Anda di halaman 1dari 43

Bab 9

Rencana Penggajian, Kontrak Hutang, Prosedur


Akuntansi

PERANAN AKUNTANSI dALAM RENCANA PENGGAJIAN


Laporan keuangan perusahaan yang diaudit nampak ditujukan pada tambahan
pengontrolan manajer dan kejahatan jabatan dari pada kelalaian mereka. Namun demikian, pada
akhir abad kesembilan belas, laporan akuntansi yang teraudit telah menjadi sebuah dasar untuk
penggajian manejemen, agaknya untuk mengurangi kalalaian. Pada waktu itu, beberapa artikel
atau anggaran rumah tangga perusahaan Inggris mengatur gaji manajer pada pendapatan yang
dilaporkan (Watts, 1977: 57; Matheson, 1893: vii-viii; Pixley, 1881: 114). Juga pada awal
keduapuluh, penggajian insentif manajemen yang berdasarkan pada pendapatan merupakan
norma di Eropa (lihat Taussing dan Baker, 1925). Sementara perkembangan rencana penggajian
manajemen yang berdasarkan pendapatan terjadi kemudian di Amerika Serikat (lihat Taussie dan
Barker 1925), pada 1950an pola penggajian eksekutuf perusahaan memasukkan rencana insentif
yang secara formal mengatur penggajian manajer pada sejumlah penggajian dalam laporan audit
tahunan perusahaan.

Pertumbuhan dan kelangsungan rencana penggajian yang berdasar pendapatan


menyatakan bahwa rencana-rencana itu merupakan kontrak yang efisien (yaitu, memaksimalkan
nilai perusahaan). Namun demikian, analisis dalam Bab 8 menyatakan bahwa sebuah kontrak
manajemen yang efisien memotivasi manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Oleh
karenanya, rencana penggajian yang secara langsung mengikat penggajian manajer pada
pengaruh rencana itu pada nilai pasar perusahaan akan terlihat lebih efisien daripada sebuah
rencana yang berdasarkan pendapatan. Kemudian mengapa rencana akuntansi yang berdasarkan
pendapatan digunakan?

Alasan Bagi Penggunaan Rencana Akuntansi yang Berdasarkan Pendapatan


Tidak ada teori yang menjelaskan komposisi rencana penggajian manajemen. Namun
demikian, literatur iru benar-benar memasukkan hipotesa tentang perananan rencana itu dan
pengaruh insentif dari komponen-komponen rencana itu (lihat Smith dan Watts, 1982). Dan lagi,

58
disamping hipotesa bahwa rencana-rencana itu dirancang untuk meneyediakan manajer dengan
sebuah insentif untuk memaksimalkan nilai perusahaan (hipotesa insentif), literatur itu
memasukkan hipotesa eksklusif non-mutual bahwa rencana itu dirancang untuk mengurangi nilai
perusahaan yang sekarang dan pajak manajer (hipotesa pajak, lihat Miller dan Scholes, 1980).

Ada dua jenis dasar rencan penggajian yang menghargai penampilan manajemen
seperti yang diukur dengan jumlah akuntansi (biasanya pendapatan): rencana bonus dan rencana
penampilan (bagian penampilan dan rencana unit penampilan). Dari literatur itu, kami
menyarankan tiga faktor yang mungkin yang memotivasi rencana akuntansi penggajian yang
berdasarkan pendapatan: (1) ketidakkemampuan untuk mengamati nilai pasar perusahaan, (2)
ketidaksatuan penampilan, dan (3) pajak.

PERUSAHAAN MANA YANG MENGGUNAKAN RENCANA AKUNTANSI YANG


BERDASARKAN PENDAPATAN?
Penelitian yang menjelaskan mengapa beberapa perusahaan menggunakan rencana
yang berdasarkan pendapatan dan yang lainnya tidak adalah jarang. Kita ketahui dari penelitian
Conference Board (misalnya, Conference Board, 1979) bahwa frekuensi penggunaan rencana
seperti itu berbeda-beda oleh industri. Misalnya, sebuah proporsi perusahaan manufaktur yang
lebih besar daripada perusahaan penjualan menggunakan rencana bonus. Namun demikian, kami
tidak mempunyai teori untuk menjelaskan mengapa perusahaan manufaktur lebih mungkin untuk
menggunakan sebuah rencana bonus daripada perusahaan penjualan. Namun begitu, kita dapat
berpikir hipotesa yang masuk akan secara intuisi di mana perusahaan menggunakan rencana
yang berdasarkan pendapatan. Satu hipotesa seperti itu disarankan oleh analisis dalam bagian
sebelumnya dan Bab 8.
Untuk rencana bonus untuk memberikan manajer dengan sebuah insentif untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, indeks penampilan dalam perhitungan bonus (pendapatan)
harus dihubungkan dengan pengaruh tindakan perusahaan pada nilai perusahaan. Ceteris paribus,
semakin besar hubungan antara pendapatan dan pengaruh tindakan tertentu manajer atas nilai
perusahaan, semakin mungkin sebuah rencana bonus yang berdasarkan pendapatan akan
digunakan untuk menghargai manajer itu. Misalnya, seseorang tidak akan berharap sebuah
hubungan yang tinggi antara akuntansi pendapatan dari sebuah penelitian dan perkembangan

59
perusahaan dana pengaruh manajer atas nilai pasarnya. Maka kami akan berharap rencana bonus
akan menjadi kurang sering digunakan oleh perusahaan seperti itu (lihat Smith dan Watts, 1984).
Jumlah akuntansi digunakan di dalam rencana penggajian yang berdasarkan pendapatan
untuk tujuan daripada pengukuran penampilan. Jumlah akuntansi itu digunakan untuk mengukur
parameter perusahaan. Misalnya, dalam jumlah akuntansi rencana bonus (sebagian atau seluruh
aset) digunakan untuk menyusun tingkat pendapatan yang diperlukan untuk sebuah penghargaan
bonus. Banyak dari penggunaan parameter itu dapat dirasionalisasikan dalam hal pengurangan
biaya agensi (lihat Smith dan Watts, 1982). Namun demikian, peneliti akuntansi secara khusus
telah mengambil akuntansi parameter rencana penggajian seperti yang telah diberikan dan bahwa
dasar meneliti pengaruh rencana itu pada prosedur akuntansi. Kami menigkuti jalan yang sama.
Prosedur yang Diterima
Pengujian akuntansi dan teks auditing awal mengindikasikan bahwa pilihan metode
akuntansi manajer dibatasi sebelum regulasi dan menyediakan bukti pada jenis pambatasan.
Teks-teks ini mengindikasikan bahwa peranan rencana penggajian adalah penting pada waktu
itu. Mereka membahas keengganan manajer untuk mengisi depresiasi ketika penggajian manajer
diikat pada pendapatan: Auditor, dan khusunya mereka yang mempunyai hubungan dengan
saham gabungan atau perhatian lain sei mana pemberian upah manajemen dibuat secara
menyeluruh atau sebagian bergantung atas keuntungan yang dilaporkan, mengetahui dalam
bentuk berbeda apa yang bertahan pada sebuah pengisian yang cukup melawan keuntungan
Depresiasi dihadirkan. (Matheson, 1893: vii-viii).

Kutipan itu menyarankan bahwa sebuah proporsi yang dapat diuji secara potensial:
perusahaan dengan rencana penggajian yang berdasarkan pendapatan lebih mungkin untuk
diaudit sebelum audit secara sayah diperlukan.
Konversatisme ditekankan pada teks ini. Konservatisme berarti bahwa akuntan
seharusnya melaporkan nilai terendah diantara nilai alternatif yang mungkin untuk aset dan nilai
alternatif tertinggi untuk passiva. Pajak seharusnya dikenali kemudian daripada lebih segera dan
biaya lebih segera daripada kemudian. Konversatisme dicontohkan oleh manajer dalam sebagian
besar industri yang ada untuk menghitung pendapatan dengan menggunakan penurunan biaya
atau aturan penilaian inventaris pasar. Sebuah fungsi konservatisme akuntan yang diungkapkan

60
(lihat Hendricksen, 1982: 82) adalah untuk mengimbangi optimisme manajer (agaknya didorong
oleh rencana penggajian yang berdasarkan pendapatan).
Kegunaan penurunan biaya atau pasar dan konservatisme pada umumnya menyarankan
sebuah penjelasan yang ptensial mengapa akuntansi pendapatan dihitung di bawah campuran
biaya sejarah dan dasar nilai pasar dan tidak dihitung menurut teori penilaian pasar yang
dihadirkan dalam Bab 2. penghitungan seperti itu memerlukan perkiraan nilai pasar aset dan arus
uang masa yang akan datang. Dalam banyak kasus, manajer secara lebih baik mampu untuk
memperkirakn nilai pasar aset, misalnya, daripada para auditor. Hal ini memberikan manajer
denga kemampuan untuk mempengaruhi jumlah pendapatan pada kemurahan hati mereka. Jika
para manajer menggunakan pengaruh ini pada keuntungan mereka sendiri, asosiasi antara jumlah
pendapatan dan pengaruh manajer atas nilai perusahaan adalah mungkin untuk dikurangi,
pengurangan keefektifan penggajian insentif.
Kemampuan manajer untuk mempengaruhi penghitungan pendapatan dibawah sebuah
definisi pendapatan khusus harus dijual melawan keberadaan di mana pendapatan, yang dihitung
menurut definisi itu, dihubungkan dengan pengaruh manajer atas nilai perusahaan. Hal ini
menjelaskan perhatian akuntan dengan keobyektifan, perhatian bahwa jumlah itu dapat
dibedakan (misalnya, Paton dan Littleton, 1940: 18-21).
Pilihan Diantara Prosedur yang Diterima
Bahkan sebelum regulasi disclosure, mungkin bahwa auditor akan telah melaporkan
permulaan dari prosedur yang diterima waktu itu kepada para direktur dan jika perlu pada
pemegang saham (lihat Pixley, 1881: 157-159). Laporan itu akan memberikan tanda direntur
non-manajemen, yang menentukan penggajian manajer (panitia penggajian), untuk
menyesuaikan pendapatan yang digunakan dalam penghitungan penggajian manajer.
Sementara terdapat keteraturan dan praktek-praktek yang diterima dalam akuntansi
sebelum regulasi, juga terdapat sebuah wilayah praktek yang besar di mana manajer dapat
melatih kebijaksanaan mereka dan tidak menjelaskan laporan khusus auditor. Misalnya, seorang
manajer tidak akan telah dilaporkan untuk penggantian dari depresiasi yang dipacu ke depresiasi
garis-langsung. Bahkan tanpa laporan itu, mungkin bahwa panitia penggajian menyesuaikan
penggajian untuk pendapatan yang elbih tinggi yang dihasilkan dari prosedur akuntansi yang
diubah manajer. Namun demikian, kelihatannya tidak mungkin bahwa penyesuaian dibuat untuk
semua metode di mana manajer melatih kebijaksanaannya. Biaya monitoring yang diberikan,

61
banyak penyesuaian yang dilakukan oleh panitia penggajian tidak akan terbayar. Jika panitaia
penggajian dapat meneyesuaikan panggajian manajemen dengan murah, rencana insentif yang
berdasarkan akuntansi tidak akan ada. Maka keberadan rencana itu menyarankan biaya
monitoing positif dan kemampuan manajemen untuk memilih metode dan mengubah metode
untuk berusaha meningkatkan gaji mereka. Tentu saja, dengan harapan yang rasional, seperti
terlihat dalam Bab 8, di atas rata-rata usaha seperti itu tidak akan terbayar karena penggajian
yang seimbang merefleksikan pengaruh manipulasi.
Sekarang, perubahan dalam praktek akuntansi menggambarkan sebuah kualifikasi
audit, dan perubahan itu berpengaruh dalam tahun perubahan yang dilaporkan. Namun demikian,
manajer masih mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pendapatan melalui metode
akuntansi tanpa penggambaran sebuah kualifikasi audit. Misalnya, perkiraan biaya perbaikan
tanah mendatang setelah penambangan melibatkan ketidakpastian yang cukup untuk
memberikan manajemen ruang gerak yang substansial dalam menentukan biaya yang akan
dikosongkan dalam setiap tahun.
Sebagian besar penelitian telah meneliti pengaruh rencana bonus daripada rencana
penampilan atas pilihan prosedur akuntansi manajer. Parameter rencana bonus merupakan
susunan di mana bonus diberikan dalam kebanyakan tahun (lihat Smith dan Watts, 1982), dan,
jika bonus dapat diberikan, jumlah maksimal adalah sebuah fungsi linier dari pendapatan yang
dilaporkan. Hal ini telah membawa banyak peneliti pada sumsi bahwa penggajian manajer di
bawah sebuah rencana bonus meningkat seperti peningkatan pendapatan yang dilaporkan. Di
bawah asumsi itu, sebuah peningkatan di dalam nilai pendapatan perusahaan yang sekarang
dilaporkan meningkatkan nilai gaji manajer yang sekarang. Hasil ini menghasilkan sebuah
hipotesa yang telah diuji dalam beberapa penelitian:
Hipotesa rencana bonus (bonus plant). Ceteris paribus, manajer perusahaan sengan
rencana bonus lebih mungkin untuk memilih prosedur akuntansi yang menggantikan
pendapatan yang dilaporkan dari periode yang akan datang ke periode yang sekarang.
Hipotesa ini diberi sebuah nama karena hipotesa ini relatif sering diuji. Hipotesa lain yang
sering diuji tentang pilihan prosedur manajer juga kan diberi label untuk referensi yang akan
datang.

62
PERANAN AKUNTANSI DALAM KONTRAK HUTANG
Sementara terdapat bukti yang sedikit langsung bahwa pernyataan keuangan yang
diaudit digunakan untuk memonitor kontrak hutang sebelum abad ke sembilan belas, ada cukup
bukti bahwa pernyataan keuangan yang diaudit yang sekarang memenuhi tujuan itu (lihat Smith
dan Warner, 1979; Leftwich, 1980). Kontrak untuk hutang umum (yaitu, hutang dagang secara
umum) dan hutang swasta memasukkan perjanjian yang menggunakan jumlah dari pernyataan
keuangan yang diaudit yang diterbitkan untuk membatasi tindakan manajemen. Setiap
pelanggaran dari perjanjian itu dipertimbangkan sebuah kegagalan, yang menyediakan para
penyewa dengan hak untuk mengambil tindakan yang biasanya diasosiasikan dengan sebuah
kegagalan (misalnya, penyitaan jaminan). Manajer dari perusahaan yang meminjam diminta
untuk memberikan sebuah Sertifikat Kerelaan (Certificate of Compliance) tahunan yang
mensertifikasi bahwa mereka telah meninjau pernyataan keuangan dan tidak mempunyai
pengetahuan dari sebuah pelanggaran. Dengan hal yang sama, kontrak hutang biasanya meminta
auditor untuk mensertifikat sedara tahunan bahwa dia tidak mempunyi pengetehuan dari
kegagalan apapun.
Perjanjian yang Menggunakan Jumlah Akuntansi
Perjanjian yang menggunakan jumlah akuntansi dalam kontrak hutang muncul akan
dirancang untuk membatasi jenis-jenis investasi nilai-pengurangan dan keputusan pembiayaan
yang dibahas dalam Bab 8. perjanjian itu dijelaskan dalam paragraf berikut. Penjelasan itu
diambil dari Leftwich (1980) dan Simth dan Warner (1979). Paper itu mendasarkan pengamatan
mereka pada Commentaries on Indentures milik American Bar Association yang merupakan
sebuah “cookbook” dari perjanjian khusus yang ditemukan dalam perjanjian peminjaman dan
sebuah sampel dari perjanjian peminjaman.
BATASAN DIVIDEND DAN PEMBELIAN SAHAM
Batasan dividend dan pembelian saham adalah biasa dalam kontrak hutang. Kedua hal
itu menyajikan tujuan pencegahan manajer dari pembayaran likuidasi dividend. Batasan dividend
itu biasanya menentukan sebuah inventaris pendanaan yang tersedia untuk dividend ( inventaris
atau dana yang dapat terbayar) selama kelangsungan hutang. Dividend hanya dapat terbayar dari
inventaris itu. Definisi khusus inventaris itu untuk kuarter t (IPFt) adalah (Kalay, 1982):
 t   t   t 1 
IPFt = k   A  +   SS  + DIP -   DIV   (9.1)
  0    0    0 

63
A adalah pendapatan yang dilaporkan untuk kuater , SS adalah pendapatan dari penjualan
jaringan saham biasa dari biaya transaksi, DIP adalah jumlah pasti yang diketahui sebagai “dip,”
k adalah konstanta (0  k  1), dan DIV adalah uang atau dividend aset dan pemblian kembali
saham dalam kuarter . Inventaris tergantung atas pendapatan yang terakumulasi sejak
permasalahan hutang ( = 0), jumlah dari saham-saham yang baru yang dikeluarkan sejak  = 0,
dan total dividend sejak  = 0. Pembelian kembali saham dan distribusi uang atau aset diuji
kesamaannya seperti dividend untuk tujuan perjanjian dividend (lihat Kalay, 1982).
Pembatasan dividen merupakan pembatasan investasi minimum secara efektif pada
pemegang saham. Batasan itu menekan manajer untuk berinvestasi dan membuat batasn itu tidak
mungkin untuk membatalkan proyek nilai jaringan yang sekarang. Jika inventaris adalah nol atau
negatif, perusahaan tidak berada dalam kegagalan, tetapi perusahaan tidak dapat membayar
dividend.

64
Bab 10
AKUNTING DAN PROSES POLITIK

Dalam bab ini sifat dari proses politik dan peran dalam proses tersebut ditunjukan pertama;
kemudian efek pada akunting dijelaskan secara rinci. Berdasarkan pada analisis ekonomi proses
politik dan dampaknya pada akunting, dorongan para manajer perusahaan besar untuk memilih
pendapatan yang mengurangi prosedur akunting dibahas berikutnya, diiikuti oleh evaluasi kritis
terhadap analisis tersebut. Hipotesis mengenai dampak harga saham perubahan prosedur
akunting melalui proses politik dibahas kemudian. Bab tersebut disimpulkan dalam ringkasan.

SIFAT DARI PROSES POLITIK


Bab 7 membahas pandangan bahwa proses politik adalah cara mengobati kegagalan pasar
yang dirasakan (misal, pengungkapan perusahaan yang tidak “memadai”). Pandangan lain
dibahas pada asumsi bahwa individu dalam proses politik, seperti individu dalam pasar,
bertindak dalam kepentingan diri-mereka sendiri (misal Olson 1971; Stigler, 1971; Peltzmen,
1976). Dengan teori alternatif ini, proses politik adalah persaingan diantara individu untuk
transfer kekayaan. Ada bukti sesuai dengan teori alternatif ini.

Teori ekonomi proses politik memfokuskan pada dorongan individu untuk memadukan
kedalam kelompok guna melakukan lobbying pemindahan kekayaan. Cattlemen’s association
melakukan lobbying dengan Konggres mengenai quato daging impor, untuk mengurangi
persaingan dan meningkatkan kekayaan mereka dengan mengorbankan konsumen daging. Jalan
kereta api mendukung undang-undang perdagangan antar negara pertama kali, yang mengurangi
kompetisi di antara jalan-jalan kereta dan mentransfer kekayaan kepada para manajer dan para
pemegang saham dengan mengorbankan konsumen. Kesatuan itu melakukan lobbying hukum
gaji minimum. Hukum-hukum semacam itu akan mengurangi persaingan dan meningkatkan
kekayaan anggota Kesatuan dengan biaya konsumen dan individu yang gaji imbangnya di bahwa
gaji minimum (misalnya, kaum muda).

65
HETEROGENITAS KEPENTINGAN
Penghematan biaya dalam produksi informasi menunjukkan bahwa kelompok besar
cenderung berhasil dalam proses politik. Tetapi, ada faktor-faktor yang membatasi ukuran
kelompok kepentingan. Satu adalah heterogenitas kepentingan anggota kelompok.

Jika kepentingan anggota kelompok berbeda, maka tindakan kelompok tidak pada
kepentingan anggota khusus. Kecuali perbedaan senioritas, kepentingan anggota persatuan
biasanya homogen dan masalah kepegawaian. Oleh sebab itu, keuntungan yang diharapkan
setiap anggota dari pengambilan peran aktif kesatuan dalam proses politik pada masalah yang
mempengaruhi kepegawaian anggota relatif tinggi. Sebaliknya, Asosiasi akunting Amerika atau
Asosiasi ekonomi Amerika menunjukkan kelompok heterogen akademika, birokrasi pemerintah,
manajer perusahaan dan sebagainya-nilai tindakan politik per anggota yang diharapkan sangat
rendah. Akibatnya, kedua asosiasi ini tidak melakukan lobbying pada proses politik sama
seringnya dengan kesatuan.

Biaya Penataan
Biaya-biaya ini juga membatasi ukuran kelompok kepentingan dalam proses politik.
Tidak hanya kelompok kepentingan yang memberikan biaya informasi untuk menilai ke dalam
dukungan yang efektif bagian para politisi yang bertindak dalam kepentingan-kepentingan ini.
Kelompok itu harus memobilisasi suara mereka sendirinya, meningkatkan sumber daya untuk
mendukung kampanye para politisi, dan mencegah “free rider” (yakni individu yang memiliki
kepentingan yang sama dan keuntungan dari setiap tindakan yang tidak memberikan
sumbangkan pada biaya tindakan ini). Kesatuan ditata lebih baik untuk mengumpulkan dari para
anggotanya dan mencegah “free rider” melalui aturan ‘closed shop” daripada misalnya sierra
club.

Dampak proses politik terhadap prosedur akunting


Bab ini menerapkan dan mengembangkan teori ekonomi proses politik dengan akunting.
Secara khusus, jika angka-angka akunting 9misalnya pendaptan0 digunakan dalam proses politik
untuk mendukung regulasi pemerintah 9misalnya pajak keuntungan 0 atau di dalam mengatur
regulasi yang ada (misalnya penetapan utilitas publik), insentif apa yang dibuat para manajer

66
ketika memilih prosedur akunting> Bagian ini menekankan insentif yang diciptakan oleh proses
politik.

Fungsi Kerugian Tak seimbang

Para pakar ekonomi berpendapat bahwa dorongan untuk menghasilkan informasi dalam proses
politik dan biaya informasi menghasilkan bias dalam regulasi yang diterbitkan oleh para birokrat.
Peltzman (1974, hal 83) berpendapat baha para pejabat Federal Drug Administration lebih
mungkin disalahkan karena “krisis” ketika efeknya muncul. Misalnya, biaya untuk birokrat
mengesahkan obat yang menimbulkan efek samping yang diteliti (misalnya thalidomide obat dan
cacat lahir) relatif lebih besar dari biaya tidak menerbitkan obat (misalnya jiwa hilang yang
diselamatkan oleh obat baru). Hal ini menyebabkan bias pada keputusan birokrat – mereka
enggan mendukung obat-obat baru.

Pelanggaran efektif dari reevaluasi aset SEC dari tahun 1930-an sampai saat ini analog
dengan kasus obat. Kegagalan dari korporasi besar adalah krisis politik yang mengarahkan
perhatian kepada SEC (misalnya Penn Central Railroad). Jika SEC menghasilkan ex post bahwa
aset korporasi yang gagal “overvalued” (dinilai terlalu tinggi) SEC mungkin disalahkan.
Kerugian para investor nampak (bahkan jika mereka bukan karena akunting). Sebaliknya, sulit
untuk membuat krisis di luar keberhasilan korporasi. Sedikit simpati dikumpulkan oleh para
investor besar yang menyatakan bahwa keuntungan dilakukan karena aset perusahaan dinilai
rendah (undervalued) Dengan mempertimbangkan ketidakseimbangan ini, maka para birokrat
SEC memiliki dorongan untuk mengurangi sumber yang berlebih-lebihan pernyataan mengenai
aset (yakni reevaluasi) dan tidak mengurangi sumber-sumber pernyataan yang kurang.

Fungsi kerugian ketidakseimbangan adalah hasil biaya informasi. Tindakan pemerintah,


atau inaction, yang mengakibatkan kerugian akunting yang disadari kepada individu lebih murah
untuk didokumntasikan daripada yang memaksa kerugian ekonomi tetapi tidak mengakibatkan
kerugian akunting yang direalisasikan.

Dampak Krisis Besar


Angka—angka dalam laporan akunting digunakan oleh para politisi di dalam menciptakan atau
mengatasi “krisis” Pendapatan yang dilaporkan memperoleh perhatian khusus. Misalnya,

67
keuntungan perusahaan minyak menarik perhatian para politisi dalam periode meningkatkan
harga minyak dan/atau menghasilkan “kekurangan” minyak. Ini terjadi pada tahun 1971 dengan
kontrol harga. Pada tahun 1974 dengan embargo minyak Arab, dan lagi pada tahun 1979 dengan
peningkatan besar pada keuntungan laporan kwartal ketiga.

Pada tahun 1974 keuntungan perusahaan minyak memenuhi usaha para politisi untuk
memisahkan perusahaan-perusahaan ini. Keuntungan kwartal ketiga dilabeli oleh para politisi
sebagai “obscene” dan “pornografi” Gedung Perwakilan AS telah melakukan dekontrol terhadap
harga minyak pada pom-pom satu minggu sebelum laporan pendapatan; setelah laporan
pendapatan, mereka segera membawa kembali diri sendiri dan mengambil suara untuk kembali
pengendalian. Ini terjadi walaupun bagian dari peningkatan keuntungan karena FASB Statement
No. 31 (lihat “Profits Windfall.” Dalam Barron’s October 29, 1979). Dan sebagian besar sisa
karena operasi luar negeri dan perolehan pemegang inventaris. Dua contoh ini menunjukkan
bahwa keuntungan “dilaporkan” mempengaruhi tindakan konggres. Tepatnya ketika Konggres
memilih melihat laba yang dilaporkan juga tidak didokumentasikan, tetapi nampaknya berkaitan
dengan besarnya peningkatan pada harga industri. Misalnya, industri baja memperoleh serangan
pada tahun 1960-an setelah industri itu mengirimkan peningkatan harga melebihi petunjuk
pemerintah. Juga rekening untuk memisahkan perusahaan minyak dan pajak keuntungan bonus
minyak mengikuti peningkatan harga minyak dengan cepat.

Regulasi tingkatan
Banyak perusahaan memiliki tingkat atau harga yang ditetapkan oleh perwakilan-
perwakilan pemerintah (misalnya utilitas, bank, perusahaan asuransi, perusahaan minyak).
Dalam banyak kasus , tingkat atau harga ditetapkan berdasarkan pada rumusan yang
menggunakan biaya ditentukan akunting. Misalnya, sebagian komisi utilitas publik menetapkan
pendapatan (dan harga menurut persamaan sebagai berikut):

(10.1)

Dimana rA adalah tingkat pengembalian yang diijinkan pada modal. Misalnya, jika suatu utilitas
memiliki 250$ juta (nilai buku) modal yang diinvestasikan pada aset ulitilitas dan komisi rA = 8
persen, tingkat ditetapkan untuk memulihkan biaya operasi, depresiasi, pajak dan pengembalian
30 juta dollar ($250 x.08) Di dalam menentukan manakah prosedur akunting yang harus
68
digunakan dalam persamaan (10.1), badan-badan pengadilan dan regulasi menggunakan
pendapatan, pernyataan, dan standar dari badan penetapan standar akunting (yakni CAP, APB,
dan FASB) sebagai preseden. Hal ini menciptakan dorongan bagi para manajer perusahaan yang
tingkatannya ditetapkan untuk menyesuaikan dengan wakil-wakil regulasi dan badan-badan
penetapan standar prosedur akunting yang menghasilkan suku bunga paling baik.

Banyak standar akunting yang berasal dari perselisihan akunting yang berawal dalam
proses pembuatan tingkatan utilitas. Misalnya, masalah kombinasi usaha meningkat pada bidang
utilitas (yakni pembelian versus pooling, lihat Moonitz 1974A, pp 44-47). Utilitas dimungkinkan
untuk memperoleh tingkat pengembalian normal pada dasar asetnya (lihat persamaan (10.1) dan
tidak didukung untuk memperoleh ewa monopoli. Ketika satu utilitas memerlukan yang lain,
maka harga mencakup pembayaran untuk setiap sewa monopoli. Kemauan baik ini
dikapitalisasikan secara terpisah dan tidak dimasukkan dalam rate base. Namun demikian, pada
bagian awal abad ini ketika utilitas digabung, maka mereka menggunakan metode beli
akunting yang menilai kembali aset pemerintah. Harga beli (mencakup pembayaran untuk
franchise -sewa monopoli) dialokasikan melintasi aset-aset terlihat dan dipadukan dalam nilai
yang dinyatakan aset-aset ini. (lihat Jarrel 1979). Cara itu, sewa dipadukan dalam dasar aset dan
terus diperoleh melalui persamaan (10.1). Sebutan pertama dalam literatur metode pooling
kumpulan-kumpulan yang memadukan aset-aset perusahaan dalam nilai buku pada tahun 1943.
Hal ini disebutkan pada Niagara Falls Power Company v. Federal Power Commission, mungkin
untuk mencegah praktik memadukan sewa monopoli ke dalam dasar aset.

Hipotesis ukuran
Bagian sebelumnya menunjukkan beberapa contoh dorongan yang diciptakan oleh proses
politik berkenaan dengan pilihan prosedur akunting. Contoh-contoh ini dan analisis utama
menunjukkan hipotesis umum mengenai efek dari proses politik pada prosedur akunting.

Para peneliti akunting, yang menggantungkan pada “asumsi” para ekonom,


mengasumsikan bahwa perusahaan-perusahaan besar lebih peka secara politis daripada
perusahaan-perusahaan kecil dan karena itu menghadapi dorongan yang lain dalam pemilihan
prosedur akunting. Peningkatan 200 persen keuntungan Exxon diduga banyak menarik perhatian
dalam press dan Washington daripada peningkatan 200 persen pada keuntungan Sybron. Ukuran

69
korporasi digunakan dalam regulasi yang menentukan biaya pada korporasi 9misalnya ASR SEC
190 meminta perusahaan dengan aset lebih dari 100 juta dollar0 untuk mengungkap data biaya
penggantian). Jika kepekaan politik perusahaan berbeda-beda ukurannya, perusahaan yang lebih
besar mungkin untuk menggunakan prosedur akunting yang menunda laporan pendapatan.

Para peneliti akunting menggunakan ukuran perusahaan untuk mengubah kepekaan


politik perusahaan dan dorongan para manajer untuk memilih pendapatan untuk mengurangi
prosedur akunting. Kami menyebut hipotesis ukuran ini;

Hipotesis ukuran. Ceteris paribus, semakin besar perusahaan, semakin mungkin manajer
memilih prosedur akunting yang menunda laporan pendapatan dari periode masa kini ke
masa depan.

Tes hipotesis ini umumnya sesuai dengan hipotesa (lihat bab 11).

Hipotesis ukuran didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih peka secara
politis dan memiliki transfer kekayaan yang relatif lebih besar yang ditentukan pada mereka
(biaya politik) daripada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. Zimmerman (1983) menguji
asumsi ini. Cara yang paling langsung untuk mentransfer aset korporat adalah melalui sistem
pajak, dan karena itu pajak pendapatan adalah satu unsur dari biaya politik yang ditimbulkan
oleh perusahaan. Zimmerman (1983) menguji hubungan empiris antara tingkat pajak perusahaan
dan ukuran perusahaan. Perusahaan yang lebih besar yang memperoleh tingkat perpajakan yang
lebih tinggi dari perusahaan yang lebih kecil sesuai dengan proposisi bahwa mereka
menimbulkan biaya politik yang lebih tinggi, mengasumsikan bahwa unsur nonpajak dari biaya
politik tidak berbeda-beda dalam secara yang berlawanan dan keseimbangan. Yakni, perusahaan
besar mungkin memiliki tingkat pajak yang lebih tinggi , tetapi juga menerima keuntungan
politik yang lebih banyak (kesepakatan pemerintah yang menguntungkan, pembatasan impor dan
sebagainya) yang menyeimbangkan tingkat pajak yang lebih tinggi. Tes Zimmerman (1983)
tidak mengendalikan unsur-unsur biaya politik non pajak ini. Ia menemukan beberapa bukti
bahwa perusahaan besar memiliki tingkat pajak yang lebih tinggi daripada perusahaan yang lebih
kecil Tetapi hubungan ini seringkali berubah dan lintas perusahaan, yang menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan adalah noisy proxy untuk biaya politik.

70
Zimmerman menganalisis data laporan keuangan 9dari Compustat0 dan memadukan
data laba pajak 9dari Internal Revenue Service). Keduanya digunakan untuk membantu
menjamin bahwa setiap asosiasi yang diamati bukan disebabkan kekhususan sistem akunting.
Hanya hasil dari laporkan keuangan yang ditunjukkan disini karena hasil IRS sama. Dengan
menggunakan data dari terbitan laporkan keuangan, maka tingkat pajak efektif dihitung untuk
setiap perusahaan pada setiap tahun 1947-1981. Tingkat pajak efektif didefinisikan sebagai rasio
pajak korporat dunia. Yang dibagi oleh cash flow usaha atau pendapatan pajak. Pilihan
denominator tidak merubah kesimpulan. Dengan menggunakan data dari file-file perusahaan
compustat menghasilkan 43,515 penelitian yang berguna.

Tahapan selanjutnya mengelompokkan perusahaan menjadi portfolio besar atau lain. 50


perusahaan paling besar yang berdasarkan pada penjualan dikelompokkan sebagai perusahaan
“besar” dan semua perusahaan lain dikumpulkan sebagai “lain.” Pilihan dari 50 perusahaan
didasarkan pada studi akunting yang menemukan bahwa hanya perusahaan terbesarlah dalam
ekonomi yang menghadapi biaya politik yang berbeda. Tingkat pajak rata-rata pada masing-
masing dari dua portfolio dihitung pada setiap tahun. Rata-rata ini tidak berbeda sampai tahun
1970-an. Besarnya pajak menurun sejak emerjensi Korea untuk kedua portfolio pada tahun 1970-
an ketika tingkat pajak rata-rata portfolio yang besar meningkat.

KRITIK ANALISIS
Teori ekonomi proses politik tidak sepenuhnya dirumuskan. Sementara buku ini telah
membuat beberapa kemajuan dalam mengembangkan proposisi yang teruji, ada banyak
pertanyaan tak terjawab dan bidang tak tereksplorasi. Misalnya, teori ekonomi tidak mampu
menjelaskan bentuk pengambilan tansfer kekayaan. transfer dapat langsung menjadi subsidi
langsung, proteksionisme pemerintah, kredit pajak / deduksi, atau kontrak pemerintah. Misalnya,
mengapa para petani menerima transfer kekayaan dalam bentuk sistem dukungan harga sebagai
ganti melalui subsidi tunai langsung?

Banyak dari literatur ekonomi proses politik ex post rasionalisasi dari regulasi yang ada.
Dengan mempertimbangkan mudanya literatur ini, studi kasus ini diharapkan dan mereka
memberikan “data mentah” yang diperlukan untuk merumuskan teori yang lebih umum. Tetapi,

71
pada saat yang sama, orang hendaknya cermat mengenai kesimpulan yang ditarik dari temuan-
temuan ini.

Perhatian yang sama meluas sampai kepada peran korporasi dan akunting dalam proses
politik. Hipotesis ukuran tergantung pada asumsi yang diujikan oleh Zimmerman (1983) bahwa
korporasi perusahaan secara politis lebih peka dari pada korporasi yang lebih kecil. Ada
beberapa kelemahan dalam asumsi ini. Pertama, perusahaan besar, serta mereka menjadi target
utama, juga lawan yang kuat dalam proses politik. Perusahaan besar diamati menerima transfer
kekayaan yang besar. sementara pendapatan dan ukuran sangat berkaitan, maka ukuran tidak
membedakan perusahaan yang menerima dari perusahaan yang memberikan transfer kekayaan.
Dan tanda pada transfer kekayaan mungkin mempengaruhi dorongan manajer untuk memilih
prosedur akunting pengurangan pendapatan.

Disamping ukuran perusahaan, industrinya juga mempengaruhi kepekaan politik. Ukuran


perusahaan mengganti industri karena perusahaan dalam suatu industri memiliki ukuran yang
sama. Karena itu, keanggotaan industri adalah merupakan faktor gabungan. Menemukan
asosiasi statistik antara ukuran perusahaan dan pilihan prosedur akunting mungkin karena
ukuran perusahaan yang mengganti keanggotaan industri.

Hasil Zimmerman (1983) juga menunjukkan baha ukuran perusahaan sebagai ganti
kepekaan politik seringkali berbeda-beda. Peltzman (1976) berpendapat bahwa regulasi
pemerintah akan cenderung berubah-ubah pada lingkungan usaha. Selama perjanjian, regulasi
adalah pro-produser dan selama perluasan ini adalah pro-konsumen. Jadi, ukuran perusahaan
mungkin bukan ukuran tetap dari biaya politik yang ditimbulkan oleh perusahaan. Di samping
faktor-faktor yang dilarang lain mungkin mempengaruhi keterbukaan politik perusahaan.

Masalah selanjutnya menunjukkan peringatan di dalam menafsirkan tes hipotesis ukuran


dijamin. Tetapi setiap kemajuan dalam mengembangkan teori perlu kegunaan dari variabel
alternatif yang “crude” atau “unsophisticated”. Variabel alternatif yang sangat besar digunakan
karena teori tidak dikembangkan secara memadai untuk menghasilkan hipotesis yang spesifik,
hipotesis yang baik atau variabel alternatif. Variabel alternatif yang sangat besar masih
memberikan informasi yang memungkinkan menghasilkan teori-teori, yang pada gilirannya
mengarah kepada alternatif yang lebih baik.

72
Bab 11
UJI EMPIRIS PILIHAN AKUNTING

Secara umum, bukti yang dibahas dalam bab ini sesuai dengan hipotesis hutang/modal dan
hipotesis ukuran (paling tidak dalam industri minyak dan gas). Semakin tinggi hutang/modal
perusahaan, semakin mungkin menggunakan prosedur peningkatan pendapatan lancar, dan
semakin besar perusahaan, maka semakin mungkin menggunakan prosedur yang mengurangi
pendapatan lancar. Hubungan empiris antara pilihan prosedur akunting dan penuasan
perusahaan serta ukuran tidak diakui sebelum perkembangan teori pada bab 8-10.

Tentu saja, regularitas empiris dapat menjadi sebab selain sebab yang dibahas pada bab 9
dan 10. Para peneliti menangkap sesuatu yang lain slain dari obligasi yang mereka tangkap. Tes
teori yang lebih kuat, menggunakan detail kontrak hutang dan rencana kompensasi, akan
memberikan bukti pada masalah itu. Tetapi bahkan jika penjelasan lebih baik ditemukan untuk
regularitas hutang/modal dan ukuran, maka riset menjadi bermanfaat; penjelasan itu
menghasilkan regularitas untuk dijelaskan.

Bukti pada hipotesis bonus tercampur. Tetapi, seperti tes hipotesis hutang/modal, tes
rencana hipotesis rencana bonus adalah tes teori yang lemah. Mereka mengabaikan aspek-aspek
rencana yang penting (misalnya keberadaan ikatan). Mereka mengabaikan aspek-aspek rencana
ini (misalnya keberadaan obligasi). Tes efek rencana bonus yang semakin kuat pada prosedur
akunting mengakui aspek-aspek ini. Healy (1985) melakukan tes itu dan menemukan bukti
sesuai dengan proposisi bahwa pilihan manajer prosedur akunting dipengaruhi oleh rencana
bonus.

Sementara tes ketiga hipotesis sederhana menemukan regularitas empiris dalam pilihan
prosedur akunting , hipotesis menjelaskan relatif sedikit dari variasi lintas bagian pad prosedur
akunting. Mereka tidak dapat meramalkan kombinasi perusahaan dari prosedur yang secara
siknifikan lebih baik daripada prediksi naïf bahwa semua perusahaan menggunakan kombinasi
yang paling lazim. Ini tidak menolak regularitas yang diamati, dan memberikan kemampuan
prediktif yang sama, teori dan ketiga hipotesis sederhana dipilih ke prediksi yang mentah karena
mereka menawarkan penjelasan yang jauh lebih kaya untuk pilihan prosedur.

73
Namun demikian, hasil menyarankan teori itu dikembangkan untuk meningkatkan daya
prediktif dan penjelas. Dengan menggunakan rincian perjanjian, sebagaimana pada Healy
(1985), adalah satu cara untuk dilanjutkan. Yang lain adalah mengembangkan hipotesis politik
yang lebih rumit daripada hipotesis ukuran. Yang lainnya adalah untuk mengembangkan
hipotesis politik yang lebih rumit daripada hipotesis ukuran. Cara ketiga untuk memproses
adalah mengambil hipotesis yang tidak hanya dari perjanjian hutang dan rencana bonus, tetapi
juga dari kontrak lain perusahaan.

Menurut rencana bonus dan hipotesis hutang/modal, manajer memiliki dorongan untuk
menggunakan prosedur akunting untuk meningkatkan laporan pendapatan lancar., sementara
menurut hipotesis ukuran manajer miliki dorongan untuk mengurangi pendapatan yang
dilaporkan. Bagaimana manajer melakukan trade off dorongan-dorongan ini? Kami mulai bab
dengan mengajukan pertanyaan itu. Dalam proses itu, kami menjelaskan mengapa satu laporan
pada umumnya digunakan untuk ketiga tujuan. (kontrak hutang, rencana kompensasi dan biaya
politik) Kami juga menjelaskan mengapa, pada umumnya para manajer lebih concerned dengan
kombinasi prosedur (portfolio prosedur) yang digunakan oleh perusahaan daripada dengan
prosedur individu.

PILIHAN PROSEDUR AKUNTING MANAJER


Pilihan di antara Prosedur-prosedur yang diterima

Rencana bonus, hutang/modal dan hipotesis ukuran semuanya mengenai pilihan manajer
di antara serangkaian prosedur yang diterima. Mereka mencerminkan konsentrasi peneliti
empiris menjelaskan pilihan itu daripada menjelaskan sifat prosedur-prosedur yang diterima,
serangkaian prosedur yang ada untuk pengaturan disclosure dan digunakan alam perjanjian.
semua studi yang dibahas dalam bab ini adalah studi mengenai pilihan di antara prosedur-
prosedur yang diterima.

sebagaimana dijelaskan dalam bab 9. alasan konsentrasi pada pilihan manajer di antara
prosedur-prosedur yang diterima sebagaimana diberikan, para peneliti dapat menghasilkan
hipotesis mengenai pilihan manajer. Proses politik diperlakukan sebagai variabel lain yang
mempengaruhi pilihan itu. Menjelaskan pilihan prosedur akunting yang akan digunakan

74
dalam kontrak (pilihan prosedur diterima) memerlukan teori yang menjelaskan struktur
kontrak rinci. teori contracting tidak dikembangkan sampai titik itu.

Penggunaan Satu Rangkaian Laporan


Sebagaimana dikemukakan, proses contracting dan politik menyediakan manajer
dorongan yang berbeda untuk memilih prosedur akunting. Misalnya, pertimbangkan pilihan di
antara metode penundaan dan metode menembus akunting untuk kredit pajak investasi oleh
manajer korporasi yang besar, menguntungkan tetapi secara politis peka yang memiliki rencana
bonus. Untuk menghindari pengaruh perwakilan konggres dan regulasi dengan biaya berikut
(dan reduksi dalam kompensasi manajemen), manajer memilih metode deferral karena metode
itu biasanya mengurangi tingkat dan selisih pendapatan yang dilaporkan. Namun demikian,
metode deferral mengurangi pendapatan yang dilaporkan, maka metode itu mengurangi nilai
kompensasi yang berdasarkan pada pendapatan yang dilaporkan, memberikan manajer dengan
dorongan untuk memilih metode menembus.

Menghasilkan serangkaian laporan akunting untuk tujuan yang berbeda nampaknya


menyelesaikan masalah manajer. Namun, kenyataan bahwa satu laporan yang diterbitkan
cenderung digunakan untuk semua metode ini menunjukkan bahwa ada alasan bahwa strategi
pelaporan yang berbeda tidak optimal.

Pendekatan laporan yang berbeda-beda digunakan untuk kontrak hutang sampai tahapan
yang kesepakatan hutang swasta menentukan prosedur non-GAAP. Namun, perbedaan ini
disebabkan perbedaan antara prosedur contracting yang diterima dan GAAP dan dimaksudkan
untuk menghindari kesepakatan hutang. Kontrak hutang mungkin menggunakan laporan yang
diterbitkan sebagai dasar untuk angka-angkanya karena ini penggunaan ini mengurangi
manipulasi manajer dan biaya perwakilan. angka-angka ini diaudit, dan biaya politik
memberikan manajer dengan dorongan untuk tidak meningkatkan pendapatan. Demikian juga,
penggunaan laporan yang diterbitkan untuk tujuan rencana kompensasi terjadi karena membatasi
kemampuan manajer memanipulasi pendapatan dan mengurangi biaya perwakilan.

STUDI PILIHAN PORTFOLIO PROSEDUR (ZMIJEWSKI DAN HAGERMAN)

75
Portfolio prosedur akunting
Zmijewski dan Hagerman (1981) menyelidiki portfolio perusahaan empat prosedur
akunting. Pilihan prosedur yang diselidiki adalah:

1. Prosedur inventaris
2. Prosedur depresiasi
3. Prosedur kredit pajak investasi
4. Periode pembayaran kembali untuk biaya pensiun layanan masa lalu.
Zmijewski dan Hagerman mengasumsikan bahwa FIFO, depresiasi garis lurus,
tindakan menembus kredit investasi dan periode pembayaran kembali lebih dari 30 tahun
untuk biaya pensiun masa lalu meningkatkan pendapatan. LIFO, depresiasi dipercepat,
metode penundaan untuk kredit pajak investasi, dan periode pembayaran kembali kurang
atau sama dengan 30 tahun diasumsikan mengurangi pendapatan. Definisi ini
memperkenalkan beberapa kesalahan; misalnya, LIFO dapat meningkatkan harga inventaris
jatuh. Namun, untuk mayoritas perusahaan, klasifikasi mungkin benar.

Dengan mempertimbangkan dua pilihan untuk setiap dari empat prosedur, ada 16
portfolio yang dapat digunakan perusahaan. Untuk menguji dampak biaya politik dan biaya
contracting pada pilihan suatu portfolio, dampak dari ke 16 portfolio pada nilai lancar
pendapatan harus ditentukan. Zmijewski dan Hagerman mengasumsikan bahwa dampak pada
pendapatan dari portfolio yang ada sama untuk semua perusahaan. selanjutnya, mereka membuat
tiga asumsi yang berbeda mengenai efek dari setiap empat prosedur khusus untuk menilai
pengaruh pendapatan dari portfolio yang berbeda.

1. Keempat prosedur memiliki dampak yang sama terhadap pendapatan yang dilaporkan.
Asumsi ini mengurangi ke 16 portfolio untuk lima dampak yang berbeda pada pendapatan
yang dilaporkan. Pada tabel 11.1, kolom itu berjudul “classification of Strategies, 5”
mengelompokkan ke 16 portfolio menjadi 5. Portfolio menurun dan meningkat pendapatan
ekstrim (1 dan 16) ditandai sebagai “1” dan “5”. Semua portfolio dengan satu prosedur
peningkatan pendapatan ditandai sebagai strategi “2”. Portfolio dengan dua prosedur
peningkatan pendapatan ditandai dengan “3” dan sebagainya.
2. Dampak prosedur kredit pajak investasi dan pensiun pada pendapatan diasumsikan menjadi
setengah dampak dari prosedur depresiasi dan investasi. Diantara ke 16 portfolio, asumsi ini

76
menghasilkan tujuh efek yang berbeda pada pendapatan (lihat tabel 11.1). Misalnya, strategi
label “2” dalam kolom “7” memiliki prosedur peningkatan pendapatan kredit investasi
ataupun pensiun. Jika perusahaan memiliki pendapatan yang meningkatkan prosedur baik
untuk pendapatan atau kredit investasi yang meningkatkan prosedur untuk depresiasi ataupun
inventaris, mereka ditandai dengan strategi “3” dan sebagainya.
3. Dampak prosedur kredit pajak dan pensiun terhadap pendapatan kurang dari setengah efek
metode depresiasi dan inventaris. Di antara ke 16 portfolio, asumsi ini mengurangi sembilan
dampak pendapatan yang berbeda.

77
BAB 12
Tes dan Teori Harga Saham

Hasil-hasil studi yang dianalisa dalam bab ini berten-tangan dengan hasil-hasil studi yang
dianalisa dalam Bab 4. Studi-studi bab terdahulu berupaya untuk memperbedakan antara
hipotesis mekanistik dan hipotesis tanpa-efek. Mereka mengasumsikan bahwa dalam sebuah
pasar efisien perubahan-perubahan netral-pajak tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan dan
dengan demikian tidak mempengaruhi harga saham. Mereka tidak menemukan efek harga saham
dari perubahan-perubahan netral-pajak sebab mereka tidak melihat ke tempat yang tepat, mereka
tidak dapat menentukan harga saham perusahaan mana yang paling terpengaruh oleh perubahan
prosedur. Studi-studi bab ini memiliki suatu teori untuk membimbing pencarian mereka untuk
efek. Salah satu konsekwensinya yaitu bahwa studi-studi Bab 4 cenderung berkonsentrasi pada
perubahan-perubahan sukarela di mana kami menganggap efek harga adalah kurang
berkemungkinan untuk diamati. Studi-studi bab ini berkonsentrasi pada perubahan-perubahan
wajib.

Kami memulai bab ini dengan menentukan tipe perubahan akuntansi yang diselidiki oleh
studi-studi tersebut dan prediksi efek harga saham untuk perubahan-perubahan itu. (Prediksi efek
harga saham diberikan dalam Bab 9 dan 10). Selanjutnya kami menjelaskan variabel-variabel
yang digunakan untuk mengganti perubahan-perubahan biaya kontrak dan biaya politik dan,
pertama, meninjau-ulang perubahan wajib, sebab dalam pandangan kami mereka merupakan tes-
tes yang sangat kuat. Berikutnya kami meninjau-ulang sebuah studi (Leftwich, 1981) tentang
efek harga saham dari perubahan-perubahan yang diwajibkan oleh opini-opini APB 16 dan 17
(akuntansi untuk kombinasi bisnis), dan kemudian kami melihat kepada dua studi perubahan
wajib (Collins, Rezoff, dan Dahliwal, 1981; Lys, 1984) yang memeriksa efek harga saham dari
Pernyataan FASB No. 19 (akuntansi minyak dan gas). Yang terakhir, kami mempertimbangkan
sebuah studi perubahan sukarela (Holthausen, 1981) yang memeriksa peralihan-peralihan
depresiasi. Bab ini disimpulkan dengan sebuah ringkasan.

VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN

EFEK HARGA SAHAM

78
Keempat studi seluruhnya dengan berat menyandarkan diri pada efek transfer kekayaan
kontrak hutang untuk menjelaskan efek has dari perubahan. Variabel-variabel yang digunakan
oleh studi-studi itu dan dasar pikiran untuk penggunaannya akan dijelaskan dalam alinea-alinea
selanjut-nya. Tanda untuk hubungan antara setiap variabel dan efek harga saham dari perubahan-
perubahan wajib dan perubahan-perubahan sukarela diringkaskan dalam Tabel 12.1.

