Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RENCANA PERAWATAN

SPACE MAINTENER

Nama Pasien : Faiza Inka


Operator : Ilham Permana Putra
Pembimbing : drg. Trianita Lydiana MDSc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Gigi sulung memiliki peranan yang penting bagi anak sehingga keberadaannya harus
bisa dipertahankan pada kondisi sehat. Jika situasi yang ada menyulitkan upaya
mempertahankan gigi sulung, misalnya ada penyakit gigi yang parah, maka pada beberapa
kasus, gigi susu dapat dibiarkan tanggal tanpa menimbulkan efek yang buruk terhadap
perkembangan oklusal. Pada kasus yang lain, tanggalnya gigi sulung dapat berakibat buruk
pada terhadap perkembangan oklusal. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk
mempertahankan gigi atau memasang space maintainer.

Kehilangan gigi sulung secara prematur akan mengakibatkan gigi tetangganya bergeser
karena adanya gaya ke mesial dari gigi posterior yang erupsi pada anak yang sedang dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangan. Kehilangan gigi sulung dan kegagalan untuk menjaga
ruang tersebut selama masa pertumbuhan dan perkembangan akan mempengaruhi oklusi
normal pada gigi permanennya. Karena itu, penggunaan space maintainer diharapkan dapat
mempertahankan ruang bekas pencabutan sehingga calon gigi yang akan tumbuh di tempat
tersebut dapat tumbuh dengan benar.

Selain karena premature ekstraksi, space maintainer juga digunakan pada keadaan
dimana gigi sulung tanggal pada waktunya akan tetapi pada pemeriksaan rontgent foto,
diketahui bahwa gigi permanen penggantinya masih jauh. Adapun penyebab erupsi gigi
permanen yang lambat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain asupan nutrisi yang kurang
dan adanya kelainan sistemik.

Alat yang digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung ialah
space maintainer, yaitu alat yang dipasang diantara dua gigi. Penggunaan alat ini memerlukan
perhatian yang lebih dari dokter maupun pasien agar keberhasilan perawatan dapat dicapai.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PREMATURE EKSTRAKSI PADA GIGI SULUNG

Gigi manusia tumbuh di dalam suatu lengkung rahang, satu sama lain saling
berdampingan dengan rapat, namun tidak berdesakan. Gigi manusia bukan tulang yang tumbuh
melekat menjadi satu dengan rahang. Gigi tumbuh dan menempel pada tulang rahang dengan
perantaraan jaringan penyangga gigi atau jaringan periodontal. Karena struktur itu, gigi normal
dapat bergerak, bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan kemiringan tidak lebih dari satu derajat.
Walaupun dapat bergerak, gigi-geligi dapat saling mengunci sehingga secara bersama-sama
dapat menahan beban kunyah yang berat sekalipun.

Gigi mengalami pertumbuhan ke arah vertikal. Misalnya pada gigi bawah tumbuh ke
atas, gigi atas tumbuh ke bawah, sampai kedua gigi atas dan bawah saling berkontak. Demikian
pula dengan pergerakan ke samping, jika gigi tidak mempunyai sandaran atau gigi di samping
kiri-kanannya yang merapat erat dengan gigi tersebut, pada saat gigi menerima beban, gigi
akan condong ke arah menjauhi beban.

Hal ini menyebabkan gigi akan miring atau lama-kelamaan bergeser dari tempatnya.
Sebagai contoh, jika gigi nomor lima dicabut dan tempatnya kosong, maka saat menerima
beban kunyah, gigi nomor enam akan cenderung condong secara permanen ke ruang kosong
gigi nomor lima. Akibatnya, gigi yang akan tumbuh menggantikan gigi nomor lima tertutup
gigi nomor enam yang miring.

Berikutnya, gigi pengganti akan tumbuh tidak normal. Misalnya miring, berputar, atau
gingsul. Kondisi gigi nomor enam yang miring atau berpindah tempat inilah yang dicegah
dengan pemasangan space maintainer yaitu alat yang digunakan untuk menjaga ruang akibat
kehilangan dini gigi sulung, alat ini yang dipasang diantara dua gigi.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa gigi sulung tidak hanya berfungsi untuk
mengunyah makanan, tetapi juga sebagai penunjuk jalan bagi pertumbuhan gigi permanen
yang akan menggantikannya. Jika gigi sulung tercabut terlalu cepat, gigi permanen akan
kehilangan arahnya sehingga erupsinya dapat terganggu.
1. Sebab Tanggalnya Gigi Sulung

Tercabutnya gigi sulung yang terlalu cepat dapat disebabkan karena beberapa hal,
antara lain:

a. tercabutnya gigi sulung karena terjatuh atau kecelakaan


b. adanya penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab premature ekstraksi
c. karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi
d. resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya

2. Akibat Tanggalnya Gigi Sulung

a. Tanggalnya gigi insisivus sulung

Pada keadaan crowded tanggalnya gigi seri susu yang karies berpengaruh
terhadap perkembangan oklusi dan penutupan ruang dapat terjadi. Bila gigi seri sulung
tanggal karena benturan maka pergeseran atau luka dari gigi pengganti dapat terjadi.

b. Tanggalnya gigi kaninus sulung

Tanggalnya gigi kaninus yang terlalu cepat dapat diikuti dengan hilangnya
ruang. Tanggalnya gigi kaninus secara dini terutama pada rahang bawah, dapat
menimbulkan resorpsi akar gigi insisivus lateralis permanent yang crowded. Keadaan
ini seringkali unilateral sehingga gigi insisivus yang crowded tergeser ke sisi tersebut
dengan disertai pergeseran garis tengah. Keadaan ini merupakan akibat paling serius
dari tanggalnya gigi kaninus sulung karena dapat menyebabkan oklusi yang tidak
simetris.

c. Tanggalnya gigi molar sulung

Tanggalnya gigi molar kedua sulung yang terlalu cepat mengakibatkan


pergerakan ke depan dari gigi molar pertama tetap yang menutupi ruang untuk erupsi gigi
premolar tetap. Tanggalnya gigi molar pertama sulung juga menyebabkan hilangnya
ruang untuk erupsi gigi premolar tetap, sebagian karena pergeseran ke depan dari gigi
belakang dan sebagian karena crowded gigi insisivus seperti pada kaninus sulung.

3. Efek Tanggalnya Gigi Sulung Secara Dini


a. Efek terhadap fungsi dan kesehatan rongga mulut

Tanggalnya gigi-gigi sulung yang terlampau cepat bisa mempengaruhi fungsi


mastikasi, karena dengan hilangnya gigi geligi lengkung rahang maka tekanan kunyah
akan berkurang. Tanggalnya gigi anterior pada gigi sulung yang terlalu cepat juga bias
mempengaruhi fungsi bicara yaitu penyebutan huruf-huruf tertentu menjadi terganggu,
tanggalnya gigi anterior juga mempengaruhi fungsi estetik karena akan mempengaruhi
penampilan anak. Pengaruh tanggalnya gigi sulung terhadap kesehatan rongga mulut
yaitu, menghilangkan daerah penimbunan makanan dan sepsis oral, selain itu
tanggalnya gigi sulung terutama gigi molar bisa mempengaruhi insiden karies bagi gigi-
gigi yang tersisa.

b. Efek psikologis terhadap anak dan orang tua

Tanggalnya gigi sulung terutama gigi anterior akan mengubah penampilan


anak, sehingga akan menimbulkan efek psikologis yang tidak diinginkan yaitu anak-
anak menjadi kurang percaya diri dan merasa malu karena giginya ompong. Tanggalnya
gigi sulung yang terlampau cepat dianggap oleh orang tua sebagai kegagalan, terutama
bila sudah dilakukan upaya untuk mempertahankan gigi geligi tersebut.

c. Efek terhadap gigi-gigi tetap

Efek yang paling penting dari tanggalnya gigi geligi sulung yang terlalu cepat
adalah penutupan ruang pada lengkung rahang, sehingga gigi pengganti tidak
mempunyai tempat untuk erupsi. Tanggalnya gigi sulung pada lengkung rahang yang
sempit akan menimbulkan susunan yang berjejal pada gigi pengganti, oleh sebab itu
perlu dipertimbangkan untuk melakukan pencabutan keseimbangan atau pemasangan
alat space maintener.
B. ANALISIS YANG DIGUNAKAN PADA PENERAPAN SPACE MAINTAINER

Ada dua metoda penilaian yang umum digunakan, yaitu pengamatan langsung dan analisis gigi
bercampur.

1. Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung dari ukuran lengkung rahang atau ruang tempat mana gigi
tetap yang akan bererupsi dapat dilakukan dengan melihat langsung ukuran gigi-gigi
sulung dalam mulut anak sehingga dapat diperkirakan ukuran gigi pengganti.
(lysell&Myberg,1982). Penilaian potensi ruang dengan pengamatan langsung dapat
juga dilakukan dengan bantuan foto rontgen dari gigi-gigi yang belum erupsi yang
dapat menunjukkan ukuran lengkung gigi dari gigi pengganti.

2. Analisis Gigi-geligi Campuran

Analisis gigi-geligi campuran dilakukan untuk mengukur ruang yang ada dalam
mulut anak dan membandingkan dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang
sesuai dari gigi permanen. Ruang paling penting yang harus dipertimbangkan dalam
analisis manapun adalah ruang yang ditempati oleh gigi kaninus, premolar satu dan
premolar dua. Sebagai pedoman umum, ruang untuk gigi-gigi kaninus dan premolar
permanen atas kurang lebih 23,0 mm dan 21,0 mm untuk RB. Ada beberapa metode
analisa gigi geligi campuran yang sering digunakan diantaranya adalah: analisis Moyers
dan analisis Nance. Penggunaan analisis ruang cara Moyers pada masa gigi-geligi
campuran membuat dokter gigi dapat bertindak secara dini untuk memecahkan
beberapa masalah yang dapat diatasi dengan prosedur interseptif seperti space
maintainer.

Pemakaian sistem analisa ini memungkinkan dokter gigi untuk:

a. Memprediksikan kemungkinan pengaturan gigi-gigi permanen dalam ruang


lengkung yang ada.
b. Memprediksikan seberapa besar ruang yang dibutuhkan untuk mencapai
pengaturan yang baik.
C. ANALISIS GIGI BERCAMPUR

Terdapat beberapa metode perhitungan yang digunakan dalam analisis periode gigi bercampur,
yaitu :

1. Metode Nance
1934, Pasadena, California, Amerika Serikat
a. Dasar : Adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi desidui dengan gigi
pengganti.
b. Tujuan : Untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh memiliki cukup
ruang, kekurangan ruang, atau kelebihan ruang.
Gigi-gigi yg dipakai sbg dasar :
c m1 m2 dan gigi pengganti 3 4 5
c. Lee Way Space : selisih ruang anterior ruang yang tersedia dan ruang yang
digunakan
Masing-masing sisi rahang atas 0,9 mm dan rahang bawah 1,7 mm.
2. Metode Moyers
Metode Moyers diuraikan oleh Oleh: Moyers, Jenkins, dan staf Ortodonsi Universitas
Michigan. Pada analisis ini, sebelum menempatkan space mainteiner atau memulai
pergerakan gigi, dokter gigi harus mengevaluasi panjang lengkung gigi secara
menyeluruh. Hal ini sangat penting selama pertumbuhan gigi permanen dan periode
gigi bercampur. Pada analisis Moyers harus diperhatikan mengenai panjang lengkung
dan ukuran dari gigi geligi.
Analisis Moyer memilki beberapa manfaat. Analisis ini didasarkan pada ukuran gigi
baik salah satu gigi maupun sekelompok gigi dan memperkirakan secara akurat ukuran
gigi yang lain pada mulut. Gigi insisivus rahang bawah, erupsi lebih awal pada
pertumbuhan gigi bercampur dan mungkin diukur secara akurat.
a. Keuntungan :
1) Kesalahan sedikit dan ralat kecil sehingga diketahui dengan tepat.
2) Dapat dikerjakan ahli atau bukan ahli
3) Tidak butuh banyak waktu
4) Tidak perlu alat khusus
5) Dapat dikerjakan dalam mulut atau model
6) Baik pada rahang atas atau rahang bawah.
b. Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain
c. Kelompok gigi yang dipakai sebagai pedoman
21 12
Alasan :
1) Gigi tetap yang tumbuh paling awal
2) Mudah diukur dengan tepat pada intraoral/extraoral
3) Ukuran tidak bervariasi banyak dibandingkan pada rahang atas
d. PROSEDUR
Siapkan:
1) model RA & RB
2) jangka sorong
3) tabel kemungkinan
RB: misal sisi kanan dulu
1) Ukur lebar mesiodistal 21 12, jumlahkan
2) Tentukan jumlah ruang yang diperlukan jika gigi tersebut diatur dalam
susunan yang baik, caranya: beri tanda, cari ruang yang disediakan untuk c
m1 m2 sisi kanan atau kiri, berapa ruang 3 4 5 yang seharusnya, lihat tabel
rahang atas, bandingkan, kemungkinan hasilnya.
Perbedaan:
1) Tabel kemungkinan dipakai rahang atas
2) Overjet harus dipertimbangkan
3. Metode Huckaba
untuk mengkompensasi karena pembesaran bayangan gigi pada rontgen foto maka
diusulkan rumus untuk menentukan ukuran mahkota gigi permanen yang belum
erupsi dengan roentgen foto sebagai berikut :
x= y
x’ y’
dimana,
y’ = lebar gigi sulung yang diukur pada X-ray film
y = lebar gigi sulung yang sama yang diukur pada studi model atau dalam mulut
x’ = lebar gigi permanen pengganti pada X-ray film
x = lebar sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi
4. Metode Johnson dan Tanaka
Tujuan dari analisis ini, yaitu : Untuk menganalisis lebar lengkung gigi (merupakan
variasi dari metode Moyers)
PROSEDUR
a) Ukur jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah
b) Lalu gunakan rumus :

jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah = X

Jadi, Available space RB = X+10,5 mm

Available space RA = X+11mm

D. SPACE MAINTAINER

Premature ekstraksi memerlukan penanganan yang tepat dan terapi yang terbaik ialah
penggunaan space maintainer. Space maintainer yaitu alat yang digunakan untuk menjaga
ruang akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini yang dipasang diantara dua gigi. Meskipun
berguna dalam mempertahankan ruang bekas pencabutan tetapi penggunaan space maintainer
terkadang menimbulkan kerusakan pada jaringan lunak mulut terutama pada penggunaannya
dalam waktu yang lama Karena itu, indikasi dan kontra indikasinya harus diperhatikan dengan
baik agar perawatan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.1,2,10

2.3.1 FUNGSI

Fungsi dari space maintener adalah:

1. Mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini.

2. Mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini.

3. Memperbaiki fungsi pengunyahan akibat pencabutan dini.

4. Memperbaiki fungsi estetik dan bicara setelah pencabutan dini.


2.3.2 INDIKASI

Indikasi penggunaan space maintainer antara lain:

1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi
menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat
ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya.

2. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di tempat yang
kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan
sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk.

3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang

4. Kebersihan mulut (OH) baik.

Adapun waktu yang tepat penggunaan space maintainer adalah segera setelah kehilangan
gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan gigi.

2.3.3 KONTRA INDIKASI

Adapun kontra indikasi space maintainer antara lain:

1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi.

2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen

3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi

4. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan
perawatan orthodonti

5. Gigi permanen penggantinya tidak ada


Pada beberapa keadaan penggunaan space maintainer tidak diaplikasikan pada anak,
yaitu:

Jika gigi yang tanggal sebelum waktunya adalah gigi insisivus decidui, maka
pemasangan space maintainer tidak perlu karena pertumbuhan daerah ini ke arah transversal
sangat laju dan pergeseran gigi-gigi kaninus ke arah mesial hampir tidak ada.

a. Jika tonjolan dan dataran inklinasi dari gigi-gigi di samping gigi yang dicabut itu
sudah mengunci sedemikian rupa sehingga pergeseran ke arah tempat yang kosong
itu sudah dengan sendirinya terhalang.

b. Jika pergeseran ke arah tempat yang kosong itu dapat memperbaiki oklusi dari
molar pertama permanen

c. Jika pergeseran ke tempat yang kosong dapat memperbaiki adanya gigi depan yang
crowded

d. Pada anak dengan usia yang masih sangat muda sehingga sulit kerjasama dengan
dokter gigi.

2.3.4 SYARAT-SYARAT SPACE MAINTAINER

Syarat suatu space maintainer adalah:

a. dapat menjaga ruang dimensi proksimal

b. tidak menggangu erupsi gigi antagonisnya

c. tidak menggangu erupsi gigi permanen

d.tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi pergerakan mandibula

e. dapat mencegah ekstrusi gigi lawan

d. tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga

e. tidak mengganggu jaringan lunak


f. disain yang sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan.

2.3.5 MACAM-MACAM BENTUK SPACE MAINTAINER

Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara umum bisa dikelompokkan
menjadi dua katagori, lepasan dan cekat. Space maintainer lepasan (Gambar 1.1) bisa
digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1 tahun. Space maintainer cekat
(Gambar 1.2), jika didesain dengan baik, akan tidak begitu merusak jaringan rongga mulut
dibandingkan dengan space maintainer lepasan, dan kurang begitu mengganggu bagi pasien.
Oleh karena itu, alat ini dapat digunakan untuk waktu yang lebih panjang, biasanya sampai 2
tahun.

Gbr. 1.2 Gbr 1.1

Gbr 1.1. Space Maintainer Lepasan Gbr 1.2. Space Maintainer Cekat

Penggunaan space maintainer yang lama dapat berdampak buruk pada kesehatan
mulut, karena itu apapun jenis space maintainer yang digunakan, efeknya terhadap kesehatan
rongga mulut perlu mendapat perhatian khusus.

2.3.5.1 Space Maintainer Lepasan

Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran lebih dari satu gigi. Alat
lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena tidak adanya gigi penyangga yang
sesuai untuk alat cekat. Alat ini dapat ditambahkan gigi-gigi artificial untuk mengembalikan
fungsi estetik.

Alat ini digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah dimana telah kehilangan
gigi bilateral lebih dari satu, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi M2 sulung
sebelum erupsi M1 permanen. Space maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana,
pergerakan fungsional baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan gigi yang tepat
penting untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru, alat space
maintainer lepasan dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien anak yang
mempunyai masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek. Masalah yang sering timbul dari
pemakaian alat ini adalah malasnya anak memakai alat sehingga fungsi space maintainer tidak
tercapai dan alat jarang dibersihkan sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut.

2.3.5.2 Space Maintainer Cekat

Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan dalam klinik, yaitu:
band-loop, Crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.

2.3.5.2.1 Band and loop space maintainer

Band and loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya satu gigi dalam satu
kuadran. Alat ini digunakan pada kasus tanggalnya gigi molar satu sulung dan molar dua sulung
secara dini untuk mencegah migrasi ke mesial yang berhubungan dengan erupsi gigi molar satu
permanen, selain itu alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara
dini untuk mencegah pergerakan insisivus lateral permanen.

Band and loop ini lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah, waktu kerja
yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk pemasangan band karena
tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi, pengaplikasiaannya mudah dan lebih ekonomis.

2.3.5.2.2 Crown-loop Space Maintainer

Jenis crown loop ini biasa digunakan pada kasus:

a. gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang luas dan memerlukan restorasi
mahkota.
b. gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang mana dalam kasus mahkota
perlu dilindungi secara menyeluruh.

Keuntungan:
a. konstruksinya tampak lebih ringan
b. ekonomis
c. memperbaiki fungsi kunyah
d. tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis

Gbr 1.3 Gbr 1.4

Gbr 1.3. Band-loop Space Maintainer Gbr 1.4. Crown-loop Space Maintainer

2.3.5.2.3 Distal Shoe Space Maintainer

Alat ini digunakan dimana molar dua sulung hilang sebelum erupsi molar satu
permanen. Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi dari molar pertama permanen ke posisinya
yang normal dalam lengkung rahang.

Adapun kontraindikasi dari penggunaan alat ini ialah pada pasien dengan oral hygiene
yang jelek, pada keadaan dimana hilangnya beberapa gigi sehingga abutment akan kurang
mendukung alloy yang disemen, dan kurangnya kerja sama dari pasien dan orang tua.

Gbr 1.5 Distal Shoe

Pada keadaan saat distal shoe merupakan kontra indikasi, perawatan yang dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan alat yang removable atau cekat yang tidak memasuki
jaringan tetapi memberi tekanan pada ridge mesial molar permanen yang belum erupsi.

2.3.5.2.4 Lingual Arch


Gbr 1.6. Space maintainer lingual arch Gbr 1.7. Nance Appliance

Space maintainer lingual arch terbagi atas dua, yaitu:

a. Lingual arch pasif

Merupakan space maintainer pilihan setelah kehilangan banyak gigi pada


lengkung RA/RB, terutama jika insisivus permanen RB terlihat crowded. Alat ini
digunakan sebagai space maintainer bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif karena
tidak dapat diatur begitu disemen pada molar dua sulung. Adapun keuntungan dari alat
ini yaitu karies gigi rendah, ekonomis, dan adaptasi dengan pasien lebih baik.

b. Alat Nance rahang atas

Alat Nance digunakan ketika satu atau lebih molar susu tanggal secara dini pada
rahang atas. alat ini didesain seperti pada lingual arch soldering kecuali pada bagian
anterior kawat tidak menyentuh permukaan lingual pada gigi depan atas, kawat lingual
dapat mengikuti bentuk palatum dan kawat yang digunakan berukuran 0.025 inchi.
Pada penggunaan space maintainer jenis lingual arch ini pasien harus diperiksa secara
periodik untuk memastikan bahwa kawat lingual tidak mengganggu erupsi dari gigi C
dan P, serta tidak mengganggu jaringan palatum.

2.4 KONTROL DAN INSTRUKSI PADA PASIEN

Pemasangan space maintainer memerlukan perhatian khusus dari dokter gigi, pasien
maupun orang tua dari pasien. Rencana perawatan ditentukan sesuai dengan diagnosis. Setelah
pasien diberikan pendidikan kesehatan gigi dan oral propilaksis, dokter gigi segera melakukan
perawatan pada pasien. Dokter gigi juga melakukan pencetakan sebagai pedoman untuk
pembuatan alat. Pada kunjungan selanjutnya dilakukanlah pemasangan alat. Pasien diminta
untuk datang kontrol satu minggu kemudian. Setiap pasien datang kontrol dilakukan
pemeriksaan keutuhan space maintainer, kondisi gigi penyangga dan gingivanya. Pasien
diinstruksikan untuk terus menjaga kebersihan mulutnya dan dokter gigi juga melakukan oral
profilaksis.

Perawatan yang dapat dilakukan antara lain:

1. aplikasi florida topikal untuk mencegah karies dan dekalsifikasi gigi

2. penyemenan ulang band molar dengan interval enam bulan

3. pemeriksaan foto rontgen untuk melihat reaksi jaringan pada pemasangan alat

4. scaling dengan hati-hati pada gigi yang memiliki karang gigi

5. pengangkatan debris dan pembersihan poket

6. penggunaan sikat gigi yang lunak untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan dental plak

7. kontrol tiap empat bulan


BAB III. LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Faiza Inka
Umur : 9 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Cokrodiningratan
Tanggal Pemeriksaan : 20 Juli 2017

B. Pemeriksaan Subyektif
Motivasi : Datang untuk merawat giginya atas motivasi operator
CC : Pasien mengeluhkan giginya yang ompong pada bagian belakang
bawah kanan dan kiri.
PI : Keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, pasien giginya ompong
dikarenakan giginya yang dicabut. Gigi pasien dicabut karena giginya
yang berlubang besar dan tidak dapat dipertahankan lagi.
PDH : Pasien menikat gigi 2 kali sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur.
PMH : Tidak pernah dirawat di rumah sakit, dan tidak sedang mengkonsumsi
obat-obatan rutin
FH : Ayah dan Ibu sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

C. Pemeriksaan Obyektif
Kesan Umum Kesehatan Pasien : Nampak sehat jasmani dan rohani, komunikatif dan
kooperatif
Vital Sign :
Tekanan darah : 100/70mmHg
Nadi : 7 x/menit
Respirasi : 16 x/siklus
Suhu : Afebris

Lokal :
Ekstra oral
 Fasial : t.a.k.
 Neuromuskular : t.a.k
 K. Ludah : t.a.k
 K. Limfe : t.a.k
 Tl. Rahang : t.a.k
 TMJ : t.a.k
Intra Oral
 Mukosa : normal
 Gingiva : normal
 Lidah : normal
 Palatum : normal
Keadaan gigi geligi
 Jumlah : 18 gigi  RA : 10 gigi, RB : gigi 8
 Warna : putih kekuningan
 Bentuk : normal
 Oral hygiene : sedang
Formula Gigi Geligi

UE UE PE PE UE UE PE PE UE UE

UE UE UE UE PE PE UE UE UE UE

Keterangan:
X : Missing Teeth
Foto Profil Wajah

Tampak depan Tampak samping

Foto Rontgen OPG

Foto Klinis Rahang Atas dan bahang Bawah

Rahang atas Rahang bawah


ANTERIOR
Palatal bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Open bite : tidak ada
Edge to edge bite : tidak ada
Cross bite : ada, gigi 32-22
POSTERIOR
Cross bite : tidak ada
Open bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Cup to Cup bite : tidak ada
Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas : Segaris
Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : Segaris

I. PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN


Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)
Gigi Rahang Atas Rahang Bawah
Kanan Kiri Normal Kanan Kiri Normal
Desidui Prmanen Desidui Prmnen Desidui Prmnen Desidui Prmnen
1 - 7,5 - 7,5 7.40 – - 5,1 - 5 4.97 –
9.75 6.60
2 - 6,6 - 6,9 6.05 – - 5,7 - 5,7 5.45 –
8.10 6.85
3 - - - - 7.05 – - 6,2 - 6,3 6.15 –
9.32 8.15
4 - 7 - 7,1 6.75 – - - - - 6.35 –
9.00 8.75
5 - 6,7 - 6,8 6.00 – - - - - 6.80 –
8.10 9.55

Kesimpulan : Rata-rata lebar mesiodistal gigi permanen pasien pada rahang atas dan bawah
dalam ukuran normal.
Standar penggunaan alat:
Kekurangan ruang Alat dipakai
0-2 mm Observasi
2-4 mm Space maintainer
2-4 mm dengan mesial Space regainer
drifting
>4 mm Space regainer

Klasifikasi space maintainer lepasan Brauer :


Kelas 1 : Uniteral maxilla posterior
Kelas 2: Uniteral mandibula posterior
Kelas 3 : Bilateral maxilla posterior
Kelas 4 : Bilateral mandibula posterior
Kelas 5 : Bilateral maxilla anterior dan posterior
Kelas 6 : Bilateral mandibula anterior dan posterior
Kelas 7 : Telah kehilangan satu atau lebih gigi anterior sulung
Kelas 8 : Telah kehilangan semua gigi sulung

PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
Dari study model didapat pengukuran ruang yang tersedia untuk C P P, dengan
menggunakan jangka, ukur dari permukaan distal incisivus lateral ke mesial molar pertama
tetap di tiap kuadran adalah sebagai berikut:
RA kanan : 19,5 mm
RA kiri : 20 mm

1. Menggunakan ukuran rata-rata mesio distal gigi-gigi kaninus dan premolar tetap.
Ditetapkan bahwa semua premolar dan kaninus bawah masing-masing 7 mm dan
kaninus atas 8 mm. Maka untuk rahang atas C P P adalah sebesar 21 mm, sedangkan rahang
bawah C P P sebesar 21 mm. Guna mengetahui kecukupan atau kekurangan ruang untuk
gigi C P P pada tiap kuadran, maka ruang yang tersedia pada tiap kuadran dibandingkan
dengan rata-rata mesio distal C P P. Berdasarkan metode ini, maka:
a. RA kiri : 20 mm – 21 mm = -1 mm (kekurangan ruang)
b. RA kanan : 19,5 mm – 22 mm = -15 mm (kekurangan ruang)
2. Dengan mengukur ukuran mesio distal keempat gigi insisivus rahang bawah (Moyers)
a. Ukur lebar mesio distal tiap keempat insisivus bawah dan diletakan dalam 1 garis lurus
dan diukur. Hasilnya adalah sebesar 21,5 mm
b. Tentukan jumlah perkiraan lebar mesio distal gigi-gigi kaninus dan premolar dengan
menggunakan tabel moyers.
Tabel moyers didapatkan bahwa untuk lebar mesio distal incisivus atas sebesar 21,5
mm, jumlah perkiraan lebar kaninus dan premolar RB adalah 21,2 mm.
c. Ukur ruang yang tersedia dalam lengkung untuk gigi-gigi kaninus dan premolar yang
belum erupsi dan bandingkan.
 RA kiri : 19,5 – 21,2 = -1,7 mm (kekurangan ruang)
 RA kanan : 20 – 21,2 = -1,2 mm (kekurangan ruang)

3. Dengan mengukur gigi-gigi kaninus dan premolar pada radiograf (Huckaba)


Hitung perbesaran yang disebabkan kesalahan radiograf dengan mengukur gigi
yang erupsi pada radiograf dan gigi yang sama dalam mulut atau pada study model. Disini
gigi yang digunakan adalah M1 kiri bawah dan M1 kanan bawah. Hitung jumlah lebar mesio
distal gigi-gigi yang belum erupsi pada tiap kuadran yaitu jumlah lebar radiograf dan
dikurangi dengan 10 % dari lebar mesio distal gigi-gigi yang belum erupsi. 10 % disini
adalah untuk pembiasan yang terjadi pada radiograf.
Regio kiri bawah :
Keterangan :
Y : lebar mesio distal gigi M1 kiri bawah dalam studi model = 10,3 mm
Y’ : lebar mesio distal gigi M1 kiri bawah dalam ro foto = 16,9 mm
X : lebar mesio distal gigi yang dicari
X’ : lebar mesio distal gigi yang dicari dalam ro foto
10% : pembiasan pada radiograf

1) Lebar mesio distal gigi 34


X = (X’ – 10% X’) . Y
(Y’ – 10% Y’)

= ( 11,7 mm – 1,1 mm) . 10,3


(16,9 mm – 1,69 mm)

= 10,6 .10,3 = 7,1mm


15,21
2) Lebar mesio distal gigi 35
X = (X’ – 10% X’) . Y
(Y’ – 10% Y’)

= ( 11,3 mm – 1,1 mm) . 10,3


(16,9 mm – 1,69 mm)

= 10,2 . 10,3 = 6,9 mm


15,21

Jadi, lebar mesio distal dari gigi 33 adalah 6,3mm, gigi 34 adalah 7,1mm dan gigi 35
adalah 6,9 mm.

No Gigi Lebar mesio-distal


1 33 6,3
2 34 7,1
3 35 6,9

Kesimpulan dari perhitungan dengan membandingkan dengan ro foto adalah:


RA kiri, perkiraan ukuran gigi CPP yang akan erupsi adalah 7,48 + 8,23 + 7,82 = 23,53
mm. Ruang yang tersedia untuk erupsi sebesar 20,3 mm.
Jadi, RA kiri 20 mm – 20,3 mm = - 0,3 mm (kekurangan ruang)

Regio kanan bawah :


Keterangan :
Y : lebar mesio distal gigi M1 kanan bawah dalam studi model = 10 mm
Y’ : lebar mesio distal gigi M1 kanan bawah dalam ro foto = 14,5mm
X : lebar mesio distal gigi yang dicari
X’ : lebar mesio distal gigi yang dicari dalam ro foto
10% : pembiasan pada radiograf

1) Lebar mesio distal gigi 44


X = (X’ – 10% X’) . Y
(Y’ – 10% Y’)
= ( 9,6 mm – 0.9 mm) . 10
(14,5 mm – 1,45 mm)

= 8,7 .10 = 6,6mm


13,05

2) Lebar mesio distal gigi 35


X = (X’ – 10% X’) . Y
(Y’ – 10% Y’)

= ( 9,5 mm – 0,9 mm) . 10,3


(14,5 mm – 1,45 mm)

= 8,6 . 10,3 = 6,5mm


13,05

Jadi, lebar mesio distal dari gigi 43 adalah 6,2 mm, gigi 44 adalah 6,6 mm dan gigi 45
adalah 6,5 mm.

