Anda di halaman 1dari 2

KESIMPULAN

Korupsi Dana Desa Bukan Kesalahan Sistem


Menteri Desa PDTT Eko Putro Sanjojo mengatakan, kasus korupsi yang terjadi atas
penyalahgunaan dana desa adalah kesalahan mental aparatur desa, bukan karena sistem
pengawasan.

"Menurut saya bukan sistem yang salah, pengawasannya sudah sangat bagus," kata Eko, dalam
diskusi Forum Merdeka Barat 9 dengan tema Peningkatan Kesejahteraan dan Pembangunan
Daerah, di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (19/8/2017).

Tersibaknya kasus penyalah gunaan dana desa menandakan sistem pengawasan dana desa
sangat baik, banyak pihak yang dilibatkan untuk mengawasi penyerapan dana desa dari
penegak hukum, lembaga negara, instansi pemerintah, sampai masyarakat.

"Yang mengawasi banyak, Kementerian Dalam Negeri punya satgas, Kementerian Keuangan
punya satgas, KPK, BPK BPKP, masyarakat mengawasi, semua akan terkuak kalau ada yang
menyalah gunakan," tuturnya.

Mekanisme penyaluran dana desa dari Kementerian Keuangan langsung ke Kabupaten juga
sudah baik, hal tersebut dinilainya tepat karena aparatur daerah tau secara rinci kebutuhan
desa.

Selain itu proses pemberian dana juga sudah baik, desa yang tidak memberikan laporan
penggunaan dana desa tidak akan diberikan dana pada tahap berikutnya, selain itu desa yang
tidak memberikan rencana penggunaan

"Kalau persoalan korupsi kita beresin korupsinya. Kemarin saya ketemu Menteri Dalam Negeri,
kita sepakat pelru meningkatkan anggaran inspektorat pengawasan desa supaya lebih baik,"
tutup Eko.

Sebelumnya pada 17 Agustus 2017, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode
Muhammad Syarif membeberkan enam hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dana
desa.

Di hadapan puluhan kepala desa atau lurah yang mendatangi markas KPK, Syarif membeberkan
keenam hal tersebut. Pertama, pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai alias fiktif.

"Kedua, mark up anggaran yang tidak melibatkan masyarakat dalam musyawarah desa,
penyelewangan dana desa untuk kepentingan pribadi, dan lemahnya pengawasan serta
penggelapan honor aparat desa," ujar Laode Syarif di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 16 Agustus
2017.
Syarif mengatakan, pemerintah saat ini berencana menaikkan anggaran dana desa dua kali lipat
pada 2018. Dia berharap, para kepala desa tidak melakukan enam hal yang menyebabkan
penyimpangan dana desa.

Anda mungkin juga menyukai