Kontrak Optimal

Collins, Rozeff, dan Dhaliwal (1981) menyertakan satu variabel dummy “zero/one” yang
mengambil nilai sebesar 1 jika perusahaan memiliki kontrak hutang dengan perjanjian-perjanjian
hutang restriktif atau jika perusahaan memiliki rencana kompensasi berbasis-akuntansi. Variabel
ini dimaksudkan untuk menangkap efek pembatasan FASB 19 pada teknologi kontrak optimal.
Oleh karena itu, koefisiennya diharapkan akan negatif (yakni, perusahaan dengan kontrak
berbasis-akuntansi cenderung mengalami penurunan harga saham sebagai hasil dari FASB 19).

Variabel ini juga mengambil transfer kekayaan rencana kompensasi dan hutang tertentu.
Disebabkan standar mengeliminir prosedur peninggian laba, efek harga saham dari transfer
kekayaan hutang adalah negatif, yang memperkuat efek kontrak optimal. Efek harga saham dari
transfer kekayaan rencana kompensasi adalah positif (lihat bagian sebelumnya), tetapi kiranya
dimungkinkan untuk dilampaui oleh efek-efek lainnya.

Efek kontrak optimal hanya muncul dengan perubahan-perubahan wajib sebab


perubahan-perubahan sukarela tidak mempengaruhi rangkaian prosedur yang tersedia.

Transfer Kekayaan Melalui Kontrak Hutang

Variabel-variabel digunakan sebagai pengganti untuk dua faktor yang menentukan


transfer kekayaan yang diinduk-sikan oleh suatu perubahan melalui kontrak hutang. Salah satu
faktornya adalah efek perubahan pada batasan sampai sejauh mana perjanjian-perjanjian hutang
berbasis-akuntansi adalah mengikat (perubahan dalam “keketatan” perjanjian hutang). Faktor
lainnya adalah biaya default teknis.

79
PERUBAHAN DALAM KEKETATAN (TIGHTNESS)

Pertimbangkan sebuah perusahaan di mana perjanjian hutangnya membatasi rasio biaya


terhadap laba tetapnya. Perubahan wajib mengurangi laba dan memindahkan perusahaan lebih
dekat dengan rasio maksimum. Oleh karena itu, efek laba suatu standar wajib dapat mengganti
untuk batasan sampai sejauh mana perjanjian hutang dibuat menjadi lebih mengikat (“lebih
ketat”).

Efek pada keketatan perjanjian hutang adalah penting sebab investasi manajer dan
keputusan pendanaan bervariasi dengan bervariasinya keketatan perrjanjian hutang. Sebagai
contoh, kesepakatan-kesepakatan hutang seringkali memungkinkan pengambilalihan hanya jika
suatu rasio hutang/ ekuitas spesifik eksis setelah pengambilalihan. Semakin dekat perusahaan
dengan rasio spesifik tersebut, semakin kurang berkemungkinan rasionya akan terpenuhi setelah
suatu pengambilalihan dan lebih berkemungkinan manajer terpaksa untuk melanjutkan proyek-
proyek nilai sekarang netto positif.

Efek perubahan prosedur pada keketatan perjanjian hutang juga penting sebab efek ini
mengukur perubahan dalam probabilitas default teknis. Default teknis adalah mahal dalam hal
bahwa ia mengarah kepada konsesi-konsesi terhadap pemegang hutang (misalnya, suku bunga
yang lebih tinggi). Semakin besar prosedur akuntansi baru memperketat perjanjian hutang,
semakin tinggi perubahan dalam probabi-litas default, semakin tinggi biaya default yang diharap-
kan, dan semakin besar penurunan dalam harga saham yang disebabkan oleh standar.

BIAYA DEFAULT

Faktor lain (terpisah dari efek perubahan prosedur untuk keketatan perjanjian hutang)
yang menentukan transfer kekayaan kontrak hutang yang diinduksikan oleh suatu perubahan
prosedur adalah biaya default teknis. Biaya itu bervariasi di antara perusahaan-perusahaan.
Sebagai contoh, semakin besar perbedaan antara suku bunga pasar sekarang dan suku bunga
nominal hutang, semakin besar pemegang hutang terbebani biaya dalam menegosiasikan kembali
hutang yang didefault.

Variabel-variabel yang mewakili dua faktor tersebut (perubahan dalam keketatan dan
biaya default) akan dibahas berikutnya.

80
Perubahan dalam Variabel Keketatan

EFEK PERUBAHAN PADA LABA YANG DILAPORKAN, LABA TERTAHAN, DAN


EKUITAS

Dengan variabel-variabel lain dianggap sama (ceteris paribus), semakin besar laba
berkurang yang disebabkan oleh perubahan wajib, semakin besar kenaikan dalam probabilitas
default di bawah perjanjian-perjanjian hutang seperti times charges earned covenant. Pada
gilirannya, ini berarti transfer kekayaan yang lebih besar dari pemilik saham kepada pemilik
obligasi dan penurunan harga saham yang lebih besar. Semakin besar penurunan dalam laba
tertahan dan ekuitas, semakin besar pula kemungkinan default di bawah perjanjian hutang tipe
hutang/ekuitas dan semakin besar penurunan harga saham. Yang terakhir, semakin besar
penurunan dalam laba tertahan, semakin mengikat persediaan dana yang bisa dibayarkan,
semakin kecil kemampuan manajer untuk membayar dividen dan mentransfer kekayaan dari para
pemegang obligasi, dan semakin besar penurunan harga saham yang berasosiasi dengan
perubahan tersebut.

Argumen di atas mengimplikasikan suatu hubungan positif antara efek perubahan wajib
pada laba, ekuitas atau laba tertahan, dan efek harga saham perubahan. Perubahan itu
menurunkan laba dan, oleh karenanya, menurunkan harga saham. Hubungan di antara efek
perubahan sukarela pada laba, ekuitas atau laba tertahan, dan efek harga saham perubahan juga
positif. Peralihan akan meningkatkan laba dan, oleh karenanya, meningkatkan harga saham.

Walaupun tanda hubungan antara variabel efek laba dan efek harga saham adalah sama
baik untuk perubahan wajib maupun perubahan sukarela, namun tanda untuk hubungan antara
variabel-variabel hutang lainnya dan efek harga saham untuk perubahan sukarela adalah
berlawanan dengan tanda untuk perubahan-perubahan wajib. Alasannya yaitu bahwa variabel
efek laba menggabungkan arah efek laba dan variabel-variabel lain tidak menggabungkan arah
ini. Sebagai contoh, semakin besar suatu ukuran biaya default, semakin besar pula biaya untuk
suatu perubahan wajib (sebab ukuran itu meningkatkan probabilitas default), dan dengan
demikian semakin besar penurunan harga saham. Tetapi bagaimanapun juga, semakin besar
biaya default, semakin besar pula manfaat dari perubahan sukarela (sebab biaya itu mengurangi
probabilitas default), dan semakin besar kenaikan harga saham.

81
Pembahasan berikut ini tentang efek has dari variabel-variabel transfer kekayaan hutang
yang masih ada ditujukan kepada perubahan-perubahan akuntansi wajib. Pembaca harus selalu
mengingat bahwa perubahan sukarela mengarah kepada efek harga saham dengan tanda
sebaliknya (berlawanan).

RASIO HUTANG/EKUITAS

Suatu penurunan tertentu dalam laba yang dilaporkan atau ekuitas yang dihasilkan dari
perubahan-perubahan wajib akan meningkatkan probabilitas default pada hutang/ekuitas dan
times charges earned covenants lebih besar lagi, yaitu semakin besar rasio hutang/ekuitas secara
ceteris paribus (variabel lain dianggap sama/tetap). Selain itu, semakin besar rasio
hutang/ekuitas, semakin besar pula biaya per saham untuk default teknis. Kedua faktor tersebut
bergabung untuk menghasilkan prediksi bahwa transfer kekayaan dari pemilik saham kepada
pemilik obligasi (dan penurunan harga saham) adalah lebih besar dan rasio hutang/ekuitasnya
lebih tinggi. Dengan kata lain, terdapat suatu hubungan negatif antara rasio hutang/ekuitas dan
efek harga saham.

Untuk melihat mengapa peningkatan dalam probabilitas default secara positif berasosiasi
dengan rsio hutang/ekuitas, pertimbangkan dua perusahaan yang memiliki kebijakan investasi
identik tetapi kebijakan finansial berbeda. Distribusi laba sebelum bunga untuk periode
berikutnya adalah sama untuk kedua perusahaan tersebut. Kendala times charges earned untuk
kedua perusahaan tersebut adalah satu.

Gambar 12.1 menampilkan distribusi probabilitas untuk periode laba perusahaan


berikutnya dengan dan tanpa perubahan akuntansi. Distribusi dengan nilai yang diharapkan
E(A’) adalah distribusi tanpa perubahan akuntansi (distribusi Y). Distribusi dengan nilai E(A)
yang diharapkan adalah distribusi jika suatu perubahan akuntansi dibuat yang menurunkan laba
yang dilaporkan (distribusi X). K2 adalah pengeluaran bunga dari perusahaan yang memiliki
rasio hutang/ekuitas lebih rendah dan K1 adalah pengeluaran bunga bagi perusahaan yang
memiliki rasio hutang/ekuitas lebih tinggi.

Sebelum perubahan akuntansi wajib, probabilitas default bagi perusahaan yang memiliki
rasio hutang/ekuitas lebih rendah adalah area berarsir yang ditandai dengan huruf k di bawah

82
distribusi Y. Bagi perusahaan yang memiliki rasio hutang/ekuitas lebih tinggi, probabilitas
defaultnya adalah k + 1. Probabilitas default akan lebih tinggi bagi perusahaan yang memiliki
leverage lebih tinggi. Setelah perubahan akuntansi, probabilitas default bagi perusahaan yang
memiliki rasio hutang/akuitas lebih rendah adalah area berarsir di bawah distribusi X yang
ditandai dengan k + n. Untuk perusahaan lain, probabilitas default-nya adalah area k + 1 + n + o.
Peningkatan dalam probabilitas default yang disebabkan oleh perubahan akuntansi adalah n bagi
perusahaan dengan rasio hutang/ ekuitas rendah dan n + o bagi perusahaan dengan rasio
hutang/ekuitas tinggi. Perusahaan yang dengan rasio hutang/ekuitas yang lebih besar mempunyai
kenaikan yang lebih besar dalam probabilitas default.

Contoh di atas dapat direproduksi untuk kendala-kendala hutang/ekuitas. Semua yang


diperlukan yaitu bahwa K1 dan K2 mewakili level-level hutang dan bahwa E(A), E(A’), dan
distribusi mewakili level-level ekuitas. Hasil-hasil yang sama akan berlaku.

Perubahan dalam probabilitas default bervariasi dengan bervariasinya perubahan dalam


keketatan kendala hutang/ ekuitas, sehingga rasio hutang/ekuitas juga mengukur perubahan
dalam keketatan kendala hutang/ekuitas. Disebab-kan perubahan wajib mengurangi ekuitas,
manajer perusahaan kurang berkemungkinan untuk mampu mengambil keputusan-keputusan
investasi dan pendanaan apapun yang di bawah kesepakatan hutang akan bersifat kontingen
(contingent) pada rasio hutang/ekuitas perusahaan. Oleh karena itu, semakin besar rasio
hutang/ekuitas, akan semakin besar penurunan harga sahamnya.

VARIANSI ARUS KAS

Dengan variabel-variabel lain dianggap sama, semakin besar variansi aliran kas
perusahaan, akan semakin besar probabilitas defaultnya. Jika perubahan wajib (dengan
menurunkan laba) meningkatkan probabilitas default dari nol (disebabkan perusahaan memiliki
hutang yang sangat kecil), jika peningkatan dalam probabilitas default dan penurunan harga
saham resultantenya semakin besar, maka akan semakin besar variansi aliran kasnya. Hasil ini
tidak berlaku secara umum jika hutangnya adalah riskan sebelum perubahan (yakni, probabilitas
defaultnya tidak-nol). Namun meskipun demikian, satu studi perubahan wajib, Lys (1984), atas
dasar argumen di atas, menghipotesiskan dan menguji suatu asosiasi negatif antara variansi
aliran kas dan perubahan harga saham perusahaan.

83
Penggunaan variansi aliran kas juga dapat dirasionali-sasi atas dasar bahwa argumen-
argumen rsio hutang/ekuitas (sebelumnya) mengasumsikan ceteris paribus (variabel lain
dianggap sama) dan, secara khusus, mengasumsikan satu variansi aliran kas konstan di antara
perusahaan-perusahaan. Penyertaan variansi aliran kas merupakan sebuah cara pengendalian
untuk fluktuasi-fluktuasi cross-sectional dalam variansi. Perhatikan bahwa rasio-rasio
hutang/ekuitas berkemungkinan untuk bervariasi deg bervariasinya variansi-variansi aliran kas
mereka (lihat Myers, 1977).

PERSEDIAAN DANA YANG BISA DIBAYARKAN (DANA PINJAMAN)

Perubahan-perubahan wajib akan menurunkan laba dan oleh karena itu menurunkan persediaan
dana pinjaman. Oleh karenanya, probabilitas persediaan menjadi nol secara negatif berkaitan
ddenganperrsediaan dana pinjaman. Prediksi ini diderivasikan dalam cara yang sama seperti
prediksi rasio hutang/ekuitas (sebelumnya). Pada gilirannya kondisi itu mengarah kepada
prediksi bahwa, ceteris paribus (variabel lain dianggap sama), semakin kecil persediaan dana
pinjaman, akan semakin besar transfer kekayaan dan penurunan harga saham yang dihasilkan
dari perubahan-perubahan wajib (yakni, suatu hubungan positif antara persediaan dana pinjaman
dan efek harga saham dari perubahan).

84
bab 13
Aplikasi Teori kepada Auditing

Dalam bab ini kami mengulas aplikasi teori contracting kepada auditing. Penjelasan-penjelasan
akan dibahas pertama kali, diikuti dengan analisis terhadap suatu studi yang memprediksi audit.
Penjelasan-penjelasan itu menarik secara intuitif, dan studi empirik memiliki keberhasilan
tertentu dalam memprediksi audit.

Proses politik juga memiliki peranan untuk dimainkan dalam menjelaskan praktek
auditing modern persis seperti ia memainkan suatu peranan dalam menjelaskan praktek
accounting modern. Regulasi mempengaruhi sifat dasar audit. Regulasi memodifikasi peranan
monitoring kontrak auditing dan, sebagai akibatnya, dapat mengurangi permintaan contracting
untuk audit. Tetapi bagaimanapun juga, regulasi memberikan peranan tambahan kepada para
auditor, peranan yang meningkatkan nilai pasar klien mereka (misalnya, seorang penerjemah
efek peraturan disclosure). Regulasi juga memberikan peluang kepada para auditor untuk
mentransfer kekayaan dari klien-klien mereka (misalnya, melalui aturan-aturan “make-work”).
Implikasi-implikasi proses politik bagi auditing juga akan diulas dan studi-studi empirik yang
menguji implikasi-implikasi proses politik bagi perilaku auditor akan ditinjau. Bab ini
disimpulkan dengan sebuah ringkasan.

PENJELASAN CONTRACTING UNTUK PRAKTEK AUDITING

Dalam bagian ini kami menggunakan teori contracting untuk menderivasikan penjelasan-
penjelasan bagi perhatian perusahaan-perusahaan audit terhadap reputasi mereka, bagi
masyarakat-masyarakat auditor profesional, dan bagi bentuk organisasional, ukuran, dan
spesialisasi industri perusahaan-perusahaan audit. Disebabkan konsep kompetensi dan
independensi auditor merupakan titik sentral dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka kami
memulai dengan konsep-konsep itu.

Kompetensi dan Independensi Auditor

85
Monitoring auditor tidak akan berharga bagi pihak-pihak (atau pihak-pihak potensial)
perusahaan kecuali jika pihak-pihak tersebut mempertimbangkan probabilitas bahwa dia akan
melaporkan suatu pelanggaran kontrak, dan jika terjadi, maka nilainya tidak nol. Sebagai contoh,
satu nama auditor tertentu pada prospektus tidak akan mengarah kepada harga yang lebih tinggi
bagi suatu penerbitan saham baru kecuali jika pasar saham mengharapkan auditor dapat
mengurangi biaya keagenan. Hal itu mengharuskan pasar untuk mempercayai bahwa
pelanggaran kontrak akan dilaporkan. Eksistensi suatu permintaan akan layanan auditor itu
sendiri tergantung pada penilaian terhadap probabilitas nonzero untuk melaporkan suatu
pelanggaran. Jumlah yang akan dibayar oleh sebuah perusahaan untuk layanan auditor
tergantung pada level probabilitas tersebut. Semakin tinggi probabilitasnya, semakin efektif
kontraknya, akan semakin rendah biaya keagenan, dan semakin tinggi harga penerbitan saham
baru.

Probabilitas seorang auditor melaporkan pelanggaran, yang dipengaruhi oleh pelanggaran


yang terjadi, tergantung pada:

1. Probabilitas bahwa auditor menemukan pelanggaran tertentu.


2. Probabilitas bahwa auditor melaporkan pelanggaran yang ditemukan (lihat Watts dan
Zimmerman, 1982).
Probabilitas pertama (penemuan) tergantung pada kompetensi auditor dan kuantitas input yang
dicurahkan kkpd audit. Probabilitas kedua (pelaporan) merujuk kepada independensi auditor dari
klien. Jika klien menekan auditor untuk tidak mengungkapkan suatu pelanggaran yang
ditemukan, mampukah auditor melawan tekanan klien?

Untuk menciptakan suatu kebutuhan akan layanan audit, para auditor harus meyakinkan
pasar bahwa mereka memiliki kompetensi tertentu (yakni, terdapat probabilitas nonzero bahwa
auditor akan menemukan suatu pelanggaran) dan bahwa mereka akan memiliki independensi
tertentu dari klien (yakni, terdapat probabilitas nonzero bahwa auditor akan melaporkan suatu
pelanggaran yang ditemukan). Pasar hanya akan teryakinkan tentang yang terakhir itu jika para
auditor bersedia untuk kehilangan sesuatu jika tak pernah melaporkan pelanggaran. Jika para
auditor bersikap tidak takut kehilangan sesuatu dengan mengalah kepada tekanan manajerial
untuk tidak melaporkan suatu pelanggaran dan jika para manajer dapat membebankan biaya pada
mereka, maka auditor akan mengalah.

86
Reputasi Auditor

Reputasi memberikan insentif kepada auditor untuk menjadi independen (Benston,


1975b). Kiranya mahal untuk membentuk suatu track record dan reputasi untuk menemukan dan
melaporkan pelanggaran-pelanggaran kontrak, tetapi sekali terbentuk, reputasi akan
meningkatkan permintaan untuk layanan dan bayaran auditor (sebab pasar meletakan
probabilitas yang lebih tinggi untuk melaporkan suatu pelanggaran). Jika diketahui sebagai
kurang independen dari pada yang diharapkan, reputasi auditor akan rusak dan nilai sekarang
dari layanan auditor akan berkurang. Dia menanggung biaya. Dengan demikian, reputasi auditor
(suatu aset yang berharga) berfungsi sebagai suatu pengikat kolateral untuk independensi.
Reputasi auditor nampak telah melayani fungsi ini sejak audit serikat sekerja pedagang awal
hingga hari ini (lihat Watts dan Zimmerman, 1983).

Efek reputasi pada bisnis auditor menyebabkan mereka harus menjaga reputasi dengan
sebaik-baiknya. Satu contoh untuk perhatian-berat auditor terhadap reputasi berasal dari hari-hari
awal auditing profesional USA. Pada akhir abad kesembilanbelas, Price, Waterhouse and
Company (sudah terkenal di Inggris) mengirimkan dua orang wakil (non-mitra) (Jones dan
Caesar) untuk mendirikan kantor di Amerika Serikat. Tetapi bagaimanapun juga, perusahaan itu
tidak mengijinkan Jones dan Caesar untuk menggunakan nama perusahaan secara eksplisit sebab
takut dapat merusak reputasi Price, Waterhouse (DeMond, 1951).

Masyarakat Profesional

Di pasar-pasar modal yang besar, bisa amat sangat mahal bagi seorang auditor individual
untuk membentuk reputasi bagi independensi dan kompetensi. Satu mekanisme alternatif untuk
mengurangi biaya guna memberikan informasi kepada para investor tentang independensi dan
kompetensi seorang auditor adalah masyarakat auditor profesional yang mengakreditasi para
auditor. Masyarakat semacam itu (misalnya, Institute of Chartered Accountants di Inggris dan
Wales) muncul di Inggris pada paruh kedua abad kesembilanbelas, pada waktu penggantian
komite audite para pemilik saham oleh perusahaan-perusahaan audit profesional (lihat Stacey,
1954; Watts dan Zimmerman, 1983).

87
Masyarakat profesional mengembangkan merek dagang. Mereka memberikan sebutan
kepada para anggota mereka (misalnya, “Chartered Accountant”) yang dimaksudkan untuk
menunjukkan suatu level kompetensi dan independensi audit minimum. Untuk mempertahankan
merek dagang mereka, masyarakat mendorong kompetensi dengan mewajibkan ujian-ujian dan
suatu periode opelatihan dengan seorang anggota (“articles”) sebelum diterima oleh masyarakat.
Dan mereka mempertahankan komite-komite etika yang menarik/membatalkan akreditasi para
auditor yang kinerjanya berada di bawah standar-standar masyarakat. Keanggotaan dalam
masyarakat ini berfungsi sebagai pengikat kolateral, persis seperti reputasi auditor. Hilangnya
keanggotaan mengarah kepada hilangnya bayaran audit.

Bentuk Organisasional Perusahaan Audit

Perusahaan-perusahaan audit profesional berkembang sebagai kemitraan-kemitraan tak


terbatas. Bentuk organisa-sional ini setidak-tidaknya memberikan dua macam kontribusi kepada
insentif auditor untuk menjadi kompeten dan independen dan, oleh karena itu, meningkatkan
penilaian pasar atas kompetensi dan independensi auditor (lihat Fama dan Jensen, 1983b). Satu
kontribusi adalah melalui liabili-tas tak terbatas. Jika para auditor bergabung dengan liabilitas
terbatas, maka mereka mengurangi jumlah aset yang tersedia sebagai suatu pengikat atas
tindakan-tindakan mereka. Pasar secara memadai akan mengurangi probabilitas yang
diperkirakannya untuk independensi mereka. Secara ceteris paribus, kemitraan tak terbatas
memberikan ikatan yang lebih besar pada independensi auditor.

Kontribusi lainnya adalah monitoring mutual oleh para mitra. Disebabkan masing-masing
mitra bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan mitra lain, maka masing-masingnya memiliki
insentif untuk saling memonitor tindakan-tindakan satu sama lainnya. Monitoring mutual ini
meningkatkan kompetensi dan mengurangi probabilitas seorang auditor tertentu menyerah
kepada tekanan manajer.

Kiranya menarik bahwa sebelum pengembangan perusahaan audit profesional, audit


dilakukan oleh satu komite yang terdiri dari para pemilik saham. Bentuk komite lebih
mempersulit manajer untuk menyuap auditor, terutama sekali dengan monitoring mutual oleh
anggota-anggota komite.

88
Ukuran Perusahaan Audit

Ekonomi skala dalam membentuk merek dagang merupakan salah satu penjelasan untuk
formasi masyarakat profesional auditor di Inggris pada paruh kedua abad kesembilanbelas ketika
pasar modal berlipat ganda dalam ukurannya. Yang lainnya yaitu bahwa masyarakat dibentuk
untuk mengakredi-tasi akuntan-akuntan yang bertindak sebagai trustee dalam kebangkrutan
(lihat Watts dan Zimmerman, 1983). Berdasarkan biaya tetap untuk membentuk suatu
masyarakat dan suatu merek dagang telah ditimbulkan untuk pekerjaan kebang-krutan, biaya
marginal untuk mengakreditasi para auditor adalah relatif kecil. Barangkali disebabkan para
akuntan tidak melakukan pekerjaan kebangkrutan di Amerika Serikat, pembentukan masyarakat
profesional dan pertumbuhan profesi auditing tertinggal dibanding dengan yang terjadi di
Inggris.

Ekonomi skala merek-dagang juga dapat mendorong pembentukan perusahaan-


perusahaan audit besar. Dan perusahaan-perusahaan audit besar memiliki sepasang keunggulan
dibanding masyarakat profesional dalam memberikan merek dagang audit. Yang pertama adalah
ukuran ikatan perusahaan besar dan yang lainnya adalah monitoring mutual.

Sebuah perusahaan audit besar memberikan ikatan yang jauh lebih besar untuk layanan
auditnya dibanding auditor tunggal yang diakreditasi oleh suatu masyarakat profesional. Ikatan
itu tidak semata-mata terdiri dari aset-aset kemitraan dan aset-aset mitra individual tetapi juga
semua modal manusia para mitra (Fama dan Jensen, 1983b). Nilai modal manusia itu adalah
sensitif terhadap reputasi auditor, dan reputasi auditor terikat dengan reputasi kemitraan.

Ukuran ikatan perusahaan besar berarti perusahaan besar lebih dimungkinkan dari pada
auditor terakreditasi tunggal untuk melawan tekanan manajer tertentu untuk tidak melaporkan
pelanggaran (yakni, lebih berkemungkinan menjadi independen; lihat DeAngelo, 1981b).
Perusahaan besar memiliki banyak klien. Nilai kehilangan quasi-rents jika klien tertentu tidak
mengganti auditor akan lebih berkemungkinan menjadi lebih kecil dari pada dampak kegagalan
untuk melaporkan suatu pelanggaran pada merek dagang auditor dan bayaran auditnya.

