah Sembarangan di Area


Pelayanan Kesehatan
Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ludah. Jika
memang harus meludah, keluarkanlah di toilet atau bisa menggunakan
tissue kemudian buang di tempat sampah.

11. Pengunjung Tidak Boleh Berlama-lama di dalam Ruangan Pasien


Intensitas pengunjung yang lama, akan menyebabkan semakin banyak
pula kuman atau virus yang menyebar dan terpapar kepada pengunjung,
selain itu akan mengganggu waktu istirahat pasien.

12. Pengunjung Bicara Seperlunya


Bicara dengan intonasi suara yang normal, jangan grusak-grusuk, dan
jangan tertawa kencang-kencang, karena tidak semua yang kita jenguk
menempati kelas 1 ataupun VIP yang hanya berisi satu orang di dalam
kamar.

13. Pengunjung Tidak Boleh Makan Minum di Ruangan Pasien


Makan dan minum di ruangan pasien akan menyebabkan pengunjung
mudah terinfeksi oleh virus atau kuman melalui makanan dan minuman
yang dikonsumsi pengunjung.

C.2. Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat

1. Makan buah dan sayur setiap hari


Adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

3. Tidak merokok dalam rumah


Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di
dalam rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang
lainnya.

C. Manfaat PHBS
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga.

2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:


a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan,tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai