54
PENILAIAN PERTUMBUHAN
LANGKAH PERSIAPAN
A. Alat ukur
Timbangan berat badan
Beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah umur tersebut digunakan
timbangan injak atau electronic.
Ukuran panjang/tinggi badan
Untuk anak kurang dari 2 tahun digunakan infantometer, sedangkan apabila lebih
dari 2 tahun digunakan stadiometer atau microtoise.
Pita ukur lingkar kepala menggunakan pita ukur lingkar kepala yang tidak melar.
LANGKAH PELAKSANAAN
55
menjaga agar tidak jatuh dan orang kedua mencatat hasil pengukuran.
b. Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya menggunakan popok yang
kering.
c. Tempatkan bayi di tengah alat timbangan.
d. Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg
a. Bayi hanya menggunakan popok. Sepatu dan hiasan kepala harus dibuka.
b. Bayi diletakan di tengah alat pengukur.
c. Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama memegang kepala bayi agar
menempel pada ujung papan ukur yang tidak dapat digeser, posisi kepala lurus
dengan pandangan vertical ke atas dalam Frankfort horizontal plane. Orang ke-
dua meluruskan kedua tungkainya dengan telapak kaki menempel pada papan
pengukur yang dapat digeser.
d. Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.
56
3. Prosedur pengukuran lingkar kepala
a. Topi, hiasan rambut, atau hiasan lainnya yang akan mengganggu pengukuran
harus dilepaskan.
b. Bayi lebih nyaman dalam dekapan orang tua.
c. Ukur lingkaran kepala atau lingkaran occipital-jrontal yaitu lingkaran kepala
terbesar melalui belakang kepala (occiput> dan sebelah atas alis mata.
d. Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.
57
5. Prosedur Pengukuran Tinggi Anak/Remaja
LANGKAH PENILAIAN
Umur kronologis anak adalah 1 tahun, 10 bulan, 17 hari dan diplot sebagai 22 ½
bulan.
58
Tanggal pemeriksaan 5 Juli 2004 : 2004 07 05
Tanggal lahir 20 Desember 2002 : 2002 12 20
Umur kronologi : 1 06 15
Prematur 7 minggu : 01 21
Umur koreksi : 1 04 24
Umur anak adalah 1 tahun, 4 bulan, 24 hari dan diplot pada 16 ½ bulan
59
Berikut di bawah ini beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai adanya
masalah dalam pertumbuhan.
60
PENILAIAN PERKEMBANGAN
LANGKAH PERSIAPAN
Formulir Denver II
Alat-alat
Benang
Kismis
Kerincingan dengan gagang yang kecil
Balok-balok berwama luas 10 inci
Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
Bel kecil
Bola tenis
Pinsil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dengan gagang/pegangan
Kertas kosong
LANGKAH PELAKSANAAN
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur <6 th berisi 125 gugus tugas yang
disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi-fungsi berikut:
1. Personal social (sosial personal)
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan
61
2. Fine motor adaptive (motorik halus adaptif)
Koordinasi mata tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kedl
3. Language (bahasa)
Mendengar, rnengerti dan rnenggunakan bahasa.
4. Gross motor (rnotorik kasar)
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
Pencatatan hasil
1. Koreksi faktor prematuritas. Tarik garis umur dari garis paling atas ke bawah dan
cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur.
2. Semua ujicoba untuk tiap sektor dimulai dengan ujicoba yang terletak di sebelah kiri
garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur
3. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 ujicoba terdekat di sebelah kiri garis umur serta
tiap ujicoba yang dilalui garis umur
4. Bila anak tidak mampu untuk rnelakukan salah satu ujicoba pada langkah 3 ("gagal";
"menolak", ”tidak ada kesempatan"). Lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri pada
sektor yang sama sampai anak dapat "lewat" 3 ujicoba
Skor penilaian
Skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empat. Uji coba dekat tanda garis 50%
P: Pass/lewat. Anak rnelakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/ pengasuh anak
rnemberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)
F: Fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atauibu/pengasuh
anak mernberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat rnelakukannya dengan baik
No : No opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mernpunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada
ujicoba dengan tanda R.
R: Refusal/rnenolak. Anak rnenolak untuk melakukan ujicoba Penolakan dapat
dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, atau
rnenanyakan kepada anak apakah ia dapat melakukannya (ujicoba yang
dilaporkan oleh ibu/pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
62
Interprestasi Penilaian Individual
1. Lebih (advanced)
Bilamana seorang anak lewat pada ujicoba yang terletak di sebelah kanan garis
umur, maka dinyatakan bahwa perkembangan anak lebih pada ujicoba tersebut.
2. Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba di sebelah kanan garis
umur
3. Caution/peringatan
Bila seorang anak gagal atau menolak ujicoba yang dilalui garis umur terletak pada
atau antara persentil ke-75 dan 90
4. Delay/keterlambatan
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang seluruhnya terletak
di sebelah kiri garis umur
S. No opportunity/tidak ada kesempatan
Ujicoba yang dilaporkan orang tua
Interpretasi Denver II
Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspek
Bila didapatkan > 2 peringatan dan/atau > 1 keterlambatan. Lakukan uji ulang dalam 1-2
minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau
kelelahan
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
RETARDASI MENTAL
Etiologi
Disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental, tetapi sebanyak 30-50%
kasus RM tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, biasanya merupakan campuran faktor
bawaan, lingkungan atau sosiokultural. Berbagai penyebab RM bisa dikelompokkan
sebagai berikut:
Selama kehamilan
Kelainan bawaan: Kelainan kromosom, sindrom Down, dll.
Kelainan genetik (single gene dan polygenic), seperti tuberous sclerosis, penyakit-
penyakit metabolik, fragile-X syndrome dll.
Didapat: Gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan, seperti infeksi,
keracunan, insufisiensi placenta.
79
Perinatal
Prematuritas, infeksi perinatal, asfiksia, enselofalopati hipoksikiskemik, trauma lahir,
hipoglikemia.
Setelah persalinan
Hiperbilirubinemia, infeksi, trauma berat pada kepala atau susunan saraf pusat,
neurotoksin (misalnya tembaga lead poisoning), CVA (cerebrovascular accident),
anoksia serebri, keganasan susunan saraf pusat, gangguan metabolik, gizi buruk,
kelainan hormonal (misalnya hipotiroid).
Masalah psikososial
Seperti penyakit kejiwaan atau penyakit kronis lain pada ibu, kemiskinan, malnutrisi,
penyiksaan (abuse), penelantaran, dll.
Patofisiologi
RM merupakan manifestasi dari kelainan fungsional sistem saraf pusat (SSP).
Malformasi SSP yang terlihat secara visual ditemukan pada 10-15% kasus; malformasi
yang sering ditemukan antara lain mikrosefal dan defek neural tube.
Klasifikasi
ICD10 dan DSM-IV menggunakan skor IQ dalam mengklasifikasikan tingkat RM.
80
Klasifikasi lain dari RM adalah:
1. Retardasi mental patologis, gangguan mental berat (IQ kurang dari 20), idiot dan
imbesil (IQ 20-45), kelompok ini sering disertai dengan defisit neurologik lain.
2. Retardasi mental subkultural, fisiologik atau familial, biasanya gangguan mental tidak
bagitu berat, imbesil ringan atau pikiran lemah (feeble minded) dengan IQ 45-70.
Orangtua dan saudara sering sub-normal dengan tingkatan yang berbeda.
Gejala klinis
Gejala-gejala yang ditemukan pada RM mencakup:
1. Keterlambatan berbahasa.
2. Gangguan gerakan motorik halus dan gangguan adaptasi (toileting, kemampuan
bermain).
3. Keterlambatan perkembangan motorik kasar, jarang ditemui, kecuali kalau RM
disertai dengan kondisi lain, seperti palsi serebral.
4. Gangguan perilaku, antara lain agresi, menyakiti diri sendiri, deviasi perilaku,
inatensi, hiperaktifitas, kecemasan, depresi, gangguan tidur dan gerakan stereotipik.
Kriteria Diagnosis
1. Terdapat kendala perilaku adaptif sosial (kemampuan untuk mandiri).
2. Gejala timbul pada umur yang kurang dari 18 tahun.
3. Fungsi intelektual kurang dari normal (IQ < 70).
Evaluasi
Anamnesis yang dilakukan harus mencakup faktor risiko bagi retardasi mental,
diantaranya:
1. Faktor ibu: usia ibu waktu melahirkan (<20 tahun atau>40 tahun), hubungan
darah/keluarga yang dekat antara suami-istri.
2. Faktor perinatal.
3. Faktor neonatal.
Prevalensi RM meningkat pada anak dengan kelainan kejang (seizure disorder),
mikrosefal, makrosefal, riwayat gagal tumbuh intrauterin ataupun postnatal, prematuritas
dan kelainan kongenital. Bila dicurigai RM, perlu dievaluasi keadaan motorik, persepsi
dan kemampuan kognitif.
81
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran semua parameter pertumbuhan.
Penilaian perkembangan.
Untuk diagnosis keterlambatan perkembangan, perlu dilakukan pemeriksaan
lengkap, termasuk penilaian kognitif dan uji psikologis. Bisa dilakukan berbagai uji
perkembangan seperti Uji Denver II, Capute Scales, Slosson Intelligence Test,
Bayley Scales for Infant Development, Stanfort-Binet Intelligence Scale, Wechsler
Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (wpPSIR), Wechsler
Intelligence Scale for Olildren-III dan Vineland Adaptive Behaviour Scales.
Evaluasi neuropsikologik mencakup kemampuan anak memecahkan problem verbal
dan non-verbal, adaptasi sosial. RM sering disertai dengan kerusakan otak fokal
atau luas dan sering disertai dengan kelainan susunan saraf pusat lainnya. Palsi
serebral, epilepsi, gangguan visus dan pendengaran lebih sering dijumpai pada
penyandang RM dibandingkan dengan populasi umum.
Pemeriksaan neurologik, mencakup lingkar kepala, tonus, kekuatan dan koordinasi
otot, refleks-refleks tendon dalam, refleks-refleks primitif, ataksia serta adanya
gerakan-gerakan abnormal seperti distonia atau atetosis.
Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan tergantung dari penyebab, seperti
pemeriksaan kromosom (karyotype), EEG, CT-Scan atau MRI,
titervirusuntukinfeksikongenital, asam urat serum, laktat dan piruvat darah, seng
serum, logam berat, serum tembaga dan seruloplasmin serum asam amino, plasma
amenia (tergantung kebutuhan).
LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF
Upaya preventif
Konseling genetik sebelum menikah.
Menghindari faktor etiologi penyebab MR.
Memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit tertentu (imunisasi).
Meningkatkan kesehatan dengan memberikan gizi yang baik, mengajarkan cara
hidup sehat, memberikan stimulasi pada bayi
Mendeteksi penyakit sedini mungkin diagnosis dini PKU dan hipotiroid (kalau ada),
untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
82
TERAPI
Terapi
Penatalaksanaan anak dengan RM bersifat multidimensi dan sangat individual.
Sebaiknya dibuat suatu rancangan strategi pendekatan bagi setiap anak untuk
mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin. Untuk optimalisasi, di samping
penerangan kepada orangtua, juga diperlukan pengertian dari anggota keluarga lainnya,
agar anak tidak diejek dan dikucilkan. Demikian juga kepada masyarakat sekitarnya,
penerangan tentang RM diperlukan agar anak bisa diterima dengan wajar, dapat
memberikan perlindungan dan pada waktu yang bersamaan dapat pula memberi
kesempatan baginya untuk berfungsi secara optimal, sesuai dengan kemampuannya.
Perawatan umum
1. Meningkatkan kesehatan dengan memberikan gizi yang baik, mengajarkan cara
hidup sehat.
2. Memberikan perlindungan terhadap penyakit (imunisasi).
3. Mendeteksi penyakit sedini mungkin.
4. Diagnosis dini PKU dan hipotiroid (kalau ada), untuk mencegah kerusakan lebih
lanjut.
5. Koreksi defek sensoris, kemudian dilaklikan stimulasi dini (stimulasi sensoris, terapi
wicara)
Terapi Medikamentosa
Pemberian neurotropik, vitamin masih kontroversial.
Pemberikan psikotropik diberikan jika diketemukan komorbiditas spesifik, sesuai
dengan DSM IV antara lain kelainan perkembangan pervasif (termasuk autisme),
attention deficit, hyperactivity disorder, kelainan tic, gerakan stereotipik, skizofrenia
atau kelainan psikotik lain, kelainan mood, gangguan cemas, posttraumatic stress
disorder (PTSD), kelainan obsesif-kompulsif, kelainan makan (eating disorder) serta
kondisi medis umum lainnya.
Pemantauan pengobatan medikamentosa sesuai dengan pemantauanpemberian
medikamentosa penyakit yang menyertai.
Ko-morbiditas atau gangguan perilaku pada penderita RM ini bisa dicetuskan oleh
berbagai stressor berikut
1. Fase transisi, seperti perubahan tempat tinggal, tempat kerja, pubertas, dll.
83
2. Kehilangan atau rasa penolakan, seperti meninggalnya orangtua, teman, bertengkar,
kehilangan pekerjaan, dll.
3. Lingkungan, terlalu padat, ribut, kacau, tekanan dari sekolah atau pekerjaan.
4. Hubungan dengan orangtua dan masalah-masalah sosial lainnya.
5. Sakit atau kecacatan
6. Frustasi.
Stresor-stresor di atas perlu dikendalikan pada penderita RM. Kalau tidak
ditemukan kelainan spesifik, terapi lebih ditujukan pada modifikasi perilaku (perlu diminta
bantuan ahli mendidik, psikolog atau psikiater) yang dapat memberikan latihan
modifikasi perilaku.
Tumbuh Kembang
RM sudah dapat dicurigai pada bayi muda. Gejala RM yaitu perkembangan
kapasitas mental yang tidak sempuma atau kurang di semua bidang disertai dengan
perilaku abnormal, walaupun pada beberapa kasus penderita tidak terbelakang dalam
bidang motorik kasar, seperti umur waktu berdiri dan berjalan. Gejala pertama dari RM
mungkin berupa keterlambatan dalam senyum, perhatian, keterlambatan dalam
mengikuti benda bergerak atau keterlambatan bereaksi terhadap bunyi, memberikan
kesan salah pada orangtua, seolah-olah bayi tidak dapat melihat atau pendengarannya
terganggu.
Anak nampak tidak perduli terhadap lingkungannya. Perhatian terhadap
mainannya berlangsung singkat, ekpresinya kurang alert dan biasanya kurang responsif
dibandingkan dengan anak normal.
Bayi normal berusia 12-20 minggu sering memperhatikan gerakan tangannya
sendiri. Pada bayi dengan RM gejala ini masih terlihat sampai usia yang lebih tua dari 20
minggu. Memasukkan benda ke dalam mulut yang merupakan tindakan khas pada bayi
84
berusia 6-12 bulan. Pada anak RM, tindakan ini masih bisa dilihat pada usia 2-3 tahun.
Pada penderita RM, gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan
untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitamya. Biasanya berupa tingkah laku
kekanak-kanakan yang tidak sesuai dengan umumya.
Kepada orangtua perlu dijelaskan bahwa RM bukanlah berarti anak tidak dapat
berkembang lagi, tetapi walaupun ada perkembangan, anak tidak akan mencapai tingkat
anak normal yang sebaya. Hanya pada RM yang sangat ringan sesekali terjadi
pengejaran perkembangan sampai normal.
Prognosis
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasamya, biasanya mempunyai
prognosis yang lebih baik, walaupun penyakit dasar ini umumnya sukar ditemukan.
Penderita RM ringan, dengan kesehatan yang baik, mempunyai umur harapan hidup
yang sama dengan orang normal. Sebaliknya RM berat sering dengan masalah
kesehatan dan gizi, meninggal pada usia muda
85