Monitoring mutual akan diperkuat oleh ikatan yang lebih dekat antara reputasi mitra dan
liabilitas potensial yang lebih besar dari perusahaan skala-besar. Masing-masing mitra

89
bertanggung jawab untuk hutang-hutang perusahaan, dan modal manusianya bervariasi dengan
bervariasinya reputasi kemitraan. Oleh karena itu, masing-masing mitra memiliki insentif yang
besar untuk memonitor kinerja mitra lain dan untuk membentuk mekanisme-mekanisme bagi
monitoring semacam itu. Di dalam masyarakat profesional, anggota-anggota yang melakukan
monitoring akan rugi jika seorang anggota gagal untuk menghidupkan ekspektasi pasar tentang
kinerjanya. Merek dagang masyarakat akan rusak. Tetapi bagaimanapun juga, reputasi anggota-
anggota lain masyarakat dan modal manusia terikat tidak secara ketat dengan perilaku miscreant’
sebagai mitra miscreant. Dan anggota-anggota masyarakat lainnya tidak bertanggung jawab
untuk tindakan-tindakan miscreant; sementara mitra-mitranya bertanggung-jawab.

90
Bab 14
PERAN PENELITIAN AKUNTANSI

Bagian relatif literatur preskriptif dari literatur akuntansi akademik telah bervariasi dari
waktu ke waktu. Ini meningkat secara substansial setelah berlalunya tindakan sekuritas 1933 dan
1934 dan mendominasi literatur akademis pada 1950-an. Sejak pertengahan 1960-an, bagian
pustaka preskriptif telah menurun, terutama dalam jurnal akademis terkemuka (lihat Dvckman
dan Zeff, 1984, Tabel 2 dan 3). Di sisi lain, bagian teori sastra yang positif telah berkembang
sejak pertengahan 1960-an. Selalu ada permintaan untuk teori akuntansi positif karena alasan
yang disebutkan dalam Bab 1. Oleh karena itu kami menyarankan pertumbuhan berasal dari sisi
pasokan, bukan sisi permintaan. Pada pertengahan 1960-an biaya teori positif berkurang secara
substansial.

Komputer dan basis data besar yang dapat dibaca mesin (CRSP dan Compustat) mulai
tersedia pada tahun 1960-an. Dan, sebagian dalam menanggapi biaya diturunkan dari kerja
empiris, keuangan dan teori ekonomi positif menjadi tersedia untuk digunakan peneliti
akuntansi. Hal ini menyebabkan perkembangan penelitian akuntansi positif dan para peneliti
dilatih dalam metodologi teori positif. Kami tidak menyiratkan dalam diskusi sebelumnya bahwa
peneliti akuntansi yang menghasilkan literatur preskriptif sengaja menghasilkan alasan atau
bahwa peneliti akuntansi positif tidak dipengaruhi oleh permintaan untuk alasan. Seperti yang
akan kita lihat, permintaan untuk alasan mempengaruhi penelitian akuntansi dengan cara yang
sangat halus, dan peneliti positif tidak kebal.Bab ini menyelidiki peran riset akuntansi. Penelitian
akuntansi dipandang sebagai barang ekonomi. Perhatian khusus diberikan untuk menjelaskan
pengaruh permintaan atas alasan. Penjelasan itu membantu memahami pengaruh regulasi pada
literatur akuntansi. Ini juga menjelaskan peran FASB dan peran riset akuntansi yang dihasilkan
sebagai bagian dari proses pengaturan standar. Permintaan untuk penelitian akuntansi dianalisis
terlebih dahulu, diikuti oleh analisis pasokan. Untuk mengilustrasikan dampak regulasi pada
literatur akuntansi, sejarah bagian-bagian tertentu dari literatur akuntansi sebagai tanggapan atas
permintaan alasan kemudian ditafsirkan. Bagian terakhir menyajikan ringkasan.

PERMINTAAN UNTUK PENELITIAN AKUNTANSI

91
Bagian ini menganalisis permintaan literatur akuntansi dalam ekonomi yang tidak diatur dan
tuntutan tambahan yang dihasilkan oleh peraturan pemerintah. Permintaan untuk Penelitian
Akuntansi dalam Ekonomi yang Tidak Diatur Penelitian akuntansi melayani tiga fungsi yang
tumpang tindih dalam ekonomi yang tidak diatur.

PERMINTAAN INFORMASI

Ini adalah permintaan teori positif yang dijelaskan dalam Bab 1. Ada permintaan oleh manajer,
auditor, pemberi pinjaman, investor, dan analis keuangan untuk memahami dan memprediksi
efek pilihan akuntansi pada kesejahteraan mereka. Sebagai contoh, manajer dan pihak lain untuk
perusahaan ingin memahami dan memprediksi efek kontrak dari prosedur akuntansi yang
berbeda pada insentif manajer dan karenanya pada nilai perusahaan. Juga, permintaan untuk
layanan auditor tertentu adalah fungsi dari efisiensi auditor dalam proses pemantauan kontrak.
Oleh karena itu, auditor memiliki insentif untuk memahami bagaimana pilihan prosedur
akuntansi manajemen mempengaruhi biaya kontrak.

PERMINTAAN PEDAGOGIC

Prosedur akuntansi dirancang untuk mengurangi biaya kontrak. Karena biaya ini bervariasi di
berbagai perusahaan, prosedur akuntansi akan bervariasi, sehingga menimbulkan keragaman
prosedur dan format. Namun, keragaman dalam prosedur akuntansi meningkatkan kesulitan
mengajarkan praktik akuntansi. Jika ada guru teori akuntansi positif yang dikembangkan
menggunakannya untuk menyusun variasi yang ditemukan dalam praktik dan dengan demikian
membantu pembelajaran. Dalam ketiadaan, guru akuntansi mengembangkan perangkat
pedagogic (aturan praktis) untuk struktur variasi latihan. Menanggapi permintaan ini, peneliti
memeriksa sistem akuntansi yang ada dan merangkum perbedaan dan persamaannya. Deskripsi
praktik ini menyoroti kecenderungan perusahaan dengan atribut tertentu untuk mengikuti
prosedur akuntansi tertentu. Naskah dan artikel akuntansi abad kesembilan belas menunjukkan
bahwa para peneliti akuntansi pada waktu itu mengakui keragaman praktik dan berusaha
menyuling kecenderungan umum dari keberagaman.

PERMINTAAN JUSTIFIKASI

92
Teks akuntansi awal mengakui bahwa manajer berdebat terhadap perubahan depresiasi untuk
meningkatkan "laba" dan kompensasi mereka sendiri, dengan mengorbankan pemegang saham
dan / atau pemegang obligasi (Matheson, 1893, pp. Vii dan viii). Teks dan artikel akuntansi
menyediakan auditor dengan argumen siap pakai untuk digunakan melawan argumen manajer.
Sampai-sampai teks-teks atau artikel-artikel awal menentang tuduhan depresiasi, mereka juga
menghadirkan manajer dengan argumen-argumen siap pakai. Baik auditor dan manajer menuntut
argumen yang memiliki kesejahteraan pemegang saham sebagai tujuan. Dalam kasus manajer,
setidaknya, argumen itu adalah alasan, karena motivasinya adalah meningkatkan kompensasi
manajer. Manajer menghindari argumen kepentingan sendiri karena direktur luar perusahaan
mungkin lebih tertarik pada kepentingan pemegang saham daripada manajer.

Permintaan pedagogik dan informasi adalah untuk teori-teori akuntansi yang positif — teori yang
memprediksi dan menjelaskan praktik akuntansi dan audit yang masih ada.Permintaan
pembenaran, bagaimanapun, dapat mencakup permintaan untuk alasan. Karena biaya informasi,
manajer dapat berdebat untuk prosedur akuntansi (misalnya, tidak ada biaya depresiasi) atas
dasar kesejahteraan pemegang saham ketika mereka menginginkan prosedur untuk alasan
kepentingan pribadi.

93
Bab 15
TEORI AKUNTANSI POSITIF : RINGKASAN, EVALUASI DAN PROSPEK
RINGKASAN
Tujuan buku ini bukan hanya untuk menghantarkan keadaan riset yang sudah dilakukan
saat sekarang, tetapi juga melatih para siswa untuk melaksanakan (sebagai peneliti) dan
mengevaluasi (sebagai manager) penelitian positif. Untuk alasan yang terakhir disebutkan (untuk
mengevaluasi), buku ini disusun dalam urutan kronologi yang agak kasar. Urutan tersebut
menjelaskan/memaparkan proses riset/penelitian dan menekankan pada bagaimana riset
berevolusi dari penelitian-penelitian yang masih kasar sampai pada penelitian yang lebih canggih
(sophisticated). Penelitian awal, berdasarkan sifatnya, membuat kesalahan-kesalahan metodologi
yang dibetulkan/ dikoreksi dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Juga, penelitian awal,
membuat penyederhaan asumsi yang dapat dikurangi oleh penelitian selanjutnya. Sejalan dengan
berkembangnya/berevolusinya proses penelitian/ riset, kita menemukan asumsi-asumsi mana
yang kritis. Yaitu asumsi-asumsi yang ketika dikurangi/dilemahkan (relaxed), akan membuka
jalan bagi penelitian baru sehingga menghasilkan teori-teori yang lebih kaya/ lengkap. Sebagai
contoh, riset positif pada masa permulaan mengasumsikan bahwa tata laksana/prosedur
akuntansi (selain dari LIFO) tidak memiliki efek-efek cash flow. Untuk melemahkan asumsi ini,
para peneliti perlu membuat hipotesa dan menguji efek-efek cash flow yang memungkinkan. Hal
ini mengarahkan kepada terbentuknya hipotesa-hipotesa kontrak dan biaya politik (contracting
and political cost hypotheses).

Pendekatan kronologi juga mendatangkan suatu kesempatan untuk membahas pokok-


pokok pembicaraan metodologi. Kami membahas pokok-pokok pembicaraan /issue metodologi
(antara lain: penarikan kesimpulan/ inference, praduga pemilihan sample, pengujian signifikansi,
daya guna sebuah test/system pengujian, dan masalah-masalah endogeneity) dalam konteks
pelitian terdahulu. Masalah-masalah metodologi dalam penelitian terdahulu lebih dapat dipahami
dengan baik karena kami memperoleh manfaat dari penelitian-penelitian yang berurutan dan
peninjauan pada hal-hal yang telah lalu (hindsight).

Bab 1 memaparkan sifat teori positif, perannya, dan metodologinya. Bab II menjelaskan
model hipotesa pasar efisien (efficient markets hypothesis) dan model penetapan harga asset
modal (capital asset pricing), yang keduanya mengarahkan pada pengenalan teori positif ke

94
dalam buku-buku literature akuntansi. Empat bab selanjutnya (bab 3-6)
menggambarkan/mendeskripsikan garis riset akuntansi positif yang berkembang/ berevolusi dari
pengenalan EMH dan CAPM. Riset itu mengambil EMH sebagai pemberian dan memandang
peran akuntansi sebagai pemasok informasi bagi pasar modal. Sekarang, para peneliti masih
mengikuti garis riset pemasokan informasi (information supply research line) tersebut.

Garis riset pemasokan informasi menghasilkan beberapa temuan penting. Salah satunya
adalah bahwa laporan pendapatan (earnings report) memasok informasi untuk pasar modal (bab
3). Temuan lainnya adalah bahwa angka-angka akuntansi lainnya mencerminkan/ merefleksikan
variable-variabel CAPM (yaitu: resiko) dan dengan demikian dapat memasok informasi pada
sekuritas yang tidak diperdagangkan (nontraded securities) (bab 5). Temuan ketiga adalah bahwa
pendapatan tahunan dijelaskan dengan baik secara acak/random dan bahwa pendapatan kwartal
dijelaskan dengan suatu proses musiman. Sementara para analis sekuritas dapat memprediksikan
model-model pendapatan runtun waktu (time series earnings models), keunggulannya tidak
terlihat (bab 6).

Usaha-usaha untuk menggunakan reaksi-reaksi harga saham terhadap perubahan


akuntansi untuk membedakan antara EMH dan hipotesa mekanis (bab 4), ketika tidak berhasil,
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang alasan-alasan bagi perubahan tata laksana
akuntansi. Penelitian itu memunculkan kebolehjadian bahwa tata laksana akuntansi netral-pajak
(tax-neutral accounting procedure) memiliki pengaruh-pengaruh cash flow. Penerapan EMH
pada rasionalisasi aturan penyingkapan tradisional (traditional disclosure regulation rationales)
juga membawa pada kenyataan bahwa tata laksana akuntansi netral-pajak mempunyai pengaruh
cash flow melalui proses politik (bab 7). Adanya pengaruh-pengaruh cash flow memungkinkan
digunakannya sebuah teori akuntansi berdasarkan ekonomi (economics-based accounting theory)
yang menjelaskan dan memprediksikan variasi-variasi praktek akuntansi pada perusahaan dan
industri. Perkembangan teori semacam itu dijelaskan dalam setengah bagian kedua dari buku ini.

