Demografi Terhadap Kunjungan atau Pemanfaatan Layanan Kesehatan Pasien

Dalam undang-undang Nomor 23 tahun 1992 Bab IV bagian kedua, butir

kedua mengatakan setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar pelayanan dan menghormati hak pasien,
maka standar pelayanan ini perlu diinformasikan ke seluruh jajaran profesi dokter
atau tenaga medis lain (Permenkes, 1994)

Pelayanan kesehatan harus memiliki standar sebagai berikut :

1. Standar ketenagaan : Dokter, perawat, apoteker, bidan, dll

2. Standar peralatan yang lenngkap
3. Pembiayaan / dana

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan

kesehatan, yaitu :

1. Faktor regional
2. Faktor sistem pelayanan yang bersangkutan
3. Faktor adanya fasilitas kesehatan lain
4. Faktor konsumen
a. Faktor sosio demografi (Umur, jenis kelamin, status
perkawinan)
b. Faktor sosio psikologis (Sikap dan persepsi terhadap suatu
yankes, pengetahuan, atau sumber informasi)
c. Faktor ekonomis (Pendidikan dan pekerjaan)

Lalu bagaimana pelayanan kesehatan yang ada dimanfaatkan dan mengapa

seseorang memanfaatkannya ? menurut Health Belief Model seperti berikut :

1. Seseorang merasa rentan (Perceived susceptibility) seseorang harus

percaya bahwa dia rentan dan peka terhadap penyakit maka orang
tersebut cenderung mengambil tindakan pencegahan.
2. Menanggapi secara serius (Perceived Seriuosness) kepercayaan
yang ditimbulkan oleh persepsi seseorang yang didasarkan pada
penilaian akibat penyakit tersebut.
3. Keuntungan dan kerugian yang dirasakan bila melakukan tindakan
yang dianjurkan (Perceived benefits) yaitu persepsi seseorang
terhadap manfaat yang diperoleh apabila melakukan tindakan. Bila
orang percaya bahwa suatu penyakit dapat dicegah dan pencegahan
yang ada cukup efektif akan cenderung mengambil tindakan.
 4. Kemampuan untuk melakukan tindakan (self eficacy) yaitu
persepsi seseorang terhadap kemampuannya dalam bertindak untuk
mengobati atau mencegah penyakit (Glanz, 2002 & Green, 1999)

Salah satu komponen yang mempengaruhi individu untuk memanfaatkan

yankes adalah komponen predisposisi, mencakup pengetahuan, persepsi dan
keyakinan serta karakteristik pasien dalam penggunaan yankes meliputi variabel
demografi (seperti umur dan jenis kelamin) variable struktur sosial seperti
pendidikan, pekerjaan serta kepercayaan terhadap perawatan medis, dokter dan
penyakit yang berkaitan dengan kesehatan.. Variabel-variabel ini tidak secara
langsung untuk memanfaatakn yankes, namun sebagai pendorong untuk
memanfaatkannya. (Gerson, 2001)

Dari masyarakat, lamanya menunggu pelayanan tersebut kemudahan serta

waktu yang digunakn untuk mecapai yankes tersebut dan kemudahan dalam
penggunaan asuransi kesehatan. Kepuasan pelanggan merupakan perasaan yang
dimiliki oleh pelanggan jika kebutuhannya secara nyata terpenuhi atau melebihi
yang diharapkannnya. Dapat dikatakan bahwa kepuasan merupakan suatu
perasaan menyenangkan atau mengecewakan seseorang akibatmemperbandingkan
suatu pelayanan dengan pengharapan yang dimilikinya. Kepuasan dalam pasien
meliputi : (Tokunaga, 2000)

1. Lama waktu menunggu

2. Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara
3. Kejelasan petugas menerangkan segala sesuatu
4. Keikutsertaan responden dalam mengambil keputusan
5. Kebebasan memilihfasilitas dan petugas kesehatan
6. Kebersihan ruangan termasuk kamar mandi

Untuk itu dalam pelayanannya, pihak yankes harus memenuhi standar

pelayanan kesehatan sesuai dengan undang-undang yang berlaku ditambah
dengan etika bermasyarakat yang baik dan benar. (Tokunaga, 2000)

Perpu, 1994. Buku pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.
Jakarta

Gerson, F. 2001. Mengukur kepuasan Pelanggan, Panduan Menciptakan

Pelayanan Bermutu, Crisp Publication, Jakarta : PPM.

Glanz, K. 1990. Health Behaviour and Health Education : Theory, Research and
Practice. First Edition, San Fransisco : Willey & Sons.
Tokunaga, J. 2000. Effects of Patient Demand on Satisfaction With Japanese
Hospital Care, Int. J. For Quality in Heath Care, vol. 12, No. 5. Japan :
Tokyo