No Gigi Lebar mesio-distal


1 33 6,2
2 34 6,6
3 35 6,5

Kesimpulan dari perhitungan dengan membandingkan dengan ro foto adalah:


RB kanan, perkiraan ukuran gigi CPP yang akan erupsi adalah 6,2 + 6,6 + 6,5 = 23,53
mm. Ruang yang tersedia untuk erupsi sebesar 19,3 mm.
Jadi, RB Kanan 19,5 mm – 19,3 mm = - 0,2 mm (kekurangan ruang)
Determinasi Lengkung
Berdasarkan determinasi lengkung diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1) RB kiri kekurangan ruang sebesar 1,8 mm
2) RB kanan kekrangan ruan sebesar1,3 mm

II. KESIMPULAN
No Metode RAHANG RAHANG
BAWAH BAWAH
Kiri
1. Metode rata-rata -1 mm -1,5 mm
2. Moyers -1,7 mm -1,2 mm
3. Huckaba -0,3 mm -0,2 mm
4. Determinasi lengkung -1,8 mm - 1,3 mm

Berdasarkan hasil perhitungan dari beberapa metode di atas, dapat disimpulkan


bahwa RB kanan dan kiri pasien terdapat kekurangan ruang untuk pertumbuhan gigi
CPP. Sebenarnya pasien ini cukup dilakukan observasi, tetapi untuk kepentingan
pendidikan dan mencegah mesial drifting gigi 36 dan 46 yang berlebihan dengan
persetujuan orang tua serta pasien maka dilakukan perawatan berupa Space Maintainer.

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Rontgen foto OPG menunjukkan bahwa gigi 34, 35, 44, 45 belum erupsi.
Terlihat posisi pertumbuhan dari gigi 36 dan 46 arah erupsi norml. Dilihat dari usia,
erupsi gigi-gigi tersebut adalah pada usia sekitar 11 – 12 tahun dan saat ini pasien masih
berusia 9 tahun.

IV. DIAGNOSIS
Klasifikasi Brauer Kelas 4 yaitu premature loss bilateral mandibula posterior karena
kehilangan gigi 74, 75, 84,85
V. RENCANA PERAWATAN
Perkiraan umur erupsi gigi permanen pengganti adalah untuk gigi P1 bawah adalah
sekitar 10 – 12 tahun, P2 bawah adalah sekitar 11 – 12 tahun. Usia pasien saat ini adalah
9 tahun 2 bulan, sehingga dengan melihat usia pasien, gigi pengganti masih lama
tumbuh.
Tampak pada rotgent OPG dan pada penampakan klinis bahwa tidak terdapat
mesial drifting pada gigi 36 dan 46. Untuk menjaga ruang yang akan ditempati oleh
gigi pengganti agar tidak terjadi pergeseran ke mesial dan ke distal dari gigi sebelahnya,
maka perlu dibuatkan alat space maintener. Space maintener yang digunakan adalah
space maintener lepasan dengan plat akrilik.
Sebelum dilakukan perawatan, pasien dan orang tua pasien diberi tahu tentang
gambaran pemakaian space maintener yang akan dijalani, antara lain bahwa perawatan
akan berlangsung dalam waktu yang lama, banyak kunjungan yang diperlukan, kapan
alat dipakai dan kapan alat dilepas, serta untuk keberhasilan memerlukan kerjasama
yang baik antara pasien, orang tua pasien, dan operator.
Urutan rencana perawatan yang akan dilakukan :
1. Melakukan KIE
2. Scaling jika terdapat karang gigi
3. Pencetakan rahang atas dan bawah
4. Pemasangan space maintener
5. Kontrol alat seminggu sekali
6. Observasi

VI. PROSEDUR PERAWATAN


1. Memotivasi pasien agar mau memakai alat, serta memotivasi orang tua agar mau
selalu mengingatkan anaknya untuk memakai space maintainer.
2. Pembuatan space maintener.
Space maintener yang dillengkapi dengan:
a. Labial arch dengan u loop pada gigi 33 dan 43, dengan stainless wire  0,7 mm.
b. C klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, dengan stainless wire  0,7 mm
3. Jalannya perawatan.
a. Labial arch di pasifkan karena hanya untuk retensi, begitu juga dengan C
klamer. Labial arch harus benar-benar longgar agar tidak mengganggu
pertumbuhan rahang ke anterior.
4. Space maintener dilepas ketika gigi-gigi pengganti sudah erupsi sebagian (partial
erupsi).

VII. DESIGN ALAT

Keterangan :
1. Plat Akrilik
2. Labial Arch
3. C Klamer
4. Tube

VIII. PROGNOSIS
Hasil perawatan space maintener ini diharapkan baik, mengingat anak sangat
koperatif dan orang tua juga sadar akan kesehatan gigi dan mulut anaknya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


Mengetahui,
Operator Pembimbing

(Ilham Permana Putra) (drg. Trianita Lydiana MDSc)

Anda mungkin juga menyukai