Teori praktek akuntansi berdasarkan dan berkembang dari dua teori berbasis ekonomi,
yaitu: teori perusahaan (bab 8) dan teori peraturan/regulasi pemerintah (bab 10). Teori ekonomi
perusahaan membuat konsep dengan menganggap perusahaan sebagai suatu pertalian kontrak-
kontrak yang mengurangi biaya-biaya yang ditimbulkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan (biaya-biaya keagenan/agency costs). Kontrak-kontrak resmi dan tidak

95
resmi memerlukan pemantauan dan kekuatan untuk melaksanakannya, sehingga memerlukan
akuntansi (accounting) dan audit. Dua kontrak resmi diperiksa secara rinci adalah : rencana
kompensasi managemen dan kontrak-kontrak hutang (bab 9). Kedua macam kontrak ini
mempergunakan angka-angka akuntansi. Biaya-biaya keagenan berubah-ubah tergantung tata
laksana/prosedur yang digunakan untuk menghitung angka-angka akuntansi (accounting
numbers), sehingga tata laksana (prosedur) memiliki pengaruh-pengaruh cash flow. Sebuah
susunan optimal (misalnya, pengurangan biaya keagenan) dari tata laksana akuntansi yang
diterima untuk tujuan pembuatan kontrak, berkembang/berevolusi dan berubah-ubah pada
berbagai bidang industri. Manager dapat memilih tata laksana di antara susunan yang dapat
diterima tersebut, dan pilihan manager mempengaruhi nilai sekuritas perusahaan karena ia
mengubah term kontrak hutang dan rencana kompensasi/upah.

Teori ekonomi regulasi membuat konsep atas proses politik sebagai suatu
kompetisi/persaingan di antara orang-orang yang berkepentingan untuk mendapatkan transfer
kekayaan. Angka-angka akuntansi, dalam penghasilan tertentu, dipergunakan dalam proses
politik untuk membetulkan aturan perusahaan dan mengatur operasi perusahaan-perusahaan.
Tata laksana akuntansi mempengaruhi angka-angka akuntansi yang dilaporkan dan dengan
begitu mempengaruhi kemampuan lawan/pesaing perusahaan untuk mengenakan/membebankan
peraturan yang memakan biaya terhadap perusahaan tersebut. Dengan demikian, tata laksana
akuntansi mempengaruhi cash flow perusahaan.

Pencarian implikasi penelitian empiris dari teori positif praktek-praktek akuntansi


menemukan tiga aturan umum dalam pemilihan tata laksana akuntansi (bab 11), yaitu : (1) para
manager perusahaan dengan rencana upah/kompensasi berdasarkan penghasilan perusahaan,
kemungkinan lebih memilih tata laksana yang dapat meningkatkan penghasilan pada masa
sekarang (hipotesa bonus); (2) semakin besar rasio hutang/ekuiti perusahaan, maka semakin
besar kemungkinannya para manager memilih tata laksana yang dapat meningkatkan penghasilan
sekarang (current earnings) dari suatu perusahaan (debt/equity hypotesis); dan (3) semakin besar
perusahaan, semakin besar kemungkinan para manager memilih tata laksana yang mengurangi
penghasilan sekarang dari perusahaan (size hypothesis). Tiga aturan empiris ini dapat timbul
karena faktor-faktor selain dari hal-hal yang telah dihipotesakan. Namun begitu, pengujian yang
lebih kuat terhadap efek pemilihan tata laksana rencana kompensasi yang mempergunakan

96
rincian perencanaan bonus (Healy, 1985), menemukan kenyataan yang sesuai/konsisten dengan
teori positif. Kenyataan yang kurang konsisten diperoleh dari pengujian yang lebih rinci atas
efek-efek pemilihan prosedur kontrak hutang dan prosedur ukuran.

Penelitian mengenai efek perubahan akuntansi terhadap harga saham menemukan suatu
kenyataan bahwa perubahan-perubahan mandat (standar akuntansi) dihubungkan dengan
perubahan harga saham (bab 12). Namun begitu, berbagai penelitian mempergunakan variable-
variable hutang yang berbeda. Dan signifikansi statistik variabel-variabel hutang ini berubah-
ubah dari satu penelitian ke penelitian yang lain. Keanekaragaman ini ditimbulkan oleh masalah-
masalah kolinearitas dan masalah-masalah ekonometris lain yang membentuk lambang pada
penelitian-penelitian ini. Sebuah penelitian tentang perubahan sukarela menemukan bahwa tidak
ada pengaruh-pengaruh harga saham. Dengan melihat ke masa lampau, hasil ini diantisipasi
karena pasar seharusnya mengharapkan terjadinya perubahan akuntansi (accounting change).

Keputusan audit dihubungkan dengan variable kontrak hutang (bab 13). Selain itu,
terdapat hubungan yang signifikan antara kedudukan auditor pada standar yang diajukan dan
kedudukan klien-managernya. Hubungan tersebut akan berubah-ubah menurut perubahan
variable kontrak. Akhirnya, perubahan auditor dikaitkan dengan kedudukan klien-manager dan
auditor pada standar akuntansi.

Secara keseluruhan, kami menenemukan hasil-hasil empiris yang cukup mendukung.


Hubungan lintas sektoral (cross-sectional associations) antara pemilihan prosedur/tata laksana
dan kompensasi upah managemen, antara struktur modal dan ukuran perusahaan, dan antara
keputusan audit dan variable-variabel kontrak, tadinya tidak diketahui sebelum diadakan
penelitian positif. Nilai aturan-aturan dan teori ini secara umum, sebagaimana adanya
keterbatasan dalam teori, akan dibahas pada penelitian selanjutnya.

EVALUASI
Nilai Teori

Bab I menggambarkan dua dimensi/matra dari nilai sebuah teori, yaitu: menjelaskan
bagaimana dunia bekerja dan efek prediksi teori terhadap kesejahteraan penggunanya. Pada
akhirnya, para pengguna yang menilai pertimbangan yang bersifat intuitif dari suatu penjelasan

97
dan menanggung biaya serta keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan prediksi yang
didapat dari teori, akan menentukan keberhasilan suatu teori seperti yang dipaparkan garis
besarnya dalam buku ini. Pasal berikut ini memberikan penilaian atas nilai potensial sebuah
teori.

PENJELASAN
Kami pikir teori ini memiliki kekuatan dalam dimensi akunting dan auditing.
Kebanyakan, akunting merupakan campuran dari metode-metode yang cukup membingungkan.
Kami pikir pula bahwa sebuah teori memiliki kekuatan/potensi untuk mengatasi kebingungan
tersebut. Rendahnya biaya atau aturan pasar dapat menjadi lebih mudah dipahami apabila dilihat
dari sudut pandang kontrak hutang manager (manager’s debt contract) dan insentif rencana
kompensasi/upah untuk meningkatkan penghasilan masa sekarang. Keragaman dalam aturan-
aturan pengenalan keuntungan menciptakan pengertian ekonomi. Pemilihan antara metode-
metode depresiasi tidak lagi tampak berubah-ubah. Dalam auditing, tampak jelas pentingnya
ketidaktergantungan auditor, dan penjelasan mengenai hal ini tersedia untuk akreditasi
professional, perkembangan perusahaan audit besar dan bentuk organisasi perusahaan audit.

Teori menyediakan kerangka untuk menafsirkan hasil laporan akuntansi dan audit yang
berguna bagi banyak orang. Sebagai contoh, para manager dan auditor tak diragukan lagi
memiliki pemahaman implisit mengenai bagian dari fenomena pembuatan laporan akuntansi dan
audit, akan tetapi kita ragu apakah mereka memiliki gambaran menyeluruh. Teori menyediakan
kerangka bagaikan sebuah pohon dapat dipandang sebagai bagian dari hutan.

PREDIKSI
Dalam pernyataannya, teori menyediakan beberapa prediksi yang dapat berguna bagi
pengguna akuntansi, antara lain: investor dan analisis finansial, pemberi pinjaman, auditor,
manager dan penyusun standar akuntansi. Tetapi potensi teori dalam hal menyajikan prediksi
yang bermanfaat, jauh lebih besar lagi, terutama apabila kita mampu menggeneralisasikan
prediksi-prediksi tentang sekumpulan prosedur akuntansi yang diterima. Pembahasan berikut ini
memaparkan contoh-contoh kegunaan bermanfaat untuk masa sekarang dan potensi untuk masa
datang yang bisa dipetik dari prediksi-prediksi.

98
Teori menyajikan model prediksi prosedur akuntansi yang bermanfaat untuk para
investor dan analis finansial, berdasarkan laporan keuangan. Dengan menggunakan teori,
investor dan analis tidak menafsirkan angka-angka neraca keuangan dan penghasilan sebagai
perkiraan-perkiraan yang tak mengandung praduga tentang nilai perusahaan dan perubahan-
perubahan dalam nilai perusahaan. Namun, mereka mengenali pengaruh kontrak dan proses
politik terhadap perhitungan angka-angka pendapatan dan neraca keuangan. Sebagai contoh,
insentive manager untuk memilih metode akuntansi pertambahan/pengurangan pendapatan
tergantung pada kompensasi dan kontrak-kontrak hutang yang telah ada. Dengan mengetahui
kontrak-kontrak ini, analis dapat menyesuai angka-angka yang dilaporkan. Secara khusus,
apabila kenyataan Healy (1985) mengenai pengaruh rencana kompensasi terhadap pertambahan
akuntansi (lihat bab 11) dapat dikonfirmasikan, maka seorang investor atau analis dapat
menyesuaikan angka pendapatan untuk manipulasi managemen yang diperkirakan dalam upaya
membuat perkiraan cash flow. Hal ini akan menolong investor atau analis untuk membuat
prediksi yang lebih baik tentang nilai pasar dari saham yang tidak diperdagangkan atau obligasi.

Teori juga menganjurkan bahwa para investor dan analis dapat menggunakan ragam-
ragam prosedur akuntansi untuk memprediksi pendapatan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
yang memiliki kepekaan politik dan menguntungkan, yang melakukan peralihan ke prosedur
akuntansi yang mengurangi pendapatan tanpa adanya kompensasi managemen atau alasan
penjanjian hutang, menganjurkan agar managemennya mengantisipasi pertambahan pendapatan
masa mendatang dan pengamatan pemerintah lebih lanjut.

Pemberi pinjaman dan manager akan menemukan bahwa sebuah teori akan bermanfaat
apabila para peneliti mampu memprediksikan dan menjelaskan variasi-variasi lintas sektoral
dalam suatu akuntansi yang diterima. Hal itu akan membantu mereka untuk memprediksikan
bagaiman biaya-biaya keagenan kontrak hutang berubah sejalan dengan penggunaan prosedur
akuntansi yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan para pemberi pinjaman atau
manager mampu merancang kontrak-kontrak yang mengurangi biaya-biaya keagenan (agency
costs) dan membuat keduanya dapat dipahami dengan lebih baik.

Auditor juga dapat menggunakan kemampuan teori dalam memprediksi kejadian masa
sekarang. Sebagai contoh, mereka dapat memprediksikan/meramalkan lebih banyak manipulasi
akuntansi (dan transaksi) dan meningkatkan intensitas audit ketika pendapatan terlaporkan

99
mendekati suatu batasan yang ditentukan dalam rencana kompensasi atau dalam kontrak-kontrak
hutang. Kesejahteraan manager akan meningkat jika teori mampu meramalkan pengaruh dari
pandapatan terlaporkan dan angka-angka akuntansi lainnya pada biaya politis. Kemampuan
prediksi terseubt akan memungkinkan manager untuk mengatur rangkaian waktu pendapatan
(earnings time series) untuk mengurangi biaya-biaya politis. Hal ini memerlukan pengetahuan
yang lebih baik lagi tentang arah perluasan/perkembangan biaya politis yang berubah menurut
ukuran dan factor-faktor lain.

Pejabat-pejabat di FASB menyadari bahwa standar yang mereka pegang membebani


biaya perusahaan. Penelitian dlam bab 11 dan 12 memaparkan kenyataan tentang sifat biaya-
biaya tersebut dan menganjurkan bahwa sebuah teori akan mampu memprediksikan biaya yang
ditimbulkan oleh standar yang diusulkan. Kemampuan prediksi seperti itu akan memungkinkan
FASB meramalkan reaksi-reaksi yang akan muncul sebelum menyingkapkan sebuah standar
yang diusulkan.

Keterbatasan-keterbatasan Teori
Keterbatasan utama yang tampak pada taraf sekarang ini dalam hal pengembangan teori
akuntansi positif antara lain adalah :

1. Pengembangan variable wakil (proxy) yang sebenarnya mewakili biaya-biaya kontrak dan
politis.
2. Pengkhususan model-model lintas sektoral.
3. Kolinearitas di antara variable-variabel kontrak/ perjanjian.

100

Anda mungkin juga menyukai